Kelas C
Dosen Pembimbing :
Kelompok 3
disusun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2014
FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
A. FUNGSI FAKTORIAL
Dalam kalkulus dasar kita telah mempelajari perhitungan sebuah fungsi.
Sekarang kita akan membahas integral tertentu di bawah ini
∞
∫ e−αx dx
0
∫ e−αx dx= −1
∝
(e ¿ ¿−α ∞−e−α 0 )¿
0
∫ e−αx dx= ∝1
0
∫−xe−αx dx= −1
∝
2
0
atau
∞
Turunan selanjutnya,
∞
d 1.2 2 !
∫ x 2 e−αx dx= 3 = 3
dα 0 ∝ ∝
∞
∫ x 3 e−αx dx = 1.2∝4.3 = ∝3 !4
0
∫ x n e−αx dx = ∝n!
( n +1) !
0
∫ x n e−αx dx = ∝n!
( n +1) !
0
∫ x 0 e−x dx=0 !
0
∞ n −αx n!
∫ 0
x e dx= ( n+1)
α
∞ 5!
∫0 x 5 e− x dx= ( 5+1 )
=5 !=5. 4 .3 . 2. 1=120
1
LATIHAN SOAL
Tentukan nilai dari
∞ 9 −x
1. ∫0
x e dx
∞ 7 −2x
2. ∫ 0
x e dx
Pembahasan
1. Diketahui:
n= 9 ; α=1
∞ n!
∫0 x n e−αx dx= ( n+1)
α
∞ 9!
∫0 x 9 e− x dx= ( 9+1)
=9!=362880
1
2. Diketahui:
n= 7 ; α=2
∞ n!
∫0 x n e−αx dx= ( n+1)
α
∞ 7! 7 ! 5040
∫0 x 7 e−2 x dx= (7+1)
= =
28 256
2
B. FUNGSI GAMMA
Fungsi Gamma merupakan generalisasi dari fungsi faktorial, yaitu n tidak
selalu bilangan bulat positif. Biasanya kita mengatakan fungsi faktorial jika n
bilangan bulat positif dan funsi Gamma () jika n bukan bilangan bulat.
Dalam kasus ini n boleh benilai sembarang, kita menggantikan n dengan p
sehingga fungsi Gamma didefinisikan sebagai
∞
( p )=∫ x p−1 e−x dx , p>0
0
Untuk 0 < p < 1akan menjadi integral tak sebenarnya, sebab x p−1 menjadi
tak hingga pada batas bawah meskipun demikian dapat dibuktikan bahwa
untuk sembarang p > 0 integralnya konvergen. Untuk p ≤ 0 integralnya
divergen sehingga tidak dapat digunakan untuk mendefinisikan ( p ) . Pada
pembahsan selanjutnya kita akan melihat cara menentukan (p) untuk p ≤ 0.
Hubungan antara fungsi faktorial dan fungsi Gamma dapat diperoleh melalui
persamaan sebagai berikut:
∞
( n ) =∫ x n−1 e−x dx=( n−1 ) !
0
∞
( n+1 ) =∫ xn e− x dx=( n ) !
0
Dengan demikian,
(1)= 0!=1, (2)=1!=1, (3)=2!=2 dan seterusnya
Mengganti p dengan (p+1), kita akan memperoleh
∞
( p+1 )=∫ x p e−x dx=( p ) ! , p>−1
0
( p+1 )= p( p)
Jadi,
( p+1 )= p( p) disebut hubungan rekursif
Γ ( p+1)
Γ( p )=
p
CONTOH SOAL
Pembahasan
Diketahui n=7
∞ n-1 − x
Γ(n)=∫ 0
x e dx=(n−1)!
Γ(n)=(n−1)!
Γ(7)=(7−1 )!=6 !=6 .5 .4.3 .2 .1=720
LATIHAN SOAL
10
1. Γ ( )
2
Γ (9)
2.
3. Γ (363 )
Pembahasan
1. Diketahui n=5
2. Diketahui n=9
∞
Γ(n)=∫0 x n-1 e− x dx=(n−1)!
Γ(n)=(n−1)!
