Anda di halaman 1dari 14

3 Sistem Bilangan, Pertidaksamaan, dan

Koordinat Kartesius

3.1 Sistem Bilangan/Himpunan Bilangan


Himpunan bilangan asli: N=\{ 1 ,2 , 3 , 4 , 5 , ⋯ }
Himpunan bilangan bulat: Z={⋯ ,−2 ,−1 , 0 , 1 ,2 , ⋯ }
p
Himpunan bilangan rasional: Q=\{ ∨p,q∈Z ,q≠0}
q
Perhatikan gambar segitiga di samping. Panjang sisi
miringnya adalah . Apakah bilangan tersebut merupakan
√2
bilangan rasional (periksa!).
Gabungan himpunan bilangan rasional dan irasional disebut himpunan bilangan
real, disimbolkan R . Jelas N ⊂Z ⊂ Q⊂ R .

3.2 Notasi Interval


Misalkan a , b , ∈ R

1. ( a , b )=\{ x∨a< x< b }

2. [ a , b ]= { x ∨a ≤ x ≤b }

3. [ a , b ) ={ x∨a ≤ x <b }

4. ( a , b ] ={ x∨a< x ≤b }

5. ( a , ∞ )= { x∨x > a }

6. [ a , ∞ )= { x∨x ≥ a }

1
7. (−∞ , b )= { x ∨x< b }

8. (−∞ , b ] = { x∨x ≤ b }

9. (−∞ , ∞ )=R
Catatan:

−∞ dan ∞ bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset
bilangan real.
3.3 Polinomial

Bentuk umum: p ( x ) =a0 +a 1 x +a2 x 2+ ⋯+a n x n, dengan n bilangan asli,


a 0 , a1 , ⋯ , a n bilangan real (disebut koefisien dari polinomial), dan x bilangan
real yang belum ditentukan (variabel).

Derajat polinom adalah nilai n terbesar yang koefisiennya tidak nol.

Contoh:

p ( x ) =x 4−2 x 3−7 x 2+ 8 x +12, derajat p(x ) adalah 4.


Bilangan real t disebut akar dari polinom p(x ) bila p ( t ) =0. Pada contoh di
atas, t=2 adalah akar p(x ), sebab
p ( t ) =p ( 2 ) =2 −2∙ 2 =7 ∙ 22+ 8∙ 2+12=0.
4 3

b
Polinom linear/derajat satu: p ( x ) =ax +b , a ≠ 0 akarnya ¿− .
a
Polinom kuadrat/derajat dua: p ( x ) =a x 2+ bx+ c , a ≠ 0.
−b+ √ D −b−√ D
Akar-akarnya x 1= dan x 2= dengan D=b2−4 ac
2a 2a
merupakan diskriminan. Disini ada tiga kemungkinan akar:

2
a. D>0 , Dua akar real berbeda ( x 1 ≠ x 2 )
b. D=0, Dua akar kembar ( x 1=x 2 )
c. D<0 , tidak ada akar real

Koefisien a menentukan kecekungan grafiknya, bila ¿ 0 grafik cekung ke atas


(membuka ke atas) sebaliknya bila a< 0 grafik cekung ke bawah.

 Bila D<0 dan a> 0, polinom disebut definit positif (ilustrasikan


grafiknya!).
 Bila D<0 dan a< 0, polinom disebut definit negatif
Catatan:

Setiap polinom n>2 dapat difaktorkan atas factor-faktor linear/kuadrat definit.

