Panas Pembakaran
Pendahuluan
1 Tujuan
-
membandingkan
kering
membandingkan
kering
membandingkan
kering
membandingkan
kering
2 Manfaat
-
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
3 Dasar Teori
Panas Pembakaran
Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna dari suatu
senyawa disebut panas pembakaran. Satuannya dinyatakan dalam kal/gram atau
kal/mol. Panas pembakaran bisa juga sebagai panas yang timbul pada
pembakaran 1 mole suatu zat. Panas pembakaran dari suatu zat dapat
ditentukan dengan alat polarimeter.
Q = m cp (T1-T0)
dengan Q, m, Cp, T0, dan T1 berturut turut adalah panas pembakaran, berat zat
yang dibakar (gram), panas jenis pada tekanan tetap, suhu mula mula, dan
suhu akhir.
Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan bahan bakar, sebab
nilai suatu bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang
bersangkutan
Hukum Hess
Menurut Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (=
panas sekali) tidak tergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut
berlangsung, hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir.
Berdasarkan hukum Hess ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi-reaksi
yang sukar dilakukan secara percobaan.
Bahan bakar
Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, serta dengan
pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor
tersebut, untuk digunkan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pembakaran
Pembakaran' adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatuoksidan,
disertai
dengan
produksi panas yang
kadang
disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap, suatu senyawa bereaksi dengan zat
pengoksidasi, dan produknya adalah senyawa dari tiap elemen dalam bahan
bakardengan zat pengoksidasi. Contoh:
Entalpi
standar
pembakaran metana pada 298,15 K dan 1 atm adalah802 kJ/mol.
reaksi untuk
Contoh lainnya:
Contoh
yang
lebih
sederhana
dapat
diamati
pada
pembakaran hidrogen dan oksigen, yang merupakan reaksi umum yang
digunakan dalam mesin roket, yang hanya menghasilkan uap air, dengan entalpi
standar reaksi pada 298,15 K dan 1 atm adalah242 kJ/mol.
Seperti dapat dilihat, jika udara adalah sumber oksigen, nitrogen meliputi
bagian yang sangat besar dari gas cerobong yang dihasilkan.
Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna. Dalam
gas cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara)
atau senyawa karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan
ditemukan baik karbon yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan
lainnya). Jika pembakaran pada suhu tinggi menggunakan udara (mengandung
78% nitrogen), maka sebagian kecil nitrogen akan bereaksi menjadi berbagai
jenis nitrogen oksida(NOx) yang berbahaya.
bilangan oktan yang tinggi. Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang
ditimbulkan tidak cukup banyak bila dibandingkan dengan hasil dari pembakaran
tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon yang dibakar sempurna (terdapat
cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan air.
b. Pembakaran tidak sempurna menghasilkan gad CO yang beracun, dan
mengandung Pb. Pembakaran ini bisa menyebabkan pembentukan karbon atau
karbon monoksida. Hal ini dapat terjadi apabila tidak terdapatnya oksigen yang
cukup selama berlngsungny proses oksidasi. Penjelasan sederhana untuk raksi
pembakaran ini adalah, hidrogen dalam hidrokarbon mendapatkan kesempatan
pertama untuk bereaksi dengan oksigen, dan karbon hanya mendapatkan
oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel karbon yang berpijar pada
sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi warna kuning, dan
karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan sebagai
sebuah gas beracun yang tidak berwarna.
Entalpi pembakaran
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut dengan reaksi pembakaran. Zat
yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang dan berbagai
unsur senyawa dari unsur - unsur tersebut. Perubahan entalpi pada pembakaran
sempurna adalah entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of combustion)
yang dinyatakan dengan Hco, yang terjadi pada 1 mol zat pada tekanan 1 atm
dan suhu 298 K.
Pada awal pembakaran diperlukan nyala api atau loncatan api listrik
setelah sebagian kecil panas panas pembakaran mulai terjadi bahan bakar
sudah mulai terbakar, maka sebahagian dari panas pembakaran akan digunakan
untuk menaikkan suhu bahan bakar sampai saat suhu bahan bakar cukup untuk
terbakar sendiri. Jika ini terjadi maka bantuan nyala untuk membakar bahan
bakar tidak dibutuhkan lagi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan nyala pada panas
pembakaran :
1
2
3
4
Pembakaran yang tidak sempurna pada zat yang tidak terbakar akan
mengurangi efisiensi bahan bakar dalam mesin kendaraan dan pembakaran
yang tidak sempurna juga akan menghasilkan karbon monoksida yang bersifat
racun yang dapat mencemari udara pada lingkungan kita.
a
+ 6 O2
8 CO2 + 9 H2O
H = -5460 KJ
+ 4 O2
8 CO + 9 H2O
H = -2924,4 KJ
Dua dari reksi diatas menunjukkan perbedaan reksi yang dialami oleh
isooktan yang bereaksi atau yang terbakar sempurna dengan reaksi yang tidak
terbakar secara sempurna.