Γ(9)=(9−1 )!=8 !=40320
3. Diketahui n=12
Γ (363 )=Γ(12)
∞ n-1 − x
Γ(n)=∫ 0
x e dx=(n−1)!
Γ(n)=(n−1 )!
Γ(12)=(12−1 )!=11!=39916800
C. NILAI (1/2)
Khusus untuk p = 1/2 , kita dapat menghitungnya secara analitis sebagai
berikut. Berdasarkan definisinya:
∞ ∞
1 1 −x 1
() =∫
2 0 √x
e dx=∫ e−t dt
0 √t
∞
1 1
() =∫ e−t dt
2 0 √t
∞
( 12 )=∫ t e dt
0
−t / 2 −t
( 12 )=∫ ( y1) e 2 y dy
2
−y
2 1/ 2
0
∞
1
()
2
=2 ∫ e− y dy
2 0
Misal y2 = x2
∞
1
()
2
=2 ∫ e− x dx
2 0
¿
¿
Ini merupakan integral pada kuadran pertama dalam sistem koordinat
kartesian. Dengan melakukan transformasi ke dalam sistem koordinat polar,
integral di atas menjadi
¿
Misal:
u = r2
du = 2r dr
du
=r dr
2
Jadi
¿
¿
¿
¿
¿
¿
¿
¿
¿
Dengan demikian
(1/2)=√ π
CONTOH SOAL
Γ( −32 )= −23 .− 21 Γ ( 12 )
−3 4
Γ(
2 ) 3
= √π
LATIHAN SOAL
Pembahasan
1.
3. Γ ( 43 ) . Γ (− 52 )
1
Γ( )
3
1 1 5
3. Γ
3 3
.Γ −
2 ( ) ( ) =Γ − 5
=
1
Γ( )
( 2)
3
( p+1 )
( p )=
p
−5 2
+
−5 2 2
Γ
2 ( )
=Γ
−5
2
Γ ( −52 )= −25 .− 23 Γ − 12
−1 2
+
−5 −2 2 2 2
Γ
2( )
=
5
.− Γ
3 −1
2
Γ( −52 )= −25 .− 23 − 21 Γ 12
−5 −8
Γ(
2 ) 15
= √π
Γ( −112 )= −211 .− 29 .− 27 .− 25 .− 23 .− 21 Γ 12
−11 −64
Γ( )= √π
2 10395
D. FUNGSI BETA
DEFINISI 1
1
B( p , q)=∫ x p−1 (1−x )q−1 dx
0
Pembuktian :
y dx 1
X= =
a dy a
1
B ( p , q )=∫ x p−1 (1−x)q −1 dx
0
a p −1 q−1
y y 1
¿∫
0
() (
a
1−
a ) a
dy
a p −1 q−1
y a− y 1
¿∫
0
() (
a a ) a
dy
a q−1
y p−1 (a− y ) 1
¿∫
0
( )(
a p −1
a q−1
a
dy )
a
y p−1 .( a− y )q−1 .1
B ( p , q )=∫ dy
0 a( p−1)+( q−1)+1
a
y p−1(a− y )q−1
¿∫ p+ q+1
dy
0 a
a
1
¿
a p+ q−1 ∫ y p−1 (a− y)q−1 dy
0
Pembuktian :
1
B ( p , q )=∫ x p−1 (1−x)q −1 dx
0
π /2
¿ ∫ ( sin2 θ) p−1 (1−sin 2 θ)q−1 2 sinθ cosθ dθ
0
π /2
p−1 q−1
¿ ∫ ( ( sinθ )2 ) ( cos2 θ ) 2 sinθ cosθ dθ
0
π /2
(sin2 θ) p (cos 2 θ)q
¿∫ 2 sinθcosθ dθ
0 (sin2 θ)1 (cos 2 θ)1
π /2
(sin 2 θ) p (cos 2 θ)q
¿∫ 2 sinθ cosθ dθ
0 ( sinθ . cosθ)( cosθ . cosθ)
π /2
(sin2 θ) p (cos 2 θ)2
¿∫ 2 dθ
0 sinθ cosθ
π/2
¿ 2 ∫ (sin 2 θ) p−1 (cos2 θ)q−1 dθ
0
1
B ( p , q )=∫ x p−1 (1−x)q −1 dx
0
π /2
