Anda di halaman 1dari 12

I.

Judul Praktikum
Hukum Ohm

II.

Tujuan Praktikum
Menentukan besar R dan mengetahui serta mempelajari hubungan antara
kuat arus (I) dan tegangan (V) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik.

III.

Landasan Teori
Hukum Ohm dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, Georage
Simon Ohm pada tahun 1825. Hukum Ohm merupakan hukum yang
menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus listrik. George Simon
Ohm menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial di suatu beban
listrik dengan arus listrik yang mengalir pada beban listrik tersebut
menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian dinamakan dengan
hambatan listrik atau Resistansi (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan
hambatan dinamakan dengan Ohm ().
Hukum Ohm Berbunyi: Kuatnya arus listrik yang mengalir pada sauatu
beban listrik sebanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik
dengan hambatan (Giancoli, 2001). Berikut contoh rangkaian Hukum Ohm:

Gambar 1. Rangkaian Hukum Ohm


V

= Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (V)

= Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (A)

= Nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar


()

Hukum Ohm

Page 1

Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda


potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
George Simon Ohm menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat
logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan keujung-ujungnya
(Suardana, 2007):
I V
Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron.
Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom
kawat. Semakin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V.
Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik
dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan di atas kita
dapatkan (Suardan, 2007):
I

V
...........................
R

(1)

Di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda
potensial yang melintasi kawat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir
padanya. Hubungan ini sering dituliskan dengan dan dikenal sebagai Hukum
Ohm. Satuan untuk hambatan disebut Ohm yang dilambangkan dengan ().
Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V), dan hambatan (R) dapat

V (volt)

dilukuiskan pada grafik berikut ini.

I (ampere)

Gambar 2. Grafik hubungan V-I

Hukum Ohm

Page 2

IV.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Catu daya
2. Papan rangkaian
3. Kabel penghubung
4. Amperemeter dengan batas ukur sebesar 0 500 mA dan NST sebesar 10
mA
5. Voltmeter dengan batas ukur sebesar 0 15V dan NST sebesar 0,5V
6. Tahanan (hambatan) dengan spesifikasi alat sebesar 100

V.

Langkah-Langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum
Hukum Ohm.
2. Menyusun alat dan bahan seperti gambar di bawah ini.

V
R
Catu
Daya

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Hukum Ohm

Hukum Ohm

Page 3

3. Menghidupkan catu daya.


4. Mengatur potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sekitar
2 volt. Kemudian membaca kuat araus yang mengalir pada amperemeter dan
mencatat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
5. Mengatur

kembali

potensiometer

sehingga

voltmeter

menunjukkan

tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt, membaca kuat arus pada
amperemeter dan mencatat hasilnya ke dalam hasil pengamatan.
6. Mengulangi langkah (5) sebanyak 10 kali, kemudian mencatat hasil ke
dalam tabel hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 1. Pengamatan Praktikum
No.

Tegangan V (Volt)

Kuat Arus I (mA)

1.
2.

VI.

Teknik Analisis Data


Dalam praktikum ini dicari nilai hambatan dari penghantar yang
digunakan dihitung dengan persamaan (1), kemudian dicari nilai rata-rata dan
kesalahan mutlaknya ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
R

n 10

n 1

Rn
.................... (2)
n

( R R) 2
................. (3)

n 1
n 1

n 10

Untuk kesalahan relatif percobaan dapat menggunakan persamaan


sebagai berikut:
KR

R
100% ...................... (4)
R

Hukum Ohm

Page 4

Selain itu juga dilakukan analisis secara kualitatif. Untuk mengecek


hubungan antara tegangan dan kuat arus dilakukan perbandingan antara hasil
yang diperoleh dari analisis data menggunakan persamaan di atas dengan nilai
R yang diperoleh dari grafik V-I yang secara teori sesuai dengan hasil yang
diperoleh pada Gambar 2.

VII.

Data Hasil Praktikum


Adapun data hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan hukum ohm
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Data Hasil Praktikum

VIII.

No.

Tegangan V (Volt)

Kuat Arus I (mA)

1.

2,0

20

2.

3,0

30

3.

4,0

40

4.

5,0

50

5.

6,0

60

6.

7,0

70

7.

8,0

80

8.

9,0

90

9.

10,0

100

10.

11,0

110

Analisis Data
Adapun analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai hambatan dari penghantar yang digunakan dihitung
dengan persamaan (1), yaitu: R V

Hukum Ohm

Page 5

Tabel 3. Mencari Nilai Hambatan


No.

Tegangan V (Volt)

Kuat Arus I (A)

Hambatan ()

1.

2,0

20 x 10-3

100,0

2.

