Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ENTALPI DAN ENTROPI LINGKUNGAN

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan)

Oleh :

Jasmine Fadhila (K1C017011)


Syimah Nur Rahmah Shabrina (K1C017014)
Puja Refiana (K1C017015)
Fatkhiyatul Maghfiroh (K1C017017)
Muhammad Akbar Firmansyah (K1C017018)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....i
BAB I PENDAHULUAN …...…...……………………………………….………. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II ENTALPI DAN ENTROPI LINGKUNGAN …..………………………2
2.1 Pengertian Entalpi dan Entropi ……..….....…………………………………2
2.2 Perubahan Entalpi dan Entropi dalam Sistem dan Lingkungan …..……... 4
BAB III PENUTUP …..…………………………………………………………...8
3.1 Kesimpulan ….........…………………………………………………………... 8
3.2 Saran ……..........……………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA …..………………………………………………………… 9

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam memiliki kekayaan yang luar biasa diberbagai skala spasial dan temporal
dimana proses dan interaksinya terjadi. Dalam lingkungan disekitar kita banyak sekali gejala
fisika yang tanpa disadari. Gejala atau fenomena fisika pada lingkungan terkadang sangat
mempengaruhi sekali efeknya. Hukum – hukum fisika dalam lingkungan manusia ada
berbagai macam, misalnya hukum termodinamika, prinsip entropi, entalpi, dan energi bebas
Gibbs, dan hukum lainnya.
Entalpi dan entropi pada lingkungan sendiri memiliki peran yang aktif. Entalpi
adalah proses perpindahan kalor yang terjadi secara konstan. Sedangkan, entropi adalah
komponen suhu tinggi ke komponen yang bersuhu rendah. Entalpi juga energi yang
dilepaskan atau diserap selama berlangsungnya proses.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan entalpi dan entropi pada
lingkungan, agar kitamengetahui proses – proses lingkungan disekitar kita yang kadang tidak
terlihat. Proses – proses fisika pada lingkungan juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari – hari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Apa itu entalpi dan entropi pada lingkungan?
2. Bagaimana perubahan entalpi dan entropi pada lingkungandansistem?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini, yaitu :
1. Dapat memahami entalpi dan entropi dalam lingkungan.
2. Dapat mengetahui perubahan entalpi dan entropi dalam lingkungan.

1
BAB II
ENTALPI DAN ENTROPI LINGKUNGAN

2.1 Pengertian Entalpi dan Entropi


Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium), yang dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah suatu sistem
keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat (laju) perubahan
itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam keseimbangan. Entalpi dan
entropi merupakan dua hal yang selalu berkaitan dengan termodinamika. Didalam Hukum I
Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu sistem dalam
termodinamika, selain itu hukum ini juga menjelaskan tentang Entalpi. Hukum II
Termodinamika menjelaskan tentang Entropi. Penjelasan tentang Entalpi dan Entropi dapat
dijelaskan pada materi dibawah ini.
1. Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah energi (E) dalam suatu sistem termodinamika ditambah
dengan jumlah energi yang dilakukan untuk melakukan usaha (W). Hukum kekekalan energi
menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya
dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi
suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahan energi (ΔE).
Demikian juga halnya dengan energi, entalpi tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah
perubahan energi (ΔH) yang dirumuskan pada persamaan:
ΔH = Hp - Hr (1)
Dengan:
ΔH = perubahan entalpi,
Hp = entalpi produk,
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi.
Bila H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan
kalor dari lingkungan ke sistem.
Bila H produk < H reaktan, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.
Pada perubahan entalpi, terdapat hukum yang dinamakan Hukum Hess. Hukum Hess
adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi akan sama walaupun
reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak langkah. Perubahan entalpi tidak

2
dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir.
Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan energi, yang
juga dipelajari di hukum termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari
keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia. Perhatikan diagram
berikut:

A ΔH1 C

ΔH4 ΔH2

B ΔH3 D

Gambar 2.1 Diagram Hukum Hess

Diagram diatas menjelaskan bahwa untuk mereaksikan A menjadi D, dapat


menempuh jalur B maupun C, dengan perubahan entalpi yang sama (ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 +
ΔH4). Jika perubahan kimia terjadi oleh beberapa jalur yang berbeda, perubahan entalpi
keseluruhan tetaplah sama. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi merupakan fungsi
keadaan. Dengan demikian ΔH untuk reaksi tunggal dapat dihitung dengan:
ΔH reaksi = Ʃ ΔHp(produk) – Ʃ ΔHr(reaktan) (2)
Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (ΔH<0), reaksi tersebut merupakan eksoterm
dan bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (ΔH>0), maka reaksi bersifat endoterm.
2. Entropi
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tidak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
Berdasarkan hukum termodinamika, manifestasi yang paling umum dari entropi adalah
entropi dari sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas
berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih
rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan
proses reversibel atau bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu dikur untuk menentukan
bahwa energi tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses
termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah
bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja atau usaha, maka secara teoritis

3
mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja atau usaha tersebut, entropi akan
terkumpul pada sistem yang kemudian terdisipasi dalam bentuk panas buangan.
Pada termodinamika klasik, konsep energi didefinisikan pada hukum kedua
termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu
bertambah atau tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan
suatu proses, apakah proses tersebut cenderung akan “terentropikan” atau akan berlangsung
ke arah tertentu. Entropi juga akan menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara
spontan dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah. Entropi
termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi temperatur, yang mempunyai satuan
internasional joule per kelvin (J/K). Entropi dilambangkan dengan huruf (S). Untuk proses
spontan, perubahan entropi (dS) dari suatu sistem adalah lebih besar dibanding panas dibagi
temperatur mutlak.
𝑑𝑄
𝑑𝑆 >
𝑇
proses dikatakan spontan apabila:
dSsemesta = dSsistem + dSlingkungan> 0
sementara untuk proses reversibel, yaitu:
𝑑𝑄𝑟𝑒𝑣
𝑑𝑆 = (3)
𝑇

proses dikatakan setimbang apabila:


dSsemesta = dSsistem + dSlingkungan = 0
Entropi merupakan sifat keadaan suatu sistem yang menyatakan tingkat
ketidakteraturan, berkaitan dengan jumlah keadaan mikro yang tersedia bagi molekul sistem
tersebut. Entropi juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan sistem untuk berproses ke
arah tertentu. Entropi dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat dimusnahkan. Entalpi tidak dapat
memprediksi apakah reaksi spontan atau tidak. Tetapi Hukum 2 Termodinamika
menyatakan bahwa total entropi sistem dan lingkungannya selalu bertambah untuk proses
spontan. Entropi meningkat seiring dengan kebebasan dari molekul untuk bergerak.
2.2 Perubahan Entalpi dan Entropi dalam Sistem dan Lingkungan
Hukum kekekalan energi menyatakan energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lainnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Kumpulan benda yang diamati
disebut sistem, sedangkan semua yang berada diluar sistem disebut lingkungan. Pertukaran
antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk – bentuk energi lainnya

4
yang secara kolektif biasa disebut kerja (W). Adanya pertukaran energi tersebut akan
mengubah jumlah energi yang terkandung dalam sistem. Kerja adalah suatu bentuk
pertukaran energi antara sistem dengan lingkungannya.
Hukum termodinamika menyatakan hubungan antarae nergi sistem dengan
lingkungannya jika terjadi perubahan. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem
menyerap atau membebani kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, lingkungan akan
kehilangan kalor dan energi dalamnya. Sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau
sistem mengeluarkan kalor maka energi dalam akan bertambah, dengan kata lain sistem
kehilangan kalor dengan jumlah yang sama. Kalor yang diberikan ke sistem sebagian
disimpan sebagai energi dalam (dU) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (W). Secara
matematis hubungan energi dalam kalor dan kerja dalam hukum I termodinamika dinyatakan
sebagai berikut:
dU = q + W
Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan energi dalam (dU) sama dengan jumlah
kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (W). Suatu materi
hanya dapat diukur perubahan energinya (∆E). Sama halnya dengan entalpi yang hanya
dapat diukur perubahan entalpinya (∆H).
ΔH= Hp - Hr

