Anda di halaman 1dari 51

FUNGSI-FUNGSI KHUSUS INTEGRAL

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Matematika II)

Kelas C

Dosen Pembimbing :

Dr. I Ketut Mahardika, M.Si.

Kelompok 3
disusun oleh :

Nicky Anggraini (120210102046)

Didin Dyah Handayani (120210102049)

Yayan Mega Lusiana (120210102051)


Dea Ayu Kharisma (120210102106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

2014
FUNGSI-FUNGSI KHUSUS

A. FUNGSI FAKTORIAL
Dalam kalkulus dasar kita telah mempelajari perhitungan sebuah fungsi.
Sekarang kita akan membahas integral tertentu di bawah ini

∫e
−αx
0 dx

Untuk α > 0, maka

e
(¿¿−α ∞− e−α 0)
∞ −1
e−αx dx= ¿
∫ ∝
0

∫e −αx
dx =
1

0

Bila kedua ruas diturunkan terhadap , maka



d 1

−αx
e dx =
dα 0 ∝
∞ −1

−αx
−xe dx=
2
0 ∝
atau
∞ 1
xe−αx dx=
∫ 2 =
1!
0 ∝ ∝
2


Diturunkan lagi terhadap , maka

d 1

−αx
x e dx =
dα 0 2

∫ x2 e−αx 1.2 2
=
!
dx= ∝
3

3
0

Turunan selanjutnya,
d 2 −αx

∞ x e dx= 1.2
∫ 0

3 =
2!
∝ ∝
3


1.2.3 3!
∫ x3 e−αx
4
=
4
∝ ∝
dx=
0

Sehingga didapatkan persamaan umum sebagai berikut



n!
∫ xn e−αx ( n+1 ) !

dx=
0

∝=1
Untuk , rumus umum menghasilkan

∫ xn e−αx n!
( n+1 ) !
dx= ∝
0

∞ n!
∫ xn e−1 x 1(n +1) !
dx=
0

∫ xn e−x n!
=n!, dengan n=1,2, 3 …… ..
1( n+1)
dx= !
0

Dengan demikian, terdapat integral tertentu yang nilainya n! ( dibaca “n


faktorial), dengan n bilangan bulat positif. Yang dikenal sebagai fungsi
faktorial.

Untuk n = 0, memberikan hasil


0
x0 e−x dx=0 !

∫e
0
−x
dx=−e−∞−(−e−0)=0+1=1

Hal ini menunjukkan bukti sederhana bahwa 0!=1


Untuk n bilangan bulat positif, kita selalu dapat menentukan bentuk integral
dalam fungsi faktorial.
CONTOH SOAL

Tentukan nilai dari


Pembahasan
Diketahui:
n= 5 ; α = 1

LATIHAN SOAL
Tentukan nilai dari

1.

2.

Pembahasan

1. Diketahui:
n= 9 ; α=1
2. Diketahui:

n= 7 ; α=2

B. FUNGSI GAMMA
Fungsi Gamma merupakan generalisasi dari fungsi faktorial, yaitu n tidak
selalu bilangan bulat positif. Biasanya kita mengatakan fungsi faktorial jika n
bilangan bulat positif dan funsi Gamma () jika n bukan bilangan bulat.
Dalam kasus ini n boleh benilai sembarang, kita menggantikan n dengan p
sehingga fungsi Gamma didefinisikan sebagai

( p )=∫ x p−1 e−x dx , p> 0


0


xp 1
Untuk 0 < p < 1akan menjadi integral tak sebenarnya, sebab

menjadi tak hingga pada batas bawah meskipun demikian dapat dibuktikan
bahwa untuk sembarang p > 0 integralnya konvergen. Untuk p ≤ 0 integralnya

( p ).
divergen sehingga tidak dapat digunakan untuk mendefinisikan

Pada pembahsan selanjutnya kita akan melihat cara menentukan (p) untuk p
≤ 0. Hubungan antara fungsi faktorial dan fungsi Gamma dapat diperoleh
melalui
persamaan sebagai berikut:

(n)=∫ xn−1 e−x dx=(n−1) !


0

(n+1)=∫ xn e−x dx=(n) !


0

Dengan demikian,
(1)= 0!=1, (2)=1!=1, (3)=2!=2 dan seterusnya
Mengganti p dengan (p+1), kita akan memperoleh

( p +1)=∫ x p e−x dx=( p )! , p>−1


0

Selanjutnya kita akan menerapkan integral parsial sehingga diperoleh


( p +1)=∫ x p e−x dx=( p )!


0

−x e ¿ −∫ ( −e−x ) p x p −1 dx
p −x ∞
0
0

( p+1)=¿

( p +1)= p∫ xp−1 e−x dx


0

( p +1)= p( p)
Jadi,
( p +1)= p( p)
disebut hubungan rekursif

Dengan menggunakan hubungan rekursif, kita dapat menghitung fungsi


gamma pecahan

( p)
Untuk p ≤ 0, dapat memberikan pemecahan

dengan menggunakan hubungan rekursif.

CONTOH SOAL

(7)
Tentukan nilai dari

Pembahasan
Diketahui n=7

LATIHAN SOAL

Tentukan nilai dari:

1.

2.

3.