¿ ∫ ( sin2 θ) p−1 (1−sin 2 θ)q−1 dx
0
π /2
2 p−1
¿ ∫ (( sin2 θ ) ) ( cos2 θ )q −1 2 sinθ cosθ dθ
0
π /2
¿ ∫ sinθ 2 p . sin−2 θ .cosθ 2 q .cos−2 θ .2 sinθ cosθ dθ
0
π /2
1
¿ ∫ sinθ 2 p cosθ 2 q 2 sinθ cosθ dθ
sin θ .cos 2 θ
2
0
π /2
1
¿ ∫ sinθ 2 p cosθ 2 q 2 sinθ cosθ dθ
0 ( sinθ . sinθ)(cosθ . cosθ)
π/2
¿ 2 ∫ sinθ 2 p cosθ2 q ( sinθ)−1 (cosθ)−1 dθ
0
π/2
¿ 2 ∫ sinθ 2 p−1 cosθ2 q−1 dθ
0
Contoh Soal :
π /2
Penyelesaian :
2p – 1 = 3 p=2
2q – 1 = 1 q=1
π/2
B ( p , q )=2 ∫ ( sin θ )2 p−1 ( cos θ )2q −1 dθ
0
π/2
1
B ( p , q )=∫ ( sin θ )2 p−1 ( cos θ )2 q−1 dθ
2 0
Jadi,
π /2
Г (2)Г (1) 1 1! 0! 1
∫ sin3 x cos xdx= 12 B ( 2,1 )= 12 Г (3)
=
2 2!
=
2
0
3. Pernyataan nisbah
Bila kita mengambil x = y/(y+1), kita peroleh :
∞
y p−1
B( p , q)=∫ p+q
dy
0 (1+ y )
Pembuktian :
1
Substitusi x = y/(y+1) maka dx= 2
dy
( 1+ y)
Batas x = 0 y=0
x=1 y=∞
1
B ( p , q )=∫ x p−1 (n−x )q−1 dx
0
∞ p−1 q−1
y y 1
¿∫
0
( ) (
y +1
1−
y +1 ) (1+ y )2
dy
∞
y p−1 q −1
y +1− y 1
¿∫
0 ( y +1) p−1 (
y+1 ) ( y +1)2
dy
∞
y
p−1
(1)q−1 1
¿∫ dy
( y +1) ( y+ 1) ( y+1)2
p−1 q −1
0
∞
y p−1 . 1q−1 .1
¿∫ dy
0 ( y +1)( p−1)+( q−1) +2
y p−1
¿ dy
( y +1)( p−1)+ (q−1) +2
Contoh Soal.
Hitunglah integral berikut ini.
∞
y3
∫ (1+ y )5 dy
0
Penyelesaian :
P–1=3 p=4
P+q=5 q=1
Jadi,
∞ 3
Г (4 )Г ( 1) 3! 0! 1
∫ (1+y y )5 dy =B ( 4,1 )= Г (5)
=
4!
=
2
0
4. Sifat simetri
Dapat diperlihatkan bahwa fungsi beta memiliki sifat simetri :
B ( p , q )=B(q , p)
Pembuktian :
0
B ( p , q )=∫ (1− y) p −1 ( y )q−1 dy
1
0
¿−∫ (1− y) p−1 y q−1 dy
1
1
¿ ∫ (1− y) p −1 ( y )q−1 dy
0
1
B ( p , q )=∫ y q−¿ (1− y ) p−1 dy
0
Contoh Soal.
∫ x 2 (1−x )3 dx
0
Penyelesaian :
P–1=2 p=3
Q–1=3 q=4
Jadi,
1
Г (3) Г (4 ) 2 ! 3 ! 1
∫ x 2 (1−x )3 dx=B ( 3,4 )= Г (7)
=
6!
=
60
0
Г ( p)Г (q)
B ( p , q )=
Г ( p+ q)
Dari persamaan diatas kita dapat menghitung pula nilai fungsi beta untuk
p<0, dan q<0. Pembuktiannya dapat kita perlihatkan dengan memanipulasi
ruas kanan. Untuk itu kita tinjau kembali definisi integral tentu dari fungsi
gamma.