Dengan Hp adalah entalpi produk dan Hr adalah entalpi reaktan. Apabila entalpi produk
lebih besar daripada entalpi reaktan, maka perubahan entalpi bernilai positif. Perubahan
entalpi yang bernilai positif disebut endotermik. Dalam hal ini akan terjadi penyerapan kalor
dari lingkungan ke dalam sistem. Apabila entalpi reaktan lebih besar daripada entalpi
produk, maka perubahan entalpi bernilai negatif. Perubahan entalpi yang bernilai negatif
disebut eksotermik. Dalam hal ini akan terjadi pelepasan kalor dari sistem ke
lingkungan.Perubahan entalpi merupakan perubahan energi internal suatu sistem ketika
terjadi transfer sistem dari suatu keadaan ke keadaan lain.

∆H = ∆E + p. ∆V

∆E = q + W

Wsistem = - pV

5
Maka,

H = (q+W) + p. ∆V

H = (q – p. ∆V) + p. ∆V

H=q

Sehingga, pada tekanan tetap perubahan entalpi sama dengan kalor (q) yang diserap maupun
kalor yang dilepas. Perubahan entropi dalam sistem dimulai pada perhitungan S univ perlu
diketahui terlebih dahulu nilai Ssis dan Ssurr . Pemisalan reaksi dalam sistemnya :
aA  bB  cC  dD
maka nilai entropi reaksi standar nya S rxn adalah :

  
S  rxn  cS  (C )  dS  ( D)  aS  ( A)  bS  ( B) 
Atau bisa disingkat menggunakan Ʃ yang menyatakan jumlah
S  rxn  nS   produk   mS   pereaksi 
Nilai entropi standar sebagian senyawa diukur dalam J/K.mol
Perubahan entropi dalam lingkungan terjadi pada suatu proses eksotermis yang
berlangsung dalam suatu sistem, kalor yang dipindahkan ke lingkungan meningkatkan
gerakan molekul di lingkungan. Akibatnya, ada peningkatan ketidakteraturan pada tingkat
molekul, dan entropi lingkungan meningkat. Sebaliknya, proses endotermik dalam sistem
meyerap kalor dari lingkungan dan dengan demikian menurunkan entropi lingkungan karena
gerakan molekul berkurang.
Rumus dari entropi lingkungan:
 H SIS
S surr 
T

Gambar 2.2 Perubahan Entropi dalam Lingkungan

Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa reaksi spontan akan menghasilkan


peningkatan total entropi dari sistem dan lingkungan.

∆Stotal = ∆Ssistem + ∆Slingkungan

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Entalpi (H) adalah jumlah energi (E) dalam suatu sistem termodinamika ditambah
dengan jumlah energi yang dilakukan untuk melakukan usaha (W), sedangkan
entropi merupakan salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tidak dapat digunakan untuk melakukan usaha.
3. Perubahan entalpi merupakan perubahan energi internal suatu sistem ketika terjadi
transfer sistem dari suatu keadaan ke keadaan lain., sementara itu perubahan entropi
dalam lingkungan terjadi pada suatu proses eksotermis yang berlangsung dalam
suatu sistem, kalor yang dipindahkan ke lingkungan meningkatkan gerakan molekul
di lingkungan.
3.2 Saran
Pada makalah selanjutnya, diharapkan dapat memuat contoh fenomena entropi dan
entalpi yang terjadi di lingkungan beserta cara penyelesaiannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Rizki.2018. Entalpi, Entropi, dan Hukum 2 Termodinamika. Universitas Negeri


Sebelas Maret: Surakarta
http://hikam.freevar.com/kuliah/termo/pdf/bab/thmd04.pdf diakses pada tanggal 28 Maret,
2020 pukul 10.20 WIB
http://kimiakar.blogspot.com/2017/12/entropi.html diakses pada tanggal 03 April 2020,
pukul 20:12
https://ratukemalalaura.blogspot.com/2018/07/termodinamika-entalpi-dan-entropi.html
diakses pada tanggal 07 April 2020, pukul 16:24
https://slideplayer.info/slide/12728539/ diakses pada tranggal 03 April 2020, pukul 20:12
https://soalkimia.com/termokimia/ diakses pada tanggal 03 April 2020, pukul 20:27

Anda mungkin juga menyukai