(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan)
Oleh :
JURUSAN FISIKA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....i
BAB I PENDAHULUAN …...…...……………………………………….………. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II ENTALPI DAN ENTROPI LINGKUNGAN …..………………………2
2.1 Pengertian Entalpi dan Entropi ……..….....…………………………………2
2.2 Perubahan Entalpi dan Entropi dalam Sistem dan Lingkungan …..……... 4
BAB III PENUTUP …..…………………………………………………………...8
3.1 Kesimpulan ….........…………………………………………………………... 8
3.2 Saran ……..........……………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA …..………………………………………………………… 9
i
BAB I
PENDAHULUAN
Alam memiliki kekayaan yang luar biasa diberbagai skala spasial dan temporal
dimana proses dan interaksinya terjadi. Dalam lingkungan disekitar kita banyak sekali gejala
fisika yang tanpa disadari. Gejala atau fenomena fisika pada lingkungan terkadang sangat
mempengaruhi sekali efeknya. Hukum – hukum fisika dalam lingkungan manusia ada
berbagai macam, misalnya hukum termodinamika, prinsip entropi, entalpi, dan energi bebas
Gibbs, dan hukum lainnya.
Entalpi dan entropi pada lingkungan sendiri memiliki peran yang aktif. Entalpi
adalah proses perpindahan kalor yang terjadi secara konstan. Sedangkan, entropi adalah
komponen suhu tinggi ke komponen yang bersuhu rendah. Entalpi juga energi yang
dilepaskan atau diserap selama berlangsungnya proses.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan entalpi dan entropi pada
lingkungan, agar kitamengetahui proses – proses lingkungan disekitar kita yang kadang tidak
terlihat. Proses – proses fisika pada lingkungan juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari – hari.
1
BAB II
ENTALPI DAN ENTROPI LINGKUNGAN
2
dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir.
Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan energi, yang
juga dipelajari di hukum termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari
keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia. Perhatikan diagram
berikut:
A ΔH1 C
ΔH4 ΔH2
B ΔH3 D
3
mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja atau usaha tersebut, entropi akan
terkumpul pada sistem yang kemudian terdisipasi dalam bentuk panas buangan.
Pada termodinamika klasik, konsep energi didefinisikan pada hukum kedua
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu
bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan
suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan “terentropikan” atau akan berlangsung
ke arah tertentu. Entropi juga akan menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara
spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah. Entropi
termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi temperatur, yang mempunyai satuan
internasional joule per kelvin (J/K). Entropi dilambangkan dengan huruf (S). Untuk proses
spontan, perubahan entropi (dS) dari suatu sistem adalah lebih besar dibanding panas dibagi
temperatur mutlak.
𝑑𝑄
𝑑𝑆 >
𝑇
proses dikatakan spontan apabila:
dSsemesta = dSsistem + dSlingkungan> 0
sementara untuk proses reversibel, yaitu:
𝑑𝑄𝑟𝑒𝑣
𝑑𝑆 = (3)
𝑇
4
yang secara kolektif biasa disebut kerja (W). Adanya pertukaran energi tersebut akan
mengubah jumlah energi yang terkandung dalam sistem. Kerja adalah suatu bentuk
pertukaran energi antara sistem dengan lingkungannya.
Hukum termodinamika menyatakan hubungan antarae nergi sistem dengan
lingkungannya jika terjadi perubahan. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem
menyerap atau membebani kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, lingkungan akan
kehilangan kalor dan energi dalamnya. Sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau
sistem mengeluarkan kalor maka energi dalam akan bertambah, dengan kata lain sistem
kehilangan kalor dengan jumlah yang sama. Kalor yang diberikan ke sistem sebagian
disimpan sebagai energi dalam (dU) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (W). Secara
matematis hubungan energi dalam kalor dan kerja dalam hukum I termodinamika dinyatakan
sebagai berikut:
dU = q + W
Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan energi dalam (dU) sama dengan jumlah
kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (W). Suatu materi
hanya dapat diukur perubahan energinya (∆E). Sama halnya dengan entalpi yang hanya
dapat diukur perubahan entalpinya (∆H).
ΔH= Hp - Hr
Dengan Hp adalah entalpi produk dan Hr adalah entalpi reaktan. Apabila entalpi produk
lebih besar daripada entalpi reaktan, maka perubahan entalpi bernilai positif. Perubahan
entalpi yang bernilai positif disebut endotermik. Dalam hal ini akan terjadi penyerapan kalor
dari lingkungan ke dalam sistem. Apabila entalpi reaktan lebih besar daripada entalpi
produk, maka perubahan entalpi bernilai negatif. Perubahan entalpi yang bernilai negatif
disebut eksotermik. Dalam hal ini akan terjadi pelepasan kalor dari sistem ke
lingkungan.Perubahan entalpi merupakan perubahan energi internal suatu sistem ketika
terjadi transfer sistem dari suatu keadaan ke keadaan lain.
∆H = ∆E + p. ∆V
∆E = q + W
Wsistem = - pV
5
Maka,
H = (q+W) + p. ∆V
H = (q – p. ∆V) + p. ∆V
H=q
Sehingga, pada tekanan tetap perubahan entalpi sama dengan kalor (q) yang diserap maupun
kalor yang dilepas. Perubahan entropi dalam sistem dimulai pada perhitungan S univ perlu
diketahui terlebih dahulu nilai Ssis dan Ssurr . Pemisalan reaksi dalam sistemnya :
aA bB cC dD
maka nilai entropi reaksi standar nya S rxn adalah :
S rxn cS (C ) dS ( D) aS ( A) bS ( B)
Atau bisa disingkat menggunakan Ʃ yang menyatakan jumlah
S rxn nS produk mS pereaksi
Nilai entropi standar sebagian senyawa diukur dalam J/K.mol
Perubahan entropi dalam lingkungan terjadi pada suatu proses eksotermis yang
berlangsung dalam suatu sistem, kalor yang dipindahkan ke lingkungan meningkatkan
gerakan molekul di lingkungan. Akibatnya, ada peningkatan ketidakteraturan pada tingkat
molekul, dan entropi lingkungan meningkat. Sebaliknya, proses endotermik dalam sistem
meyerap kalor dari lingkungan dan dengan demikian menurunkan entropi lingkungan karena
gerakan molekul berkurang.
Rumus dari entropi lingkungan:
H SIS
S surr
T
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Entalpi (H) adalah jumlah energi (E) dalam suatu sistem termodinamika ditambah
dengan jumlah energi yang dilakukan untuk melakukan usaha (W), sedangkan
entropi merupakan salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tidak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
3. Perubahan entalpi merupakan perubahan energi internal suatu sistem ketika terjadi
transfer sistem dari suatu keadaan ke keadaan lain., sementara itu perubahan entropi
dalam lingkungan terjadi pada suatu proses eksotermis yang berlangsung dalam
suatu sistem, kalor yang dipindahkan ke lingkungan meningkatkan gerakan molekul
di lingkungan.
3.2 Saran
Pada makalah selanjutnya, diharapkan dapat memuat contoh fenomena entropi dan
entalpi yang terjadi di lingkungan beserta cara penyelesaiannya.
7
DAFTAR PUSTAKA