Pembahasan

1. Diketahui n=5

2. Diketahui n=9
3. Diketahui n=12

C. NILAI (1/2)
Khusus untuk p = 1/2 , kita dapat menghitungnya secara analitis sebagai
berikut. Berdasarkan definisinya:
1 e−x dx=∫ 1 e−t dt
∞ ∞

()
1
=
2 0 √x 0 √t

(2)
1 1 e−t dt
=
∫0 √t

(2 )=∫ t e dt

1
−t /2 −t

0

( 2 ) t e dt , misal t = y ; dt =2 y dy
1 1
=∫
−t 1 2
0 /
2

()

1 1
2 =∫
2

e− y 2 ydy
2 1/ 2
0 (y )

()
1
2 =2∫
2

0
e− y dy

Misal y2 = x2

()
1
2 =2∫
2
−x
0 e dx

Dengan mengalikan kedua peryataan (1/2) diatas, diperoleh integral lipat


dua, yaitu

1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
Ini merupakan integral pada kuadran pertama dalam sistem koordinat
kartesian. Dengan melakukan transformasi ke dalam sistem koordinat polar,
integral di atas menjadi
1/ 2
¿
¿
¿

Misal:
u = r2
du = 2r dr
du
=r dr
2
Jadi
1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
(1/ 2)
¿
¿
¿
(1/ 2)
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
1/ 2
¿
¿
¿
Dengan demikian
(1/ 2)=√π

CONTOH SOAL
−3
1. Tentukan nilai dari
Γ (2 )
Pembahasan
Ingat
( p +1)
( p )= p

−3 2
+
−3
( )
2 2
Γ Γ
2 = −3
2
−3 − 2 −1
Γ
( )
2 = 3
Γ
2 ( )
−1 2
+
−3 −2
( )
2 2
Γ = Γ
2 3 −1
2

−3 −2
( ) ()
2 1
Γ 2 = 3 .−1 Γ 2

−3
( )
4
Γ 2 =3 √ π

LATIHAN SOAL

1. Tentukan nilai dari

−11
2. Tentukan nilai dari
Γ (2 )

Pembahasan

1.
( p +1)
( p )= p

−5 2
+
−5
( )
2 2
Γ =Γ
2 −5
2

−5 −2 − 3
Γ
( )
2 =5
Γ
2

−3 2
+
−5 −2
( )
2 2
Γ Γ
2 =5 −3
2

−5 −2
( )
2 1
Γ
2 = 5
.− Γ −
3 2

−1 2
+
−5 −2
( )
2 2 2
Γ = .− Γ
2 5 3 −1
2

−5 −2
( )
2 221
Γ 2 = 5 .−3 −1 Γ

−25 −8
( )
15
Γ = √π
( )
−11
2. Tentukan nilai dari Γ 2

Pembahasan
( p +1)
( p )= p

−11 2
+
−11
( )
2 2
Γ Γ
2 = −11
2

−11 −2 −9
Γ
( )
2 =11
Γ
2

−9 2
+
− 11 − 2
( )
2 2
Γ = Γ
2 11 −9
2

−11 −2 2 −7
Γ
( )
2 =11 −9
Γ
2

−7 2
+
−11 −2 2
( )
2 2
Γ Γ
2 =11 −9 −7
2

−11 −2 2 −5
( )
2
2 =11 −9 −7
Γ . . Γ
2

2 −5
+
− 11 − 2 2
( )
2 2 2
Γ = − .− Γ
2 11 9 7 −5
2

−11 −2 2 −3
( )
2 2
Γ
2 = .− .− . − Γ
11 9 7 5 2

−3 2
+
−11 −2 2
( )
2 2 22
Γ = − .− .− Γ
2 11 9 7 5 −3
2

−211 1−2 . 9 2 . 7 2 . 5 2 .3 2 Γ
2 −1
Γ
( ) = − − − −
2 −1
− 11 − 2 2 +
( )
2 2 2 22
Γ = − .− .− . − Γ
2 11 9 7 5 3 −1
2

−11 −2
( )
2 2 2 2 2 1
Γ 2 =1 .−9 .−7 .−
5 .−3 1.− 2Γ

−211 −64
( )
10395
Γ = √π
D. FUNGSI BETA

Berikut kita akan meninjau definisi fungsi beta.

DEFINISI 1

Untuk p > 0, q > 0, fungsi beta didefinisikan oleh integral tertentu :

B ( p , q)=∫ x p−1( 1−x)q−1 dx


0

Dengan melakukan penggantian variabel sederhana terhadap variabel x


pada persamaan diatas sehingga kita dapat menyatakan fungsi beta ini dalam
beberapa pernyataan bermanfaat lainnya.