Contoh:

p ( x ) =x 6−1
¿( x 3−1)(x 3 +1)
¿( x −1)(x 2 + x+ 1)( x +1)( x2−x +1)

3.4 Pertidaksamaan Kuadrat


Bentuk umum pertidaksamaan kuadrat (a ≠ 0), yaitu

 a x 2+ bx+ c< 0
 a x 2+ bx+ c> 0
 a x 2+ bx+ c ≤ 0
 a x 2+ bx+ c ≥ 0
Penyelesaian bentuk pertidaksamaan kuadrat adalah:
a. Ubah bentuk pertidaksamaan kudrat menjadi bentuk baku

3
b. Tentukan nilai pembuat nolnya ( x 1 dan x 2) dapat melalui cara
pemfaktoran atau dengan menggunakan rumus.
c. Tentukan daerah penyelesaian.
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan berikut.
1. 3 x 2−2 x >8
2. x 2−8 x +15≤ 0
Jawab:
1. 3 x 2−2 x >8
Ubah bentuk pertidaksamaan kuadrat menjadi bentuk baku

3 x 2−2 x −8>0
Menentukan nilai pembuat nolnya.

3 x 2−2 x −8=0
( 3 x+ 4 )( x−2 ) =0
3 x+ 4=0 atau x−2=0
3 x=−4 x=2
−4
x=
3
Menentukan daerah penyelesaian

+ - +

4
4
Jadi, himpunan penyelesaian adalah {x∨x ← atau x >2} atau
3
penulisan dalam bentuk interval (−∞,− 43 )∪ ( 2 , ∞ ) .

2. x 2−8 x +15≤ 0
( x−3 ) ( x−5 ) ≤ 0
Pembuat nol:
( x−3 ) ( x−5 ) =0
x−3=0 atau x−5=0
x=3 x=5
Menentukan daerah penyelesaian
+ - +

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { x|3≤ x ≤ 5 }.


3.5 Pertidaksamaan Rasional
A (x) C ( x)
Bentuk umum: <
B( x ) D (x)
A ( x ) , B ( x ) , C ( x ) ,dan D( x ) merupakan polinom.
Catatan:

Tanda ¿ dapat juga berupa ≤ ,>,dan ≥ .

Himpunan dari semua titik x ∈ R yang “memenuhi” pertidaksamaan tersebut


disebut solusi.
Langkah-langkah menentukan solusi pertidaksamaan rasional (dijelaskan
x+ 1 x
seiring dengan pencarian solusi dari ≥ )
2−x x +3

5
1. Tentukan “daerah definisi” dari pertidaksamaan tersebut.
−C( x ) P( x )
2. Tambahkan kedua ruas dengan sehingga diperoleh < 0.
D(x ) Q( x)
3. Faktorkan P( x ) dan Q(x ) atas faktor-faktor “linier” dan “kuadrat
definit”.
4. Gambarkan garis bil. real dan tandai akar-kar dari P( x ) dan Q(x ).

5. Pada setiap “subinterval” yang terbentuk, ambil satu buah titik dan
P( x )
periksa tanda dari .
Q(x)

6. Simpulkan solusi dari pertidaksamaan tersebut.

Diskusi:

P( x )
Perhatikan langkah kelima di atas. Untuk menentukan tanda dari
Q(x)
sepanjang subinterval, mengapa cukup kita uji pada satu titik saja? Jelaskan!

Catatan:
 Jangan mengalikan pertidaksamaan dengan bilangan yang tidak diketahui
1
tandanya, ilutrasi: <1.
x−1
 Sebaiknya, hindari mencoret factor yang sama, ilustrasi:

( x−3 )2 ( x+ 1)
≤0
( x−3 )2

6
3.6 Nilai Mutlak

Misalkan x ∈ R, harga mutlak dari x ditulis |x|= {−xx , , x ≤0


x> 0
Contoh:

|3|=3, |−4|=4 , |0|


Sifat-sifat: Misalkan x dan y bilangan-bilangan real,
 |xy|=|x|| y|

 | xy|=||xy||
 |x|=| y|⇔ x 2= y 2
 Jika a ≥ 0 maka
(1) |x|≤ a ⇔−a ≤ x ≤ a
(2) |x|≥ a ⇔ x ≥ a atau x ≤−a
 |x + y|≤| x|+| y| ilustrasi |3+(−4)|≤|3|+|−4|

 |x− y|≥||x|−| y||


Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan berikut ini.

