Fungsi faktorial , fungsi gamma, fungsi beta, fungsi error, formula stirling, legendre,
leibnis rule dan formula Rodrigues
Disusun Oleh:
4181121016
JURUSAN FISIKA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika
yang berjudul “persamaan diferensial ”. Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, serta bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini dengan hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nurdin
Siregar,M.Si telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan da penulisan makalah.
Di dalam makalah ini juga penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
untuk membuat makalah yang sempurna, oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik yang
membangun agar makalah ini menjadi makalah yang lebih baik. Penulis harap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH..................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................13
3.2 SARAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian antara bilagan
bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n. Fugsi gamma adalah sebuah komponen
didalam berbagai fungsi distribusi peluang da dengan demikian fugsi gamma dapat diterapkan
pada cabang peluang dan statistika, serta kombinatorika. Dalam matematika, fungsi beta juga
disebut integral euler dari jenis pertama adalah khusus. Formula stirling yaitu perkiraan untuk
faktorial, ini adalah perkiraan baik yang mengarah ke hasil yang lebih akurat bahka untuk nilai n
kecil. Legendre adalah suatu persamaan diferensial orde dua persamaan diferensial biasa,
memiliki solusi dua independen linear. Dalam kalkulus, aturan leibnes untuk diferensial dibawah
tanda integral meyatakan integral dari bentuk mana saja .
e
∞ −x
n
∫x dx=n !
0
Fungsi gamma:
−x
e
∞
p−1
Γ( p)=∫ x dx
0 ; p>0
Fungsi beta:
ι
B (m, n )∫ x m− (1−x)n−1 dx
0
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka
rumusan masalahnya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Fungsi faktorial , fungsi gamma, fungsi beta, fungsi error,
formula stirling, legendre, leibnis rule dan formula Rodrigues ?
1. Bagaimana cara penyelesaian permasalahan faktorial , fungsi gamma, fungsi beta, fungsi
error, formula stirling, legendre, leibnis rule dan formula Rodrigues?
2. Bagaimana pengaplikasian faktorial , fungsi gamma, fungsi beta, fungsi error, formula
stirling, legendre, leibnis rule dan formula Rodrigues?
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang faktorial , fungsi gamma, fungsi beta,
fungsi error, formula stirling, legendre, leibnis rule dan formula Rodrigues serta aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan dengan makalah ini dapat menambah wawasan
para mahasiswa pendidikan fisika pada mata kuliah persamaan difarensial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi faktorial
Berikut definisi dari fungsi faktorial
e
∞ −x
n
∫x dx=n !
0
Terbukti
Fungsi gamma
−x
e
∞
p−1
Γ( p)=∫ x dx
0 ; p>0
Hubungan fungsi gamma dengan fungsi faktori
e e
∞ −x ∞ −x
p−1 p
Γ( p+1)=∫ x dx=∫ x dx= p !
0 0
Γ ( p+1)=p !
Γ(1)=0!=1 Γ(2)=1!,=1
Γ(3 )=2 !,=2
Fungsi beta
3
ι
B (m, n )∫ x m− (1−x)n−1 dx
0
Γ (m). Γ (n)
B (m,n )=
Γ ( m+n )
Fungsi error
Untuk mendapatkan persamaan fungsi eror dapat menggunakan deret Mac. Laurin
Persamaan 1
2
−t 2 0 2 0 (−t 2 ) e0 ∞
(−1 )n t 2 n
e =e + ( −t ) e + + .. .=∑
2! n=0 n!
Persamaan 2
x
2 2
erf ( x )= ∫ e−t dt
√π 0
Fungsi eror diselesaikan dengan fungsi gmma
Persamaan 3
2 2 1
erf ( ∞ ) =2 √ π ∫ e−t dt= √n=1
√π 2
Persamaan 4
4
,
φ|x|=
1 ∫
√2π 0
e dt = 12 + 12 erf ( √x2 )
Persamaan 5
,
1
φ|x| =
1 ∫
2 √2 π →
e dt= 12 erf ( √x2 )
Notasi asimtotik
Notasi asimtotik menyatakan batas fungsi-fungsi tersebut, apabila nilai n semakin besar, jadi
notasi asimotik merupakan himpunan fungsi yang dibatasi oleh suatu fungsi Γ(1)=0!, yang
cukup besar.
Dari persamaan
Persamaan N
∞ −t 2
2
erfc|x|= ∫
√π x
e dt=1−erf |x|
Kemudian kita tinjau eksponensnialnya e-1, kita kalikan t/t agar bisa menurunkan dalam
persamaan
1 1 1 −1 −1
e−1= te −e=
t t dt 2
e ( )
1
dt
Kedua ruas kita kali dengan r2 sehingga dapat kita integrasikan
5
∞ ∞
∫ 12 e−t dt=∫ t 2 ddt −1
2
x r x t
∞
2 (
−2
e dt )
1 −1 −1 −3
e| ( er 2 )|−∫ ( 2 e−2 )( 4
t 2 x r t
−t 2
e
∞
1 −2 3 1
2
e − ∫
2x 2 xt
Formula Stirling
Sebuah persamaan yang mengandung 𝑜! Ataupun Γ(𝑝) tidak dapat secara sederhana
didiferensialkan. Disini kita menggunakan pendekatan untuk fungsi faktorial atau fungsi Γ
yang
Untuk z dengan nilai besar, bentuk logaritma dapat diekspansi menurut deret pangkat
2
y y y
(
ln ( z + y √ z )=ln z +ln 1+
√z
=ln z+ − +. ..