1. Mengubah daerah integrasi


Bila kita mengambil :
x = y/a, sehingga x = 1 berkaitan dengan y = a, maka persamaan 1
beralih pernyataan menjadia :
1
B ( p , q)=
p+ q−1
∫ y p−1(a− y)q−1 dy
a 0

Pembuktian :
y
X=
dx 1
a dy =a
1

B ( p , q )=∫ xp−1(1−x)q−1 dx
0

a p−1 q −1
y y 1
¿∫
( a ) (1− a
0 a
dy

)
a p−1
y ya− q−1
1
¿∫
( a) (
0 a a
dy

¿∫ p− 1 q− 1

)( )
a
dy
(
ay ( aa−
q−1 y )
a 1
p−1
0

p− 1 q− 1
a
y .(a− y ) .1
B(p,q dy
)=∫ a( p −1 )+(q −1 )+1
0

a p−1 q−1
y ( a− y )
¿∫ dy
0 a p+q +1

a
1
¿ y p −1( a− y q−1
) dy
a
p+q −1
∫0

2. Pernyataan dalam fungsi trigonometri sin dan cos


Bila kita mengambil,
2 2 2
x = sin θ, maka (1 – x) = 1 - sin θ = cos θ,
dan dx = 2sinθ cosθ dθ, x = 1 berkaitan dengan θ = π/2
dengan melakukan substitusi ini, maka akan menjadi :
π/2

B ( p , q)=2 ∫ ( sinθ)2 p−1(cosθ)2q−1 dθ


0

Pembuktian :
1
B ( p , q )=∫ xp−1(1−x)q−1 dx
0
π/2

¿ ∫
0
(sin 2θ)p−1(1−sin 2θ)q−12 sinθ cosθ dθ

π/2
p− 1 q− 1
¿ ∫ (( sinθ ) )
0
2 ( cos 2 θ ) 2 sinθ cosθ dθ

¿∫
π/2
(sin2 θ)p (cos2θ)q
2 sinθ cosθ
0 ( 2 1 2 1


π/2 2 p 2 q
(cosθ)θ)(cos θ)
¿ ∫sin θ)(sin 2 sinθ cosθ dθ
0 (sinθ . cosθ)( cosθ . cosθ)
π/ 2
(sin2 θ)p (cos2θ)2
¿ ∫ 2 dθ
0 sinθ cosθ
π /2

¿ 2 ∫ (sin2 θ)p−1( cos2 θ)q−1dθ


0

B ( p , q )=∫ xp−1(1−x)q−1 dx
0

π/2

¿ ∫0
(sin 2 θ) p − 1 (1−sin 2 θ) q − 1 dx

π/2
2 p−1 q −1

¿ ∫ (( sin2θ ) ( cos 2
2 sinθ cosθ dθ

) θ)
0

π/2

¿ ∫ 0
sinθ2 p . sin−2θ . cosθ2q . cos−2 θ .2 sinθ cosθ dθ

π/2

¿ ∫ sinθ2 p
1
2 sinθ cosθ dθ
cosθ2q 0 sin θ . cos2θ
2

π/2

¿ ∫ sinθ2 p 1
2 sinθ cosθ dθ
cosθ2q 0 ( s inθ . sinθ)(cosθ .
cosθ)
π /2

¿ 2 ∫ sinθ2 p cosθ2q( sinθ)−1(cosθ )−1dθ


0

π /2

¿ 2 ∫ sinθ2 p−1cosθ2q−1 dθ
0
Contoh Soal :

Hitunglah integral berikut ini :

π/2

∫0
sin3 x cos xdx

Penyelesaian :

2p – 1 = 3 p=2

2q – 1 = 1 q=1

π /2

B ( p , q )=2 ∫ (sin θ )2p−1 (cos θ)2q−1 dθ


0

π/2
1 B ( p , q)= (sin θ)2 p−1(cos θ )2q−1 dθ
2

0

Jadi,

π/2
∫ sin3 x cos xdx= 1 B (2,1)= 1 Г ( 2 ) Г (1)
1 1! 0 ! 1
= =
0 2 2 Г (3) 2 2! 2

3. Pernyataan nisbah
Bila kita mengambil x = y/(y+1), kita peroleh :
∫ y

B ( p , q)= (1+ y
p−1
dy
p+q
0

Pembuktian : )
1
Substitusi x = y/(y+1) maka dx= dy
(1+ y )2

Batas x = 0 y=0
x=1 y=∞
1

B ( p , q )=∫ xp−1( n−x )q−1dx


0


y p−1 y q−1
1
¿∫
(
0 y +1 ) (1− y +1 (1+ y )2
dy

)
∞ p−1
y y+ 1−
(
q−1
1
¿∫ dy
0 ( y +1)p−1 y +1 ( y +1)2

)
∞ p−1
y
¿∫ (1)q−1 1 dy
p−1
0 ( y +1) ( y+1)q−1 ( y +1)2

¿∫
∞ p −1 q−1
y .1 .1 dy
0
(y ( p−1) + ( q−1)+2

+1)
p−1
y
¿ ( p−1) + ( q−1) +2
dy
( y + 1)

Contoh Soal.
Hitunglah integral berikut ini.
∫∞
y
3

0
(1+ y 5 dy

)
Penyelesaian :

P–1=3 p=4

P+q=5 q=1

Jadi,

y
3
Г (4) Г 3!0! 1
(1)
Г (5) =

0 5
dy=B (4,1)= 4! 2
(1+ y )
=
4. Sifat simetri
Dapat diperlihatkan bahwa fungsi beta memiliki sifat simetri :
B ( p , q )=B (q , p)

Pembuktian :

Dengan substitusi 1- x = y maka dx = -dy

B ( p , q )=∫ (1− y)p−1 ( y )q−1 dy


1

¿−∫(1− y )p−1 yq−1dy


1

¿∫(1− y)p−1( y )q−1 dy


0

B ( p , q )=∫ yq−¿(1− y)p−1 dy


0

Contoh Soal.