∞
2
Karena u adalah variabel integral, sehingga dapat diganti dengan huruf apa
saja, maka :
∞
2
∞ ∞
2 2
u2 p−1 v 2 q−1 du dv
−(u +v )
Г ( p) Г (q) = 4 ∫ ∫ e
0 0
∞ π /2
2
∞ π
2
2 p +2 q−1
dr ∫ ( cos Ɵ )2 p−1 ( sin Ɵ )2 q−1 dƟ
−r
= 4 ∫e r
0 0
Dengan menggunakan definisi fungsi gamma, pada integral pertama, dan
pernyataan trigonometri fungsi beta pada integral kedua, kita peroleh :
∞ ∞
2 2
Dengan demikian, dari tabel nilai fungsi gamma, kita dapat pula
menghitung nilai fungsi beta yang bersangkutan. Dengan selalu mengingat
bentuk – bentuk fungsi beta yang kita sajikan di atas, kita dapat langsung
menghitung beraneka macam integral yang terkait.
F. FUNGSI ERROR
Persamaan umum:
x
2 2
x −t
1 1 1
p (−∞ , x )= ∫
√ 2 π −∞
e 2 dt = + erf
2 2 ( √x2 )
Pembuktian :
2
x −t
1 1 1
P (−∞ , x )= ∫e
√ 2 π −∞
2
dt= + erf
2 2 ( √x2 )
x −t
1
P (−∞ , x )= ∫ e 2 dt
2 π
√ −∞
x
Misalkan: t=√ 2u dan t 2=2 u2 , dt= √2 du, u= , dengan t=x
√2
Sehingga,
x
√2
1 2
P (−∞ , x )= ∫ e−u √2 du
√ 2 π −∞
x
√2
1 2
¿ √ 2 ∫ e−u du
√2 π −∞
x
√2
1 2
¿ ∫ e−u du
√ π −∞
x
¿
1
√π [ 0
2
∫ e−u +∫ e−u
−∞
√2
0
2
] du
x
√2
∫ e−u du= √2π erf √x2
2
0
( )
erf (−∞ )=1
1 π √π
[√
Jadi, ¿
√π 2
+
2
erf ( √x2 )]
1 x
¿
2[ ( √ )]
1+erf
2
1 1
¿ + erf
2 2 ( √x2 )
Untuk P(0,x)
x −t
1 1
p(0 , x)= ∫
√2 π 0
e 2 dt= erf
2 ( √x2 )
Untuk P(a,b)yaitu
b
d 2 −t 2
erf ( x )= e
dt √π
Sehingga,
b b
π d
dt=∫ √
2
−t
∫e erf ( x ) dt
a a 2 dt
π
¿ √ [ erf ( b )−erf ( a ) ]
2
∞
1 2
erfc ( x )= ∫ e−t dt
√π x
0 ∞
¿
2
√π [ −t 2
∫ e +∫ e
x 0
−t 2
] dt
x ∞
¿
2
√π 0
−t
[0
−t
−∫ e +∫ e dt
2 2
]
2 √ π erf ( x )+1
¿ –
√π 2 [ ]
¿ 1−erf ( x )
Atau,
∞ −t
2 x
√ ∫
π x
e 2 dt=erfc
√2 ( )
Dengan mengingat tabel distribusi normal standart diperoleh, (dari 3.39)
Pembuktian:
1 x 2
erf ( x )=2 P ( 0 , x √ 2 )=2
( ( √√ ))
2
erf
2
=erf ( x )
1 1 x 2
erf ( x )=2 P (−∞ , x 2 −1=2
√ ) ( ( √√ ) )
+ erf
2 2 2
−1
∞
2 2
2 1 1
erf ( ∞ ) = Γ
√π 2 2
=1 ()
Pembuktian:
∞
2 2
erf ( ∞ ) = ∫ e−t dt
√π 0
∞
1
()
2
Gamma Γ =2∫ e− y dy
2 0
Ket: Γ ( 12 )=√ π
Agar nilainya tetap maka:
2 1 1
erf ( ∞ ) = Γ
√π 2 2 ()
2 1
erf ( ∞ ) = √ π =1
√π 2
Untuk x yang sangat kecil atau dibawah tabel, dapat diuraikan dalam deret
pangkat dengan mengganti nilai x=-t2
x x2 x3
e =1+x+ + +…,
2! 3!