3,0

30 x 10-3

100,0

3.

4,0

40 x 10-3

100,0

4.

5,0

50 x 10-3

100,0

5.

6,0

60 x 10-3

100,0

6.

7,0

70 x 10-3

100,0

7.

8,0

80 x 10-3

100,0

8.

9,0

90 x 10-3

100,0

9.

10,0

100 x 10-3

100,0

10.

11,0

110 x 10-3

100,0

65,0

650 x 10-3

1000,0

2) Menentukan nilai hambatan rata-rata ( R ) dari penghantar yang


digunakan, dihitung menggunakan persamaan (2), yaitu:
n 10

Rn
n 1 n
1000,0
R
10
R 100,0
R

3) Menentukan nilai ketidakpastian hambatan (R) dari penghantar yang


digunakan, dihitung menggunakan persamaan (3), yaitu:

( R R) 2

n 1
n 1

n 10

Untuk memudahkan perhitungan nilai ketidakpastian hambatan (R),


kita dapat membuat tabel pada setiap nilai R sebagai berikut.
Tabel 4. Data Untuk Menentukan Nilai Ketidakpastian Hambatan

R R

No.

R ()

R R ()

1.

100,0

0,0

0,0

2.

100,0

0,0

0,0

Hukum Ohm

(2)

Page 6

3.

100,0

0,0

0,0

4.

100,0

0,0

0,0

5.

100,0

0,0

0,0

6.

100,0

0,0

0,0

7.

100,0

0,0

0,0

8.

100,0

0,0

0,0

9.

100,0

0,0

0,0

10.

100,0

0,0

0,0

1000,0

0,0

0,0

R
R

( R R)2

n 1
n 1

n 10

0,0
10 1

0,0
0,0
9
R 0,0
R

Maka, nilai hambatan (R) dari percobaan hukum ohm dapat dinyatakan
dalam bentuk sebagai berikut:

R R R

R 100,0 0,0
Dengan kesalahan relatif (KR) percobaan sebesar:

R
100%
R
0,0
KR
100%
100,0
KR 0,0 100%
KR 0,0%
KR

Hukum Ohm

Page 7

IX.

Hasil dan Pembahasan


9.1. Hasil
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka diperoleh nilai R = 100
dan nilai R = 0,0 dengan kesalahan relatif (KR) sebesar 0,0%.
Sehingga besar nilai hambatan (R) pada praktikum Hukum Ohm ini
adalah R 100,0 0,0 . Besarnya nilai kesalahan relatif (KR) yang
praktikan peroleh adalah kurang dari 10% sehingga data hasil praktikum
yang diperoleh dapat diterima menurut teori yang ada.
9.2. Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisIS data yang
praktikan lakukan, besarnya R tetap untuk setiap perubahan dari nilai V
dan I. Hal ini dapat kita lihat dari hasil yang diperoleh, dimana ketika V
diubah semakin besar, maka nilai dari I semakin besar pula. Perhatikan
grafik berikut !
8

Tegangan (Volt)

7
6
5
4
3
2
1
0
20

30

40

50

60

70

Kuat Arus (mA)

Gambar 4. Grafik hubungan V-I


Misalkan sumbu Y menyatakan tegangan, dan sumbu X
menyatakan kuat arus I. Berdasarkan gambar garis yang terlihat pada

Hukum Ohm

Page 8

grafik tersebut, nilai dari R merupakan gradien dari garis yang terbentuk.
R = m dari garis yang terbentuk. Semakin besar nilai m, mengandung
pengertian bahwa makin besarnya nilai R. Hambatan pada suatu
pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
Hasil ini memberikan bukti kebenaran dari Hukum Ohm.
Dari hasil yang diperoleh dalam melakukan praktikum terdapat
kesalahan-kesalahan sebagai berikut.
1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan
manusia. Kesalahan umum yang mungkin terjadi misalnya kesalahan
dalam pembacaan alat ukur baik pada pembacaan skala pada
amperemeter maupun voltmeter.
2. Kesalahan sistematis yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur
atau instrumen dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat
melakukan praktikum. Kesalahan sistematis yang mungkin terjadi
misalnya catu daya dan kabel penghubung yang mengalami
kerusakan.
3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain
yang tidak diketahui penyebabnya tapi terjadi dan sangat berpengaruh
pada hasil praktikum.
Selain terdapat kesalahan, praktikan juga mengalami beberapa
kendala yang mempengaruhi jalannya praktikum dan hasil yang
diperoleh. Adapun kendala yang praktikan alami selama melakukan
praktikum adalah sebagai berikut.
1. Adanya kesulitan dalam membaca skala pada amperemeter dn
voltmeter. Sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil praktikum.
2. Adannya kesulitan dalam menyusun rangkaian. Dengan melihat ke
panduan kerja, penulis dapat menyusun rangkaian yang tepat.

