Anda di halaman 1dari 13

I.

Tanggal Percobaan
Kamis, 5 November 2015

II. Judul Percobaan


Hukum Ohm

III. Tujuan Percobaan


1. Menentukan besar R dan mengetahui serta mempelajari hubungan antara kuat
arus (I) dan tegangan (V) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik
.
IV. Alat dan Bahan
 Alat
1. Satu buah catu daya dengan batas ukur 0-12 volt dan nst: 0,2 volt,
2. Satu buah papan rangkaian,
3. Enam buah kabel penghubung,
4. Jembatan penghubung,
5. Satu buah voltmeter DC dengan batas ukur sebesar 0V – 15V dan Nst
sebesar 0,5V,
6. Satu buah miliammeter DC dengan batas ukur sebesar 0 – 500 mA dan Nst
sebesar 10 mA, dan

7. Satu buah Tahanan atau Hambatan dengan spesifikasi alat sebesar 100 .

V. Landasan Teori
Hukum Ohm Berbunyi: “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu beban
listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
hambatan” (Giancoli, 2001). Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:

1
Gambar 1. Rangkaian Hukum Ohm

Hukum Ohm menunjukkan bahwa kuat arus (I) yang mengalir dalam suatu
penghantar logam sebanding dengan beda potensial (V) di kedua ujungnya, aalkan
suhu penghantar tetap. Besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar tidak
hanya dipengaruhi oleh beda potensial tapi juga oleh tahanan kawat pengantar (R).
Yang secara matematis dapat dirumuskan dengan (Umar E, 2008):
V
R= …………………………………………………….(1)
I
Keterangan:
R = hambatan atau tahanan listrik ( Ω)
V = beda potensial (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin
besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas
penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya.
Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya
adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar
hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinyatidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua
jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
2
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah
paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada
tahun 1827 (dalam Miung, 2013). Ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
1) Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial
(Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama
walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di
tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka
perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan
Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah
tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
2) Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I.R.
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan
tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan
beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah
semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian
konsep yang sering salah pada siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak
dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu
cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm
menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan
beda potensial V yang diberikan keujung-ujungnya (Suardana, 2007):
I ∞ V

Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi
juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron
diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi
hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian

3
mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan di atas kita dapatkan (Suardan,
2007):

V
I=
R ………………………………………..(2)

Di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda
potensial yang melintasi kawat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya.
Hubungan ini sering dituliskan dengan dan dikenal sebagai Hukum Ohm. Satuan

untuk hambatan disebut Ohm yang dilambangkan dengan (). Hubungan antara kuat
arus listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R) dapat dilukuiskan pada grafik berikut
ini.

lt)
(vo
V

Gambar 2. Grafik hubungan V-I

VI. Langkah Percobaan


I (ampere)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan
percobaan Hukum Ohm.
2. Menyusun alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan Hukum Ohm
seperti gambar di bawah ini.

4
V
R

Catu
Daya

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Hukum Ohm

3. Menghidupkan catu daya.


4. Mengatur potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sekitar 2
volt. Kemudian membaca kuat araus yang mengalir pada amperemeter dan
mencatat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
5. Mengatur lagi potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan
sedikit lebih tinggi dari 2 volt, membaca kuat arus pada amperemeter dan
mencatat hasilnya ke dalam hasil pengamatan.
6. Mengulangi langkah (5) sebanyak 8 kali, kemudian mencatat hasil ke dalam
tabel hasil pengamatan sebagai berikut.

Tabel 1. Pengamatan Percobaan


No. Tegangan V (Volt) Kuat Arus I (mA)
1.
2.


