Fungsi gamma atau biasa dituliskan sebagai Γ(n) dan kaitannya dengan fak-
torial n! akan dibicarakan dalam tulisan ini. Detil mengenai relasi tersebut
dapat dilihat dalam literatur [1]. Faktorial untuk bilangan bulat dan setengah
bulat akan digunakan dalam distribusi Maxwell-Boltzmann untuk energi, mo-
mentum, dan laju dalam suatu asembli klasik [2] dan juga dalam penurunan
fungsi distribusi partikel yang memenuhi berbagai jenis statistik [3].
2.1 Faktorial
n! = n · (n − 1) · (n − 2) · (n − 3) · · · 3 · 2 · 1, (2.1)
di mana
0! = 1. (2.2)
5
6 CATATAN 2. FAKTORIAL DAN FUNGSI GAMMA
Z ∞
Γ(n + 1) = e−x xn dx. (2.3)
0
Z ∞
Γ(1) = e−x dx = 1, (2.6)
0
sehingga dapat diperoleh hubungan antara fungsi gamma dan faktorial, yaitu
f (x) f ′ (x)
lim = lim ′ , (2.8)
x→a g(x) x→a g (x)
di mana f (a) dan g(a) keduanya bernilai nol. Gunakan Persamaan (2.8) untuk
menghitung
∞
e−x xn
x=0
. (2.9)
e−x e−x
= lim = ·· = lim = 0.
x→∞ n(n − 1)(n − 2)x−n+3 x→∞ n!
1
2.3. FUNGSI GAMMA UNTUK N KELIPATAN GANJIL 2 7
Jawab 2. Intergral pada ruas kanan Persamaan (2.3) dihitung melalui interasi
parsial
Z ∞
Γ(n + 1) = e−x xn dx
0
Z ∞ Z ∞
−x n
−x n ∞
⇒ e x dx = −e x x=0 + n e−x xn−1 dx
0 0
Z ∞ Z ∞
⇒ e−x xn dx = 0 + n e−x xn−1 dx
0
Z ∞ Z0 ∞
−x n
⇒ e x dx = n e−x xn−1 dx
0 0
⇒ Γ(n + 1) = nΓ(n),
yang memberikan sifat rekusif dari fungsi gamma seperti dituliskan dalam Per-
samaan (2.4).
Jawab 3. Dari Persamaan (2.7) dapat diperoleh bahwa 0! = Γ(1) dan dari
Persamaan (2.6) diperoleh bahwa Γ(1) = 1. Dengan demikian dapat diperoleh
bahwa 0! = 1.
1
2.3 Fungsi gamma untuk n kelipatan ganjil 2
∞
1
Z
1
Γ( ) = e−x x− 2 dx. (2.11)
2 0
Bila n adalah setengah bilangan bulat maka fungsi gamma akan memberikan
hubungan
5 3 1 1
Γ(n + 1) = n · (n − 1) · (n − 2) · (n − 3) · · · · · · Γ( ). (2.12)
2 2 2 2
8 CATATAN 2. FAKTORIAL DAN FUNGSI GAMMA
∞ √
Z
1
e−x x− 2 dx = π. (2.13)
0
Z ∞
1
e−u u− 2 du.
0
Z ∞ Z ∞ Z ∞
2 2 2
e−x x−1 (2xdx) = 2 e−x dx = e−x dx.
0 0 −∞
Misalkan bahwa
Z ∞
2
I ≡ Ix = e−x dx.
−∞
sehingga
Z ∞ Z ∞ Z ∞ Z ∞
2 −x2 −y 2 2
+y 2 )
I ≡ Ix Iy = e dx e dy = e−(x dxdy.
−∞ −∞ x=−∞ y=−∞
Ubahlah elemen luas dalam sistem koordinat kartesian (dx)(dy) menjadi elemen
luas dalam sistem koordinat polar (dr)(rdθ) dan dengan hubunga r2 = x2 + y 2
sehingga
∞ 2π ∞ 2π
1 2 1
Z Z Z Z
2 −r 2 −r 2
I ≡ e rdrdθ = e d(r ) dθ = · 1 · 2π = π.
r=0 θ=0 r=0 2 θ=0 2
√ ∞ √ 1 √
Z
1
I= π⇒ e−u u− 2 du. = π ⇒ Γ( ) = π.
0 2
Soal 6. Hitunglah Γ( 52 ).
3√
Jawab 6. Γ( 52 ) = Γ(1 + 23 ) = 3
2 · 1
2 · Γ( 12 ) = 4 π.
2.4. FUNGSI GAMMA YANG LEBIH UMUM 9
∞ r
1 1 π
Z
1
e−λx x− 2 dx = 1 Γ( ) = (2.14)
0 λ2 2 λ
dan
∞ ∞
1
Z Z
2
xn e−ax dx = y (n−1)/2 e−y dy
0 2a(n+1)/2 0
1
= Γ[(n + 1)/2]. (2.15)
2a(n+1)/2
√
n! ≈ nn e−n 2πn (2.16)
atau
1 1
ln n! ≈ (n + ) ln n − n + ln(2π). (2.17)
2 2
n n
1 1
X Z
ln n! = ln i ≈ ln n + ln xdx = (n + ) ln n − n + 1. (2.18)
i=1
2 1 2
Soal 7. Buktikan dari grafik aproksimasi dalam Persamaan (2.18) dengan meng-
gunakan Gambar 2.1.
Jawab 7. Bahas luas dari kurva di bawah ln x untuk kotak pertam, di mana
kelebihan kotak sebelah kanan titik tengah n adalah untuk bagian sebelah kiri di
10 CATATAN 2. FAKTORIAL DAN FUNGSI GAMMA
bawah kurva. Demikian seterusnyaR sehingga tersisa saat kotak ke n ada faktor
1
2 ln n yang belum dihitung dalam ln xdx. Lebar tiap kotak adalah 1.
