Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Termodinamika

Panas Pembakaran
Pendahuluan
1 Tujuan
-

membandingkan
kering
membandingkan
kering
membandingkan
kering
membandingkan
kering

2 Manfaat
-

proses pembakaran pada kardus basah, lembab dan


proses pembakaran pada kertas basah, lembab dan
proses pembakaran pada kayu basah, lembab dan
proses pembakaran pada plastik basah, lembab dan

mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering
mengetahui perbandingan
lembab dan kering

proses pembakaran pada kardus basah,


proses pembakaran pada kertas basah,
proses pembakaran pada kayu basah,
proses pembakaran pada plastik basah,

3 Dasar Teori
Panas Pembakaran
Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna dari suatu
senyawa disebut panas pembakaran. Satuannya dinyatakan dalam kal/gram atau
kal/mol. Panas pembakaran bisa juga sebagai panas yang timbul pada
pembakaran 1 mole suatu zat. Panas pembakaran dari suatu zat dapat
ditentukan dengan alat polarimeter.
Q = m cp (T1-T0)
dengan Q, m, Cp, T0, dan T1 berturut turut adalah panas pembakaran, berat zat
yang dibakar (gram), panas jenis pada tekanan tetap, suhu mula mula, dan
suhu akhir.

Panas pembakaran dapat juga ditentukan melalui perhitungan


termokimia. Dalam hal ini Lavoiser dan Laplace menyatakan bahwa panas yang
diserap pada peruraian suatu senyawa kimia harus sama dengan panas yang
dikeluarkan pada pembentukannya bila kedunya sama.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap
dalam bomb-kalorimeter. Dari ini dapat dicari H :
H0 = E0 + P V
Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa
organik, seperti:

Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan bahan bakar, sebab
nilai suatu bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang
bersangkutan

Hukum Hess
Menurut Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (=
panas sekali) tidak tergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut
berlangsung, hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir.
Berdasarkan hukum Hess ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi-reaksi
yang sukar dilakukan secara percobaan.

Bahan bakar
Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, serta dengan
pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor
tersebut, untuk digunkan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pembakaran

Pembakaran' adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatuoksidan,
disertai
dengan
produksi panas yang
kadang
disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap, suatu senyawa bereaksi dengan zat
pengoksidasi, dan produknya adalah senyawa dari tiap elemen dalam bahan
bakardengan zat pengoksidasi. Contoh:

Entalpi
standar
pembakaran metana pada 298,15 K dan 1 atm adalah802 kJ/mol.

reaksi untuk

Contoh lainnya:

Contoh
yang
lebih
sederhana
dapat
diamati
pada
pembakaran hidrogen dan oksigen, yang merupakan reaksi umum yang
digunakan dalam mesin roket, yang hanya menghasilkan uap air, dengan entalpi
standar reaksi pada 298,15 K dan 1 atm adalah242 kJ/mol.

Pada mayoritas penggunaan pembakaran sehari-hari, oksidan oksigen (O 2)


diperoleh dari udara ambien dan gas resultan (gas cerobong, flue gas) dari
pembakaran akan mengandung nitrogen:

Seperti dapat dilihat, jika udara adalah sumber oksigen, nitrogen meliputi
bagian yang sangat besar dari gas cerobong yang dihasilkan.
Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna. Dalam
gas cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara)
atau senyawa karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan
ditemukan baik karbon yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan
lainnya). Jika pembakaran pada suhu tinggi menggunakan udara (mengandung
78% nitrogen), maka sebagian kecil nitrogen akan bereaksi menjadi berbagai
jenis nitrogen oksida(NOx) yang berbahaya.