N
VII. Teknik Analisis Data

5
Adapun teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Dalam percobaan ini dicari nilai hambatan dari penghantar yang digunakan
dihitung dengan persamaan (1), kemudian dicari nilai rata-rata dan kesalahan
mutlaknya ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

n=10
Rn
R= ∑
n=1 n ………………………………….(2)

n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑n=1 n−1 …………………………(3)

Untuk kesalahan relatif percobaan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

ΔR
KR= ×100 %
R ……………………….…(4)

Selain itu juga dilakukan analisis secara kualitatif. Untuk mengecek hubungan
antara tegangan dan kuat arus dilakukan perbandingan antara hasil yang diperoleh
dari analisis data menggunakan persamaan di atas dengan nilai R yang diperoleh dari
grafik V-I yang secara teori sesuai dengan hasil yang diperoleh pada Gambar 2

VIII. Data Hasil Percobaan


Adapun data hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan hukum ohm dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Data Hasil Percobaan


No. Tegangan V (Volt) Kuat Arus I (mA)
1. 2,0 20
2. 3,0 30
3. 4,0 40
4. 5,0 50
5. 6,0 60
6. 7,0 70
7. 8,0 80
8. 9,0 90

6
IX. Analisis Data
Adapun analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut:
 Pertama, kita menentukan nilai hambatan dari penghantar yang digunakan

V
R=
dihitung dengan persamaan (1), yaitu: I .

Tabel 3. Mencari Nilai Hambatan


No. Tegangan V (Volt) Kuat Arus I (A) Hambatan ()
1. 2,0 20 x 10-3 100,0
2. 3,0 30 x 10-3 100,0
3. 4,0 40 x 10-3 100,0
4. 5,0 50 x 10-3 100,0
5. 6,0 60 x 10-3 100,0
6. 7,0 70 x 10-3 100,0
7. 8,0 80 x 10-3 100,0
8. 9,0 90 x 10-3 100,0
 44,0 440 x 10-3 800,0

 Kedua, kita menentukan nilai hambatan rata-rata ( R ) dari penghantar yang


digunakan dengan menggunakan persamaan (2) sebagai berikut:

n=10
R n 800 , 0
R= ∑ = =100 , 0 Ω
n=1 n 8

 Ketiga, kita menentukan nilai ketidakpastian hambatan (R) dari penghantar


yang digunakan menggunakan persamaan (3) sebagai berikut:

n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1

Dalam memudahkan perhitungan nilai ketidakpastian hambatan (R) ada


baiknya dilakukan dengan mentabelkan terlebih dahulu setiap nilai R.
Berdasarkan atas hasil-hasil sebelumnya, maka nilai tersebut dapat ditabelkan
seperti berikut.

Tabel 4. Data Untuk Menentukan Nilai Ketidakpastian Hambatan


7
No. R () R−R () ( R−R )2 (2)
1. 100,0 0,0 0,0
2. 100,0 0,0 0,0
3. 100,0 0,0 0,0
4. 100,0 0,0 0,0
5. 100,0 0,0 0,0
6. 100,0 0,0 0,0
7. 100,0 0,0 0,0
8. 100,0 0,0 0,0
 1000,0 0,0 0,0

n=10 2
ΔR=
√∑
0,0 Ω2
n=1
( R−R )
n−1

ΔR=

10−1
0,0 Ω2
ΔR=
9√
ΔR=0,0 Ω
=√ 0 . 0 Ω2

Maka, nilai hambatan (R) dari percobaan hukum ohm dapat dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut:

R=( R±ΔR )
R=( 100,0±0,0 ) Ω

Dengan kesalahan relatif (KR) percobaan sebesar:

ΔR
KR= ×100%
R
0,0
KR= ×100 %
100 ,0
KR=0,0×100%
KR=0,0%

X. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka diperoleh hasil analisi data
sebagai berikut.

8
 Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm

adalah sebesar R=100,0 Ω dan ketidakpastian sebesar ΔR=0,0 Ω


dengan kesalahan relatif dari analisis data yang dilakukan adalah sebesar KR =
0,0%. Sehingga besar nilai hambatan (R) pada percobaan hukum ohm adalah

R=( 100 , 0±0,0 ) Ω

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai kesalahan
relatif (Kr) yang kurang dari 10% yaitu, sebesar 0,0% sehingga menurut teori yang
ada, data hasil percobaan yang praktikan peroleh dapat diterima.

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisa data yang praktikan lakukan,
besarnya R tetap untuk setiap perubahan dari nilai V dan I. Hal ini dapat kita lihat
dari hasil yang diperoleh, dimana ketika V diubah semakin besar, maka nilai dari I
semakin besar. Hasil ini dapat dilihat dari gambaran grafik berikut ini.