∫0
x 2 (1−x )3 dx

Penyelesaian :

P–1=2 p=3

Q–1=3 q=4

Jadi,
Г ( 3 ) Г (4)
1
2! 3! 1
∫ x 2 (1−x )3 dx=B (3,4 = 6 ! = 60
)= Г (7)
0

E. HUBUNGAN ANTARA FUNGSI BETA DAN GAMMA

Fungsi beta ternyata dapat pula diungkapkan dalam fungsi gamma.


Hubungannya adalah :

Г ( p) Г ( q )
B ( p , q )=Г ( p+q)

Dari persamaan diatas kita dapat menghitung pula nilai fungsi beta untuk
p<0, dan q<0. Pembuktiannya dapat kita perlihatkan dengan memanipulasi
ruas kanan. Untuk itu kita tinjau kembali definisi integral tentu dari fungsi
gamma.

Pembuktiannya menggunakan teknik seperti yang kita terapkan untuk

2
menghitung nilai Г(1/2). dengan melakukan substitusi x = u ke dalam

Persamaan kita peroleh :


Г ( p)=2∫ e−u u2 p−1 du


2

Karena u adalah variabel integral, sehingga dapat diganti dengan huruf apa
saja, maka :

Г ( p)=2∫ e−v v 2q −1 dv
2

Dengan memperkalikan kedua pernyataan ini kemudian ubah integral lipat


duanya kedalam koordinat polar (r,θ) :
∞ ∞

Г ( p) Г =4
∫∫ e
−(u2+ v 2) 2 p−1 2 q−1
u v du dv
(q)
0 0

∞ π /2

∫∫
2

=4 e−r (r cosƟ )2 p−1( r sinƟ )2q −1 rdrdƟ


0 0

∞ π
−r2
=4
∫e r
2 p+2 q−1 dr∫ (cos Ɵ )2 (sin Ɵ ) 2 q−1 dƟ
p−1

0 0

Dengan menggunakan definisi fungsi gamma, pada integral pertama, dan


pernyataan trigonometri fungsi beta pada integral kedua, kita peroleh :

∞ ∞

Г ( p ) Г ( q )=4 ∫∫ e−( u
2 + v2 )
u2 p−1 v 2 q−1 du dv
0 0

Dengan demikian, dari tabel nilai fungsi gamma, kita dapat pula
menghitung nilai fungsi beta yang bersangkutan. Dengan selalu mengingat
bentuk – bentuk fungsi beta yang kita sajikan di atas, kita dapat langsung
menghitung beraneka macam integral yang terkait.

F. FUNGSI ERROR

Fungsi kesalahan dijumpai pada teori probabilitas.

Persamaan umum:

2 −t2
∫e
x
¿ dt
Erf (x)
√π 0

Terdapat beberapa bentuk integral yang berkaitan dengan persamaan


(3.37). nilai dari bentuk-bentuk integral ini dapat dibaca pada tabel. Untuk
menentukan nilai fungsi kesalahan menggunakan tabel dari integral yang
berkaitan. Beberapa bentuk integral yang berkaitan dengan (3.37) adalah
sebagai berikut. Pertama fungsi Gaussian atau distribusi normal standart yang
didefinisikan sebagai,
x −t
1 1 1 x
p (−∞ , x)= e dt = + 2


√2 π −∞ 2 2 erf
( √2 )
Pembuktian :
−t2
1 1 1 x x

( √2 )
e 2
dt +
P (−∞ , x)= ∫
√2 π −∞
=2
erf
2

x −t
P (− ∞ , x)= 1 ∫ e 2 dt
√2 π −∞

t = √ 2u t 2 =2u 2 , dt =√2 du x , dengan t =x


u=
Misalkan: dan , √2

Sehingga,
√x 2
1 2

e−u 2 du
P (−∞ , x)= ∫
√2 π −∞
√x 2
1 2

¿ √ 2 ∫ e−u du
√2 π −∞


x2
1 2

∫e
−u
¿ du
√ π −∞

[ ]
√x2
1 0 2 2

¿
√π
∫e −u
+∫ e −u
du
−∞ 0

Integral kedua menyatakan fungsi error


x
√2


( )
2

e− u
√2 πerf x 2
du= √
0

erf (−∞ )=1

[ ( )]
2√ π 2√ π
¿√ erf √ 2
Jadi, 1π x
+

[ ( )]
1
¿ 2 1+erf √x2

( 2)
1 1 x
¿ + erf
2 2 √

Untuk P(0,x)
x
−t
1 1 x

( √2 )
p(0, x)= e 2 dt
√2 π 0 2 erf
=

Untuk P(a,b)yaitu
b −t2 √π √π
∫e dt
2
erf (b)−
2
erf (a )

=
a

Menurut teorema kalkulus


d 2 2

erf ( x )= e− t
dt √π
Sehingga,
b −t2 b √π d
∫e
a
dt =∫ 2
a dt
erf ( x ) dt

√π
¿ 2 [ erf (b )−erf (a) ]

Kedua Fungsi kesalahan pelengkap

1
∫e
2
−t
erfc ( x )= ∞
dt =1−erf ( x )
(3.40)
√2 π x

Pembuktian fungsi error pelengkap


2∞

2

erfc ( x )= e−t dt =1−erf ( x )