Pembakaran dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Pembakaran sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses
oksdiasi ini terdapat oksigen yang
cukup dan pada bahan bakar, terdapat

bilangan oktan yang tinggi. Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang
ditimbulkan tidak cukup banyak bila dibandingkan dengan hasil dari pembakaran
tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon yang dibakar sempurna (terdapat
cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan air.
b. Pembakaran tidak sempurna menghasilkan gad CO yang beracun, dan
mengandung Pb. Pembakaran ini bisa menyebabkan pembentukan karbon atau
karbon monoksida. Hal ini dapat terjadi apabila tidak terdapatnya oksigen yang
cukup selama berlngsungny proses oksidasi. Penjelasan sederhana untuk raksi
pembakaran ini adalah, hidrogen dalam hidrokarbon mendapatkan kesempatan
pertama untuk bereaksi dengan oksigen, dan karbon hanya mendapatkan
oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel karbon yang berpijar pada
sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi warna kuning, dan
karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan sebagai
sebuah gas beracun yang tidak berwarna.

Entalpi pembakaran
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut dengan reaksi pembakaran. Zat
yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang dan berbagai
unsur senyawa dari unsur - unsur tersebut. Perubahan entalpi pada pembakaran
sempurna adalah entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of combustion)
yang dinyatakan dengan Hco, yang terjadi pada 1 mol zat pada tekanan 1 atm
dan suhu 298 K.

Kapasitas panas dan panas spesifik


Sifat-sifat kimia atau sifat dari air yang mendefenisikan asal dari kalori
adalah banyaknya perubahan temperatur yang dialami air waktu mengambil
atau melepaskan kalor. Istilah umum untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang
didefenisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah
temperatur suatu benda sebesar 1oC.
Kapasitas panas yang bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya
bergantung dari besarnya sampel. Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air
sebesar 1oC diperlukan 4,18 J (1kal), tapi untuk menaikkan suhu air 100 g
sebesar 1oC. diperlukan energi 100 kali lebih banyak yaitu 418 J. Sehingga 1 g
sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/ oC sedangkan untuk sampel
sebesar 100 g mempunyai kapasitas panas sebesar 418 J/ oC.

Pengukuran perubahan energi dalam reaksi kimia


Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas,
oleh karena lebih tepat istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang digunakan
untuk mengukur panas tersebut disebut kalorimeter.

Untuk mendapatkan reaksi pembakaran yang baik diperlukan :


1
2
3

Perbandingan tertentu antara bahan bakar dengan udara.


Pencampuran yang baik antara bahan bakar dan udara.
Permulaan dan berkelangsungan penyalaan pencampuran.

Pada awal pembakaran diperlukan nyala api atau loncatan api listrik
setelah sebagian kecil panas panas pembakaran mulai terjadi bahan bakar
sudah mulai terbakar, maka sebahagian dari panas pembakaran akan digunakan
untuk menaikkan suhu bahan bakar sampai saat suhu bahan bakar cukup untuk
terbakar sendiri. Jika ini terjadi maka bantuan nyala untuk membakar bahan
bakar tidak dibutuhkan lagi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan nyala pada panas
pembakaran :
1
2
3
4

Tekanan campuran bahan bakar dengan udara.


Suhu pembakaran.
Perbandingan udara primer dan bahan bakar.
Efek perbandingan lingkungan.

Pembakaran yang tidak sempurna pada zat yang tidak terbakar akan
mengurangi efisiensi bahan bakar dalam mesin kendaraan dan pembakaran
yang tidak sempurna juga akan menghasilkan karbon monoksida yang bersifat
racun yang dapat mencemari udara pada lingkungan kita.
a

Reaksi pembakaran sempurna


C8H18

+ 6 O2

8 CO2 + 9 H2O

H = -5460 KJ

Reaksi pembakaran tak sempurna


C8H18

+ 4 O2

8 CO + 9 H2O

H = -2924,4 KJ

Dua dari reksi diatas menunjukkan perbedaan reksi yang dialami oleh
isooktan yang bereaksi atau yang terbakar sempurna dengan reaksi yang tidak
terbakar secara sempurna.
Panas pembakaran adalah panas yang timbul pada pembakaran 1 mol zat.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada volume yang
tetap dalam bomb kalorimeter.
Nilai kalor terdiri dari 2 macam yaitu :
1
2

Nilai kalor atas


Kalor yang dihasilkan pembakaran sempurna pada tekanan yang tetap.
Nilai kalor bawah
Kalor yang besar atau nilainya sama dengan nilai kalor yang dibutuhkan
air yang terdapat dalam bahan bakar dan air yang terbentuk untuk menguap
pada tekanan tetap.