Maka,
x 2 t 4 x6
e =1−t + − +…,
2 ! 3!
x 4
2 2 t x6
(
Erf ( x ) = ∫ 1−t + − + … , dt
√π 0 2! 3! )
2 x3 x 5 x7
¿
√π(x− + −
3 5.2! 7.3 !
+… , )
1−erf ( x ) =erfc ( x )
Hitunglah:
2
2
a. ∫ e−x dx
0
∞
2 2
b. ∫ e−x dx
√ π 1,5
Penyelesaian
Dari tabel distribusi normal standart, kita dapat menentukan P(0, 2,83).
Caranya pada x=2,8 baca nilainya pada kolom angka 3. Kita memperoleh
P(0, 2,83) = 0,4976 jadi,
2
∞
2 2
G. INTEGRAL ELIPTIK
∅
d∅
F ( k , ∅ )=∫
0 √ 1−k 2 sin2 ∅
∅
E ( k , ∅ )=∫ √ 1−k 2 sin 2 ∅ d ∅
0
π
Dimana, 0 ≤ k ≤1 atau k=sin θ , 0 ≤ θ≤ (4.1)
2
π
dibaca pada tabel, yaitu dengan melihat harga θ=arcsin k dan ∅ (0< ∅< )
2
lihat pada tabel integral eliptik. Biasanya, dari bentuk integral eliptik diketahui
harga k 2, sehingga perlu mengambil nilai akarnya untuk memperoleh k.
Contoh soal
1. Hitunglah integral berikut.
π
3
d∅
I =∫
0 √1−0,0303 sin2 ∅
Penyelesaian:
Integral ini merupakan bentuk integral eliptik tak lengkap jenis pertama,
π 0
dengan k 2=0,0303 atau k =0,174 dan ∅= =60 . Tetapi k =sinθ maka
3
θ=arcsin 0,174=100 . Jadi,
π
3
d∅
I =∫ 2
=F ( 0,174 , 100 )
0 √1−0,0303 sin ∅
π
3
d∅
I =∫ 2
=F ( 0,174 , 600 ) =1,0519
0 √1−0,0303 sin ∅
Integral eliptik lengkap merupakan keadaan khusus dari definisi rumus (4.1),
π
yaitu jika ∅= . Dengan demikian, integral eliptik lengkap jenis pertama dan
2
kedua berturut-turut didefinisikan sebagai
π
2
π d∅
K ( k ) =F (k , )=∫
2 2 2
0 √ 1−k sin ∅
π
2
Nilai integral lengkap ini dapat dibaca pada pada tabel integral eliptik.
Menurut definisi (4.1), harga k dibatasi pada interval 0 ≤ k ≤1 sehingga
π
amplitudo θ terbatas pada interval 0 ≤ θ ≤ . Di sisi lain, tabel integral eliptik
2
π
juga hanya memuat harga θ antara 0 ≤ θ ≤ . Sementara, harga ∅ dapat
2
bernilai sembarang, baik negative maupun positive. Personalannya,
bagaimanakah menentukan nilai integral eliptik untuk harga ∅ yang tidak ada
dalam tabel?
1
Integral persamaan (4.1) berturut-turut berbentuk dan
√1−k 2 sin2 ∅
√ 1−k 2 sin2 ∅ . Jadi, keduanya merupakan fungsi sin2 ∅ atau f (sin 2 ∅).
π
Harga sin ∅ sama pada kuadran I dan II sehingga grafik f (sin 2 ∅) dari ke
2
π π
π merupakan pencerminan terhadap garis ∅= dari grafik antara 0 dan .
2 2
Baik F (k , ∅) maupun E( k , ∅), nilai integral merupakan luas daerah di bawah
π
kurva, yaitu ∫ f ( sin2 ∅ ) d ∅. Untuk harga ∅ > , nilai integralnya dapat
2
ditentukan berdasarkan batas integral dari 0 ke π ditambah (atau dikurangi)
π
luasan lain yang ekuivalen dengan integral dari nol ke sudut θ< . Sehingga
2
ilustrasi, dengan menggunakan gambar 4.1 dapat diperoleh integral berikut.
