LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Elektronika 1
Yang dibina oleh Bapak Burhan Indriawan
dan Bapak Nugroho Adi Pramono
Oleh :
Berliantty Warim Putri
180322615059
Kelompok 6
FEBRUARI 2019
BAB I
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari, merancang dan menganalisa rangkaian listrik tidak
dapat terlepas dari hukum Ohm, karena hukum ini merupakan hukum dasar
yang menyatakan hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik dalam suatu
penghantar. Apakah pengaruh tegangan terhadap kuat arus apabila nilainya
dinaikan dan besaran apakah yang mempengaruhi hubungan antara kedua
besaran ini. Hal tersebut telah dipelajari oleh George Simon Ohm sarjana
jerman yang hidup (1789-1854) yang lalu. Sehingga praktikum hukum ohm
ini dilakukan untuk mencari pembuktian akan apa yang telah ditemukan oleh
Ohm sendiri, dengan harapan dapat memahami dan menerapkan dengan baik
hukum Ohm dalam mempelajari, merancang dan menganalisa rangkaian
listrik dalam elektronika.
C. Manfaat
Dari percobaan hukum ohm dan rangkaian setara thevenin dapat diketahui
bahwa percobaan tersebut dapat membuat mahasiswa mengenal alat-alat
elektronika, mahir merangkai alat elektronika, dapat mengetahui hubungan
antara arus listrik dengan tegangan, dapat menentukan tegangan Thevenin,
dapat membandingkan data hasil percobaan dengan teori yang sudah ada serta
membentuk kerja sama tim yang baik untuk menghasilkan data yang baik
pula.
R=tan ∝
V
R=
I
V =IR
1 Vo
V =V o−I R o atau I =I o−V G o dimana Ro = = . dan untuk transformasi dari
Go I o
sumber tegangan ke sumber arus atau sebaliknya dapat menggunakan rumus
Vo V
I= − atau I =I o−GV dan ada pula persamaan untuk hubungan antara Vo,
Ro R o
Io, Ro dan G yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Vo 1 Io
I o= dimana G= sehingga persamaan dapat diubah menjadi V o =
Ro Ro Ro
BAB III
Langkah Kerja
Sebelum melakukan kegiatan praktikum, perlu memastikan bahwa
multimeter pertama sebagai amperemeter DC (mA) dengan batas ukur 25 mA dan
multimeter kedua sebagai voltmeter DC (V) dengan batas ukur 10 V, dengan
memutar selektornya. Dan perlu memperhatikan penggunaan amperemeter dan
voltmeter DC agar tidak sampai terbalik polaritasnya. Kemudian menyusun alat-
alat sesuai skema rangkaian percobaan Hukum Ohm pada Matrix board, seperti
berikut ini.
Kemudian mengukur tegangan titik b-d pada rangkaian (A). setelah itu
melepas baterai 3V dan 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-d dan b-c,
dan mengukur hambatan antara titik b-d. 4. Dan mengukur juga tegangan titik b-d
dan d-e pada rangkaian (B). Kemudian melepas baterai 3V dan 6V juga seperti
pada rangkaian (A), dan hubungsingkatkan antara titik a-e dan b-c, mengukur
hambatan antara titik b-d dan d-e. Selanjutnya membuat rangkaian seperti
rangkaian berikut ini,
Lalu, mengukur tegangan antara titik b-d dan c-d pada rangkaian (C), melepas
baterai 6V, kemudian hubungsingkatkan antara titik a-d, mengukur hambatan
antara titik b-d dan c-d. Dan mengukur tegangan antara titik b-e, c-e dan d-e pada
rangkaian (D). Melepas baterai 6V, kemudian hubung singkatkan antara titik a-e,
dan mengukur hambatan antara titik b-e, c-e dan d-e.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Tabel Data Hukum Ohm
No I (mA) V (Volt)
1. 0 0
2. 1 0,2
3. 2 0,6
4. 3 1,0
5. 4 1,2
6. 5 1,6
7. 6 1,8
8. 7 2,2
9. 8 2,4
10. 9 2,6
11. 10 3,0
12. 11 3,2
13. 12 3,6
14. 13 3,8
15. 14 4,0
16. 15 4,4
17. 16 4,6
18. 17 4,8
Pembahasan:
Dilihat dari data pengamatan pengukuran Hukum Ohm, dapat diketahui
jika kuat arus semakin besar maka semakin besar pula tegangannya.
Sedangkan dari hasil pengukuran tegangan dan hambatan pada rangkaian
setara thevenin.
B. Analisis Data
a) Hukum Ohm
1. Buatlah grafik hubungan antara I sebagai sumbu X dan V sebagai
sumbu Y. Dari grafik yang dihasilkan bagaimana nilai V bila I
bertambah besar?
Grafik V terhadap I
6
4
Tegangan (V)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 15 16 17
Kuat Arus (I)
l
Besar hambatan dari konduktor adalah R= sehingga dapat
σA
didefinisikan hambatan sebagai perbandingan beda potensial di
dalam konduktor dengan arus dalam konduktor:
∆V
R=
I
Dan apabila dilihat dari grafiknya yang membentuk garis lurus maka
berlaku persamaan :
y=a+bx
V =0+ RI
V =RI
Dimana, V = y , I =x , dan R=b
4. Bila Hukum Ohm menyatakan V = I R dimana V adalah tegangan, I
kuat arus dan R hambatan yang menyatakan konstanta perbandingan.
Sesuaikah hasil percobaan ini dengan hukum Ohm tersebut?
Hasil percobaan sesuai dengan Hukum Ohm karena dalam
percobaan yang dilakukan, nilai hambatan R konstan dan nilai
tegangan V akan bertambah besar apabila nilai kuat arus I besar.
5. Apakah satuan besaran R, dan apakah nilai R berubah apabila
tegangan V atau kuat arus I berubah nilainya? Lalu kira-kira apakah
yang mempengaruhi nilai hambatan R itu?
Hambatan R memiliki satuan SI yaitu, volt per-ampere yang juga
sesuai dengan persamaan V=IR maka R=V/I dimana volt/ampere
disebut dengan ohm. Nilai hambatan R akan konstan meskipun nilai
V dan I berubah, karena hambatan R merupakan konstanta
perbandingan.
Rangkaian (A)
Vb-d = 3,667 Volt
Rangkaian (B)
Vb-d = 1,216 Volt
Vd-e = 2,675 Volt
Rangkaian (C)
Vb-d = 3,36 Volt
Vc-d = 2,33 Volt
Rangkaian (D)
Vb-e = 3,17 Volt
Vc-e = 1,79 Volt
Vd-e = 1,23 Volt
Rangkaian (A)
Rb-d = 407 Ω
Rangkaian (B)
Rb-d = 730 Ω
Rd-e = 890 Ω
Rangkaian (C)
Rb-d = 566 Ω
Rc-d = 950 Ω
Rangkaian (D)
Rb-e = 530 Ω
Rc-e = 730 Ω
Rd-e = 1040 Ω
Rangkaian (B)
Rangkaian (C)
Rangkaian (D)
b) Hasil Perhitungan
BAB V
KESIMPULAN