Api

Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi Oksidasi) yang bersifaat eksotermis
dan diikuti oleh evaluasi/ pengeluaran cahaya dan panas serta dapat
menghasilkan
nyala
,asap
dan
bara.
Untuk memulai suatu proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur,
yaitu
:
1.bahan bakar/benda
2.oksigen
3.sumber panas
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang memenuhi
syarat, timbullah
reaksi oksidasi atau dikenal dengan proses Pembakaran.
Kehadiran ketiga unsur tadi (yang berada dalam suatu konsentrasi yang
setimbang), maka akan timbul reaksi kimia untuk terjadinya API AWAL. Sebagian
panas akan diserap oleh bahan bakar yang kemudian melepaskan uap dan gas
yang dapat menyala berganti-ganti bercampur dengan oksigen.Nyala ini akan
terus berlangsung selama ketiga unsur itu berada dalam konsentrasi yang
seimbang .

Jadi pada proses terjadinya api harus terdapat tiga unsur ,yaitu :
1.bahan bakar/benda yang harus menjadi uap dulu
2.oksigen yang cukup untuk menentukan titik nyala
3.sumber panas sebagai alat oksidasi
Bilamana keadaan suhu telah sampai pada titik nyala suatu bahan
bakar,maka ketiga unsur tersebut akan memproduksi api, yang
tergabung membentuk SEGITIGA API.

Sekali proses pembakaran dimulai dan bahan bakar serta oksigen tersebut
dalam jumlah besar , maka panas yang timbul akan lebih besar lagi. Reaksi ini
terus berlangsung hingga semua bahan bakar habis, dan panas telah terbuang
ataupun oksigen terpakai habis, sehingga suhu bakar berkurang dibawah titik
nyalanya dan proses pembakaran akan berangsur-angsur berhenti..
Untuk mempertahankan agar api tersebut tetap berlangsung ada unsur lain yang
cukup penting yang tidak dapat dipisahkan dari ketiganya,Ini merupakan unsur
yang keempat yang dikenal dengan Rantai Reaksi Kimia.
Dengan Demikian karena adanya tambahan unsur ke empat, maka
segitiga terjadinya api dikembangkan lebih sempurna lagi menjadi
empat unsur yang kini disebut dengan empat bidang terjadinya api
( The Fire Tetrahedron of Combustion)digambar kan seperti paramid.

a Kardus
Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan
memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses
distribusi produk dari produsen ke konsumen berlangsung.Material kardus untuk
saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi
industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa
desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama.
Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan
kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan
bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di
daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan
daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board). Bahan bakunya sangat berlimpah
didukung dengan sifatnya yang ramah lingkungan, serta memiliki siklus
perputaran (closing loop) tersendiri yang membuatnya menjadi bahan yang
akrab lingkungan (bio-degradable) sehingga kardus menjadi satu material yang
sangat ekonomis.
Pada umumnya kardus juga dikenal sebagai karton Box .Terdapat
beberapa jenis fluting karton box yang beredar di pasaran, dan yang paling
umum digunakan adalah sebagai berikut :

Flute A, memiliki tinggi gelombang 4,8 mm dan jumlah gelombang 118


gelombang per meter persegi. Flute A memiliki daya bantalan yang
sangat baik, sehingga mampu meredam getaran dan goncangan yang
timbul dari luar. Sehingga jenis ini sangat baik untuk mengemas
produk produk pecah belah.