Panas pembakaran adalah panas yang timbul pada pembakaran 1 mol zat.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada volume yang
tetap dalam bomb kalorimeter.
Nilai kalor terdiri dari 2 macam yaitu :
1
2
Api
Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi Oksidasi) yang bersifaat eksotermis
dan diikuti oleh evaluasi/ pengeluaran cahaya dan panas serta dapat
menghasilkan
nyala
,asap
dan
bara.
Untuk memulai suatu proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur,
yaitu
:
1.bahan bakar/benda
2.oksigen
3.sumber panas
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang memenuhi
syarat, timbullah
reaksi oksidasi atau dikenal dengan proses Pembakaran.
Kehadiran ketiga unsur tadi (yang berada dalam suatu konsentrasi yang
setimbang), maka akan timbul reaksi kimia untuk terjadinya API AWAL. Sebagian
panas akan diserap oleh bahan bakar yang kemudian melepaskan uap dan gas
yang dapat menyala berganti-ganti bercampur dengan oksigen.Nyala ini akan
terus berlangsung selama ketiga unsur itu berada dalam konsentrasi yang
seimbang .
Jadi pada proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur ,yaitu :
1.bahan bakar/benda yang harus menjadi uap dulu
2.oksigen yang cukup untuk menentukan titik nyala
3.sumber panas sebagai alat oksidasi
Bilamana keadaan suhu telah sampai pada titik nyala suatu bahan
bakar,maka ketiga unsur tersebut akan memproduksi api, yang
tergabung membentuk SEGITIGA API.
Sekali proses pembakaran dimulai dan bahan bakar serta oksigen tersebut
dalam jumlah besar , maka panas yang timbul akan lebih besar lagi. Reaksi ini
terus berlangsung hingga semua bahan bakar habis, dan panas telah terbuang
ataupun oksigen terpakai habis, sehingga suhu bakar berkurang dibawah titik
nyalanya dan proses pembakaran akan berangsur-angsur berhenti..
Untuk mempertahankan agar api tersebut tetap berlangsung ada unsur lain yang
cukup penting yang tidak dapat dipisahkan dari ketiganya,Ini merupakan unsur
yang keempat yang dikenal dengan Rantai Reaksi Kimia.
Dengan Demikian karena adanya tambahan unsur ke empat, maka
segitiga terjadinya api dikembangkan lebih sempurna lagi menjadi
empat unsur yang kini disebut dengan empat bidang terjadinya api
( The Fire Tetrahedron of Combustion)digambar kan seperti paramid.
a Kardus
Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan
memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses
distribusi produk dari produsen ke konsumen berlangsung.Material kardus untuk
saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi
industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa
desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama.
Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan
kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan
bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di
daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan
daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board). Bahan bakunya sangat berlimpah
didukung dengan sifatnya yang ramah lingkungan, serta memiliki siklus
perputaran (closing loop) tersendiri yang membuatnya menjadi bahan yang
akrab lingkungan (bio-degradable) sehingga kardus menjadi satu material yang
sangat ekonomis.
Pada umumnya kardus juga dikenal sebagai karton Box .Terdapat
beberapa jenis fluting karton box yang beredar di pasaran, dan yang paling
umum digunakan adalah sebagai berikut :
Flute E, dengan tinggi gelombang 1,2 mm, dan jumlah gelombang 316
per meter persegi, dibuat sebagai pengganti solid fibre.
Menurut jenis ketebalan serta fungsinya bahan karton box ( SHEET) di bagi
menjadi beberapa bagian :
1. Singgle wall ( 3 ply / 3 lapis kertas )
2. Double wall ( 5 ply / 5 lapis kertas )
3.Triplle wall ( 7 Ply / 7 lapis kertas )
Bahan singgle wall terdiri dari tiga bagian kertas ( 3 ply ), bahan karton ini
biasanya dipakai untuk packing barang elektronik, mainan, makanan,minuman,
layer/pembatas, dll. Karena bahannya tipis biasanya dipakai packing untuk
pengiriman
lokal
(
tidak
terlalu
jauh).
