Anda di halaman 1dari 30

BAB III

TUGAS KHUSUS
3.1

JUDUL
Judul yang diangkat pada tugas khusus adalah Mengevaluasi Panjang dan

Diameter Ideal Separator Horizontal Tiga Fase pada Stasiun Pengumpul Utama
Sei Karas di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Lirik.
3.2

LATAR BELAKANG
Separator merupakan salah satu peralatan utama yang mempunyai peranan

penting dalam operasi pengolahan minyak bumi dan gas alam. Separator berfungsi
memisahkan fluida produksi yang berasal dari sumur produksi menjadi dua atau tiga
fasa. Separator yang digunakan pada PT. Pertamina EP Asset 1 Field Lirik
merupakan separator horizontal tiga fasa. Separator ini memisahkan fluida menjadi
tiga komponen yaitu minyak, air, dan gas.
Pemisahan menggunakan separator diperlukan sebagai langkah awal
pengolahan minyak bumi maupun gas alam. Ukuran separator yang kecil
menyebabkan kapasitas produksi minyak bumi maupun gas alam yang dihasilkan
juga kecil. Tetapi, ukuran separator yang terlalu besar jika dibandingkan dengan laju
produksi sumur yang ada juga merupakan suatu pemborosan biaya kapital. Oleh
karena itu, perlu diketahuinya penentuan ukuran separator tiga fase yang ideal untuk
pemisahan yang baik.
Dalam mengelola minyak bumi, untuk menghasilkan minyak yang
berkualitas baik maupun bermutu tinggi dibutuhkan beberapa proses produksi salah
satunya berupa proses pemisahan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
pemisahan fluida tersebut berupa viskositas fluida, densitas fluida, type peralatan
dalam separator, kecepatan aliran fluida, dan dimensi dari titik air (droplets) karena
didalam minyak mentah mengandung beberapa fluida yang berupa liquid dan gas.
Untuk itu diperlukan suatu alat pemisahan yang berkualitas agar minyak yang
dihasilkan dapat berkualitas baik.

Disini penulis bermaksud melakukan perancangan ulang separator


horizontal tiga fase dalam proses pengolahan minyak mentah pada Stasiun
Pengumpul Utama di PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik Sei. Karas, dengan
menggunakan data-data yang ada sekarang, dan diolah dengan menggunakan
perhitungan manual.
3.3

TUJUAN
Adapaun tujuan dari pemilihan judul tugas khusus pada Kerja

Praktek ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan ukuran
ideal separator horizontal tiga fase.
2. Membandingkan ukuran ideal separator yang didapat melalui perhitungan
menggunakan data desain dengan ukuran separator yang terpasang.
3.4

MANFAAT
Adapaun manfaat dari pemilihan judul tugas khusus pada Kerja

Praktek ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan ukuran
ideal separator horizontal tiga fase.
2. Memahami prinsip pemisahan yang terjadi pada separator.
3. Mengetahui apakah ukuran separator existing sudah ideal.
3.5

RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas mengenai :
1. Bagaimana penentuan ukuran ideal separator horizontal tiga fase secara
manual?
2. Mengapa harus melakukan penentuan dan pemilihan ukuran yang ideal
untuk desain alat separator horizontal tiga fase tersebut?
3. Berapa ukuran yang ideal untuk desain alat separator horizontal tiga fase
yang

akan

digunakan

3.6

TINJAUAN PUSTAKA

3.6.1

Pengertian Separator

dalam

pemisahan

fluida

tersebut?

Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan


fluida sumur menjadi minyak, air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua
fasa), dimana pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Prinsip penurunan tekanan.
b. Gravity setlink
c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran
d. Pemecahan atau tumbukan fluida
Untuk mendapaktkan efisiensi kerja yang stabil dengan kondisi yang
bervariasi, gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai
berikut :
1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran
fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar.
2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity setlink.
3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity settlink.
4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat
kecil (kabut).
5. Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama
pada kondisi over pressure.

Fungsi Utama dari Separator

Memisahkan fase pertama cairan hidrokarbon dan air bebasnya dari gas
atau cairan, tergantung mana yang lebih dominan.

Melakukan usaha lanjutan dari pemisahan fase pertama dengan


mengendapkan sebagian besar dari butiran-butiran cairan yang ikut di
dalam aliran gas.

Mengeluarkan

gas

maupun

cairan

yang

telah

dipisahkan

dari separator secara terpisah dan meyakinkan bahwa tidak terjadi proses
balik dari salah satu arah ke arah yang lainnya.

