William Kosasih
williamkosasih@mail.ugm.ac.id
7 Desember 2023
Penjabaran dari (x + y)n untuk suatu bilangan bulat non-negatif n dapat dijelaskan
menggunakan Binomial Newton sebagai berikut.
Teorema Binomial
Misalkan n adalah bilangan bilangan bulat non-negatif. Untuk setiap dua variabel
a, b berlaku
n n
n
X n n−r r X n r n−r
(a + b) = a b = a b .
r r
r=0 r=0
1/39
Contoh
1. (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
2. (a + b)3 = a3 + 3a2 b + 3ab2 + b3
3. (a + b)4 = a4 + 4a3 b + 6a2 b2 + 4ab3 + b4
2/39
Contoh. Tentukan koefisien x4 dari ekspresi (x + 3)7 .
3/39
Contoh. Tentukan koefisien x4 dari ekspresi (x + 3)7 .
Solusi: Suku yang memuat x4 adalah
7 4 3
x 3 .
4
4 3 7
Jadi, koefisien x adalah 3 = 945.
4
3/39
1 8
2
Contoh. Tentukan koefisien x dari 2x − .
x
4/39
1 8
2
Contoh. Tentukan koefisien x dari 2x − .
x
3
2 5 1
Solusi: Ekspresi x muncul pada perkalian antara x dan . Suku yang me-
x
muat x2 adalah
1 3
8 8 2
(2x)5 − = −25 x .
5 x 5
2 5 8
Jadi, koefisien x dari ekspresi tersebut adalah −2 = −1792.
5
4/39
Pangkat Dua
Contoh
1. (a + b + c)2 = a2 + b2 + c2 + 2ab + 2bc + 2ac
2. (a + b + c + d)2 = a2 + b2 + c2 + d2 + 2ab + 2ac + 2ad + 2bc + 2bd + 2cd
5/39
Pangkat Tiga
6/39
Pemfaktoran
Selisih Perpangkatan
Contoh
1. x2 − y 2 = (x − y)(x + y)
2. x3 − y 3 = (x − y)(x2 + xy + y 2 )
3. x4 − y 4 = (x − y)(x3 + x2 y + xy 2 + y 3 )
7/39
Jumlah Perpangkatan
Contoh
1. x3 + y 3 = (x + y)(x2 − xy + y 2 )
2. x5 + y 5 = (x + y)(x4 − x3 y + x2 y 2 − xy 3 + y 4 )
3. x7 + y 7 = (x + y)(x6 − x5 y + x4 y 2 − x3 y 3 + x2 y 4 − xy 5 + y 6 )
8/39
p
Contoh. Nilai dari 50502 − 49502 = · · ·
9/39
p
Contoh. Nilai dari 50502 − 49502 = · · ·
Solusi : Perhatikan bahwa a2 − b2 = (a + b)(a − b) maka
p p
50502 − 49502 = (5050 + 4950)(5050 − 4950)
p
= (10000)(100)
√
= 1000000 = 1000
9/39
√ √ √
q q
Contoh. Jika 2 + 3 − 2 − 3 = a dengan a bilangan asli, maka nilai dari a
adalah . . .
10/39
√ √ √
q q
Contoh. Jika 2 + 3 − 2 − 3 = a dengan a bilangan asli, maka nilai dari a
adalah . . .
Solusi: Dengan mengkuadratkan kedua ruas, diperoleh
√ √ √ 2
q q
( a)2 = 2+ 3− 2− 3
√ 2 √ √ √ 2
q q q q
= 2+ 3 −2 2+ 3 2− 3 + 2− 3
√ q √ √ √
= (2 + 3) − 2 (2 + 3)(2 − 3) + (2 − 3)
q √
= 4 − 2 22 − ( 3)2 = 2
Jadi, a = 2.
10/39
Simon’s Favorite Factoring Trick
Simon’s Favorite Factoring Trick (SFFT) sering digunakan ketika terdapat persama-
an berbentuk xy + jx + ky = a, dengan j, k, dan a bilangan bulat dan koefisien dari
xy adalah 1. Diperhatikan operasi berikut.
xy + jx + ky = a
⇒ x(y + j) + ky = a
⇒ x(y + j) + k(y + j) = a + jk
⇒ (x + k)(y + j) = a + jk.
