Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIKA DALAM INTERDISIPLIN ILMU

“KONSEP LISTRIK DAN MAGNET DALAM KIMIA


DAN BIOLOGI”

DOSEN PENGAMPU :
Deo Demonta Panggabean,S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH :
Kelompok Lima (V) :

1. Kristina Sinaga (4183121058)


2. Stephanie Sisilia Br Sembiring (4183121024)
3. James Marbun (4183321028)
4. Yosafat Pakpahan (4182121009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
tercurah, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Listrik dan
Magnet Dalam Biologi Dan Kimia” ini. Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah
supaya para mahasiswa dapat lebih memahami materi dalam fisika interdisiplin ilmu.

Tersusunnya makalah ini tentu bukan dari usaha penulis saja. Dukungan moral dan
material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya makalah ini. Untuk itu, penulis
ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak lainnya yang
membantu secara moral dan material bagi tersusunnya makalah ini.

Penulis juga menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada Bapak Deo Demonta
Panggabean,S.Pd.,M.Pd.selaku dosen mata kuliah fisika dalam interdisiplin ilmu yang sudah
banyak membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.

Penulis juga berharap kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Sebab,
penulis sangat menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2020

Kelompok Lima (V)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
1.4 Lingkup Pembahasan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN/ISI
2.1 Magnetic Stirer.................................................................................................... 3
2.2 MRI (Magnetic Resonance Imaging).................................................................. 4
2.3 Pemaparan Medan Magnet Pada Tanaman......................................................... 6
2.4 NMR Spektroskopi............................................................................................. 7
2.5 Baterai................................................................................................................. 8
2.6 Saraf Manusia..................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


2.7 Kesimpulan......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang kompleks. Dimana mempelajari
mengenai kejadian, fenomena, konflik dan hubungan yang terjadi di dalam kehidupan ini. ilmu
pengetahuan alam terbagi atas tiga disiplin ilmu yang umum kita kenal, yakni Fisika, Kimia, dan
Biologi. Ketiga ilmu ini erat kaitannya dengan kehidupan serta lingkungan kita berada. Ilmu
fisika merupakan ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam
lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya.
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi (segala sesuatu yang menempati ruang
dan memiliki massa) dan perubahannya. Ilmu Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan lingkungannya agar terjadi kesinergisan serta ilmu pengetahuan yang saling
berkaitan, ketiga cabang ilmu ini memiliki hubungan satu dengan yang lain. Kesinergisan
tersebut dapat terjadi jika suatu konsep yang ada pada fisika juga terdapat pada biologi dan
kimia. Salah satu konsep fisika tersebut adalah listrik dan magnet.

Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik
dinamis Berbicara mengenai listrik, maka erat hubungannya dengan kata magnet. Di dalam
kehidupan sehari-hari kata magnet sudah sering kita dengar. Namun sering juga berpikir bahwa
jika mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik benda. Kita bisa mengambil suatu benda
hanya dengan sebuah magnet, misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi dengan
sifat magnet sehingga memudahkan untuk mengambil benda yang jatuh di tempat yang sulit
dijangkau oleh tangan secara langsung. Mungkin banyak dari kita belum mengetahui bagaimana
penerapan listrik dan magnet ini pada bidang biologi maupun pada bidang kimia. Oleh karena itu
makalah ini akan membahas penerapan-penerapan konsep listrik dan magnet pada bidang biologi
dan kima.

1.2 Rumusan Permasalahan

1. Bagaimana penerapan listrik dan magnet dalam bidang biologi ?

1
2. Bagaimana penerapan listrik dan magnet dalam bidang kimia?
3. Apa saja contoh penerapan listrik dan magnet dalam bidang biologi?
4. Apa saja contoh penerapan listrik dan magnet dalam bidang kimia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penerapan listrik dan magnet dalam bidang biologi.


2. Untuk mengetahui penerapan listrik dan magnet dalam bidang kimia.
3. Untuk mengetahui apa saja contoh penerapan listrik dan magnet dalam bidang biologi.
4. Untuk mengetahui apa saja contoh penerapan listrik dan magnet dalam bidang kimia.

1.4. Lingkup Pembahasan

Pada pembahasan ini akan terfokus kepada penerpaan konsep listrik dan magnet pada bidang
biologi dan bidang kimia.

2
BAB II

PEMBAHASAN/ISI

Pada fisika listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui,
seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik juga bisa
menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio. Dalam listrik,
muatan menghasilkan medan elektromagnetik yang dilakukan ke muatan lainnya. Listrik muncul
akibat adanya beberapa tipe fisika seperti muatan listrik, medan listrik, potensial listrik, arus
listrik dan lainnya. Apabila terdapat elektron yang tidak memiliki pasangan, maka elektron
tersebut akan bergerak mencari pasangannya ke atom lain. Gerakan elektron ini menghasilkan
gaya tarik dan gaya tolak yang disebut dengan gaya magnet. Konsep listrik dan magnet ini juga
banyak diterapkan pada bidang biologi dan bidang kimia.