3.6.2

Klasifikasi Separator
Separator merupakan peralatan awal dalam industri minyak yang digunakan

untuk memisahkan fluida dari sumur produksi berdasarkan berat jenisnya. Separator
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
3.6.2.1 Metode Pemisahan Berdasarkan Fase
Metode yang digunakan dalam memisahkan fluida berdasarkan fasenya
dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Setling
Adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan cara
diendapkan secara natural berdasarkan perbedaan berat jenis (SG)
2. Electic
Adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan cara
memberikan arus listrik pada fluida, sehingga emulsi-emulsi air dapat
terkumpul dan terpisahkan.

3. Thermal
Adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan cara
menaikkan temperature fluida. Yaitu untuk mengusir fraksi ringan atau gas
yang terkandung dalam liquid dengan cara menguapkannya.

4. Chemical
Adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan cara injeksi
chemical / additive/ bahan kimia berupa de-emulsifier. Sehingga emulsiemulsi air dapat terpisahkan.
3.6.2.2 Berdasarkan fasa hasil pemisahanya jenis separator dibagi dua, yaitu:
1. Separator dua fasa, memisahkan fluida dormasi menjadi cairan dan gas,
gas keluar dari atas sedangkan cairan keluar dari bawah.
2. Separator tiga fasa, memisahkan fluida formasi menjadi minyak, air dan
gas. Gas keluar dari bagian atas, minyak dari tengah dan air dari bawah.
3.6.2.3 Berdasarkantekananoperasinya:
1.

High pressure separator, tekanankerjanya 650 1500 psi,

2.

Medium pressure separator, tekanan kerjanya 225 650 psi,

3.

Low pressure separator, tekanan kerjanya 10 225 psi.

3.6.2.4 Berdasarkan fungsinya:


Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat
dibedakan atas: gas scrubber, knock-out flash- chamber, expansion vessal,
chemical electric dan filter.
1. Gas scrubber.
Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut gas
hasil pemisahan tingkat pertama, karenanya alat ini ditempatkan setelah separator,
atau sebelum dehydrator, extraction plant atau kompresor untuk mencegah
masuknya cairan kedalam alat tersebut.
2. Knock-out
Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock-out (FWKO)
yang digunakan untuk memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total

liquid knock-out (TLKO) yang digunakan untuk memisahkan cairan dari aliran
gas bertekanan tinggi ( > 125 psi )
3. Flash chamber.
Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan secara kilat
(flash) dari separator. Flash chamber ini digunakan sebagai separator, tingkat
kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah ( > 125 psi )
4. Expansion vessel.
Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan
bertemperatur rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat yang
terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja antara 100
-1300 psi.
5. Chemical electric.
Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari cairan
hasil separasi tingkat sebelumnya yang dilakukan secara electris (menggunakan
prisip anoda katoda) dan umumnya untuk memudahkan pemisahan.
3.6.2.5 Berdasarkan bentuknya:
1. Separator horizontal / datar
Separator horizontal hampir selalu digunakan untuk aliran yang
mempunyai rasio gas terhadap liquid (Gas-Oil Ratio) yang tinggi, untuk arus
yang berbuih, atau untuk liquid yang keluar dari separator sebelumnya.
Separator ini mungkin yang terbaik dan termurah dibandingkan dengan
separator vertical yang kapasitasnya sama. Separator horizontal mempunyai luas
antar permukaan gas dengan cairan lebih besar, terdiri dari banyak sekat-sekat
yang luas sepanjang seksi pemisah gasnya, yang memberikan lebih banyak
kecepatan gasnya.
Pada Separator horizontal, fluid mengalir secara horizontal. Beberapa
separator mempunyai pelat-pelat penyekat (Baffle plates) horizontal yang tersusun

berdekatan dengan jarak yang sama pada hampir sepanjang bejana yang tersusun
dengan kemiringan sekitar 45o terhadapt bidang horizontal. Gas mengalir di dalam
permukaan penyekat-penyekat dan butiran-butiran cairannya melekat pada pelat
penyekat kemudian mengalir ke seksi cairan dari separator. Separator horizontal
mudah pemasangannya, apalagi yang terpasang di atas skid, dan juga mudah
melakukan pemeliharaannya.
Bagian-bagian dalam dari Separator horizontal adalah sebagai berikut :
a. Deflector
Merupakan sebuah plate yang terletak didalam separator yang berfungsi
untuk memecah aliran yang masuk.
b. Straightening vanes
Merupakan plate yang disusun ke atas yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan permukaan liquid.
c. Weir
Sebuah plate atau bendungan yang berfungsi untuk memisahkan minyak
dari air, dan mencegah masuknya air kedalam tampungan minyak.
d. Mist Extractor
Berfungsi untuk mencegah atau menangkap minyaknatau kondensat yang
terikut dalam gas
e. Vortex Breaker
Berfungsi untuk mencegah pusaran pada outlet liquid

Gambar 55. Bagian-bagian separator horizontal


Kelebihan separator horizontal adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Dapat menampung crude dalam bentuk foam (busa).


