Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

PERCOBAAN 9 ‘TEOREMA THEVENIN

Disusun Oleh :
Nama : Ryan Hafid Alvie Hamdi
NIM : 4.31.18.1.20
Tanggal Praktik : 13 Mei 2019

KELAS TE-1B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI S.Tr TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
PERCOBAAN 9
TEOREMA THEVENIN

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Pengertian teori thevenin serta manfaatnya
2. Membuktikan kebenaran teori thevenin dengan pengukuran
3. Menjelaskan aplikasi teori thevenin di bidang telekomunikasi dan elektronika
4. Menerangkan kelebihan teori thevenin, menghitung rangkaian dan menyelesaikan
masalah rangkaian listrik

B. Alat dan Bahan


1. Catu daya DC 0-40 volt : 1 buah
2. Multi meter analog : 1 buah
3. Resistor 100 Ω : 2 buah
4. Tahanan 220 Ω : 1 buah
5. Tahahan 330 Ω : 1 buah
6. Resistor 470 Ω : 1 buah
7. Resistor 1 KΩ : 1 buah
8. Resistor 1,2 KΩ : 1 buah
9. Resistor 1,5 KΩ : 1 buah
10. Resistor 3,3 KΩ : 1 buah
11. Potensiometer 1 KΩ : 1 buah
12. Potensiometer 1 KΩ : 1 buah
13. Potensiometer 5 KΩ : 1 buah
14. Papan hubung breadboard : 1 buah
15. Kabel penghubung secukupnya
C. Rangkaian
D. Landasan Teori
Teori thevenin ditemukan oleh seorang perancis ML Thevenin (1883), yang
menyatakan bahwa: pada setiap dua terminal yang terdapat pada suatu rangkaian yang
terdiri dari elemen-elemen rangkaian pasif dan aktif, dapat digantikan oleh satu sumber
tegangan dan satu tahanan pengganti yang dihubungkan seri dengan sumber tegangan
(gambar 9.1)
Sumber tegangan itu adalah sama dengan beda potensial yang terdapat pada
kedua titik terminal tersebut, yang disebabkan oleh adanya elemen aktif dan dengan
syarat tanpa adanya elemen tambahan. Sedangkan tahanan seri adalah tahanan pengganti
pada kedua terminal tersebut dengan syarat menghubung singkatkan seluruh sumber
daya.
VTH adalah tegangan pada rangkaian terbuka pada terminal a – b, sedangkan RTH
adalah tahanan yang dilihat dari terminal a – b, dengan syarat semua sumber daya diganti
dengan tahanan dalam atau dihubung singkat.
Sedangkan teori Norton menyatakan bahwa rangkaian pengganti berupa sumber arus
yang dipasang parallel dengan tahanan pengganti, seperti yang ditunjukkan gambar 9.2

IN adalah sumber arus yang besarnya sama dengan arus yang mengalir pada
terminal a – b saat dihubung singkat. Sedangkan RN adalah tahanan pengganti Norton
yang besarnya sama dengan RTH
Contoh analisa rangkaian menggunakan teori thevenin dan Norton adalah seperti yang
ditunjukkan gambar 9.3 berikut:
1) Analisis rangkaian setara thevenin
Menghitung tegangan thevenin sebagai pengganti sumber daya menjadi sumber
tegangan, maka lepaskan tahanan bebas Rb sehingga terminal a – b terbuka, bahwa
tegangan thevenin (VTH) = VA’B’’ = VAB, adalah tegangan keadaan terbuka (open
circuit); yaitu tahanan R2 dan R4 keadaan terbuka sehingga:

VT = VA’B’ = (ES x R3) / (R1+R3)

Selanjutnya tahanan pengganti thevenin dapat dihitung dengan tahanan dalam


sumber tegangan yang ideal Rd = 0 (hubung singkat). Namun kenyataannya sumber
tegangan mempunyai tahanan dalam. Oleh Karena itu rangkaian tahanan thevenin
menjadi rangkaian yang ditunjukkan gambar 9.4

Besarnya tahanan thevenin Rt:

RTH = ((R1+Rd)R3) / (R1+Rd+R3)+R2+R4

Dengan diketemukan nilai tegangan thevenin dan tahanan thevenin, dapat


digambarkan seperti pada gambar 3.b) diatas.

2) Analisis rangkaian setara Norton


Untuk mengetahui nilai sumber daya menjadi sumber arus, lepaskan tahanan
beban RL hubung singkat terminal A-B, maka arus Norton IN = IAB = IR2 = IR4 dapat
dinyatakan sebagai berikut:
I = ES/{[(R2+R4)xR3/(R2+R3+R4)]+R1}
IN = IR2 = IR4 = I x R3/(R2+R3+R4)

Selanjutnya nilai tahanan Norton RN dalam contoh ini nilainya sama dengan tahanan
thevenin RTH, sehingga dapat digambarkan seperti gambar 9.3.c)

Kelebihan kedua teori tersebut adalah jika menganalisa rangkaian listrik yang
bebannya berubah-ubah. Aplikasi kedua teori tersebut adalah pada saat digunakan
untuk menentukan transfer daya maksimum antara pemancar dengan antenanya di
bidang elektronika dan telekomunikasi
Untuk mengetahui tahanan dalam sumber tegangan, dapat digunakan pengukuran
dengan persamaan berikut :
Es = VRd + VL
I x Rd = Es – VL
Rd = (Es – VL)/I
Keterangan :
Es : Tegangan sumber sebelum dibebani
VRd : Tegangan pada tahanan dalam
VL : Tegangan beban
I : Arus total
Rd : Tahanan dalam

Arus I dapat diperoleh dengan mengukur langsung menggunakan ampere meter,


Es diukur pada sumber tegangan sebelum terbenani dan VL mengukur sumber
tegangan setelah diberi beban. Sedangkan Rd dihitung melalui persamaan diatas
berdasarkan hasil pengukuran.
Untuk lebih tepatnya hasil pengukuran tahanan dalam sumber tegangan tersebut,
pengukuran dilakukan untuk beberapa nilai beban.
Dengan mengetahui nilai tahanan dalam catu daya maka arus hubung singkat dan
tegangan keadaan tanpa beban dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Ihs = Es / Rd
E. Hasil Percobaan
Tabel 9.1 Hasil Percobaan Tahanan Dalam Sumber Tegangan
Es (Volt) VL (Volt) I ( mA ) Tahanan Beban (Ω) Tahanan Dalam (Ω)
1 0,85 7,8 100 19,23
1 0,90 4,3 220 23,25
1 0,88 2,6 330 46,15
Rata-rata 29,54

Tabel 9.2 Hasil Perhitungan Teori Thevenin


IL TH
Es (Volt) RL (Ω) Rd (Ω) VTH (Volt) RTH (Ω) IL awal (mA)
(mA)
10 1K 29,5 7,67 796,28 4,24 4,20
10 1,5 K 29,5 7,67 796,28 3,20 3,34
10 100 29,5 7,67 796,28 8,80 8,55

Tabel 9.3 Hasil Percobaan Teori Thevenin


IL TH
Es (Volt) RL (Ω) Rd (Ω) VTH (Volt) RTH (Ω) IL awal (mA)
(mA)
10 1K 29,5 7,80 750 4,5 4,3
10 1,5 K 29,5 7,80 750 3,3 3,5
10 100 29,5 7,80 750 8,5 8,0

Anda mungkin juga menyukai