a. |3 x−2|>1.
b. |2 x+ 3|≤|x −2|
Jawab:

a. |3 x−2|>1
3 x−2←1 atau 3 x−2>1

7
3 x ←1+2 3 x> 1+ 2
3 x< 1 3 x> 3
1
x< x >1
3
1
Himpunan penyelesaian { x| x< atau x >1} atau penulisan dalam
3

notasi interval adalah (−∞, 31 ] ∪ ¿ .

b. |2 x+ 3|≤|x −2|
( 2 x+3 )2 ≤ ( x−2 )2 (Sifat nilai mutlak |x|≤| y| ⇔ x 2 ≤ y 2 ¿
4 x2 +12 x+ 9 ≤ x 2−4 x+ 4
3 x 2+16 x +5 ≤ 0
(3 x+ 1)(x +5)≤ 0

+ - +
−5 −1
3
1
Himpunan penyelesaian { x|−5 ≤ x ≤− } atau penulisan dalam notasi
3
1
interval adalah
[ −5 ,−
3
.
]
3.7 Akar Kudrat
Misalkan x ≥ 0, akar kuadrat dari x ditulis √x adalah bilangan real non-
2 2
negatif a sehingga a =x . Ilustrasi: (a) √ 9=3, (b) √ (−4 ) =4.
Secara umum: bila b ∈ R maka √ b2=|b|

8
Bentuk pertidaksamaan akar:

√ f ( x)< √ g ( x )
Catatan:

Tanda ¿ dapat juga berupa ≤ ,>,dan ≥ .

Contoh:

Selesaikan pertidaksamaan dari √ x+ 3− √ x−2<1.

Jawab:

√ x+ 3−√ x−2<1
√ x+ 3<1+ √ x −2
2 2
( √ x+ 3 ) < ( 1+ √ x −2 ) (kedua ruas dikuadratkan)

x +3<1+2 √ x−2+(x−2)
4 <2 √ x −2
2< √ x−2
4 < x−2 (kedua ruas dikuadratkan)

x >6 .......................................................................................................(i)
Syarat pertidaksamaan akar:

x +3 ≥0
x ≥−3 ....................................................................................................(ii)
x−2 ≥ 0
x ≥ 2 .......................................................................................................(iii)
Dari (i), (ii), dan (iii) diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah { x| x>6 } .

3.8 Sistem Koordinat Kartesius

9
Pelopor: Pierre de Fermat (1629) dan Rene Descartes (1637).

Sumbu horizontal dinamakan sumbu- x (absis) dan sumbu vertikal dinamakan


sumbu- y (ordinat). Setiap pasangan terurut bilangan ( a , b ) dapat digambarkan
sebagai sebuah titik pada koordinat tersebut dan sebaliknya, setiap titik pada
bidang koordinat kartesisus berkorespodensi dengan satu buah pasangan
bilangan (a , b).

3.9 Jarak Dua Titik di Bidang


Misalkan P( x 1 , y 1 ) dan Q(x 2 , y 2 ) dua buah titik pada bidang, jaraknya
2 2
adalah d ( P ,Q ) = √( x −x ) +( y − y )
2 1 2 1

3.10 Garis Lurus


Bentuk umum: Ax+ By+C=0, dengan A , B , dan C konstanta. Nilai A
dan B tidak boleh nol secara bersamaan. Grafik garis lurus ditentukan oleh dua
titik ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) yang memenuhi persamaan tersebut.

Hal-hal khusus:

−C
 Bila A=0, persamaan berbentuk y= , grafiknya sejajar sumbu- x .
B
−C
 Bila B=0 , persamaan berbentuk x= , grafiknya sejajar sumbu- y .
A

10
−A C
 Bila A , B tak nol Ax+ By+C=0 ⇔ y= x− .
B B

Misalkan ( x1 , y1 ) dan ( x2 , y2 )
merupakan dua titik pada garis tersebut.
Kemiringan garis didefinisikan sebagai
y 2− y 1 .
m=
x 2−x 1

−A
Buktikan bahwa m=
B

Persamaan garis lurus yang melalui dua titik ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) adalah

y− y1 x−x 1
=
y 2− y 1 x 2−x 1

Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik ( x 1 , y 1 ) adalah

y− y1 =m ( x−x 1 )

Misalkan garis l 1 dan l 2, dua buah garis dengan kemiringan m 1 dan m 2.