11/39
Contoh. Tentukan semua pasangan bilangan bulat positif (x, y) yang memenuhi
4 5
persamaan + = 1.
x y
12/39
Contoh. Tentukan semua pasangan bilangan bulat positif (x, y) yang memenuhi
4 5
persamaan + = 1.
x y
Solusi:
Diperhatikan bahwa
4 5
+ = 1 ⇒ 4y + 5x = xy ⇒ xy − 5x − 4y = 0.
x y
Dengan teknik SFFT, diperoleh
xy − 5x − 4y = 0 ⇒ x(y − 5) − 4y = 0
⇒ x(y − 5) − 4(y − 5) = 20
⇒ (x − 4)(y − 5) = 20.
1. a2 + b2 = (a + b)2 − 2ab
2. a2 + b2 + c2 = (a + b + c)2 − 2(ab + bc + ac)
3. a3 + b3 = (a + b)3 − 3ab(a + b)
4. a3 + b3 + c3 − 3abc = (a + b + c)(a2 + b2 + c2 − ab − bc − ac)
5. a4 + a2 b2 + b4 = (a2 + ab + b2 )(a2 − ab + b2 )
6. a4 + 4b4 = (a2 + 2ab + b2 )(a2 − 2ab + b2 )
13/39
Contoh. Tentukan semua bilangan bulat positif n sehingga n4 + 4 merupakan
bilangan prima.
14/39
Contoh. Tentukan semua bilangan bulat positif n sehingga n4 + 4 merupakan
bilangan prima.
Hint. Gunakan pemfaktoran bentuk a4 + 4b4 = (a2 + 2ab + 2b2 )(a2 − 2ab + 2b2 )
14/39
Contoh. Tentukan semua bilangan bulat positif n sehingga n4 + 4 merupakan
bilangan prima.
Hint. Gunakan pemfaktoran bentuk a4 + 4b4 = (a2 + 2ab + 2b2 )(a2 − 2ab + 2b2 )
Solusi:
Diperhatikan bahwa n4 +4 = (n2 +2n+2)(n2 −2n+2). Agar perkalian dua bilangan
tersebut merupakan bilangan prima, salah satunya harus bernilai 1.
14/39
Beberapa Deret Penting
15/39
Prinsip Teleskopik
Prinsip Teleskopik
(1 − 2) + (2 − 3) + (3 − 4) + · · · + (99 − 100)
Pada deret di atas, kita bisa melakukan ’pencoretan’ pada sejumlah suku di atas,
sehingga diperoleh bentuk yang sederhana.
Deret teleskopik adalah deret yang suku-sukunya dapat saling menghilangkan. De-
ret di atas adalah salah satu contoh sederhada dari deret teleskopik. Terkadang
pada sejumlah deret, bentuknya cukup rumit untuk dihitung secara manual, tetapi
akan mudah apabila dibawa ke deret teleskopik.
Teknik memunculkan deret teleskopik disebut sebagai prinsip teleskopik.
16/39
Ada dua bentuk umum yang dikenal dalam deret teleskopik, yaitu penjumlahan dan
perkalian sebagai berikut.
n
X
1. ai+1 − ai = (a2 − a1 ) + (a3 − a2 ) + (a4 − a3 ) + · · · + (an+1 − an ) = an+1 − a1
i=1
n
Y ai+1 a2 a3 a4 an an+1 an+1
2. = · · ··· · =
ai a1 a2 a3 an−1 an a1
i=1
Tidak ada cara khusus dalam memunculkan deret teleskopik. Intuisi memunculkan
deret teleskopik akan semakin terasah jika sering berlatih.
17/39
1 1 1 1
Contoh. Tentukan nilai dari + + + ··· + .
1· 2 2· 3 3· 4 2005· 2006
18/39
1 1 1 1
Contoh. Tentukan nilai dari + + + ··· + .
1· 2 2· 3 3· 4 2005· 2006
1 (n + 1) − n 1 1
Solusi: Diperhatikan bahwa = = − .
n(n + 1) n(n + 1) n n+1
Diperoleh
1 1 1 1
+ + + ··· +
1·
2 2· 3
3· 4 2005· 2006
1 1 1 1 1 1 1 1
= − + − + − + ··· + −
1 2 2 3 3 4 2005 2006
1 2005
=1− =
2006 2006
18/39
1 2 3 2021
Contoh. Sederhanakan bentuk + + + ··· + .
2! 3! 4! 2022!