Menurut ketebalannya dibagi menjadi 3 bagian :
1. Bahan E/F ( 2 mm )
2. Bahan B/F (3 mm )
3. Bahan C/F ( 5 mm )
Bahan double wall terdiri dari tujuh bagian kertas ( 7 ply ) dengan ketebalan 7
mm, bahan karton ini biasanya dipakai untuk packing barang elektronik, mainan,
makanan,minuman, baju, dll. Karena bahannya lebih tebal biasanya dipakai
untuk packing pengiriman lokal dan pengiriman keluar negeri.
Bahan Tripple wall terdiri dari sepuluh bagian kertas ( 10 ply ) dengan ketebalan
10 mm, bahan karton ini biasanya dipakai untuk packing barang-barang yang
berat seperti pakaian untuk export. Karena bahannya lebih tebal biasanya
dipakai untuk packing pengiriman antar pulau dan pengiriman keluar negeri
b Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi seratyang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah
alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Pembuatan kertas dari bahan baku dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu:
1. Pembuatan pulp
2. Pembuatan kertas dari pulp
Pulp, di samping dapat digunakan untuk membuat kertas, dapat juga digunakan
untuk membuat rayon (rayon adalah selulosa dalam bentuk serat-serat).
Ada 3 macam proses pembuatan pulp, yaitu:
1. Proses mekanis
2. Proses semi-kimia
3. Proses kimia
Pada proses mekanis
tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku
digiling dengan mesin sehingga selulosa terpisah
Jenis-Jenis Kertas
a.
Jenis kertas berdasarkan serat yang digunakan dapat digolongkan menjadi
2 jenis yaitu:
1)
Kerta mengandung kayu, yaitu kertas yang dibuat secara mekanis dan
masih mengandung unsur-unsur serat lainnya selain serat selulosa.
2)
Kertas bebas kayu, yaitu kertas yang dibuat secara kimia dimana unsureunsur yang terdapat dalam kayu dihilangkan dengan menggunakan bahan kimia
dan hasilnya adalah serat selulosa murni.
c Kayu
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis,
Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.
-
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat
ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya
berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu.
Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas
sebagai berikut:
1
2
3
4
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah
giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak
berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
-
Kekerasan
Kayu
Kayu
Kayu
lain.
Kayu
Kesan raba :
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita
meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar,
halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk
tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang
dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila
tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila
keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur
halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar
dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau
diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
-
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara
luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau
sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada
jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang
merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang
umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita
gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih
(kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur)
dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan
di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang
terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.
-
Nilai dekoratif :
Sifat-sifat lain :
Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang
berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes,
pelat logam dan lain sebagainya).
Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah
terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam
antara lain amoniun dan boor zuur
Dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia
yang bersifat mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain
yang menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.
d Plastic
Palstik jenis tertentu memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia jika
dikenai perlakuan tertentu. Perlakuan yang dimaksud umumnya adalah
perlakuan panas. Sampah plastik juga menimbulkan masalah besar bagi
manusia. Di depan rumah, di pinggir jalan, apalagi di kali!. Sifat beberapa jenis
plastik yang sulit hancur menjadi masalah utama. Namun kendala ini bisa
diselesaikan dengan memanfaatkan sifat plastik yang dapat di daur ulang. Meski
tidak semua jenis plastik, namun kebanyakan plastik mampu diproses ulang
untuk menghasilkan produk baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
METODOLOGI
1 Alat dan Bahan yang digunakan
2 langkah kerja
- Menyiapkan bahan-bahan seperti kardus, kertas, kayu dan plastik
masing-masing 3 buah
- Menimbang bahan-bahan tersebut masing-masing seberat 10 gram
- Mengukur bahan-bahan tersebut sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
sama
- Membasahkan bahan ( kardus, kertas, kayu dan plastik) masing- masing
1 buah
ISI
A. DATA PENGAMATAN
1. Kardus
No
1
2
Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)
Basah
41
Lembab
44
Kering
50
309
266
183
Basah
35
Lembab
40
Kering
50
313
296
75
Basah
Lembab
Kering
2. Kertas
No
1
2
Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)
3. Kayu
No
Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)
53
54,5
57
335
166
139
Basah
8
Lembab
15
Kering
12
273
139
157
4. Plastik
No
1
Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)
B. PERHITUNGAN
Mencari Luas bahan
1. kardus
diketahui :
a
= 11 cm
= 17,5 cm
= 21,5 cm
( a+b ) t
2
( 11 cm+17,5 cm ) 21,5 cm
2
612,75
2
= 306,75 cm2
2. kertas
diketahui :
Panjang
Lebar
= 21,5 cm
= 14 cm
= Panjang
Lebar
= 21,5 cm x 14 cm
= 301 cm2
3. kayu
diketahui :
Panjang
Lebar
= 10,5 cm
= 8 cm
= Panjang
Lebar
= 10,5 cm x 8 cm
= 84 cm2
4. Plastik
diketahui :
Panjang
Lebar
= 25,5 cm
= 13,5 cm
= Panjang
Lebar
= 25,5 cm x 13,5 cm
= 344,25 cm2
C. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan suatu
proses pembakaran. Percobaan ini menggunakan empat macam bahan yaitu
kardus, kertas, plastic, kayu. Bahan bahan tersebut dibakar dengan perlakuan
yang berbeda yaitu basah, lembab dan kering. Bahan - bahan diukur dan
ditimbang dengan ukuran dan berat yang sama.