Lebih murah dari pada separator vertikal.
Mudah diangkut.
ekonomis dan efisien untuk memproses gas dalam jumlah besar.
lebih luas untuk setting bila terdapat dua fasa cair

Kekurangan separator horizontal adalah :


a. pengontrolan level cairan lebih rumit daripada separator vertical.
b. Sukar dalam membersihkan lumpur, pasir, paraffin.

c. Diameter lebih kecil untuk kapasitas gas tertentu.


2. Separator Vertical / tegak
Vertical Separator sering digunakan untuk aliran fluid yang rasio gas
terhadap cairannya (gas oil ratio atau GOR) rendah sampai sedang dan yang
diperkirakan akan terjadi cairan yang datang secara kejutan (slug) yang relatif
sering. Gambar di bawah adalah separator vertikal. Bagian bawah dari bejana
biasanya berbentuk cembung, gunanya untuk menampung pasir dan kotoran padat
yang

terbawa.

Gambar 56. Bagian-bagian separator vertical


Pada pengoperasiannya, pengubah-arah aliran masuk (inlet diverter) akan
menyebabkan

cairan

yang

masuk

menyinggung

dinding separator dalam

bentuk film, dan pada saat yang bersamaan memberikan gerakan centrifugal
kepada fluida. Ini memberikan pengurangan momentum yang diinginkan dan
mengizinkan gas untuk keluar dari film cairan. Gasnya naik ke bagian atas dari
bejana, dan cairannya turun ke bawah.
Sedikit dari partikel-partikel cairan akan terbawa naik ke atas bersama gas
yang naikuntuk memperangkap butiran-butiran cairan yang akan ikut aliran gas
digunakan mist extractor atau mist eliminator, yaitu susunan kawat kasa dan ada
juga yang lebih canggih dengan ketebalan tertentu, dipasang melintang terhadap
arah arus gas pada bagian atas seksi gasnya. Separator semacam ini biasa
digunakan untuk tekanan kerja antara 50 sampai 150 psig.
kelebihannya :

Pengontrolan level cairan tidak terlalu rumit

Dapat menanggung pasir dalam jumlah yang besar

Mudah dibersihkan

Sedikit sekali kecenderungan akan penguapan kembali dari cairan

Mempunyai surge cairan yang besar

Kekurangannya :

Lebih mahal

Bagian-bagiannya lebih sukar dikapalkan (pengiriman)

Membutuhkan diameter yang lebih besar untuk kapasitas gas tertentu

c. Separator Bulat

Gambar 57. Separator bulat


Gambar

diatas

adalah

skematik

dari separator spherical.

Bagian-

bagiannya sejenis dengan separator vertikal maupun separator horizontal. Jenis


ini memiliki kelebihan dalam pressure containment tetapi karena kapasitas surges
terbatas dan mempunyai kesulitan dalam fabrikasi maka separator jenis ini tidak
banyak digunakan di lapangan.

Separator ini biasanya hanya berukuran kecil dan digunakan untuk


kapasitas produksi yang kecil-kecil saja. Separator jenis ini mempunyai kapasitas
gas dan surge terbatas sehingga umumnya digunakan untuk memisahkan fluida
produksi dengan GLR kecil sampai sedang, namun separator ini dapat bekerja
pada tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk pemisahan
dua fasa dan tipe untuk pemisahan tiga fasa.
Kelebihannya :

Termurah dari kedua tipe diatas

Lebih mudah mengeringkan dan membersihkannya dari pada separator


vertical, lebih kompak dari yang lain

Kekurangannya :
Pengontrolan cairan rumit
Mempunyai ruang pemisah dan kapasitas surge yang lebihk kecil

3.7

Prinsip Pemisahan
Ada dua macam proses dari pembentukan gas (vapour) dari hirokarbon cair

yang bertekanan. Proses tersebut adalah Flash separation dan Differential


separation. Flash separation terjadi bila tekanan pada sistem diturunkan dengan
cairan dan gas tetap dalam kontak, hal mana gas tidak dipisahkan dari kontaknya
dengan cairan saat penurunan tekanan yang membiarkan gas keluar dari solusinya.
Proses

ini

menghasilkan

banyak

gas

dan

cairan

sedikit

.Differential

separation terjadi bila gas dipisahkan dari kontaknya dari cairan pada penurunan
tekanan dan membiarkan gas keluar dari solusinya. Proses ini menghasilkan
banyak cairan dan sedikit gas.( sumber : Surface Facilities Training Program, Oil
Handling Facilities. Medco Energi. Indonesia.hal. 27)
Suatu separator minyak/gas yang ideal, yang bertitik tolak dari pendapatan
cairan yang maksimum, adalah suatu konstruksi yang dirancang sedemikian rupa,