Flute B, memiliki tinggi gelombang 2,4 mm dan jumlah gelombang 168


gelmbang per meter persegi. Jenis flute ini lebih murah dari flute A
karena lebih hemat dalam pemakaian kertas medium (sebagai
gelombangnya) dan memiliki ketahanan tekan datar (flat crush) yang
lebih tinggi dibandingkan dengan flute A. Oleh karenanya karton
gelombang dengan flute B lebih disarankan untuk mengemas produk
yang sebelumnya sudah dikemas dalam kaleng atau botol yang tidak
membutuhkan daya bantalan yang tinggi seperti pada flute A.

Flute C, memiliki tinggi gelombang 3,6 mm dan jumlah gelombang 128


gelombang atau 138 gelombang per meter persegi. Flute C dibuat
dengan pendakatan flute A dan flute B, dimana memiliki daya bantalan
dan ketahanan tekan datar (fkat crush) yang baik, dan penghematan
pengunaan kertas medium tentunya.

Flute E, dengan tinggi gelombang 1,2 mm, dan jumlah gelombang 316
per meter persegi, dibuat sebagai pengganti solid fibre.

Flute BC, merupakan kombinasi dari flute B dan flute C, umumnya


digunakan pada pengemasan produk yang membutuhkan KKG sebagai
kekuatan lebih sebagai pelindungnya mulai dari proses pengemasan,
penyimpanan, distribusi hingga sampai ke tangan pembeli.

Menurut jenis ketebalan serta fungsinya bahan karton box ( SHEET) di bagi
menjadi beberapa bagian :
1. Singgle wall ( 3 ply / 3 lapis kertas )
2. Double wall ( 5 ply / 5 lapis kertas )
3.Triplle wall ( 7 Ply / 7 lapis kertas )

Singgle Wall ( 3 Ply / 3 lapis kertas)

Bahan singgle wall terdiri dari tiga bagian kertas ( 3 ply ), bahan karton ini
biasanya dipakai untuk packing barang elektronik, mainan, makanan,minuman,
layer/pembatas, dll. Karena bahannya tipis biasanya dipakai packing untuk
pengiriman
lokal
(
tidak
terlalu
jauh).
Menurut ketebalannya dibagi menjadi 3 bagian :
1. Bahan E/F ( 2 mm )
2. Bahan B/F (3 mm )
3. Bahan C/F ( 5 mm )

Double Wall ( 7 Ply / 7 lapis kertas)

Bahan double wall terdiri dari tujuh bagian kertas ( 7 ply ) dengan ketebalan 7
mm, bahan karton ini biasanya dipakai untuk packing barang elektronik, mainan,
makanan,minuman, baju, dll. Karena bahannya lebih tebal biasanya dipakai
untuk packing pengiriman lokal dan pengiriman keluar negeri.

Tripple Wall ( 10 Ply / 10 lapis kertas)

Bahan Tripple wall terdiri dari sepuluh bagian kertas ( 10 ply ) dengan ketebalan
10 mm, bahan karton ini biasanya dipakai untuk packing barang-barang yang
berat seperti pakaian untuk export. Karena bahannya lebih tebal biasanya
dipakai untuk packing pengiriman antar pulau dan pengiriman keluar negeri

b Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi seratyang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah
alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Pembuatan kertas dari bahan baku dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu:
1. Pembuatan pulp
2. Pembuatan kertas dari pulp
Pulp, di samping dapat digunakan untuk membuat kertas, dapat juga digunakan
untuk membuat rayon (rayon adalah selulosa dalam bentuk serat-serat).
Ada 3 macam proses pembuatan pulp, yaitu:
1. Proses mekanis
2. Proses semi-kimia
3. Proses kimia
Pada proses mekanis
tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku
digiling dengan mesin sehingga selulosa terpisah

dari zat-zat lain.

Pada proses semi-kimia


dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu
dengan bahan kimia untuk lebih melunakkan,
sehingga serat-serat selulosa mudah terpisah dan
tidak rusak.