9π π π
4 2π 2π 4π 2 4
7π π π
2 2π 2 4
∫ ¿ ∫ −luas A=4∫ −∫ .
0 0 0 0
7π 3π π
4 2 4
Perhatikan bahwa ∫ ≠ ∫ +∫ , sebab luas A tidak sama dengan luas B.
0 0 0
F ( k , nπ ± ∅ )=2 nK ± F (k , ∅ ),
E ( k , nπ ± ∅ )=2 nE ± E ( k , ∅ ). (4.3a)
Jika batas integral eliptik tidak sama dengan nolmaka digunakan hubungan
berikut ini.
∅2 ∅2 ∅1
d∅ d∅ d∅
∫ 2 2
=∫ 2 2
−∫ 2 2
=F ( k , ∅ 2 )−F (k , ∅ 1).(4.4)
∅ √ 1−k sin ∅
1 0 √ 1−k sin ∅ 0 √ 1−k sin ∅
−∅ ∅
d∅ d∅
F=( k ,−∅ )=∫ =−∫ =−F ( k , ∅ ) . (4.3b)
0 √1−k sin ∅ 0 √ 1−k 2 sin2 ∅
2 2
Dari definisi integral eliptik, harga k 2 sin2 ∅ <1 untuk k < 1. Oleh karena itu,
integralnya dapat diuraikan ke dalam deret pangkat (deret binomial) dan
selanjutnya dapat di integralkan suku demi suku. Untuk k kecil, deret ini
konvergen dan merupakan metode untuk menghitung integral eliptik untuk
harga k di bawah nilai tabel.
Contoh soal.
Hitunglah E ¿).
Penyelesaian:
Ini merupakan integral eliptik tak lengkap jenis kedua dengan k =0,13 dan
7π
∅= . Jadi,
3
7π
3
7π
(
E 0,13 , =∫ √ 1−0,13 2 sin2 ∅ d ∅.
)
3 0
7π 7π π π
3 2π 3 2 3
∫ ¿ ∫ +∫ ¿ 4 ∫ +∫ .
0 0 2π 0 0
7π π π π
(
E 0,13 ,
3 ) ( ) ( )
=4 E 0,13 , + E 0,13 , =4 E ( 0,13 ) + E(0,13, ),
2 3 3
π
Selanjutnya, kita akan menghitung E 0,13 , ( 3). Ini merupakan integral eliptik
π 0
taklengkap jenis kedua dengan k =0,13 atau θ=7,50 dan θ= =60 .
3
Berdasarkan tabel integral eliptik taklengkap, dengan metode interpolasi
p
diperoleh E 0,13 , ( 3 )
=1,044 . Dengan demikian,
p
(
E 0,13 ,
3 )
= ( 4 x 1,5640 )+1,044=7,30 .
dx dx
Dengan subtitusi sin θ=x, dx=cos ∅ d ∅, atau d ∅= cos ∅ = ke
√1−x 2
persamaan (4.1) dan (4.2) serta mengubah batas-batas integral,
diperoleh
x
dx
F ( k , ∅ )=∫ , (4.5a)
2 2
0 √ ( 1−x ) (1−k x2 )
x
1−k 2 x2
E=( k , ∅ )=∫
0 √ 1−x 2
dx, (4.5b)
1
π dx
( )
K ( k ) =F k , =∫
2 0 √ ( 1−x ) ( 1−k 2 x 2 )
2
, (4.5c)
1
π 1−k 2 x 2
E ( k ) =E k , ( ) 2
=∫
0 1−x 2 √ dx. (4.5d)
1
I =∫
x
0 √ 10−5 x
1−x2
dx=√ 10∫
0
2 x
√ 1− x 2
2
1−x 2
1
dx=√ 10 k ( , ∅)
√2
.
Contoh soal
1. Sebuah elips mempunyai persamaan parameter x=a sin ∅ dan
y=b cos ∅, dengan a> b. Tentukan panjang busur dari elips tersebut.