sehingga dapat menurunkan tekanan aliran fluida dari sumur pada inlet separator.,
menjadi

atau

mendekati

tekanan

atmosphere pada

saluran

keluar separator. Gas dipindah/dikeluarkan dari separator secara terus menerus


segera setelah terpisah dari cairan, ini dikenal dengan differential separation,
namun penataan seperti diatas tidak praktis.
Pemisahan tergantung dari efek gravitasi untuk memisahkan cairan, sebagai
contoh hasil pemisahan minyak, gas dan air akan terpisah bila ditempatkan pada
satu wadah karena mempunyai perbedaan densitas satu sama lainnya. Proses
pemisahan karena adanya perbedaan densitas fluida dan efek gravitasi dapat
terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 58. Prinsip pemisahan pada separator


Pada dasarnya pemisahan separator, tergantung pada gaya gravitasi untuk
memisahkan fluida, yaitu dengan mengandalkan perbedaan densitas dari fluida.
Gas jauh lebih ringan dibandingkan dengan minyak, sehingga di dalam
separatoraka terpisah dalam waktu yang sangat singkat. Sementara minyak
dengan berat kira-kira dari berat air memerlukan waktu sekitar 40 sampai 70
detik untuk terpisahkan.

Perbedaan densitas antara minyak dan gas akan menentukan laju alir
maksimum cairan dalam separator. Mist adalah butir-butir cairan yang sangat
halus, dan akan terpisah dari gas pada tekanan 750 psig, pada kecepatan gas
kurang dari 1 ft/detik. Separator horizontal akan memberikan kemungkinan
kecepatan lebih rendah dari 1 ft/detik.
Pengaruh tekanan terhadap gas dan cairan adalah yang sangat penting.
Misalnya, gas dengan densitas 2.25 lb/cuft pada tekanan 750 psig, jika tekanannya
diturunkan menjadi 15 psig, maka densitasnya kira-kira 0,10 lb/cuft. Dengan
rendahnya densitas, butir-butir air akan terkondensasi dan jatuh lebih cepat.
Karena terjadinya perbedaan densitas yang sangat besar sekali.
Gelembung-gelembung gas akan pecah berkisar antara 30 sampai 60 detik.
Dengan demikian, biasanya separator dirancang, agar cairan berada dalam
separator antara 30 sampai 60 detik. Lama waktu pendiaman cairan di dalam
separator sering disebut dengan residence time (RT), yang dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut ini :

RT

V
Q

Keterangan : V
Q

= Volume separator
= Flowrate

Flowrate dan tekanan akan mempengaruhi efek pemisahan fluida. Faktor


lain yang harus dipertimbangkan adalah temperature. Umumnya dengan turunnya
temperature operasi akan meningkatkan perolehan cairan di dalam reservoir bila
sebagai gas kondensat. Dengan menurunkan tekanan pada fluida, maka akan
terjadi pemisahan model flash.
Fluktuasi tekanan pada sistem pemisahan paling sering terjadi. Apabila
terjadi tekanan abnormal akan meningkatkan kecepatan fluid ayang melalui
separator. Kondisi ini akan menyebabkan terbawanya butir-butir cairan ke dalam
aliran gas.

Faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi pemisahan fluida antara


lain;
a.

Viskositas fluida

b.

Densitas minyak dan air

c.

Tipe peralatan dalam separator

d.

Kecepatan aliran fluida

e.

Diameter dari titik titik air (droplet)

3.8

Masalah yang Dapat Terjadi di Separator dan Solusinya


Selama penggunaan separator dua fasa (separasai minyak dan gas)

mungkin saja terjadi beberapa masalah akibat apa yang diproduksikan. Liquid, gas
dan solid yang terproduksikan dapat memberikan hambatan bagi kinerja separator.
Beberapa masalah anatar lain:
a. Foamy Crude
Masalah terbentuknya foam dalam crude oil karena adanya impurities
selain air di mana impurities tersebut tidak dapat dihilangkan sebelum aliran
memasuki separator. Salah satu pengotor tersebut adalah CO 2. Foam juga
dapat berasal dari fluida komplesi atau workover yang tidak sesuai dengan
fluida wellbore. Namun foam dalam separator tidak akan memberikan masalah
apabila desain internalnya telah menjamin waktu yang cukup atau permukaan
coalescing (membentuk substance yang lebih besar) yang cukup untuk
break.
Beberapa masalah yang ditimbulkan dengan adanya foam antara lain:
Kontrol dari level liquid menjadi lebih buruk, karena alat control harus
mendeteksi tiga fase liquid daripada yang seharusnya yaitu dua.
Foam memiliki rasio volume/berat yang besar sehingga dapat mengisi
ruangan pada vessel yang seharusnya bisa digunakan untuk ruang liquid
collecting atau gravity settling.