√z 2z )
Sehingga :
y2
∞
z! ~∫−√ z e
zlnz+ y √ z− ()
2
−z− y √ z
√ zdy
y2
=e zlnz+ y z
√ z ( )
∞
√ ∫ √ e dy
−
2
− z
y2
=e z e−z z
√ ∫ e [
( ) ∞
dy−
−∞
(
∫ dy
e
) −
2 −z −
−∞
y2
2
]
6
Untuk integral pertama didapatkan √2𝜋. Untuk integral kedua bernilai nol untuk 𝑝 → ∞, dan kita
z! ~ z z e−z √2 πz ( 2)
Adapun untuk ekspansi asymtot Γ(z + 1) didapatkan :
1 1
Γ ( z+1 ) =z !=z e
z −z
(
√2 πz 1+ +
12 z 288 z2
+. .. ) (3)
Bagian pertama yang merupakan formula Stirling merupakan pendekatan yang baik
digunakan
untuk z bernilai besar dan bagian keduanya dapat digunakan untuk memperkirakan
kesalahan
Bentuk yang sering dijumpai dalam formula Stirling adalah nilai ln z! dengan nilai z besar.
Pada kasus ini, formula Stirling memberikan hubungan:
ln z!=z ln z −z ( 4)
Persamaan Diferensial Legendre
(1−x )2 y - 2 ital xy'+l left (l+1 right )y=0 matrix { {} # {} # left (1 right ){}} } {¿
l adalah konstanta. Titik singularnya x = −1,1, ∞. Pada penggunaan normalnya, variabel
biasanya berbentuk kosinus dari sudut kordinat bola yang implikasinya −1 ≤ x ≤ 1. Solusi dari
persamaan diferensial ini disebut fungsi Legendre.
7
Melakukan simplifikasi :
∞
∑ { ( n+2 ) ( n+1 ) an+2− [ n ( n+1 )−l (l+1 ) ] an } x n=0
n=0
x2 x4
y 1 ( x )=1−l ( l+ 1 ) +l ( l+ 1 )( l−2 )( l+3 ) −. . . ( 3)
2! 4!
Seta jika
a0 =0 dan a 1=1 solsi yang didapat:
x3 x5
y 2 ( x )=x−( l−1 ) ( l+2 ) + ( l−1 ) (l+2 ) ( l−3 ) −.. . (4 )
3! 5!
Persamaan tersebut konvergen unutuk |x| < 1 sehingga radius konvergensinya bersatu. Karena
kedua persamaan tersebut bebas secara linear satu sama lain, solusi umum dari persamaan (1)
diperoleh : y ( x )=c 1 y 1 ( x ) +c 2 y 2 ( x )
Dalam banyak aplikasi fisis, parameter l pada persamaan Legendre adalah bilangan bulat
l = 0,1,2, …. Berdampak pada hubungan rekursif :
[ l ( l+ 1 )−l ( l +1 ) ] a =0
al+2 = 1
(l+1 ) ( l +2 )
Membuat deretnya terhenti dan didapatkan solusi polynomial dengan orde l. Secara terpisah, saat
l genap, y1(x )tereduksi menjadi sebuah polynomial sementara saat l ganjil, , y2(x ) yang
menjadi polynomial. Solusi ini disebut polynomial Legendre berorde 𝑚. Beberapa
1 1
p0 ( x )=1 ; p 1 ( x ) = ( 3 x 2 −1 ) ; p x ( 3 )= ( 5 x3 −3 x )
polynomial Legendre awal : 2 2
8
Memiliki singularitas dititik x = 0, ∞. Parameter v sebuah konstanta yang ≥ 0. Digunakan pada
persamaan fisis mirip dengan persamaan Legendre, namun untuk kordinat silinder. Persamaan
tersebut dapat disederhanakan :
y+{ 1} over {x} y'+left(1- { vrSup{size8{2} } over {xrSup{size8{2} } right)y=0matrix{ }# {}# {}# left(2right){} }{¿
σ ∞
n=0 n=0
0
Perhatikan koefisien dari x didapatkan hubungan :
σ 2 −v 2=0
[ ( σ +1 )2 −v 2 ] a1=0
[ ( σ + n )2−v 2 ] a n +a n−2=0 n≥2
( 1±2 v ) a1 =0 ( 2. 3 )
Sekarang solusi umum dari persamaan Bessel terdapat dua syarat : saat v sebuah bilangan bulat
dan saat bukan bilangan bulat.