19/39
1 2 3 2021
Contoh. Sederhanakan bentuk + + + ··· + .
2! 3! 4! 2022!
Solusi: Diperhatikan bahwa
n−1 n 1 1 1
= − = − .
n! n! n! (n − 1)! n!
Diperoleh
1 2 3 2021
+ + + ··· +
2!
3! 4!
2022!
1 1 1 1 1 1 1 1
= − + − + − + ··· + −
1! 2! 2! 3! 3! 4! 2021! 2022!
1 1 1
= − =1− .
1! 2022! 2022!
19/39
Contoh. Jika f (n) = 3n2 + 3n + 1, hitunglah f (1) + f (2) + · · · + f (99).
20/39
Contoh. Jika f (n) = 3n2 + 3n + 1, hitunglah f (1) + f (2) + · · · + f (99).
Solusi 1: Kita dapat memanfaatkan dua fakta berikut.
n(n + 1)
1 + 2 + 3 + ··· + n =
2
n(n + 1)(2n + 1)
12 + 22 + 32 + · · · + n2 =
6
Diperoleh
20/39
Solusi 2: Diperhatikan bahwa 3n2 + 3n + 1 = (n + 1)3 − n3 . Akibatnya,
Dengan menjumlahkan bentuk tersebut, terdapat sejumlah suku yang akan saling
menghilangkan. Diperoleh
21/39
Sistem Persamaan
Penyelesaian Persamaan
Dalam menyelesaikan suatu persamaan, ada bermacam teknik yang dapat digu-
nakan. Berikut ini diberikan beberapa teknik yang cukup sering digunakan.
22/39
√ √
Contoh. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan 2x + 3 − 7 − x = 1.
23/39
√ √
Contoh. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan 2x + 3 − 7 − x = 1.
Solusi: Karena bilangan di dalam akar harus non negatif, maka 2x + 3 ≥ 0 ⇒ x ≥
3 3
− dan 7 − x ≥ 0 ⇒ x ≤ 7, sehingga − ≤ x ≤ 7.
2 2
Selanjutnya, diperhatikan bahwa
√ √ √ √
2x + 3 − 7−x=1⇒ 2x + 3 = 1 + 7 − x
√ √
⇒ ( 2x + 3)2 = (1 + 7 − x)2
√
⇒ 2x + 3 = 1 + 2 7 − x + (7 − x)
√
⇒ 3x − 5 = 2 7 − x
√ 5
Karena 7 − x ≥ 0, maka 3x − 5 ≥ 0 ⇒ x ≥ . Kuadratkan kedua ruas dengan
3
5
syarat x ≥ .
3
23/39
Diperoleh
√
(3x − 5)2 = (2 7 − x)2 ⇒ 9x2 − 30x + 25 = 4(7 − x)
⇒ 9x2 − 26x − 3 = 0
⇒ (9x + 1)(x − 3) = 0
1
⇒ x = − atau x = 3
9
1 5 1
Karena x = − tidak memenuhi syarat x ≥ , maka x = − tidak memenuhi.
9 3 9
3
Selanjutnya, x = 3 memenuhi syarat awal − ≤ x ≤ 7. Jadi, nilai x yang memenuhi
2
adalah x = 3.
24/39
Contoh. Tentukan hasil kali akar-akar persamaan berikut.
x2 + x + 1 p 2
= x +x+9
2
25/39
Contoh. Tentukan hasil kali akar-akar persamaan berikut.
x2 + x + 1 p 2
= x +x+9
2
y p y2
= y+8⇒ =y+8
2 4
⇒ y 2 − 4y − 32 = 0
⇒ (y + 4)(y − 8) = 0,
26/39
Contoh. Tentukan bilangan positif x yang memenuhi
1 1 2
+ − = 0.
x2 − 10x − 29 x2 − 10x − 45 x2 − 10x − 69
26/39
Selanjutnya, diperoleh
x2 − 10x − 49 = −10
⇒ x2 − 10x − 39 = 0
⇒ (x + 3)(x − 13) = 0
⇒ x = −3 atau x = 13.
27/39
Contoh. Tentukan semua pasangan (x, y) yang memenuhi sistem persamaan
x2 − xy + y 2 = 10
x − xy + y = 4.
28/39
Contoh. Tentukan semua pasangan (x, y) yang memenuhi sistem persamaan
x2 − xy + y 2 = 10
x − xy + y = 4.