Dalam jumlah foam yang sangat tidak terkontrol, tidak mungkin untuk
menghilangkan separated gas atau oil yang sudah dihilangkan gasnya dari
vessel tanpa membawa foamy material pada gas atau liquid.
Penggunaan foam depressant akan membuat kapasitas separator lebih besar
karena foamnya berkurang. Namun penggunaan depressant akan menambah biaya
lebih, dan lebih baik digunakan separator ukuran lebih upaya antisipasi crude oil
yang mengandung foam. Namun sekali mengunakan depressant akan membuat
jumlah masuk lebih besar daripada kapasitrasnya.
b. Paraffin
Akumulasi paraffin akan menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap kinerja
separator. Coalescing plates pada liquid section dan mesh pad pada mist extractor
pada gas section akan cenderung terjadi plugging akibat akumulasi partafin. Dan
ketika paraffin dipekirakan yang menjadi penyebab masalah tersebut, maka perlu
dipertimbangkan lagi penggunaan centrifugal mist extractors. Maka perlu lubang
lubang seperti manways, handholes dan nozzle agar steam, solvent atau liquid
pembersih lain masuk ke separator. Temperatur liquid harus juga dijaga di atas
cloud point dari crude oil menghindari pembentukan paraffin.
c. Sand
Partikel pasir bisa menjadi masalah di separator yaitu membuat berhentinya
aliran pada valve trim, plugging pada bagian dalam separator, dan akumulasi pada
bagian bawah separator. Hard trim khusus dapat meminimalkan efek pasir di
valve. Akumulasi pasir dapat dihilangkan dengan secara teratur menginjeksikan
air atau uap dari bagian bawah vessel sehingga dapat ikut terangkat keluar selama
draining process.
Dan terkadang separator vertical dilengkapi dengan bagian bawah berbentuk
cone. Di mana bagian cone tersebut adalah antisipasi bila produksi pasir akan
menjadi maslah utama. Plugging pada internal separator adalah hal yang perlu
dipertimbangkan saat mendesain separator. Desain yang harus menutamakan
separasi yang baik serta akan meminimalkan pemerangkapan pasir dalam
separator.
d. Liquid Carryover

Liquid carryover terjadi ketika free liquid keluar dengan fase gas dan dapat
mengindikasi hi-liquid level, kerusakan pada vessel utama, foam, desain yang
tidak tepat, liquid outlet yang ter-plugged, atau rate yang melebihi desain dari
vessels rate. Hal ini bisa dicegah dengan menginstall Level Safety High (LSH)
sensor yang akan menutup inlet ke separator ketika level liquid melebihi level
normalnya.
e. Gas blowby
Terjadi ketika free gas keluar dengan fase liquid yang menjadi indikasi lowlevel liquid atau control liquid yang gagal. Hal ini bisa jadi berbahaya ketika
terjadi kegagalan dalam liquid level control dan liquid dump valve terbuka dan gas
yang masuk dari inlet akan dapat keluar lewat liquid outlet. Yang mana vessel
downstream selanjutnya akan diproses. Apabila vessel downstream selanjutnya
tidak dipersiapkan untuk gas blowby, maka dapat terjadi over-pressured. Hal ini
dapat dicegah dengan memasang low safety low sensor yang akan menutup inlet
atau outlet liquid ketika level liquid turun 10-15% dari batas minimumnya. Dana
pada proses downstream selanjutnya seharusnya dipasang Pressure safety high
sensor dan pressure safety valve untuk memproses gas blowby.
f. Liquid Slugs
Pada bagian pipa yang rendah akan cenderung terbentuk akumulasi liquid
pada aliran dua fasa. Ketika level liquid pada bagian tersebut naik cukup
tinggi untuk menghambat gas flow, maka gas akan mendorong liquid
sepanajang pipa sebagai slug. Hal ini tergantung flow rate, property pipa,
perubahan elevasi, flow properties. Keberadaan slug harus diidentifikasi
dengan desain separator yang tepat. Normal operating level dan high-level
shutdown harus dipisah cukup jauh untuk antisipasi volume slug. Slug akan
menuju high level shutdown.
1.9.