10
9
8
Tegangan (Volt)

7
6
5
4
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kuat Arus (mA)

Gambar 4. Grafik hubungan V-I

Misalkan sumbu Y menyatakan tegangan, dan sumbu X menyatakan kuat arus


I. Berdasarkan gambar garis yang terlihat pada grafik tersebut, nilai dari R merupakan
gradien dari garis yang terbentuk. R = m dari garis yang terbentuk. Semakin besar
nilai m, mengandung pengertian bahwa makin besarnya nilai R. “ Hambatan pada
suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung penghantar
9
dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir”. Hasil ini memberikan
bukti kebenaran dari Hukum Ohm.

Dari hasil yang diperoleh dalam melakukan praktikum, praktikan juga


mengalami beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil dari praktikum.
Adapun kesalahan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan manusia.


Kesalahan umum yang mungkin terjadi misalnya kesalahan dalam
pembacaan alat ukur baik pada pembacaan skala pada amperemeter dan
voltmeter.
2. Kesalahan sistematis yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau
instrumen dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat melakukan
percobaan. Kesalahan sistematis yang mungkin terjadi misalnya catu daya
dan kabel penghubung yang mengalami kerusakan.
3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain yang tidak
diketahui penyebabnya tapi terjadi dan sangat berpengaruh pada hasil
percobaan.

Selain terdapat kesalahan, praktikum ini juga mengalami beberapa kendala


yang mempengaruhi jalannya praktikum dan hasil yang diperoleh. Adapun kendala
yang praktikan peroleh selama melakukan praktikum adalah sebagai berikut.

1. Adanya kesulitan dalam membaca sekala pada voltmeter dan miliammeter


Sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil percobaan.

2. Adannya kesulitan dalam membuat rangkaian. Dengan melihat ke panduan


kerja, penulis dapat menyusun rangkaian yang tepat.

XI. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:

10
1. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm

adalah R=( 100 , 0±0,0 ) Ω dengan kesalahan relatif dari analisis data yang
dilakukan adalah sebesar KR = 0,0%.

2. Hubungan antara hambatan, tegangan, dan kuat arus adalah hambatan pada
suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.

XII. Jawab Pertanyaan


 Pertanyaan
1. Tentukan nilai R berdasarkan data yang anda peroleh. Nyatakan dalam

bentuk R=R±ΔR dan KR percobaan.


2. Buatlah grafik V-I dan berdasarkan grafik tersebut tentukan nilai R.
3. Bandingkan nilai R yang anda peroleh dari (1) dan (2), dan lakukan analisi
sederhana terhadap hasil ini.
4. Sebutkan kendala-kendala yang anda temukan selamaproses pengambilan
data dan tunjukkan cara mengatasinya.

5. Simpulkan hasil percobaan anda.

 Jawab:
1. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm
adalah dengan kesalahan relatif dari analisis data yang dilakukan adalah
sebesar KR = 0,0%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisa data yang praktikan
lakukan, maka gambar grafik V-I adalah sebagi berikut.

11
10
9
8

Tegangan (Volt)
7
6
5
4
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kuat Arus (mA)

3. Rtotal = 100,0 Ω, R1 = 100,0 Ω, dan R2 = 100,0 Ω Berdasarkan nilai tersebut,


nilai R semua besarnya sama karena skala yang kita gunakan untuk tegangan
selalu dengan beda 1,0 volt. Ini sesuai dengan pernyataan bahwa hambatan
pada suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
4. Adapun kendala yang praktikan peroleh selama melakukan praktikum adalah
sebagai berikut.
 Adanya kesulitan dalam membaca skala pada voltmeter dan
amperemeter. Sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil percobaan.
Solusinya, dalam pembacaan skala hendaknya harus tegak lurus
dengan alat ukur.
 Adannya kesulitan dalam membuat rangkaian. Dengan melihat ke
panduan kerja, penulis dapat menyusun rangkaian yang tepat. Selain
itu, solusinya dengan menanyakan langsung kepada dosen pengampu
mata kuliah maupun laboran.
5. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm
adalah dengan kesalahan relatif dari analisis data yang dilakukan adalah
sebesar KR = 0,0%, Serta hubungan antara hambatan, tegangan, dan kuat
arus adalah hambatan pada suatu pengantar berbanding lurus dengan
tegangan antara dua ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat
arus yang mengalir.

12
13

Anda mungkin juga menyukai