Penyelesaian:
ds 2=dx 2 +dy 2
a2−b 2 2
s=a∫ 1−
√ a2
sin ∅ d ∅ .
2 a2−b 2 2
k = 2 =e , dengan e sering dikenal sebagai eksentrisitas elips. Untuk
a
menghitung keliling elips, batas integralnya adalah ∅=0 ke ∅=2 π, dan
π
integral terakhir dapat dituliskan sebagai 4 ae (k , ). Untuk panjang busur
2
yang lebih kecil, kita dapat menentukan sendiri batas-batas integral ∅ 1 dan ∅ 2,
2g
θ̇2= cos θ+ c .
l
π
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, jika sudut simpangan awal θ=
2
maka θ=0 dan tetapan c persamaan di atas sama dengan nol.
dθ 2g
dt
=
l √
¿¿ ,
Atau
dθ 2g
√ cos θ−cos α
=
√l
dt. (4.6)
Dengan demikian,
α
dθ T 2g
∫ √ cos θ−cos
0
= α
α 4 √ l
. (4.7)
Tα
Batas atas integral ruas kanan (4.6) adalah . Sebab pada saat perubahan θ
4
dari 0 ke α, pada saat itu pula ayunan menempuh seperempat periode.
Bentuk integral (4.7) dapat diubah menjadi integral eliptik dalam bentuk
Jacobi, yaitu dengan melakukan beberapa subtitusi dengan berikut.
θ α
cos θ=1−2 sin2 ( ¿) ¿, cos α=1−2 sin2 ( ),
2 2
θ
sin 2 )
(
2α
cos θ−cos α=2 sin ( ) 1−
2
( )
sin α
(2)
.
2
2 (4.8)
α
dθ=
( 2)
2 sin
dx , (4.10)
α
√1−x sin ( 2 ) 2 2
x 1
dθ dx
∫ √ cos θ−cos =√ 2 ∫
α . (4.11)
0 0
∫ √ cos−dθ
0 θ−cos α
=√ 2 F
[ sin ( α2 ) , π2 ]=√2 K [ sin ( α2 )]. (4.12)
T α =4
√ l
2g
√ 2 F sin
α
2
=4
l
g
K sin
α .
[ ( )] √ [ ( )]
2
(4.13)
π π
T a=4
l
√
2
∫ d ∅ =4 gl ∫ ( 1−k 2 sin2 ∅ )
g 0 √ 1−k 2 sin 2 ∅ 0 √ 2 −1
2
d∅
. (4.14)
l 1 2 2 1.3 2 4
√{
¿2π
g
1+
2()k +
2.4
k +… . } (4.16)
l 1 2 2 1.3 2 4
T α =2 π
√{ g
1+
2 ()
sin ( α /2 )+
2.4 }
sin ( α /2 )+ … . (4.17)
H. FUNGSI ELIPTIK
x
dx
u=∫ 2
=sin−1 x (4.18)
0 √ 1−x
Secara sederhana, persamaan (4.18) menyatakan bahwa x=sin u.
Deskripsi (4.18) ini pula dapat diterapkan pada integral eliptik. Hal ini
dapat dilakukan dengan menuliskan u=F ( k , ∅ ) pada definisi (4.5a), yaitu
x
dx
u=F ( k , ∅ )=∫ 2 2 2
=sn−1 u. (4.19)
0 √1−x √ 1−k x
Deskripsi (4.19) sering ditulis singkat,
x=sn u. (4.20)
cn u=cos ∅=cos ( ampu )=√ 1−sin 2 ( amp u )=√ 1−sn2 u= √1−x 2. (4.22)
Dan
d∅ 1
dn u= = . (4.23)
du du/d ∅
Dengan menuliskan
∅
d∅ du 1
u=F ( k , ∅ )=∫ atau = (4.24)
0 √1−k 2 2
sin ∅ d ∅ √ 1−k 2 sin2 ∅
Maka
d d d∅
( sn u )= ( sin ∅ )=cos ∅ =cnu dnu . (4.26)
du du du
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19690817199
4031-ANDI_SUHANDI/Fungsi_khusus_integral_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf