Judul Praktikum
Hukum Ohm
II.
Tujuan Praktikum
Menentukan besar R dan mengetahui serta mempelajari hubungan antara
kuat arus (I) dan tegangan (V) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik.
III.
Landasan Teori
Hukum Ohm dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, Georage
Simon Ohm pada tahun 1825. Hukum Ohm merupakan hukum yang
menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus listrik. George Simon
Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di suatu beban
listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik tersebut
menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian dinamakan dengan
hambatan listrik atau Resistansi (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan
hambatan dinamakan dengan Ohm ().
Hukum Ohm Berbunyi: Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu
beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik
dengan hambatan (Giancoli, 2001). Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:
Hukum Ohm
Page 1
V
...........................
R
(1)
Di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda
potensial yang melintasi kawat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir
padanya. Hubungan ini sering dituliskan dengan dan dikenal sebagai Hukum
Ohm. Satuan untuk hambatan disebut Ohm yang dilambangkan dengan ().
Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R) dapat
V (volt)
I (ampere)
Hukum Ohm
Page 2
IV.
V.
Langkah-Langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum
Hukum Ohm.
2. Menyusun alat dan bahan seperti gambar di bawah ini.
V
R
Catu
Daya
Hukum Ohm
Page 3
kembali
potensiometer
sehingga
voltmeter
menunjukkan
tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt, membaca kuat arus pada
amperemeter dan mencatat hasilnya ke dalam hasil pengamatan.
6. Mengulangi langkah (5) sebanyak 10 kali, kemudian mencatat hasil ke
dalam tabel hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 1. Pengamatan Praktikum
No.
Tegangan V (Volt)
1.
2.
VI.
n 10
n 1
Rn
.................... (2)
n
( R R) 2
................. (3)
n 1
n 1
n 10
R
100% ...................... (4)
R
Hukum Ohm
Page 4
VII.
VIII.
No.
Tegangan V (Volt)
1.
2,0
20
2.
3,0
30
3.
4,0
40
4.
5,0
50
5.
6,0
60
6.
7,0
70
7.
8,0
80
8.
9,0
90
9.
10,0
100
10.
11,0
110
Analisis Data
Adapun analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai hambatan dari penghantar yang digunakan dihitung
dengan persamaan (1), yaitu: R V
Hukum Ohm
Page 5
Tegangan V (Volt)
Hambatan ()
1.
2,0
20 x 10-3
100,0
2.
3,0
30 x 10-3
100,0
3.
4,0
40 x 10-3
100,0
4.
5,0
50 x 10-3
100,0
5.
6,0
60 x 10-3
100,0
6.
7,0
70 x 10-3
100,0
7.
8,0
80 x 10-3
100,0
8.
9,0
90 x 10-3
100,0
9.
10,0
100 x 10-3
100,0
10.
11,0
110 x 10-3
100,0
65,0
650 x 10-3
1000,0
Rn
n 1 n
1000,0
R
10
R 100,0
R
( R R) 2
n 1
n 1
n 10
R R
No.
R ()
R R ()
1.
100,0
0,0
0,0
2.
100,0
0,0
0,0
Hukum Ohm
(2)
Page 6
3.
100,0
0,0
0,0
4.
100,0
0,0
0,0
5.
100,0
0,0
0,0
6.
100,0
0,0
0,0
7.
100,0
0,0
0,0
8.
100,0
0,0
0,0
9.
100,0
0,0
0,0
10.
100,0
0,0
0,0
1000,0
0,0
0,0
R
R
( R R)2
n 1
n 1
n 10
0,0
10 1
0,0
0,0
9
R 0,0
R
Maka, nilai hambatan (R) dari percobaan hukum ohm dapat dinyatakan
dalam bentuk sebagai berikut:
R R R
R 100,0 0,0
Dengan kesalahan relatif (KR) percobaan sebesar:
R
100%
R
0,0
KR
100%
100,0
KR 0,0 100%
KR 0,0%
KR
Hukum Ohm
Page 7
IX.
Tegangan (Volt)
7
6
5
4
3
2
1
0
20
30
40
50
60
70
Hukum Ohm
Page 8
grafik tersebut, nilai dari R merupakan gradien dari garis yang terbentuk.
R = m dari garis yang terbentuk. Semakin besar nilai m, mengandung
pengertian bahwa makin besarnya nilai R. Hambatan pada suatu
pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
Hasil ini memberikan bukti kebenaran dari Hukum Ohm.
Dari hasil yang diperoleh dalam melakukan praktikum terdapat
kesalahan-kesalahan sebagai berikut.
1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan
manusia. Kesalahan umum yang mungkin terjadi misalnya kesalahan
dalam pembacaan alat ukur baik pada pembacaan skala pada
amperemeter maupun voltmeter.
2. Kesalahan sistematis yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur
atau instrumen dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat
melakukan praktikum. Kesalahan sistematis yang mungkin terjadi
misalnya catu daya dan kabel penghubung yang mengalami
kerusakan.
3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain
yang tidak diketahui penyebabnya tapi terjadi dan sangat berpengaruh
pada hasil praktikum.
Selain terdapat kesalahan, praktikan juga mengalami beberapa
kendala yang mempengaruhi jalannya praktikum dan hasil yang
diperoleh. Adapun kendala yang praktikan alami selama melakukan
praktikum adalah sebagai berikut.
1. Adanya kesulitan dalam membaca skala pada amperemeter dn
voltmeter. Sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil praktikum.
2. Adannya kesulitan dalam menyusun rangkaian. Dengan melihat ke
panduan kerja, penulis dapat menyusun rangkaian yang tepat.
Hukum Ohm
Page 9
X.
Tegangan (Volt)
7
6
5
4
3
2
1
0
20
30
40
50
60
70
Hukum Ohm
Rtotal
R1
R2
100,0
100,0
100,0
Page 10
XI.
Hukum Ohm
Page 11
dalam
melakukan
percobaan
ini,
sehingga
dapat
Hukum Ohm
Page 12