√π x

2∞

2

erfc ( x )= e−t dt
√π x

[ ]
0 ∞
2 dt
¿ √ π ∫x e +0∫
−t2

−t2
e

2 dt
¿ √ π −∫
−t 2

[ ]
0 e
x ∞
0

+∫ e
−t2

[ ]
2 √π
¿ √π –2 erf ( x ) +1

¿ 1−erf ( x )

Atau,
π 2∫x ∞ e
2
−t dt =erfc ( x√2 )
√ Dengan mengingat tabel distribusi normal standart diperoleh, (dari 3.39)

erf ( x )=2 P( 0, x √2)=2 P (−∞, x √2)−1

Pembuktian:

( ( ))
1 x√ 2
erf ( x )=2 P ( 0, x √2 ) =2 2 erf √2 =erf ( x )

( (√ ) )
1 √ 1 x 2
erf ( x )=2 P ( −∞ , x √ 2 )−1=2 + erf −1
2 2 2

¿ 1−1 erf ( x )=erf (


x)

Fungsi error merupakan Fungsi ganjil, berada di daerah kurva lonceng.

erf (−x )=−erf ( x )

erf ( ∞ )
Dengan definisi(3.37) persaam utana, maka dapat menghitung

2
∫ e−t dt
2

erf (∞ )= ∞

(3.43)
√π 0

Karena variabel t pada 3.43 merupakan variabel dami sehingga boleh


sembarang diganti.

Dengan persamaan pada fungsi gamma, makan 3.43 didapatkan:

(2 )=1
2 1 1
erf (∞ )= Γ
√π 2
Pembuktian:

2
∫ e−t dt
2

erf (∞ )=
√π 0

()
1
Γ 2 =2∫ e− y dy
2

Gamma 0

Ket:
Γ (21 )= √ π
Agar nilainya tetap maka:

()
2 1 1
erf (∞ )= Γ
√π 2 2
2 1
erf (∞ )= √ π =1
√π 2

 Untuk x yang sangat kecil atau dibawah tabel, dapat diuraikan dalam deret
pangkat dengan mengganti nilai x=-t2

x2
ex=1+x+ 3
2! + x +…,

3!

Maka,

t 4 x6

x 2
e =1−t + 3 +…,
2!
!

Subtitusi persamaan terhadap persamaan utama fungsi error.

Erf (x
)=

x
1−t 2+ t − x + … , dt
4 6
)
√π0 2 ! 3!
2 x3
(
x−
)
¿ √π 3 +x
5 7
x
5.2 ! + …,
− 7.3
!

1−erf ( x )= erfc ( x )

Hitunglah:

∫e
−x2
a. dx
0

2
−x2
b.
√π ∫
1,5
e dx

Penyelesaian

a. Dengan definisi (3.37) dan persamaan(3.42)


√π √π
∫ e−x dx= erf (2)= [ 2 P ( 0, 2 √2 ) ] =√ π P (0,2,83)
2
2

0 2 2

Dari tabel distribusi normal standart, kita dapat menentukan P(0, 2,83).
Caranya pada x=2,8 baca nilainya pada kolom angka 3. Kita memperoleh
P(0, 2,83) = 0,4976 jadi,
2
√π √π
∫ e−x dx= erf (2)= [ 2 P ( 0, 2 √2 ) ] =√ π P (0,2,83)=0,8820
2

0 2 2

b. Dengan menggunakan definisi (3,40), diperoleh:



2
−x2

√π ∫
dx=1−erf (1,5)
e
1,5

Seperti pada pembahasan (a) , kita akan memperoleh

erf (1,5)=2 P (0, 1,5 √2)=0,9652

Jadi,

2
−x2

√π ∫
dx=1−erf (1,5)=0,0348
e
1,5

G. INTEGRAL ELIPTIK

Dengan menggunakan tabel integral, integral sebuah fungsi dapat


diselesaikan dengan mudah. Integral eliptik merupakan bentuk integral yang
nilainya dapat dibaca pada tabel. Tabel ini dikenal sebagai Tabel Integral
Eliptik. Selama ini dikenal tiga macam integral eliptik, yaitu integral eliptik
jenis pertama, kedua, dan ketiga. Dalam makalah ini hanya akan dibahas
integral eliptik jenis pertama dan kedua, yaitu tentang definisi dan sifat-sifat
dasarnya. Pada akhir pembahasan ini akan diberikan contoh penerapan
integral eliptik dalam fisika.

Integral eliptik tak lengkap jenis pertama dan kedua berturut-turut


didefinisikan sebagai berikut.

d∅
F (k , ∅)=∫

0 √1−k2 sin2 ∅

E (k , ∅)=∫ √ 1−k 2 sin 2 ∅ d ∅


0

0 ≤k ≤1 atau k =sin θ , 0 ≤θ≤


Dimana,
π 2 (4.1)


Dengan k disebut modulus dan disebut amplitudo. Deskripsi (4.1)

dikenal sebagai integral eliptik bentuk legendre. Nilai integral (4.1) dapat

θ=arcsin k
dibaca pada tabel, yaitu dengan melihat harga

dan

∅( 0 ∈∅∈ π )
2 lihat pada tabel integral eliptik. Biasanya, dari bentuk integral
2
eliptik diketahui harga k , sehingga perlu mengambil nilai akarnya untuk

memperoleh k.

Contoh soal

1. Hitunglah integral berikut.


π
3
d∅
I
√1−0,0303sin 2∅
=∫
0

Penyelesaian:
Integral ini merupakan bentuk integral eliptik tak lengkap jenis pertama,

3
k =0,0303
2
k =0,174 ∅= π =600
dengan atau dan . Tetapi

k =sinθ maka θ=arcsin 0,174=100 . Jadi,


π
3
d∅
(
= 0,174,10 0
)
I
=∫
0 √F1−0,0303sin2∅

= 0
∅=60 0
Dengan menggunakan tabel integral eliptik untuk θ 10 dan ,

F=(0,174, 60 )=1,0519 . Dengan demikian,


0
diperoleh

π
3
d∅
(0,174,60 0 )
=1,0519
=∫ √
I
1−0,0303sin 2∅
0 =F

Integral eliptik lengkap merupakan keadaan khusus dari definisi rumus (4.1),

∅= π
yaitu jika 2 . Dengan demikian, integral eliptik lengkap jenis pertama
dan kedua berturut-turut didefinisikan sebagai

π d∅
K (k )=F (k , 2
√1−k sin2∅
)=
2
∫ 0

E (k )=E k , π
2

( 2 )=∫ √ 1−k 2sin2 ∅ d ∅


π
(4.2)
0

Nilai integral lengkap ini dapat dibaca pada pada tabel integral eliptik.

0 ≤ k ≤1
Menurut definisi (4.1), harga k dibatasi pada interval sehingga

θ 0 ≤θ≤
amplitudo terbatas pada interval
π 2 . Di sisi lain, tabel integral

θ 0 ≤θ≤
eliptik juga hanya memuat harga antara
π 2 . Sementara, harga


dapat bernilai sembarang, baik negative maupun positive. Personalannya,


bagaimanakah menentukan nilai integral eliptik untuk harga yang tidak

ada dalam tabel?

1
Integral persamaan (4.1) berturut-turut berbentuk
√1−k2 sin2∅ dan

√ 1−k 2 sin2 ∅ . Jadi, keduanya merupakan fungsi sin ∅


2
atau f ( sin ∅)
2

f ( sin ∅)
2
. Diandaikan kita mempunyai grafik sebagaimana disajikan

pada gambar 4.1.


sin ∅ ( 2 ∅)
Harga sama pada kuadran I dan II sehingga grafik f sin

π
dari π ∅= π
2 ke merupakan pencerminan terhadap garis 2 dari

π
grafik antara 0 dan 2 . Baik F ( k , ∅) maupun E ( k , ∅) , nilai integral

merupakan luas daerah di bawah kurva, yaitu ∫ f ( sin ∅) d ∅


2
. Untuk harga

π
∅>
2
, nilai integralnya dapat ditentukan berdasarkan batas integral dari 0

π
ke ditambah (atau dikurangi) luasan lain yang ekuivalen dengan integral

π
θ∈
dari nol ke sudut
2 . Sehingga ilustrasi, dengan menggunakan gambar

1.1 dapat diperoleh integral berikut.


4 2 π π
π 2π 4π 2 4

∫ ¿ ∫ + luas A= ∫ + ∫ ¿ dan
4∫+∫
0 0 0 0 0 0

7π π π
2 2π 2 4

∫ ¿∫−luas A=4∫−∫ .
0 0 0 0
7π 3π π
4 2 4

Perhatikan bahwa ∫ ≠∫ , sebab luas A tidak sama dengan luas B.


+∫
0 0 0

Dengan mengunakan definisi integral eliptik lengkap, diperoleh sifat-sifat


berikut.

F (k , nπ ±∅ )=2 nK ± F (k , ∅) ,

E ( k , nπ ±∅ ) =2nE ± E ( k , ∅ ) . (4.3a)

Jika batas integral eliptik tidak sama dengan nolmaka digunakan hubungan
berikut ini.
∅ ∅ ∅
2

d 2

d
1

d∅
∅ ∅
∫ =∫ ∫
− =F ( k ,∅2 ) −F( k ,∅1) .
√ 1−k 2 sin2 ∅ √1−k
0
∅ sin2∅ 0 sin2∅
1

2
√1−k2
(4.4)

Jika batas integralnya negatif, dengan menggunakan kenyataan bahwa

F ( k , ∅) dan E ( k , ∅) merupakan fungsi gasal

maka F (k ,−∅)=− F( k ,∅) dan E=(k ,∅) =−E (k , ∅) .



−∅
d∅
d∅
F=(k ,−∅ =− =−F (k , ∅) .
√1−k sin 2∅ √1−k sin2∅ (4.3b)
)=∫ ∫
0 2 0 2

2 2
∅∈1 k ∈1
Dari definisi integral eliptik, harga k sin untuk . Oleh

karena itu, integralnya dapat diuraikan ke dalam deret pangkat (deret


binomial) dan selanjutnya dapat di integralkan suku demi suku. Untuk k kecil,
deret ini konvergen dan merupakan metode untuk menghitung integral eliptik
untuk harga k di bawah nilai tabel.
Contoh soal.

0,13,
Hitunglah 3 ).
E¿

Penyelesaian:

k =0,13
Ini merupakan integral eliptik tak lengkap jenis kedua dengan dan

7
π∅=
3 . Jadi,

7
E 0,13, 7π
3

( )=∫ √ 1−0,132 sin2 ∅d ∅


π
.
3 0

Sebagaimana telah diuraikan di depan,

7π 7π π π
3 2π 3 2 3

∫ ¿∫+∫ ¿ 4∫+∫ .
0 0 2π 0 0

Oleh karena itu,

( ) ( ) ( )
7π π π π
E 0,13, 3 =4 E 0,13, 2 + E 0,13,3 =4 E (0,13 )+ E (0,13,
3 ) ,

θ=arcsin 0,13=7,5
0
Dengan . Berdasarkan tabel integral eliptik

E (0,13) θ=7,5
0
lengkap,diperoleh nilai untuk , yaitu

E ( 0,13 )=1,5640
. Selanjutnya, kita akan menghitung (
E 0,13,
π
3 ) . Ini
k =0,13
merupakan integral eliptik taklengkap jenis kedua dengan atau

π
θ=7,50 θ= =600
dan 3 . Berdasarkan tabel integral eliptik taklengkap,

dengan metode interpolasi diperoleh (


E 0,13,
3 )
p =
1,044
. Dengan

demikian,

( )
p
E 0,13, 3 =( 4 x 1,5640)+1,044=7,30 .

Sekarang kita akan membahas bentuk lain dari integral

sin θ= x dx=cos ∅d ∅
eliptik. Dengan subtitusi , , atau

dx dx
d ∅= =
cos ∅ √1− x ke persamaan (4.1) dan (4.2) serta
2

mengubah batas-batas integral, diperoleh


x
dx
F (k , ∅)=∫
0 √ ( 1−x ) (1−k 2 2
x2) , (4.5a)

E=(k ,∅)=∫x dx , (4.5b)


2
0
1 − x2 x 2
1−k
1
π dx

K (k )=F k ,
( 2
0 √( 1−x )(1−k 2
x 2)
, (4.5c)

2
)=∫

E (k )=E k ,
( dx . (4.5d)


1 2
π2 0
1−x2 x2
1−k
Deskripsi (4.5) dikenal sebagai integral eliptik dalam
bentuk Jacobi. Kita dapat mereduksi sebuah integral menjadi
salah satu kombinasi dari beberapa bentuk integral eliptik.
Sebagai contoh,


x x
10−5 x2 1− x 1
2 .
dx=√10∫0
I
dx=√ 10 k (


=∫
2 2
1−x 1− x1 2 √2
Contoh soal

x=a sin ∅
1. Sebuah elips mempunyai persamaan parameter dan

y=b cos ∅ a>b


, dengan . Tentukan panjang busur dari elips

tersebut.

Penyelesaian:

Panjang busur s dinyatakan dengan persamaan

ds2=dx2+dy2

ds=a cos ∅ d ∅ dy=−b sin ∅ d ∅


Dengan dan . Oleh karena itu,

ds=√ a2 cos2 ∅+b2 sin2∅ d ∅

cos ∅=1 −sin ∅ a − b >0


2 2 2 2
Dengan subtitusi serta mengingat

, diperoleh

s=a∫ a2−b2
sin ∅ d ∅ .
2


2
1 a


Deskripsi ini merupakan bentuk integral eliptik jenis kedua

k = a2−b2 2
2
dengan
2
=e , dengan e sering dikenal sebagai
a
eksentrisitas elips. Untuk menghitung keliling elips, batas

∅=0 ∅=2 π
integralnya adalah ke , dan integral terakhir dapat

π
4 ae k 2, )
(
dituliskan sebagai . Untuk panjang busur yang

lebih kecil, kita dapat menentukan sendiri batas-batas integral


1

dan k ,∅1
∅2
, sehingga diperoleh E ( k , ∅2 )−E ¿ ).

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan integral


eliptik pada fisika, kita akan melanjutkan pembahasan tentang
ayunan sederhana yang telah dibahas sebelumnya. Kita mulai
dengan persamaan berikut.

2g
θ´ =
2
cos θ+ c
l .

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, jika sudut simpangan

θ=
awal
2 θ=0
maka dan tetapan c persamaan di atas
π
sama dengan nol.

Sekarang kita akan membahas ayunan sederhana untuk sudut

α
simpangan awal sembarang, misalnya , sehingga pada saat
α
2 g cos
θ= α θ=0 ¿ . Dengan demikian,
maka dan tetapan
¿
−¿
c=¿

persamaan diatas menjadi

α
cos θ−cos ¿
¿
2g
l ¿ ,

= √¿
dt

Atau


dθ 2g
=
√cos θ−cos α l dt . (4.6)

Dengan demikian,

α
dθ =T


2
∫ . (4.7)
α

g
0 √cos θ−cos α 4 l


Symbol menunjukan periode ayunan dengan sudut

α
simpangan awal . Batas atas integral ruas kanan (4.6) adalah


4 . Sebab pada saat perubahan θ dari 0 ke α, pada saat itu

pula ayunan menempuh seperempat periode. Bentuk integral


(4.7) dapat diubah menjadi integral eliptik dalam bentuk
Jacobi, yaitu dengan melakukan beberapa subtitusi dengan
berikut.
θ
2 α
, cos α =1−2sin ( ) ,
2