Atau
Mencari solusi separasi variabel dari persamaan Laplace dan Helmholtz dalam koordinat
silinder dan sferis
Khususnya penting dalam berbagai problem seperti propagasi gelombang, potensial
statik dan sebagainya.
9
„ Contoh dalam koordinat Silinder:
„Fungsi Bessel, pertama kali didefinisikan oleh seorang ahli Matematik Daniel Bernoulli dan
diperluas oleh Friedrich Bessel, merupakan solusi persamaan diferensial:
d2 y dy ( 2 2)
x2 +x + x −α y=0 ( 1)
dx 2 dx
Untuk αreal atau kompleks. Kasus paling umum apabila α adalah bilangan bulat n.
Fungsi generator
g ( x , y )=e x / 2
( ) (t −1/ t )
( 2)
Jn(x ) tn
yang merupakan koefisien adalah fungsi Bessel jenis pertama dari orde bilangan
bulat n.
n=∞
( x /2) ( t−1/t )
e = ∑ J n ( x ) tn
n=−∞
∞
x s t −s
e
( x /2 )( t−1/t )
=e x /2 t−1/2t
e = ∑ (−1 )
r=0 2 s!
s
()
Untuk suatu s tertentu, kita dapatkan t n ( n≥0 ) dari:
10
n+s n+s s −s
x t x t
()2 ( n+s ) !
(−1 )s
2 s!()
Sehingga koefisien tn menjadi :
∞
(−1 )s x n+2s
J n ( x )= ∑
s=0 s! ( n+s ) ! 2() (4 )
Kalau n<0 :
∞
(−1 )s x n+2s
J n ( x )= ∑
s=0 s! ( n+s ) ! 2
()
Karena ( s−n ) !→∞ kalau s=0,1,2,..., ( n−1 ) ; maka
∞
(−1 )s x n+2 s
J −n ( x )= ∑
s=0 s! ( n+s ) ! 2
()
Sehingga dapat disimpulkan :
∂ g ( x , y )=1 x 1+ 1 e ( x /2 )( t−1/t )
∂t 2 t2 ( )
n=∞
¿ ∑ nJ n ( x ) t n−1
n=−∞
n−1
Digabung akan diperoleh (misal untuk koefisien t :
2n
J −n ( x ) +J n+1 ( x )= J (x) (6)
x n
2n
J −n ( x ) +J n+1 ( x )= J (x)
Persamaan x n disebut dengan persamaan rekursi.
11
Disini apabila
J 0 dan J 1 diketahui maka J 2 dapat dicari, dan seterusnya.
Hal ini sangat bermanfaat, khususnya kalau kita menggunakan komputer digital.
J ' 0 ( x )=−J 1 ( x )
n
J n−1 ( x )= J ( x ) +J ' n ( x ) ( 8)
x n
n
Kalikan dengan x dan disusun kembali menghasilkan (buktikan!):
d n
[ x J n ( x ) ]=x n J n−1 ( x ) ( 9)
dx
n
J n+1 ( x )= J n ( x ) −J ' n ( x ) (10 )
x
d −n
x J n ( x ) ]=−x−n J n+1 ( x ) ( 11 )
Lalu buktikan dx [
Hubungan rekursi (2.8) dapat ditulis kembali, dengan n tidak harus bilangan bulat, sebut saja ν,
fungsi menjadi Zν
12
Dst. (lihat Arfken), maka akan diperoleh persamaan diferensial orde-2 yang merupakan
persamaan Bessel:
2
x Z rSub { size 8{v} } + ital xZ' rSub { size 8{v} } + left (x rSup { size 8{2} } - v rSup { size 8{2} } right )Z rSub { size 8{v} } =0 matrix { {} # {} # {} # left (13 right ){} } {¿
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fungsi khusus dalam bentuk integral: Fungsi faktorial, fungsi gamma dan juga fungsi beta,
fungsi error, formula stirling, legendre, leibnis rule dan formula Rodrigues. Dalam matematika,
faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian antara bilagan bulat positif yang kurang dari
atau sama dengan n. Fugsi gamma adalah sebuah komponen didalam berbagai fungsi distribusi
peluang da dengan demikian fugsi gamma dapat diterapkan pada cabang peluang dan statistika,
serta kombinatorika. Dalam matematika, fungsi beta juga disebut integral euler dari jenis
pertama adalah khusus. Formula stirling yaitu perkiraan untuk faktorial, ini adalah perkiraan baik
yang mengarah ke hasil yang lebih akurat bahka untuk nilai n kecil. Legendre adalah suatu
persamaan diferensial orde dua persamaan diferensial biasa, memiliki solusi dua independen
linear. Dalam kalkulus, aturan.
3.2 SARAN
makalah yang dibuat Agar diperlengakap dan diberikan sedikit tentang Pembahasan
yang jelas. Dan dilanjutkan lagi makalah tersebut agar bisa menjadi pedoman kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15