Perhitungan Desain Separator


Untuk membuat performansi dalam hal ini desain separator maka langkahlangkah dalam perhitungannya :
1. Siapkan data penunjang, sebagai berikut :

Laju produksi gas, minyak dan air


SG gas, minyak dan air
Temperatur dan tekanan separator
Faktor kompresibilitas separator dan kondisi standar
Kadar air
2. Anggap suatu tinggi separator vertikal atau panjang separator horizontal
sebesar L feet.
3. Ubah laju produksi gas standar (Qg, SCF/hari) ke laju produksi gas pada
kondisi separator (Vg,cuft/detik) dengan menggunakan persamaan:
Vg =

Qg Psc Tsep Zsep


86400 Psep Tsc Zsc (1)

Dimana:
Vg

= laju gas kondisi separator, SCF/hari

Qg

= laju aliran gas, SCF/hari

Psc

= tekanan standard, psia

Tsep

= temperatur separator, R

Zsep

= compressibility factor separator (Lampiran D.1)

Psep

= tekanan separator

Tsc

= temperatur standard, R

Zsc

= compressibility factor pada kondisi standar (Lampiran


D.1)

Bila Tsc = 520 OR atau 60 OF dan Psc = 14,7 psia maka :

-7

Vg = 3,23 x 10 x

Qg Tsep Zsep
(2)
Psep Zsc

Harga Z dan Zsc dapat dicari dari Lampiran E.1.


4. Ubah API minyak menjadi SG minyak pada kondisi standar, dengan persamaan :
SG0 =

141,5
131,5+ API (3)

Dimana:
SGo

= Specific Gravity minyak

5. Koreksi SGo pada kondisi standar ke kondisi separator (SGosep), dengan


Lampiran D.2.
SGo
SGosep

= Specific Gravity minyak


= Specific Gravity minyak di separator (Lampiran D.2)

6. Hitung SG campuran cairan (SGls) dengan persamaan :


SGls = Wc SGw + (1 - Wc) x Sgosep.(4)

Dimana:
SGls

= Specific Gravity cairan

Wc

= kadar air dalam cairan, fraksi

SGw

= Specific Gravity air

SGosep

= Specific Gravity minyak di separator (Lampiran D.2)

7. Hitung densitas cairan di separator (BDl, Ib/cuft), dengan persamaan :

BDl= SGls x 62.4..(5)


Dimana:
BD1

= densitas cairan, Ib/cuft

SGls

= Specific Gravity cairan

8. Hitung densitas gas pada kondisi separator (BDg, Ib/cuft), dengan persamaan :
BDg = SGg x 0,0764 x

Psep
Psc x

Tsc
Zsc
x
Tsep
Zsep ..........................(6)

Dimana:
BDg

= densitas gas, lb/cuft

SGg

= Specific Gravity gas

Psep

= tekanan separator

Tsc

= temperature standard, R

Zsc

= compressibility factor pada kondisi standar (Lampiran


D.1)

Psc

= tekanan standard, psia

Tsep

= temperatur separator, R

Zsep

= compressibility factor separator (Lampiran D.1)

Bila kondisi standar 14,7 psia dan 60 F atau 520 R, maka :


BDg = 2,7 x

SGg Psep Zsc


...............................................(7)
Tsep Zsep

9. Hitung kecepatan maskimal gas (V, ft/detik) dengan menggunakan Hukum Stoke
yangdimodifikasi:

V =K

BD lBDg
(8)
BDg

Dimana:
V

= kecepatan maksimum gas, ft/detik

= Konstanta berdasarkan desain dan operasi separator.


(Lampiran E.4)

K didapat dari Lampiran D.4,yang merupakan fungsi jenis, panjang dan diameter
separator.
10. Hitung luas aliran gas (Ag, ft2) dengan persamaan :
Ag=

Vg
V ..........................................................................................(9)

Ag

= luas separator berdasarkan gas, ft2

Vg

= laju gas kondisi separator, SCF/hari

= kecepatan maksimum gas, ft/detik

11.Hitung diameter-dalam separator berdasarkan kapasitas gas, (Dg, ft) dengan


persamaan
Separator vertikal :

Dg =

4 Ag
(10)

Separator horizontal single barrel :

Dg =

8 Ag

..(11)

Separator horizontal double barrel :

Dg =

4 Ag
..(12)

Untuk separator bola:

Dg = 2 x

4 Ag
..............................................................(13)

Dimana:
Dg

= Diameter separator berdasarkan gas, feet

Ag

= luas separator berdasarkan gas, feet2

12. Diameter luar (nominal) dapat dicari dengan menggunakan Lampiran D.3.
13. Tentukan waktu retensi (retention time) di dalam separator (t,menit) :
Untuk aliran 2 fasa, berlaku :
API > 35

t = l menit

API 35t = - 0.058 API + 3.03.(14)


Untuk aliran 3 fasa, berlaku :
API > = 50

t = 3 menit

40 <API 50

t = 3 - 4 menit

30 <API 40

t = 4 - 5 menit

20 <API 30

t = 5 - 7 menit

Tinggi kolom air minimum 6 inchi.


Waktu retensi yang paling teliti ditentukan dari pengukuran langsung.