Pada proses kimia

bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu


untuk mengllilangkan zat lain yang tidak perlu
dari serat-serat selulosa. Dengan proses ini, dapat
diperoleh selulosa yang murni dan tidak rusak.

Jenis-Jenis Kertas
a.
Jenis kertas berdasarkan serat yang digunakan dapat digolongkan menjadi
2 jenis yaitu:
1)
Kerta mengandung kayu, yaitu kertas yang dibuat secara mekanis dan
masih mengandung unsur-unsur serat lainnya selain serat selulosa.
2)
Kertas bebas kayu, yaitu kertas yang dibuat secara kimia dimana unsureunsur yang terdapat dalam kayu dihilangkan dengan menggunakan bahan kimia
dan hasilnya adalah serat selulosa murni.

c Kayu
Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis,
Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.
-

Berat kayu

Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat
ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya
berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu.
Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas
sebagai berikut:
1
2
3
4

Sangat berat = lebih besar dari 0,90


Berat = 0,75 - 0,90
Agak berat = 0,60 - 0,75
Ringan = lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah
giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak
berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
-

Kekerasan

Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan


berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat.
Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya,
jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:
1
2
3
4

Kayu
Kayu
Kayu
lain.
Kayu

sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.


keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lainlunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain

Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut


arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada
saat pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang
sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan
meleset dan hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu
yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan
memberikan hasil yang kasar dan suram.
-

Kesan raba :

Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita
meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar,
halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk
tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang
dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila
tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila
keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur
halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar
dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau
diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
-

Bau dan Rasa :

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara
luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau
sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada
jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang
merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang
umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita
gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih
(kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur)
dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan

di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang
terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.
-

Nilai dekoratif :

Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan


tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut.
Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat
kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul
dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu
jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang
memiliki nilai dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas, eboni,
dan lain sebagainya.
-

Sifat-sifat lain :

Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat


terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu.
Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau
kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat
yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai bahan perabot atau
bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat ditinggalkan, karena kayu
memiliki sifat-sifat menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan
sifat-sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik,
kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh
besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya
kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan
adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas
daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya
tahan bakar yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya.
Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi
anti api (fire proof) antara lain:
1

Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang
berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes,
pelat logam dan lain sebagainya).
Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah
terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam
antara lain amoniun dan boor zuur
Dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia
yang bersifat mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain
yang menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut.

d Plastic

Bahan plastik merupakan materi yang terbentuk dari berbagai macam


polimer dengan komposisi kimia dan struktur fisik yang berbeda-beda. Polimerpolimer ini adalah senyawa karbon yang berikatan dengan unsur hidrogen,
klorin, oksigen, nitrogen dan flourin. Polimer merupakan gabungan dari beberapa
monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang.
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan
digunakan sejak abad ke-20. Penggunaan plastik berkembang secara luar biasa
dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun
pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005.
Plastik merupakan bahan yang mudah untuk diproses dan tidak
memerlukan energi yang besar. Bahkan bisa dikatakan, pengolahan plastik
hanyalah bagian dari usaha pemanfaatan minyak bumi agar tidak terbuang
percuma. Unit pengolahan polimer Polypropylene (PP) milik Pertamina misalnya
dibangun untuk memanfaatkan sisa minyak bumi.
Sifat plastik yang sangat fleksibel memungkinkan untuk dibuat menjadi
beraneka ragam barang. Dengan melakukan perlakuan proses tertentu atau
dengan penambahan zat aditif tertentu, plastik bisa dibuat sesuai dengan yang
diinginkan.
Berdasarkan sifat fisiknya, plastik dapat digolongkan menjadi:
1

Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi


dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS),
ABS, polikarbonat (PC)
Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak
lagi.
Karena
akan
segera
mengeras
setelah
temperature
pembentukkannya dan selanjutnya tidak akan menjadi lunak walaupun
dipanaskan kembali. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, ureaformaldehida