 Kedua garis tersebut sejajar ⇔ m1=m2


 Kedua garis tersebut saling tegak lurus ⇔ m1 ∙m 2=−1 (mengapa?)

Untuk menghitung jarak dari suatu titik P(x 1 , y 1 ) terhadap suatu persamaan
garis lurus Ax+ By+C=0 dapat dilakukan dengan persamaan berikut.
| A x 1 +B y 1 +c|
d=
√ A 2 +B 2

11
3.11 Grafik Persamaan
Koordinat kartesius dapat digunakan untuk menggambarkan pasangan titik-titik
dari suatu persamaan pada bidang yang membentuk suatu kurva.
Langkah-langkah penggambaran grafik (dijelaskan seiring dengan membuat
sketsa grafik y=2 x 2−x ).
 Menentukan titik potong terhadap sumbu x , diambil y=0.
2
2 x −x=0
x ( 2 x−1 )=0
x=0 atau 2 x−1=0
1
x=
2
Titik potong terhadap sumbu x adalah ( 0,0 ) dan ( 12 , 0)
 Menentukan titik potong terhadap sumbu y, maka x=0 .
2
y=2(0) −0
y=0
Titik potong terhadap sumbu y adalah (0,0)
−b
 Menentukan koordinat titik puncak, dengan x= (sumbu simetri) dan
2a
−D
y= (titik puncak).
4a
Dari persamaan y=2 x 2−x diperoleh a=2 , b=−1 , c=0

x=
−−1 1 −(−1 )2−4 ( 2 ) ( 0 ) −1
= dan y= =
2 (2) 4 4 (2) 8
1 1
Koordinat titik puncak adalah ( ,−
4 8 )
 Menentukan pasangan titik berdasarkan persamaan yang diberikan.

12
x −1 0 1 2

y 3 0 1 6

Sketsa grafiknya seperti ditunjukkan di bawah ini.

Catatan:
Koordinat titik puncak hanya digunakan untuk grafik fungsi kuadrat.
3.12 Latihan Soal
1. Tuliskan tanpa tanda mutlak
a. |x−4|
b. |x +2|+|x +3|
c. |3 x +2|
d. 2|x|+¿ x−1∨¿
2. Tentukan solusi dari
a. |x−3|=x−3
b. |x−1|=2
3. Tentukan himpunan dari pertidaksamaan berikut ini.

13
3 5
a. 2
< 2
x −3 x +2 x −4 x +3
b. |x 2 +5 x|≤ 6
c. √ x 2−x< √ x
x 2+1
d. 2≤ < x +3
x
e. 2|x|+|x−1|≤ 2
4. Carilah kemiringan garis yang mengandung dua titik yang diberikan
a. (2, 3) dan (4, 8)
b. (-6, 0) dan (0, 6)
c. (-2, -5) dan (-1, -7)
d. (2, 5) dan (-1, -6)
5. Carilah persamaan dari tiap garis, kemudian nyatakan dalam bentuk
Ax+ By+C=0.
a. Melalui (2, 3) dengan kemiringan -2
b. Melalui (3, -4) dengan kemiringan 2
c. Melalui (2, -3) dan sejajar garis y=3 x +5
d. Melalui (2, -3) dan tegak lurus garis 3 x+ 4 y =7
e. Melalui (-5, 2) dan (-5, 7)
6. Perlihatkan bahwa (2, 1), (5, 3), dan (11, 7) berada pada garis yang sama
7. Gambarlah sketsa grafik untuk persamaan di bawah ini.
a. y=x 2−5 x +6
b. x= y 2 +4

14

Anda mungkin juga menyukai