Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER - MATEMATIKA IIA (MA1201)

SABTU, 11 MARET 2023


WAKTU: 120 MENIT

Bagian A
Tipe ∗

4. (a) konvergen
X
1. (a) dx = 2 sec2 t dx . dt
X (b) konvergen bersyarat
(b) g(t) = 4 sec3 t dx .
X
5. (a) elips dx .
2. (a) Ya
∞ X 1 X
Bentuk/nilai: dx . (b) − dx .
∞ 5
(b) Tidak
X
Bentuk/nilai: ∞ dx .

3n X
3. (a) an = dx .
n+1
(b) Ya

Tipe ◦

4. (a) konvergen
X
1. (a) dx = 3 sec2 t dx . dt
X (b) konvergen bersyarat
(b) g(t) = 9 sec3 t dx .
X
5. (a) elips dx .
2. (a) Ya
∞ X 1 X
Bentuk/nilai: dx . (b) − dx .
∞ 3
(b) Tidak
X
Bentuk/nilai: ∞ dx .

4n X
3. (a) an = dx .
n+2
(b) Ya.
Bagian B
1. Misalkan u = 3x dan dv = e2x dx, dengan integral parsial
Z Z
2x 1 2x 1 2x 3 3
3xe dx = 3x · e − e · 3dx = xe2x − e2x + C
2 2 2 4

2. Limit tersebut merupakan limit dengan bentuk tak tentu 0/0. Berdasarkan Teorema l’Hopital

2
ln(2x − 3) L 1
lim 2
= lim 2x−3 = .
x→2 x −4 x→2 2x 2

3. Dengan formula cosinus sudut diperoleh:

u·v ⟨1, −2, 0⟩ · ⟨0, −1, 3⟩ 2 1√


cos (θ) = = =√ √ = 2.
∥u∥ ∥v∥ ∥⟨1, −2, 0⟩∥ ∥⟨0, −1, 3⟩∥ 5 10 5

1 1
4. Perhatikan bahwa, f (0) = 1, f ′ (0) = , dan f ′′ (0) = − , sehingga polinom Maclaurin orde 2 dari f
2 4
x x2
adalah P2 (x) = 1 + − . Jadi,
2 8
p 1 1
1,02 = f (0,02) ≈ P2 (0,02) = 1 + + = 1,00995.
100 20000

Catatan: Polinom Maclaurin dari f juga dapat ditentukan menggunakan deret binomial dengan p = 1/2.
sin x
5. Misalkan f (x) = . Karena lim f (x) = −∞ (atau dari kanan bernilai ∞), maka integral ini
1 − 2 cos x x→ π3 −
Z π/3
π
adalah integral tak wajar di x = . Kita periksa integral tak wajar berikut: f (x) dx.
3 0
ln |1 − 2 cos x|
Z
sin x
Dengan metode substitusi, diperoleh dx = + C, sehingga
1 − 2 cos x 2

b  b  
ln |1 − 2 cos x| ln |1 − 2 cos b|
Z
lim f (x) dx = lim = lim = −∞.
b→ π3 − 0 b→ π3 − 2 0 b→ π3 − 2

Z π/2
sin x
Karena integral di atas divergen, kita simpulkan bahwa dx juga divergen.
0 1 − 2 cos x
Catatan: Untuk menyimpulkan bahwa integral pada soal divergen, dapat juga dengan memeriksa bahwa
Z π/2
integral f (x) dx divergen.
π/3

ln(1 + n1 )
 
1 n+1 1 an
6. Misalkan an = √ ln . Pilih bn = 3/2 , sehingga = 1 .
n n n bn n
Berdasarkan aturan L’Hospital,

1
· −x1
 
1
ln(1 + x) L 1+ x1 2
lim 1 = lim 1
= 1.
x→∞ x→∞ −
x  x2
∞ ∞  
an X X 1 n+1
Jadi lim = 1. Karena bn konvergen, maka deret √ ln juga konvergen.
n→∞ bn n n
n=1 n=1
an
Catatan: Nilai p lain yang memberikan kesimpulan hanya 0 < p < 3/2. Dalam hal ini, lim = 0.
n→∞ bn
Bagian C
3 3
1. (a) Perhatikan = .
x2 + x − 2 (x + 2)(x − 1)
3 A B
Misalkan = + , diperoleh 3 = A(x − 1) + B(x + 2).
(x + 2)(x − 1) x+2 x−1
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh A = −1 dan B = 1. Jadi
Z  
x − 1
Z
3 1 1
2
dx = − dx = ln |x − 1| − ln |x + 2| + C = ln
+ C.
x +x−2 x−1 x+2 x + 2
(b) Tuliskan integral tak wajar sebagai limit dan hitung limitnya:
∞ a x − 1 a
   
a − 1 C − 1
Z Z
3 3
dx = lim dx = lim ln = lim ln
− ln

C x2 + x − 2 a→∞ 2
C x +x−2 a→∞ x + 2 C a→∞ a + 2 C + 2

C − 1 C − 1 C + 2
= ln 1 − ln = − ln
C + 2 = ln C − 1 .

C + 2


X 3
(c) Galat taksiran adalah .
n2 +n−2
n=101
Karena f monoton turun, kontinu dan positif pada [2, ∞), maka berlaku
∞ Z ∞  
X 3 3 102
2
< 2
dx = ln .
n +n−2 100 x +x−2 99
n=101

2. (a) Vektor posisi partikel A adalah


Z
  
r(t) = v(t) dt = a sin(πt) + C1 i + b cos(π)t + C2 j + ct + C2 k.

Dari informasi vektor posisi pada saat t = 0 dan t = 1/2, diperoleh C1 = 0, b + C2 = 4, C2 = 1 dan
c 7
a + C1 = 3, C2 = 0, + C2 = . Jadi a = 3, b = 4, c = 5 dan
2 2

r(t) = 3 sin(πt) i + 4 cos(πt) j + (5t + 1)k.

(b) Kedua partikel bertabrakan jika terdapat t ≥ 0 sehingga r(t) = r1 (t). Ini sama saja dengan sistem
persamaan
3 sin(πt) = t2 − 5t + 4, 4 cos(πt) = t, 5t + 1 = 21.

Dari persamaan ketiga, diperoleh t = 4. Berikutnya harus tetap diperiksa bahwa ini juga memenuhi
persamaan pertama dan kedua: 3 sin(4π) = 0 = 42 − 5 · 4 + 4 (benar) dan 4 cos(4π) = 4 (benar).
Jadi kedua partikel akan bertabrakan pada saat t = 4.
(c) Dari bagian (b), berarti partikel B berpindah lintasan saat t = 3. Pada saat t = 3, vektor posisi dan
vektor kecepatan partikel B adalah: r2 (3) = −2i + 3j + 21k dan v2 (3) = r′2 (3) = i + j.
Karena bergerak dengan vektor kecepatan tetap, yakni i + j, dimulai dari posisi −2i + 3j + 21k, maka
vektor posisi partikel B dengan referensi waktu s ≥ 0 (s = 0 adalah waktu ketika partikel B mulai
berpindah lintasan) adalah

r2 (s) = s i + j − 2i + 3j + 21k = (s − 2)i + (s + 3)j + 21k.

Pada saat s = 1, vektor posisi partikel B adalah i + 4j + 21k. Pada saat tersebut, partikel A berada
di titik r(4) = 4j + 21k. Jarak kedua partikel adalah 1 satuan.

Anda mungkin juga menyukai