28/39
Contoh. Tentukan semua pasangan (x, y) yang memenuhi sistem persamaan
x2 − xy + y 2 = 10
x − xy + y = 4.
29/39
Bentuk Kuadrat
Salah satu bentuk ketaksamaan yang menjadi ide penyelesaian sistem persamaan
adalah sifat bahwa kuadrat bilangan real selalu non-negatif.
Sifat
Untuk sebarang bilangan real x berlaku x2 ≥ 0, dengan kesamaan terjadi jika
dan hanya jika x = 0.
Sebelum menggunakan sifat tersebut, pada umumnya suatu ekspresi akan dibawa
ke bentuk kuadrat. Pemfaktoran yang berguna adalah (x + a)2 .
30/39
Contoh. Ubahlah bentuk berikut menjadi penjumlahan kuadrat sempurna dengan
sisanya:
x2 + 4x + 2.
31/39
Contoh. Ubahlah bentuk berikut menjadi penjumlahan kuadrat sempurna dengan
sisanya:
x2 + 4x + 2.
Saat memunculkan bentuk kuadrat, seringkali terdapat sisa. Umumnya, kita meng-
ubah suatu ekspresi menjadi (x + a)2 + b. Pada kasus ini, kita ingin mengubah
x2 + 4x + 2 = (x + a)2 + b. Diperhatikan koefisien dari x
x2 + 4x + 2 = x2 + 2ax + a2 + b
31/39
Jika koefisien dari x2 tidak bernilai 1, maka bentuk kuadratnya adalah m(x+a)2 +b.
Contoh. Tentukan bentuk kuadrat dari 2x2 + x − 3. Misalkan 2x2 + x − 3 = m(x +
a)2 + b. Diperoleh
2x2 + x − 3 = m(x2 + 2ax + a2 ) + b.
32/39
Contoh. Tentukan semua solusi real (x, y) dari persamaan berikut.
x2 + 2x + y 2 + 4y + 8 = 0
33/39
Contoh. Tentukan semua solusi real (x, y) dari persamaan berikut.
x2 + 2x + y 2 + 4y + 8 = 0
x2 + 2x + y 2 + 4y + 8 = 0
⇒ (x2 + 2x + 1) + (y 2 + 4 + 4) + 3 = 0
⇒ (x + 1)2 + (y + 2)2 = −3
33/39
Contoh. Tentukan semua solusi real (x, y) dari persamaan berikut
x2 + 2x + y 2 + 4y + 5 = 0.
34/39
Contoh. Tentukan semua solusi real (x, y) dari persamaan berikut
x2 + 2x + y 2 + 4y + 5 = 0.
x2 + 2x + y 2 + 4y + 5 = 0
⇒ (x2 + 2x + 1) + (y 2 + 4 + 4) = 0
⇒ (x + 1)2 + (y + 2)2 = 0
Ruas kiri bernilai 0 jika dan hanya jika x + 1 = y + 2 = 0. Jadi, solusi untuk
persamaan tersebut adalah (−1, −2).
34/39
Memanfaatkan Simetri
2a + b + c + d + e = 4
a + 2b + c + d + e = 5
a + b + 2c + d + e = 6
a + b + c + 2d + e = 7
a + b + c + d + 2e = 8.
36/39
Perhatikan bahwa variabel dari kelima persamaan tersebut simetris, yaitu semua
koefisiennya merupakan permutasi dari (1, 1, 1, 1, 2). Salah satu trik yang dapat
dilakukan adalah menjumlahkan kelima persamaan.
Solusi: Dengan menjumlahkan kelima persamaan tersebut, diperoleh 6(a + b + c +
d + e) = 30, sehingga a + b + c + d + e = 5. Dengan mensubstitusi hasil ini ke
masing-masing persamaan, diperoleh a = −1, b = 0, c = 1, d = 2, dan e = 3.
36/39
Contoh. Suatu balok memiliki luas alas masing-masing 12, 15, dan 20. Tentukan
panjang rusuk-rusuk balok tersebut.
37/39
Contoh. Suatu balok memiliki luas alas masing-masing 12, 15, dan 20. Tentukan
panjang rusuk-rusuk balok tersebut.
Solusi: Misalkan panjang rusuk balok tersebut adalah x, y, dan z. Diperoleh
xy = 12 yz = 15 xz = 20.
37/39
Latihan
Latihan Soal