Tanggal Percobaan
Kamis, 5 November 2015
7. Satu buah Tahanan atau Hambatan dengan spesifikasi alat sebesar 100 .
V. Landasan Teori
Hukum Ohm Berbunyi: “Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu beban
listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
hambatan” (Giancoli, 2001). Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:
1
Gambar 1. Rangkaian Hukum Ohm
Hukum Ohm menunjukkan bahwa kuat arus (I) yang mengalir dalam suatu
penghantar logam sebanding dengan beda potensial (V) di kedua ujungnya, aalkan
suhu penghantar tetap. Besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar tidak
hanya dipengaruhi oleh beda potensial tapi juga oleh tahanan kawat pengantar (R).
Yang secara matematis dapat dirumuskan dengan (Umar E, 2008):
V
R= …………………………………………………….(1)
I
Keterangan:
R = hambatan atau tahanan listrik ( Ω)
V = beda potensial (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin
besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas
penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya.
Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya
adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis) semakin besar
hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinyatidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua
jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
2
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah
paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada
tahun 1827 (dalam Miung, 2013). Ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
1) Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial
(Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama
walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di
tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka
perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan
Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah
tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
2) Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I.R.
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan
tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan
beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah
semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian
konsep yang sering salah pada siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak
dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu
cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm
menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan
beda potensial V yang diberikan keujung-ujungnya (Suardana, 2007):
I ∞ V
Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi
juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron
diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi
hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian
3
mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan di atas kita dapatkan (Suardan,
2007):
V
I=
R ………………………………………..(2)
Di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda
potensial yang melintasi kawat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya.
Hubungan ini sering dituliskan dengan dan dikenal sebagai Hukum Ohm. Satuan
untuk hambatan disebut Ohm yang dilambangkan dengan (). Hubungan antara kuat
arus listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R) dapat dilukuiskan pada grafik berikut
ini.
lt)
(vo
V
4
V
R
Catu
Daya
5
Adapun teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Dalam percobaan ini dicari nilai hambatan dari penghantar yang digunakan
dihitung dengan persamaan (1), kemudian dicari nilai rata-rata dan kesalahan
mutlaknya ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n ………………………………….(2)
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑n=1 n−1 …………………………(3)
ΔR
KR= ×100 %
R ……………………….…(4)
Selain itu juga dilakukan analisis secara kualitatif. Untuk mengecek hubungan
antara tegangan dan kuat arus dilakukan perbandingan antara hasil yang diperoleh
dari analisis data menggunakan persamaan di atas dengan nilai R yang diperoleh dari
grafik V-I yang secara teori sesuai dengan hasil yang diperoleh pada Gambar 2
6
IX. Analisis Data
Adapun analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut:
Pertama, kita menentukan nilai hambatan dari penghantar yang digunakan
V
R=
dihitung dengan persamaan (1), yaitu: I .
n=10
R n 800 , 0
R= ∑ = =100 , 0 Ω
n=1 n 8
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
n=10 2
ΔR=
√∑
0,0 Ω2
n=1
( R−R )
n−1
ΔR=
√
10−1
0,0 Ω2
ΔR=
9√
ΔR=0,0 Ω
=√ 0 . 0 Ω2
Maka, nilai hambatan (R) dari percobaan hukum ohm dapat dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut:
R=( R±ΔR )
R=( 100,0±0,0 ) Ω
ΔR
KR= ×100%
R
0,0
KR= ×100 %
100 ,0
KR=0,0×100%
KR=0,0%
8
Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai kesalahan
relatif (Kr) yang kurang dari 10% yaitu, sebesar 0,0% sehingga menurut teori yang
ada, data hasil percobaan yang praktikan peroleh dapat diterima.
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisa data yang praktikan lakukan,
besarnya R tetap untuk setiap perubahan dari nilai V dan I. Hal ini dapat kita lihat
dari hasil yang diperoleh, dimana ketika V diubah semakin besar, maka nilai dari I
semakin besar. Hasil ini dapat dilihat dari gambaran grafik berikut ini.
10
9
8
Tegangan (Volt)
7
6
5
4
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
XI. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
10
1. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm
adalah R=( 100 , 0±0,0 ) Ω dengan kesalahan relatif dari analisis data yang
dilakukan adalah sebesar KR = 0,0%.
2. Hubungan antara hambatan, tegangan, dan kuat arus adalah hambatan pada
suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
Jawab:
1. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan hukum ohm
adalah dengan kesalahan relatif dari analisis data yang dilakukan adalah
sebesar KR = 0,0%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisa data yang praktikan
lakukan, maka gambar grafik V-I adalah sebagi berikut.
11
10
9
8
Tegangan (Volt)
7
6
5
4
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
12
13