14. Hitung Reduced liquid capacity factor (C).


API 35,

C=1

API < 35, C = (0.029 x API) 0.015(15)


15. Tentukan diameter separator berdasarkan volume cairan (D1, feet).
Tinggi cairan di dalam separator vertikal biasanya diambil 2 feet, dan dengan
menggunakan faktor keamanan 2 feet untuk heading,
maka luas lingkar penampang separator (A1, ft2) adalah :
Al =

Qot
257 C .(16)

Dimana:
A1

= luas separator berdasarkan cairan, feet2

Qo

= laju aliran minyak, bbl / hari

= waktu retensi, menit

= Reduce Liquid Capacity Factor

Diameter Separator vertikal berdasarkan volume cairan :

Dl =

4 Al

..(17)

Dimana:
D1

= Diameter separator berdasarkan cairan, ft

A1

= luas separator berdasarkan cairan, ft2

Separator horizontal single barrel :

Dl =

Qo t
50,46 C (18)

Dimana:
D1

= Diameter separator berdasarkan cairan, feet

Qo

= laju aliran minyak, bbl / hari

= waktu retensi, menit

= Reduce Liquid Capacity Factor

Separator horizontal double barrel :

Dl =

1 3 Qo t
x
2
50,46 C

..............................................................(19)

Dimana:
D1

= Diameter separator berdasarkan cairan, feet

Qo

= laju aliran minyak, bbl/hari

= waktu retensi, menit

= Reduce Liquid Capacity Factor

Separator bola :

Ql = 33,51 x

CDL3
D

t
2 ............................................(20)

atau

Dl =

0,0422 Qo t
C

0,2857

........................................(21)

Dimana:
Q1

= laju aliran cairan : minyak dan air, bbl/hari

= waktu retensi, menit

= Diameter, ft

D1

= Diameter separator berdasarkan cairan, ft

Qo

= laju aliran minyak, bbl/hari

= Reduce Liquid Capacity Factor

16. Tentukan nilai Rm dengan menggunakan persamaan:


Rm =

L
Dl

Bila 3 Rm 5 ukuran separator terdapat di pasaran.


Bila Rm < 3, maka harga L tidak memenuhi syarat.
Bila Rm > 5, maka harga L tidakmemenuhi syarat.

Daftar Simbol :
Ag

= luas separator berdasarkan gas, ft2

A1

= luas separator berdasarkan cairan, ft2

BDg

= densitas gas, lb/cuft

BD1

= densitas cairan, Ib/cuft

= Reduce Liquid Capacity Factor

= Diameter, ft

Dg

= Diameter separator berdasarkan gas, ft

D1

= Diameter separator berdasarkan cairan, ft

= Konstanta berdasarkan desain dan operasi separator. (Lampiran A.1)

= panjang atau tinggi separator

Psep

= tekanan separator

Psc

= tekanan standard, psia

Qg

= laju aliran gas, SCF/hari

Qo

= laju aliran minyak, bbl/hari

Q1

= laju aliran cairan : minyak dan air, bbl/hari

SGg

= Specific Gravity gas

SGls

= Specific Gravity cairan

SGo

= Specific Gravity minyak

SGosep= Specific Gravity minyak di separator


SGw

= Specific Gravity air

= waktu retensi, menit

Tsc

= temperatur standard, R

Tsep

= temperatur separator, R

= kecepatan maksimum gas, ft/detik

Vg

= laju gas kondisi separator, SCF/hari

Wc

= kadar air dalam cairan, fraksi

Zsep

= compressibility factor separator

Zsc

= compressibility factor pada kondisi standar \

3.10

Hasil dan Pembahasan

3.10.1 Hasil Perhitungan


TABEL 4
Hasil Perhitungan
Parameter
Vg
Sgo
SGo Separator
Z separator
SGls
BDl
BDg
Vmax
Ag
Dg
OD
T
C
Dl
Rm

3.10.2 Pembahasan
Separator merupakan

Hasil Perhitungan
2,6 x 10-3 scf/detik
0,8548
0,86
0,98
0,9899
61,76 lb/cuft
0,1278 lb/cuft
4,3657ft/detik
5,9551 x 10-4 ft2
0,0389ft
8ft
1,0568 menit
0,9716
2,97 ft
4,7138

tabung

bertekanan

yang

digunakan

untuk

memisahkan fluida yang berasal dari sumur produksi minyak bumi. Separator
merupakan salah satu peralatan utama yang mempunyai peranan penting dalam
proses pengolahan minyak bumi. Terdapat tiga separator yaitu separator vertical.
Horizontal dan spherical. Akan tetapi disini yang akan dibahas adalah separator
horizontal dengan hasil pemisahan dua fase yaitu liquid dan gas dengan tekanan
kerja low pressure.