2.1 Magnetic Stirer

Dalam laboratorium sering digunakan bahan – bahan pencampur yang ditambahkan dengan zat
-zat atau cairan yang akan dianalisis. Agar zat-zat atau cairan tersebut dapat tercampur dengan
sempurna (homogen) maka diperlukan alat pengaduk. Salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mengaduk larutan tersebut adalah alat magnetic stirrer. Pengaduk magnetik atau Magnetic
stirrers adalah alat laboratorium yang menggunakan putaran medan magnet untuk memutar stir
bars atau batang pengaduk yang diletakan dalam larutan sehingga akan membantu
3
menghomogenkan larutan. Stirrer berfungsi untuk mengaduk, memanaskan dan
menghomogenkan suatu larutan secara mekanik dan magnetik. Seperti namanya, alat ini tidak
dapat dilepaskan dengan magnetic bar (stir bars) yang berfungsi untuk melakukan pengadukan
tersebut. Pemilihan dari magnetic bar ini juga harus diperhatikan. Jangan terlalu kecil tetapi juga
jangan terlalu besar. Prinsip kerja dari magnetic stirrer adalah dengan memanfaatkan sebuah
motor dalam bidang berputar yang terbuat dari medan magnet ataupun sebuah perangkat
elektromagnet stasioner.

Prinsip kerja :

 Hot plate magnetic stirrer digunakan untuk memasak/meramu segala macam bahan
nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas
 Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik
 Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan
memanaskan (plate) terdapat dalam alat ini sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi.

2.2 MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING)

MRI adalah metode pemeriksaan yang non invasif (Non-Invasive adalah tindakan medis tanpa
memasukkan alat ke dalam tubuh, tanpa menyebabkan kerusakan kulit atau rongga tubuh
manusia. Artinya, screening dilakukan di luar tubuh).yang membantu diagnosa dari berbagai
masalah pasien. Berbeda dengan pemeriksaan X-Ray dan CT-Scan, pemeriksaan MRI tidak
menggunakan radiasi pengion. Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah pemeriksaan yang

4
menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk memberikan gambaran organ dan
struktur tubuh. Bagian tubuh yang akan diperiksa diletakkan ke dalam mesin yang mengandung
medan magnet, kemudian gambaran yang dihasilkan akan disimpan secara digital ke dalam
komputer.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh
berdasarkan perinsip resonansi magnetic inti atom hydrogen. Untuk mengetahui lebih lanjut,
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan
diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ
manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla =
1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.

Cara Kerja Mesin MRI

Suatu medan magnet dihasilkan dengan mengalirkan listrik melalui gulungan kabel di dalam
peralatan. Proton di dalam tubuh akan bereaksi kepada gelombang radio yang menstimulasi
signal di dalam tubuh. Gelombang radio dihasilkan oleh coil radiofrekuensi. Signal yang
dikembalikan oleh tubuh dideteksi oleh coil yang ada di sekeliling bagian tubuh yang diperiksa.
Komputer akan memproses seluruh signal dan merekonstruksi gambaran yang detil, dengan hasil
akhir suatu gambar 3 dimensi.

Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh
pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan searah dan
berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui
tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah
arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan
pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah
diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer
dalam bentuk radiograf.

Bagian-bagian MRI

 Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat mengoperasikan
MRI dengan baik, berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui mengenai sistem magnet

5
yang digunakan dalam MRI : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ;
shimming coil dari pesawat MRI tersebut
 Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil,
yaitu :

a) Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal

b) Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal

c) Gradien koil Z, untuk membuat citra potongan aksial

Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik;

 Sistem frequensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frequensi serta
mendeteksi sinyal
 Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan pulse sequence, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra
 Sistem pencetakan citra, berfungsi untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk
menyimpan citra

2.3 Pemaparan Medan Magnet Untuk Tanaman

Salah satu inovasi yang cukup potensial untuk memacu hasil pertanian di masa depan yaitu
dengan penggunaan paparan medan magnet. Metode ini secara umum dapat dibagi menjadi dua
metode yaitu pemaparan pada bibit tanaman dan pemaparan pada air yang digunakan untuk
pengairan tanaman atau yang lebih dikenal dengan air termagnetisasi (Magnetized Water).
Kedua metode ini selain potensial juga aman karena paparan radiasi medan magnet ini bersifat
non-ionizing. Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan energi rendah yang tidak
menyebabkan perubahan komponen kimia pada objek yang teradiasi sehingga tidak
menimbulkan mutasi.