Pada proses pembakaran kardus yang berbentuk trapesium dengan luas
permukaan 306,75 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kardus
basah ketinggian api yang didapat sebesar 41 cm dengan waktu pembakaran
309 detik. Pada kardus lembab ketinggian api yang didapat sebesar 44 cm
dengan waktu pembakaran 266 detik. Pada kardus kering ketinggian api yang
didapat sebesar 50 cm dengan waktu pembakaran 183 detik. Kardus kering
lebih cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus
basah dan lembab. Dari ketiga perlakuan pembakaran yang dilakukan terhadap
kardus, ternyata kerdus kering memiliki proses pembakaran yang lebih cepat dan
tinggi api yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada kardus yang kering, tidak
adanya kandungan air (H2O) di dalamnya, sehingga tidak ada nya kadar air
yang mempengaruhi suhu api yang deberikan terhadap kardus.
Pada proses pembakaran kertas yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 301 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kertas
basah ketinggian api yang didapat sebesar 35 cm dengan waktu pembakaran
313 detik. Pada kertas lembab ketinggian api yang didapat sebesar 40 cm
dengan waktu pembakaran 296 detik. Pada kertas kering ketinggian api yang
didapat sebesar 50 cm dengan waktu pembakaran 75 detik. Kertas kering lebih
cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus basah
dan lembab. Hal ini disebabkan sama seperti kardus karena kertas kering tidak
berkontak dengan air (H2O).
Pada proses pembakaran kayu yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 84 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kayu
basah ketinggian api yang didapat sebesar 53 cm dengan waktu pembakaran
335 detik. Pada kayu lembab ketinggian api yang didapat sebesar 54,5 cm
dengan waktu pembakaran 166 detik. Pada kayu kering ketinggian api yang
didapat sebesar 57 cm dengan waktu pembakaran 139 detik. Kayu kering lebih
cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus basah
dan lembab. Hal ini disebabkan karena kayu kering tidak berkontak dengan air
(H2O).
Pada proses pembakaran plastik yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 344,25 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada
plastik basah ketinggian api yang didapat sebesar
8 cm dengan waktu
pembakaran 273 detik. Pada plastik lembab ketinggian api yang didapat sebesar
15 cm dengan waktu pembakaran 139 detik. Pada plastik kering ketinggian api
yang didapat sebesar 12 cm dengan waktu pembakaran 157 detik. plastik
lembab memiliki ketinggian api lebih tinggi dan waktu yang cepat dalam
pembakaranya, karena ketika proses pembakaranya sendiri pada plastik lembab
di lakukan perlakuan yang berbeda yaitu dengan melipat plastik lembab ketika
pembakaranya dan pada plastik kering dan basah, tidak dilakukan lipatan
terhadap plastik.
PENUTUP
A KESIMPULAN
Panas pembakran adalah Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna
dari suatu senyawa.
Pembakaran' adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatuoksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk pendar atau api
Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi Oksidasi) yang bersifaat eksotermis dan
diikuti oleh evaluasi/ pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala
,asap dan bara.
PERCOBAAN
Nama Benda
Kardus
Perlakuan
Basah
Kering
Lembab
Kertas
Kayu
Plastik
DAFTAR PUSTAKA
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas
http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu
http://id.wikipedia.org/wiki/plastik
belajar-sampai-mati.blogspot.com
bambangsetiarasa.blogspot.com
itaminingsih.wordpress.com
karduspackagingbox.wordpress.com
kartonmedia.blogspot.com
www.scribd.com