Pemisahan pertama gas dan minyak dilakukan di Stasiun Pengumpul


dengan prinsip pemisahan yaitu dengan tabung bertekanan dan bertemperatur
tertentu yang berfungi untuk memisahkan fase gas dan liquid secara optimum.
Sebelum melakukan perhitungan desain separator horizontal dua fase pada
Stasiun Pengumpul Utama di PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik terlebih dahulu
mengumpulkan data yang akan digunakan seperti feed masuk (input) dimana datadata tersebut meliputi laju produksi crude oil (minyak dan air), laju produksi gas,
Spesific gravity minyak, air, dan gas serta temperature dan tekanan separator yaitu
pada kondisi actual dan standar. Dari perhitungan didapat nilai Rm sebesar 4,7138
hal ini menunjukkan bahwa nilai Rm untuk harga L sebesar 14 ft telah memenuhi
syarat karena apabila Rm <3, maka harga L di langkah 2 harus diperbesar, Rm>5,
maka harga L di langkah 2 harus diperkecil.
Dari perhitungan yang didapat, dapat dibandingkan ukuran separator yang
terpasang di PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik dengan ukuran separator yang
ideal. Dari ukuran panjang dan diameter separator di PT. pertamina EP Asset 1
Field Lirik mampu menampung kapasitas minyak hingga187.95 bblkarena
separator mempunyai panjang 6.096 mm (20ft) dan diameter 2420,112 mm (7,94
ft). Dari perhitungan secara manual dengan Rm yang memenuhi syarat, panjang
dan diameter ideal separator untukBOPD1214,29adalah 4267,2 mm (14ft) x
905,256 mm (2,97 ft). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran separator yang
digunakan di PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik terlalu besar jika dibandingkan
dengan laju produksi sumur yang ada sehingga merupakan suatu pemborosan
biaya.

3.11 Kesimpulan dan Saran


3.11.1 Kesimpulan
Berdasarkan data actual, perhitungan dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari data yang diambil kemudian dilakukan proses perhitungan maka didapat
nilai Rm sebesar 4,7138. Hal ini menunjukkan Rm memenuhi syarat karena
harga nya 3 4,7138 5.
2. Ukuran ideal untuk separator dua fasa yang digunakan dengan data penunjang
sesuai pada separator produksi yang digunakan di Stasiun Pengumpul Utama
di PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik adalah ukuran 4267,2 mm (14ft) x
905,256 mm (2,97 ft).
3. Ukuran separator ideal yang dirancang ulang dengan menggunakan data
desain yang didapatkan tidak sesuai dengan separator yang telah dipasang,
dikarenakan karena produksi minyak yang menurun sehingga separator yang
dipasang besarnya tidak sesuai dengan kapasitasnya sekarang. Ukuran yang
terpasang adalah 6.096 mm (20ft) dan diameter 2420,112 mm (7,94 ft).
sedangkan ukuran yang didapatkan dari perhitungan adalah 4267,2 mm (14ft)
x 905,256 mm (2,97 ft).
3.11.2 Saran
Adapun saran yang diberikan penulis, adalah :
1. Fasilitas produksi separator perlu re-design dari segi kapasitas agar
fluida diseparasi dengan baik dan optimal.
2. Fasilitas produksi separator perlu perawatan (maintenance) rutin
untuk mendukung performance proses pemisahan dari separator
tersebut.

BAB IV
PENUTUP
PT.Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi yang meliputi eksplorasi dan eksploitasi.
PT. pertamina EP Asset 1 Field Lirik berfungsi megolah bahan mentah minyak
bumi yang diambil dari reservoir menjadi minyak mentah (crude oil). Selanjutnya
produk tersebut dikirim ke PT.Pertamina RU II Sungai Pakning untuk diolah

menjadi produk berupa bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar bukan
minyak (Non BBM).
Pada field Lirik memiliki beberapa kegiatan penunjang produksi
diantaranya adalah sonolog yang digunakan untuk mengetahui data Static Fluid
Level (SFL) dan data Dynamic Fluid Level (DFL). Dari kedua data tersebut
digunakan untuk mengetahui berapa besarnya laju produksi maksimum dari setiap
sumur dan juga dapat menentukan tekanan alir dasar sumur (Pwf) serta untuk
mengetahui kinerja dari pompa yang sedang beroperasi. Selain itu terdapat
kegiatan pengujian air formasi untuk mengetahui konsentrasi Cl dan pH dari air
formasi. Terdapat juga kegiatan pengukuran water cut yang bertujuan untuk
mengetahui besarnya kandungan air pada crude oil sehingga dapat ditentukan
berapa banyak minyak yang didapat dari setiap sumurnya.
Secara umum kegiatan operasi produksi pada lokasi Field lirik dimulai dari
pengambilan minyak dari dalam sumur kemudian dialirkan ke manifold setelah itu
dialirkan ke SPU (stasiun pengumpul utama). Di SPU ini terdapat separator yang

Anda mungkin juga menyukai