6
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan medan magnet pada bibit tanaman
memberikan dampak yang positif pada hasil pertanian. Penelitian Souza dkk (2005)
menunjukkan bahwa pemaparan medan magnet sebesar 120 mT (mili Tesla) selama 10 menit
dan 80 mT selama 5 menit pada bibit tomat memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil
panen berupa jumlah , berat dan jumlah buah tiap tanaman lebih besar dibandingkan bibit tomat
tanpa dipapar medan magnet. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jedlicka dkk (2014),
pemaparan medan magnet sebesar 40 mT (mili Tesla) dengan durasi 20 menit setiap hari selama
48 hari pada tanaman tomat mampu meningkatkan berat rata-rata buah tomat. Selain tomat
medan magnet juga berpengaruh terhadap tanaman cabai dan bawang merah. Paparan medan
magnet sebesar 67-60 mT (mili Tesla) pada biji cabai merah mampu meningkatkan berat buah
dan diameter buah cabai merah. Medan magnet juga mampu meningkatkan hasil panen bawang
merah secara signifikan yang meliputi jumlah ubi, jumlah tunas per ubi, berat ubi dan diameter
ubi bawang merah (Souza et al, 2014). Selain berpengaruh terhadap hasil panen ternyata medan
magnet juga mampu meningkatkan nutrisi dalam buah. Pemaparan medan magnet 12.5 mT(mili
Tesla) selama 5,10 dan 15 menit pada biji tomat dapat meningkatkan kandungan Lycopene
pada buah tomat walupun tidak signifikan.

2.4 NMR Spektroskopi

7
Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis spektroskopi
frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin inti atom yang
bermuatan listrik.Spektroskopi NMR adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang
menggunakan radiasi frekuensi gelombang radio untuk menginduksi terjadinya transisi antara
dua tingkat energi spin suatu inti yang mempunyai momen magnetik inti bukan nol.

Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat magnetik inti atom
tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau molekul di mana mereka yang
terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan
informasi rinci tentang struktur, dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.

Resonansi Magnetik Inti (NMR) spektroskopi adalah alat yang tersedia untuk menentukan
struktur senyawa organik. Teknik ini bergantung pada kemampuan inti atom berperilaku seperti
sebuah magnet kecil dan menyesuaikan diri dengan medan magnet eksternal. Biasanya
dihunakan untuk mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa
kimia

Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengidentifikasi adanya senyawa organic dalam sampel.
Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya metode ini berguna
sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa organik.
Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektra
NMR mampu memberikan informasi yang lebih lengkap. Dampak spektroskopi NMR pada
senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat digunakan untuk mempelajari campuran analisis,
untuk memahami efek dinamis seperti perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan
merupakan instrumen tak ternilai untuk memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein.
Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang sedang
berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode ini berguna sekali untuk
mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun molekul senyawa organik.. Jumlah dan
tempat proton dalam molekul senyawa organik menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan.
Energi yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio
75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukurnya,

8
Komponen spektrofotometer NMR terdiri dari, tempat sampel, celah magnet, ossilator radio
frekuensi, detektor radio frekuensi, audio amplifier, pencatat (recorder). Sampel dilarutkan dalam
pelarut yang tidak mengandung proton (misalnya CCl4) dan sejumlah kecil TMS ditambahkan
sebagai standar internal, kemudian dimasukkan kedalam tempat sampel. Sampel kemudian
diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan agar semua bagian dari larutan terkena medan
magnet yang sama.

2.5 Baterai

Baterai disebut juga elemen kering. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian
utama elemen kering adalah
1. Kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C)
2. Kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn)
3. Larutan elektrolit terbuat dari ammonium klorida (NH4Cl)
4. Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2)
Baterai disebut elemen kering karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon,
batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang karbon (batang arang) memiliki
potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu
dihubungkan dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik
yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng.
Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut.
Pada larutan elektrolit terjadi reaksi

9
Zn + 2NH4Cl  Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi)
Pada dispolarisator terjadi reaksi
H2 + 2MnO2  Mn2O3 + H2O
Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hydrogen (H 2).
Gas hydrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator yang berupa mangan dioksida
(MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas hydrogen
yang menggangu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas hydrogen
disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu baterai menyebabkan arus listrik
mrngalir lebih lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan 1,5 volt.