θ=1−2 sin (¿)


2
2
cos¿

(θ )
( )
2

α 2
cos θ−cos α =2 sin2( ) 1− 2 . (4.8)
(
2 sin α
2

Dari hasil (4.7) selanjutnya dilakukan subtitusi

(2 )
θ
sin

() ( ),
θ α
=x sin =x sin
atau 2 2 (4.9)

(
α
sin 2

)
()
α
2 sin
2 dx

dθ=
, (4.10)

√ (
α2
1−x 2 sin 2

)
x= 0 x= 1
Dengan batas integral ke . Substitusi (4.8),(4.9),dan

(4.10) ke (4.7), diperoleh


∫x =√2∫
1
√cos dθ
θ−cos α dx

√ ( ( ))
2
( 1−x2 ) 1−x 2 sin 2 α .
0 0

(4.11)
Persamaan (4.11) merupakan bentuk Jacobi dari integral eliptik

jenis pertama dengan


k =sin ( 2α ) jadi persamaan (4.11) dapat

ditulis sebagai


[ ]
x
−dθ = √2 α
0√cos θ−cos α

[ ()]
α π
sin
2
,
=√2 K
sin
( 2
. (4.12)

Substitusi (4.12) ke (4.7), diperoleh

[ ( √ [ l α
( )]

α
2l √ 2 F sin
α K sin . (4.13)
g
T =4

)]=4 2 2

Mengingat definisi (4.2) maka deskripsi (4.13) menjadi

2 −
2
l d∅
T a=4 ∫
gl 0 √1−k2 sin2
=4
g ∫0 1−k sin ∅
( 2 2 ) 21
d∅ . (4.14)



π π


Pengenbangan deret binomial integral persamaan (4.14) akan
menghasilkan

√ (
2
3
l∫ 1 k sin ∅+ k 4 sin4 ∅+… d ∅
)
2 2

g 0 1+ 2 8 (4.15)
=4

Dengan menggunakan tabel integral, deskripsi (4.15)menjadi


{ ( ) }∣
k2 ∅ sin 2 ∅ 3 k4 3 ∅ sin 2 ∅ sin 4 ∅
) (
=4 l π /2
∅+ − + − + +…

√ g 2 2 4 8 8 4 32 0
√ {() }
2 2
¿ 2 π g l 12+ 1 2
+
k2.4
1.3
k +…
4
. (4.16)
k =sin α /2
Karena maka

{ () }
2 2
l 1 1.3
T α =2 1+ sin2 (α /2)+ sin4 (α /2)+ … . (4.17)
π

√ g 2
2.4

Persamaan (4.17) merupakan rumus periode ayunan bandul


untuk sembarang sudut simpangan. Jika sudut simpangan kecil

sin ( α /2) ≈ 0
maka dan persamaan (4.17) tereduksi menjadi

persamaan yang telah dijelaskan pada betta.

H. FUNGSI ELIPTIK

Dalam kalkulus dasar, kita mempunyai bentuk integral


berikut.

x
u= dx
=sin−1 x
∫ (4.18)
2

0 √ 1−x

Secara sederhana, persamaan (4.18) menyatakan bahwa

x=sin u
. Deskripsi (4.18) ini pula dapat diterapkan pada

integral eliptik. Hal ini dapat dilakukan dengan menuliskan

u= F ( k , ∅ ) pada definisi (4.5a), yaitu

x
u=F (k , )= dx −
=sn 1 u
. (4.19)
∅ ∫ 0 √1−x2 √1−k2 x2

Deskripsi (4.19) sering ditulis singkat,

x=snu .

(4.20)
∅=amp u
Karena menunjukan amplitudodari integral eliptik

u= F ( k ,∅ )

maka deskripsi (4.20) menjadi

x=snu=sin ∅=sin( ampu) . (4.21)

snu
Fungsi dikenal sebagai fungsi eliptik. Definisi fungsi-

fungsi eliptik yang lain adalah

cn u=cos ∅=cos (ampu)=√ 1−sin2 (ampu )=√ 1−sn2 u=√ 1−x 2 . (4.22)

Dan
d∅ 1
dn u= =
. (4.23)
du du/ d ∅

Dengan menuliskan


d∅ du 1
=
u=F (k ,∅ d∅
√1−k2 atau √1−k2 sin2∅
)=∫
0 sin2∅

(4.24)

Maka

dn u= √ 1−k2 sin2∅=√1−k2 sn2u=√ 1−k2 x2 . (4.25)

Ada beberapa rumus yang dapat dikembangkan berkaiatan

snu=sin ∅
dengan fungsi eliptik. Misalnya, mengingat maka

du
d
( snu)=
d d∅
du du (sin∅)=cos ∅ =cnu dn u . (4.26)
DAFTAR PUSTAKA

Boas, M. L. 1983. Mathematical Methods in The Physical Sciences. New


York : John wiley and sons.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19690817199
4031-ANDI_SUHANDI/Fungsi_khusus_integral_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf

Wospakrik, Hans J. 1994. Dasar –DasarMatematikaUntukFisika.


Bandung: ITB
2

Anda mungkin juga menyukai