2.5
1.5
ln n
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
n
Dengan melihat nilai yang besar dari n di mana umumnya merupakan daerah
kerja mekanika statistik dan umumnya yang dibahas adalah perubahan nilai
atau turunan dari ln n! maka aproksimasi lain digunakan, yaitu
ln n! ≈ n ln n − n. (2.19)
2.9 Referensi
1. Mary L. Boas, ”Mathematical Methods in the Physical Sciences”, John
Wiley & Sons, New York, Second Edition, 457-462 (1983)
2. A. J. Pointon, ”An Introduction to Statistical Physics for Students”, Long-
mans, First Print, 189-191 (1967)
3. Francis W. Sears and Gerhard L. Salinger, ”Thermodynamics, Kinetic
Theory, and Statistical Thermodynamics”, Addison-Wesley, Third Edi-
tion, Fifth Print, 424-426 (1980)
12 CATATAN 2. FAKTORIAL DAN FUNGSI GAMMA
Catatan 3
Bila terdapat suatu fungsi f (x, y, z) yang ingin dicari nilai maksimum atau
minimumnya, maka cukup dipenuhi
∂f ∂f ∂f
df = dx + dy + dz = 0. (3.1)
∂x ∂y ∂z
df = 2xdx + 2ydy = 0.
Untuk mencari nilai maksimum dari x maka perlu dicari nilai y lewat
13
14 CATATAN 3. PENGALI TAK TENTU LAGRANGE
dx y
= = 0 ⇒ y = 0.
dy x
x2 − R2 = 0 ⇒ x = ±R.
df = dy − 2xdx = 0.
dy
= 2x = 0 ⇒ x = 0.
dx
y − 02 = 0 ⇒ y = 0,
Mencari minimum atau maksimum suatu fungsi f (x, y, z) tidak cukup dengan
menggunakan Persamaan (3.1) bila terdapat syarat tambahan berupa fungsi
lain, misalnya φ(x, y, z). Untuk itu diperkenalan dengan suatu metode yang
menggunakan pengali berupa konstanta α yang belum diketahui nilainya, pen-
gali tak tentu Lagrange, sehingga perluasan dari Persamaan (3.1) yang meru-
pakan kondisi yang harus terpenuhi adalah
df + αdφ = 0, (3.2)
dengan bentuk dφ mirip dengan bentuk df . Bila bentuk φ(x, y, z) dapat dit-
uliskan dalam bentuk
3.2. SYARAT TAMBAHAN 15
φ(x, y, z) = 0 (3.3)
maka
∂φ ∂φ ∂φ
dφ = dx + dy + dz = 0. (3.4)
∂x ∂y ∂z
∂φ ∂φ ∂φ
dx = − dy + dz / , (3.5)
∂y ∂z ∂x
∂f ∂f ∂f
df = dx + dy + dz = 0,
∂x ∂y ∂z
∂f ∂φ ∂φ ∂φ ∂f ∂f
⇒ df = − dy + dz / + dy + dz = 0,
∂x ∂y ∂z ∂x ∂y ∂z
∂f ∂f ∂φ/∂y ∂f ∂f ∂φ/∂z
⇒ df = − dy + − dz = 0. (3.6)
∂y ∂x ∂φ/∂x ∂z ∂x ∂φ/∂x
∂f ∂φ
Dengan ∂x / ∂x pada titik stasioner diberi nilai −α maka
∂f ∂φ
+α = 0. (3.7)
∂x ∂x
∂f ∂φ ∂f ∂φ ∂f ∂φ
df ≡ +α dx + +α dy + +α dz = 0. (3.8)
∂x ∂x ∂y ∂y ∂z ∂z
Agar Persamaan (3.8) dapat menentukan suatu titik stasioner maka setiap suku
dalam tanda kurung harus bernilai nol, sebagaimana persamaan tersebut harus
dipenuhi untuk setiap nilai dari perubahan dy dan dz, maka kurung kedua dan
ketiga harus bernilai nol, sementara kurung pertama bernilai nol akibat definisi
dari α dalam Persamaan (3.7).
α dikenal sebagai suatu pengali tak tentu atau lebih umum, pengali tak tenu
Lagrange (a Lagrange undetermined multiplier).
adalah fungsi yang harus dipecahkan dengan pengali-pengali tak tentu La-
grangenya adalah α, β, dan γ, yang akan dicari kemudian.
Soal 4. Tentukan kuadrat jarak minimum dan maksimum dari suatu titik (2R,
0) terhadap lingkaran x2 + y 2 = R2 .
f (x, y) = (x − 2R)2 + y 2
φ(x, y) = x2 + y 2 − R2 = 0.
Nilai x minimum dan maksimum dapat dicari dengan membuat Persamaan (3.9)
menjadi nol, sehingga
y = 0, α =?
0 = y(1 + α) ⇒
α = −1, y =?
Soal 5. Tentukan kuadrat jarak minimum dan maksimum dari suatu titik (R,
R) terhadap lingkaran x2 + y 2 = R2 .
φ(x, y) = x2 + y 2 − R2 = 0.
√
Dapat dipilih α = ± 2 − 1 agar Persamaan (3.10) dapat bernilai nol dan fungsi
yang membatasi tetap terpenuhi.
√ Dengan pilihan ini diperoleh bahwa kuadrat
2
jarak
√ minimum adalah (3 − 2 2)R dan kuadrat jarak maksimum adalah (3 +
2 2)R2 .
3.3 Referensi
1. Mary L. Boas, ”Mathematical Methods in the Physical Sciences”, John
Wiley & Sons, New York, Second Edition, 174-181 (1983)