2.6 Saraf Manusia


Penerapan listrik dan magnet dalam aspek biologi yaitu pada propaganda sinyal saraf. Semua
gerakan tubuh manusia, dari detak jantung sampai mata berkedip, dikendalikan oleh impuls
saraf. Meskipun sinyal saraf dalam tubuh manusia berupa listrik di alam, tapi sinyal saraf dalam
tubuh manusia lebih mirip dengan gerakan elektron yang melalui suatu kawat penghantar.
Berbagai jenis sel-sel saraf diilustrasikan pada Gambar 8 yang membentuk elemen fundamental
dari sistem saraf. Sebuah sel saraf terdiri dari badan pusat dengan sejumlah besar filamen akan
keluar dari badan pusat tersebut. Filamen ini menghubungkan satu sel saraf ke sel saraf lainnya.
Filamen bercabang yang membawa sinyal dari tubuh saraf pusat dan memberikan sinyal ke sel-
sel lain disebut dengan akson.

10
Membran yang mengelilingi akson adalah struktur yang sangat kompleks dimana atom dan
molekul dapat bergerak secara penuh melalui saluran. Ketika sel saraf beristirahat, atom
bermuatan positif cenderung berada di luar membran dan atom yang bermuatan negatif berada di
dalam membran. Ketika sinyal listrik memicu akson maka membran akan terdistorsi dan dalam
waktu yang singkat muatan positif (terutama atom natrium) akan masuk ke dalam sel. Ketika di
dalam sel menjadi bermuatan positif, maka akan terjadi perubahan membran lagi dan muatan
positif (saat ini terutama kalium) yang ada di dalam sel akan pindah kembali ke luar untuk
mengembalikan muatan awal. Muatan awal ini bergerak ke bawah filamen sebagai sinyal saraf.
Ketika sinyal mencapai akhir dari salah satu dari filamen, maka sinyal itu akan dipindahkan ke
sel berikutnya oleh sekelompok molekul yang disebut neurotransmitter yang disemprotkan
keluar dari ujung "hulu" sel, dan diterima oleh struktur khusus pada "hilir" sel. Penerimaan
neurotransmiter memulai proses yang kompleks dan kurang dipahami oleh yang sel saraf dalam
mengirim sinyal ke akson untuk sel-sel lain. Dengan demikian, meskipun sistem saraf manusia
bukanlah sirkuit listrik biasa, tapi sistem saraf manusia beroperasi dengan sinyal-sinyal listrik.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran muatan
listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui, seperti petir,
listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik.. Apabila terdapat elektron yang tidak
memiliki pasangan, maka elektron tersebut akan bergerak mencari pasangannya ke atom lain.
Gerakan elektron ini menghasilkan gaya tarik dan gaya tolak yang disebut dengan gaya magnet.
Konsep listrik dan magnet ini juga banyak diterapkan pada bidang biologi dan bidang kimia.
Seperti berikut ini :

12
1. Pengaduk magnetik atau Magnetic stirrers adalah alat laboratorium yang menggunakan
putaran medan magnet untuk memutar stir bars atau batang pengaduk yang diletakan
dalam larutan sehingga akan membantu menghomogenkan larutan.
2. MRI adalah metode pemeriksaan yang non invasif yang membantu diagnosa dari
berbagai masalah pasien. Berbeda dengan pemeriksaan X-Ray dan CT-Scan,
pemeriksaan MRI tidak menggunakan radiasi pengion. Magnetic Resonance Imaging
(MRI) adalah pemeriksaan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio
untuk memberikan gambaran organ dan struktur tubuh.
3. Salah satu inovasi yang cukup potensial untuk memacu hasil pertanian di masa depan
yaitu dengan penggunaan paparan medan magnet. Metode ini secara umum dapat dibagi
menjadi dua metode yaitu pemaparan pada bibit tanaman dan pemaparan pada air yang
digunakan untuk pengairan tanaman atau yang lebih dikenal dengan air termagnetisasi
(Magnetized Water).
4. Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis
spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal dari spin
inti atom yang bermuatan listrik.
5. Baterai disebut juga elemen kering. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance.
Bagian utama elemen kering adalah Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas hydrogen (H2).
6. Penerapan listrik dan magnet dalam aspek biologi yaitu pada propaganda sinyal saraf.
Semua gerakan tubuh manusia, dari detak jantung sampai mata berkedip, dikendalikan
oleh impuls saraf.

DAFTAR PUSTAKA

Almega News. (2018). Magnetic Stirrer. https://almeganews.wordpress.com/2018/02/08/

Intan Medika. (2020). MRI (Magnetic Resonance Imaging) http://intanmedika.com/kim/mri-


magnetic-resonance-imaging-3

Blogger. (2014). Radiologi. http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/01/magnetic-


resonance-imaging-mri_18.html

13
Handoko. (2017). Memanfaatkan Magnet untuk Meningkatkan Prjduksi Pertanian Masa Depan.
https://warstek.com/magnetpertanian/

Anonymous. (2016). NMR Nuclear Magnetic Resonance (ANFISKO).


http://yuliayuliasde.blogspot.com/2016/02/nmr-nuclear-magnetic-resonance-anfisko.html

14

Anda mungkin juga menyukai