Hukum Ohm

Page 9

X.

Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan


10.1. Pertanyaan
1. Tentukan nilai R berdasarkan data yang anda peroleh. Nyatakan
dalam bentuk R R R dan KR percobaan.
2. Buatlah grafik V-I dan berdasarkan grafik tersebut tentukan nilai R.
3. Bandingkan nilai R yang anda peroleh dari (1) dan (2), dan lakukan
analisis sederhana terhadap hasil ini.
4. Sebutkan kendala-kendala yang anda temukan selamaproses
pengambilan data dan tunjukkan cara mengatasinya.
5. Simpulkan hasil percobaan anda.
10.2. Jawaban Pertanyaan
1. Besarnya nilai hambatan (R) yang didapatkan pada percobaan
hukum ohm adalah R 100,0 0,0 dengan kesalahan relatif
(KR) dari analisis data yang dilakukan adalah sebesar KR = 0,0%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis data yang
praktikan lakukan, maka gambar grafik V-I adalah sebagi berikut.
8

Tegangan (Volt)

7
6
5
4
3
2
1
0
20

30

40

50

60

70

Kuat Arus (mA)

3. Perbandingan nilai R yang diperoleh yaitu sebagai berikut.

Hukum Ohm

Rtotal

R1

R2

100,0

100,0

100,0

Page 10

Berdasarkan nilai tersebut, besarnya nilai semua R sama karena


skala yang kita gunakan untuk tegangan selalu dengan beda 1,0 volt.
Ini sesuai dengan pernyataan bahwa hambatan pada suatu pengantar
berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung penghantar dan
berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
4. Adapun kendala yang praktikan peroleh selama melakukan
praktikum adalah sebagai berikut.
-

Adanya kesulitan dalam membaca skala pada amperemeter


dn voltmeter. Sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil
praktikum.

Adannya kesulitan dalam menyusun rangkaian. Dengan


melihat ke panduan kerja, penulis dapat menyusun rangkaian
yang tepat.

5. Dari analisis data yang dilakukan, maka diperoleh nilai R = 100


dan nilai R = 0,0 dengan kesalahan relatif (KR) sebesar 0,0%.
Sehingga besar nilai hambatan (R) pada praktikum Hukum Ohm ini
adalah R 100,0 0,0 . Besarnya nilai kesalahan relatif (KR)
yang praktikan peroleh adalah kurang dari 10% sehingga data hasil
praktikum yang diperoleh dapat diterima menurut teori yang ada.
Serta hubungan antara hambatan, tegangan, dan kuat arus adalah
hambatan pada suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan
antara dua ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat
arus yang mengalir.

XI.

Simpulan dan Saran


11.1. Kesimpulan
Dari analisis data yang dilakukan, maka diperoleh nilai R = 100 dan
nilai R = 0,0 dengan kesalahan relatif (KR) sebesar 0,0%. Sehingga
besar nilai hambatan (R) pada praktikum Hukum Ohm ini adalah

Hukum Ohm

Page 11

R 100,0 0,0 . Besarnya nilai kesalahan relatif (KR) yang


praktikan peroleh adalah kurang dari 10% sehingga data hasil
praktikum yang diperoleh dapat diterima menurut teori yang ada. Serta
hubungan antara hambatan, tegangan, dan kuat arus adalah hambatan
pada suatu pengantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua
ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang
mengalir.
11.2. Kesimpulan
Bagi Mahasiswa
Melalui laporan ini diharapkan mahasiswa mampu untuk
memahami hukum hubungan kuat arus, tegangan dan hambatan pada
rangkaian seri. Adapun saran yang dapat diberikan agar percobaan
selanjutnya bisa menjadi lebih baik adalah sebaiknya praktikan lebih
berhati-hati

dalam

melakukan

percobaan

ini,

sehingga

dapat

meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam praktikum terutama pada


rangkaian yang dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan. Selain itu,
sebelum praktikan melakukan percobaan sebaiknya alat dan bahan yang
ingin digunakan dicek terlebih dahulu apakah sudah tersedia di
laboratorium ataukah belum. Serta mempelajari percobaan ini agar
waktu yang digunakan lebih efisien.
Bagi Lembaga
Diharapkan kepada lembaga untuk senantiasa memperhatikan
kualitas alat ukur yang ada di laboratorium, ada beberapa alat di
laboratorium yang mengalami kerusakan. Karena kerusakan alat sangat
mempengaruhi hasil praktikum.

Hukum Ohm

Page 12

Anda mungkin juga menyukai