Palstik jenis tertentu memiliki potensi bahaya bagi kesehatan manusia jika
dikenai perlakuan tertentu. Perlakuan yang dimaksud umumnya adalah
perlakuan panas. Sampah plastik juga menimbulkan masalah besar bagi
manusia. Di depan rumah, di pinggir jalan, apalagi di kali!. Sifat beberapa jenis
plastik yang sulit hancur menjadi masalah utama. Namun kendala ini bisa
diselesaikan dengan memanfaatkan sifat plastik yang dapat di daur ulang. Meski
tidak semua jenis plastik, namun kebanyakan plastik mampu diproses ulang
untuk menghasilkan produk baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

METODOLOGI
1 Alat dan Bahan yang digunakan

alat yang digunakan:


- kompor
- timbangan
- ember
- penggaris
- gunting

bahan yang digunakan:


- kardus
- kertas
- kayu
- plastik
- air
- lilin

2 langkah kerja
- Menyiapkan bahan-bahan seperti kardus, kertas, kayu dan plastik
masing-masing 3 buah
- Menimbang bahan-bahan tersebut masing-masing seberat 10 gram
- Mengukur bahan-bahan tersebut sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
sama
- Membasahkan bahan ( kardus, kertas, kayu dan plastik) masing- masing
1 buah

- Melembabkan bahan (kardus, kertas, kayu dan plastik) masing-masing 1


buah
-Membakar bahan-bahan (kardus, kertas, kayu dan plastik) yang basah,
lembab dan kering
-Mengukur ketinggian api, dan mencatat waktu pembakaran sampai
bahan-bahan tersebut terbakar habis.

ISI

A. DATA PENGAMATAN
1. Kardus
No
1
2

Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)

Basah
41

Lembab
44

Kering
50

309

266

183

Basah
35

Lembab
40

Kering
50

313

296

75

Basah

Lembab

Kering

2. Kertas
No
1
2

Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)
3. Kayu

No

Pengamatan

Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)

53

54,5

57

335

166

139

Basah
8

Lembab
15

Kering
12

273

139

157

4. Plastik
No
1

Pengamatan
Ketinggian api
(cm)
Waktu
pembakaran
(s)

B. PERHITUNGAN
Mencari Luas bahan
1. kardus
diketahui :
a

= 11 cm

= 17,5 cm

= 21,5 cm

ditanya : Luas Kardus?


Jawab :
L

( a+b ) t
2

( 11 cm+17,5 cm ) 21,5 cm
2

612,75
2

= 306,75 cm2
2. kertas
diketahui :
Panjang
Lebar

= 21,5 cm
= 14 cm

ditanya : Luas kertas?


Jawab :
L

= Panjang

Lebar

= 21,5 cm x 14 cm
= 301 cm2

3. kayu
diketahui :
Panjang
Lebar

= 10,5 cm
= 8 cm

ditanya : Luas kayu?


Jawab :
L

= Panjang

Lebar

= 10,5 cm x 8 cm
= 84 cm2
4. Plastik
diketahui :
Panjang
Lebar

= 25,5 cm
= 13,5 cm

ditanya : Luas plastik?


Jawab :
L

= Panjang

Lebar

= 25,5 cm x 13,5 cm
= 344,25 cm2

C. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan suatu
proses pembakaran. Percobaan ini menggunakan empat macam bahan yaitu
kardus, kertas, plastic, kayu. Bahan bahan tersebut dibakar dengan perlakuan
yang berbeda yaitu basah, lembab dan kering. Bahan - bahan diukur dan
ditimbang dengan ukuran dan berat yang sama.
Pada proses pembakaran kardus yang berbentuk trapesium dengan luas
permukaan 306,75 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kardus
basah ketinggian api yang didapat sebesar 41 cm dengan waktu pembakaran
309 detik. Pada kardus lembab ketinggian api yang didapat sebesar 44 cm
dengan waktu pembakaran 266 detik. Pada kardus kering ketinggian api yang
didapat sebesar 50 cm dengan waktu pembakaran 183 detik. Kardus kering
lebih cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus
basah dan lembab. Dari ketiga perlakuan pembakaran yang dilakukan terhadap
kardus, ternyata kerdus kering memiliki proses pembakaran yang lebih cepat dan
tinggi api yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada kardus yang kering, tidak
adanya kandungan air (H2O) di dalamnya, sehingga tidak ada nya kadar air
yang mempengaruhi suhu api yang deberikan terhadap kardus.
Pada proses pembakaran kertas yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 301 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kertas
basah ketinggian api yang didapat sebesar 35 cm dengan waktu pembakaran
313 detik. Pada kertas lembab ketinggian api yang didapat sebesar 40 cm
dengan waktu pembakaran 296 detik. Pada kertas kering ketinggian api yang
didapat sebesar 50 cm dengan waktu pembakaran 75 detik. Kertas kering lebih
cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus basah
dan lembab. Hal ini disebabkan sama seperti kardus karena kertas kering tidak
berkontak dengan air (H2O).
Pada proses pembakaran kayu yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 84 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada kayu
basah ketinggian api yang didapat sebesar 53 cm dengan waktu pembakaran
335 detik. Pada kayu lembab ketinggian api yang didapat sebesar 54,5 cm
dengan waktu pembakaran 166 detik. Pada kayu kering ketinggian api yang
didapat sebesar 57 cm dengan waktu pembakaran 139 detik. Kayu kering lebih
cepat terbakar dan memiliki ketinggian api lebih tinggi dari pada kardus basah

dan lembab. Hal ini disebabkan karena kayu kering tidak berkontak dengan air
(H2O).
Pada proses pembakaran plastik yang berbentuk persegi panjang dengan
luas permukaan 344,25 cm2 didapat waktu dan tinggi api yang berbeda. Pada
plastik basah ketinggian api yang didapat sebesar
8 cm dengan waktu
pembakaran 273 detik. Pada plastik lembab ketinggian api yang didapat sebesar
15 cm dengan waktu pembakaran 139 detik. Pada plastik kering ketinggian api
yang didapat sebesar 12 cm dengan waktu pembakaran 157 detik. plastik
lembab memiliki ketinggian api lebih tinggi dan waktu yang cepat dalam
pembakaranya, karena ketika proses pembakaranya sendiri pada plastik lembab
di lakukan perlakuan yang berbeda yaitu dengan melipat plastik lembab ketika
pembakaranya dan pada plastik kering dan basah, tidak dilakukan lipatan
terhadap plastik.

PENUTUP
A KESIMPULAN

Panas pembakran adalah Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna
dari suatu senyawa.
Pembakaran' adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatuoksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk pendar atau api
Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksi Oksidasi) yang bersifaat eksotermis dan
diikuti oleh evaluasi/ pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala
,asap dan bara.

Api dapat terjadi karena adanya tiga unsur yaitu:


Udara
Sumber api
Bahan yang dibakar
Pada bahan kardus, kayu, dan kertas kering , mempunyai tingi api yang tinggi dari
pada kardus, kayu, dan kertas yang basah atau lembab.
Pada proses pebakaran yag telah kami lakukan ini, ternyata kayu mempunyai tinggi
api yang lebih tinggi dari pada kardus, kertas, dan plastik dalam keadaan berat yang
sama

PERCOBAAN
Nama Benda

Kardus

Perlakuan
Basah

Kering

Lembab

Kertas

Kayu

Plastik

DAFTAR PUSTAKA
-

http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas
http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu
http://id.wikipedia.org/wiki/plastik
belajar-sampai-mati.blogspot.com
bambangsetiarasa.blogspot.com
itaminingsih.wordpress.com
karduspackagingbox.wordpress.com
kartonmedia.blogspot.com
www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai