Anda di halaman 1dari 21

Tugas Critical Book Report

MEKANIKA KUANTUM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANNA CHAIRUNNISA SIREGAR (4182131013)
CINTIA FITRIANI RUMAPEA (4183331004)
DELVIA STEVANIA L.TOBING (4183331017)
ELMIRAWANTI SIHITE (4183331015)

PENDIDIKAN KIMIA KELAS (A) 2018

DOSEN MATA KULIAH:


MOONDRA ZUBIR, P.hd

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas critical book report berjudul
“MEKANIKA KUANTUM”. Dalam tugas critical book report ini menggunakan
buku utama dari buku yang ditulis oleh Vani Sugiyono. Dan sebagai buku
pembanding yang berjudul “KIMIA FISIKA” ditulis olehProf.Dr.Sukardjo.
Pembuatan critical book ini bertujuan untuk mengulas tentang desain
pembelajaran yang mana untuk mendapatkan pendidikan berkarakter, menambah
wawasan serta meningkatkan kesadarn masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Dalam penugasan ini penulis menyajikan ringkasan materi dan identitas dari buku

Penulis menyadari bahwa critical book report yang saya buat jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.

Medan, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2Manfaat........................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1

BAB II ISI BUKU...........................................................................................2


2.1 Identitas Buku ............................................................................................2
2.2Ringkasan Buku Setiap Bab.........................................................................2

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................3


3.1 Perbedaan....................................................................................................15
3.2 Kelebihan Buku..........................................................................................15
3.3 Kekurangan Buku.......................................................................................16

BAB IV PENUTUP.........................................................................................17
4.1 Kesimpulan.................................................................................................17
4.2 Saran...........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Critical book review adalah salah satu dari enam tugas dalam system penugasan kurikulum
KKNI. Critical book review berisi tentang ulasan dari periview terhadap satu buku. Critical book
review pada dasarnya bertujuan untuk mendorong periview untuk membaca materi sehingga
menemukan kelemahan dan kelebihan dari suatu buku.

Dalam tugas critical book ini penulis memilih buku Mekanika Kuantum yang ditulis oleh Vani
Sugiyono sebagai buku utama dan sebagai buku pembanding ditulis oleh. Alasan meriview buku
ini adalah karena penulis ingin mengetahui bagaiman penyajian materi dari buku.

Mekanika kuantum ada di sekitar kita. Kepingan CD yang kita pakai untuk mendengarkan lagu-
lagu atau film-film favorite kita, kereta api supercepat di dunia, sel surya pada kalkulator kita,
daun-daun hijau yang sedang melakukan fotosintesis ditaman, api unggun yang dibuat oleh anak-
anak pramuka, lampu gas argon bewarna putih yang dipakai dirumah-rumah, dan segala sesuatu
yang kita lihat dalam kehidupan nyata yang tidak kita sadari dari mana benda itu bisa tercipta.
Mekanika kuantum menjadi jembatan bagi kita untuk melihat dunia nyata tak kasat mata. Dunia
yang sangat kecil sekali, dunia atom, dunia yang penu ketidakpastian dan probabilistic.
Mekanika kuantum berbeda dengan mata yang hanya mampu memproyeksikan cahaya lalu
membiarkan otak mempersepsikannya.

.1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas crtical book review ini adalah:
1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Dasar-dasar Kimia
2. Menanggapi atau mengkritisi isi buku dari buku utama dan buku pembanding
3. Menemukan perbedaan dalam buku utama dan buku pembanding

1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan critical book ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi periview tugas ini menambah pemahaman tentang Mekanika Kuantum
2. Bagi orang lain dapat sebagai referensi atau bacaan baik bagi siswa, mahasiswa, guru,
dan, masyarakat umum.

1
BAB II
ISI BUKU
2.1. Identitas Buku

Buku Utama
Judul buku : Mekanika Kuantum
Penulis : Vani Sugiyono
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Center For Academic Publishing Service
Jumlah halaman : X + 560 halaman
ISBN : 978-602-9324-75-4

Buku Pembanding
Judul buku : Kimia Fisika
Penulis : Prof.Dr.Sukardjo
Tahun Terbit : 1997
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : PT Rineka Cipta
Jumlah halaman : 528 halaman
ISBN : 979-518-460-1

2.2. Ringkasan Isi Buku


2.2.1. Lahirnya Teori Kuantum
Seorang fisikawan Austria bernama Josef Stefan dengan dibantu satu mahasiswanya (dari
Austria juga) bernama Ludwig Boltzman melakukan eksperimen tentang “benda hitam”
sebuah benda jika dipanaskan, maka benda tersebut akan memancarkan radiasi gelombang
elektromagnetik. Sedangkan “benda hitam” yang dimaksud dalam eksperimen Stefan adalah
benda yang menyerap gelombang elektromagnetik dengan baik, juga sekaligus
memancarkannya dengan baik.Salah satu benda hitam sempurna dalam kehidupan sehari-hari
adalah matahari. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig
Boltzmann, berhasil membuat persamaan empiris daya persatuan luas:

P
= eσ T 4
A
Dengan e adalah emisivitas atau derajat kehitaman benda yang menyatakan daya serap benda
hitam terhadap gelombang elektromagnetik. Emisivitasnya berada pada rentang 0 ≤ e ≤ 1, 0
untuk benda putih mengkilat dan 1 untuk benda hitam mengkilat.
Sedangkan σ = 5,670373 x 10−8 Wm−2 K−4

2
4 tahun kemudian, yaitu tahun 1900, dua orang fisikawan Inggris bernama Lord Rayleigh
dan Sir James Jeans melakukan sebuah eksperiman radiasi benda hitam berdasarkan teori
Maxell tentang distribusi molekul gas yang dipanaskan dan merumuskan bahwa densitas
energy radiasi benda hitam persatuan frekuensi adalah:

dN dλ
uf =
dλ df

Dengan N adalah banyaknya mode (yang mana mode dapat didefenisikan sebagai kisi-kisi
gelombang stasioner dari gelombang elektromagnetik Maxwell pada benda hitam berbentuk
rongga, sedangkan λ adalah panjang gelombang dan (E) adalah energi rata-rata (yang mana E
dianggap sebagai fungsi kontinu)
Kuanta energi planck secara matematis, ramalan planck tentang densitas energi radiasi persatuan
frekuensi dapat kita nyatakan oleh persamaan sebagai berikut:
3 1
u f =ҁ 1 f ҁf /T
e – −1

ε =hf
Kemudian dengan mencocokkan persamaan planck dengan hasil eksperimen Henrich
Rubens sahabatnya sendiri didapatkan harga h = 6,626 x 10−34 Js konstanta yang akhirnya
ditemukan oleh Max Planck dan diberi nama sama dengan namanya sendiri yaitu
Konstanta Planck

Konstanta Stefan-Boltzmann
Densitas energy radiasi benda hitam persatuan frekuensi u f atau juga bisa du/df,
adalah energy radiasi persatuan volume persatuan frekuensi. Maka untuk mendapatkan
densitas energy kita harus mengintegralkannya terhadap frekuensi 0 hingga tak hingga

u= ∫ u f df
0


8 πh f3
= 3 ∫ hf /kT df
c 0 e −1

2 π 5 k4
Konstanta Stefan-Boltzmann sebagai σ = , yang apabila kita masukkan nilai-
15 c2 h3
nilai π , k , c , dan h , maka akan kita dapatkan :

2 π5 k4 T 4 −8 −2 −4
σ= 2 3
≈ 5,670373 x 10 W m K nilai tersebut sama dengan nilai konstantaStefan-
15 c h
Boltzmann yang diperoleh Stefan dan Boltzmann dari eksperimennya

3
Penyempurnaan persamaan Wien
Tentang radiasi hitam sudah diakui keshahihannya untuk frekuensi tinggi, persamaannya ddapat
ditulis :
8 πh f 3 e−hf / kT
uf = 3 −hf /kT pada saat frekuensi tinggi, maka nilai 1 - e−hf / kT ≈ 1 (hal ini berlaku
c 1−e
hanya pada pembagi saja, kareena untuk pengali walaupun kecil masih tetap dihitung) pada
frekuensi tinggi akan berubah mendekati sebagai berikut:
8 πh f 3
u f = 3 e−hf /kT dan densitas energy radiasi benda hitam persatuan frekuenssi menurut
c
Wien adalah :
8 πh f 3 h
ҁ 1= , ҁ 2=
c 3
k
Akhirnya terpecahkan juga misteri yang belum terungkap dai persamaan wien, karena planck
adalah sahabt karibnya, wien justru menerima dengan baik gagasan sahabatnya tersebut
bahkan dia juga turut mengembangkan gagasan baru yang mengadaptasi gagasan kuanta
energy planck
−hf
Distribusi pada frekuensi rendah untuk e kT
−1 pada frekuensi rendah, maka akan berlaku
−hf
kT hf
e −1≈
kT
Dengan persamaan densitas energy persatuan frekuensi rendah sebagai berikut:
8π f 2
u f ≈ 3 kT
c

Hokum Pergeseran Wien


Bak estafet yang bersambung , saat planck berhasil memecahkan kebuntuan para fisikawan
tentang radiasi benda hitam, saat itu pula Wien mengembangkan gagasan baru yang
menyongkong teori radiasi benda hitam. Kali ini akan menganalisis densitas radiasi benda hitam
persatuan panjang gelombang sebagai berikut:

du df 8 π f 2 1 df
u λ= = 3 −hf / kT I I
df dλ c e −1 dλ

Kita ketahui bahwa f = c/λ maka I d (c/λ ¿/ dλ I = c/ λ 2

Contoh soal
Sebuah benda bewarna hitam (e=1) memiliki luas permukaan 100cm2 dengan suhu 2.000 K.
apabila konstanta Stefan Boltzmann sebesar 5,670373 x 10−8 W m−2 K−4 , maka energy radiasi
benda hitam yang dipancarkan oleh benda tersebut tiap satuan waktu adalah sebesar…. Watt?
Penyelesaian :

4
Energy yang dipancarkan tiap satuan waktu dapat juga kita sebut sebagai daya (dengan satuan
watt). Daya radiasi benda hitam dapat kita cari menggunakan persamaan:

P = eσA T 4
Kemudian kita masukkan data-data diatas kedalam persamaan tersebut
P = eσA T 4
m2
= 1 . (5,670373 x 10−8 ¿. (1.000 cm2x ) . (2.000 4)
1000 cm2
1
= (5,670373 x 10−8 ¿ x x 1,6 x 1013
10
= 90.720 Watt
Pada buku pembanding:

2.2.2 Momentum Gelombang


Efek Compton apabila momentum gelombang cahaya sebeluum tumbukan adalah Pc ,
momentum gelombang cahaya setelah tumbukan adalah Pc ' , dan momentum electron
setelah tumbukan adalah Pc ,maka dengan hokum kekelan momentum akan mendapatkan
persamaan momentum pada sumbu datar :
Pc =P'c cos ∝+ Pc cos θ
Sedangkan pada sumbu vertical adalah:
0=P'c sin ∝+ Pc sin θ
Jika kita jumlahkan kuadrat dari Pc cos θ dankuadrat dari Pc sinθ , maka diperoleh
P2c cos2 θ = (Pc −P'c cos ∝¿ 2
P2c sin2 θ=¿ (Pc ' ¿2 sin 2 ∝
P2c = ¿ ¿ - 2 Pc P c ' cos ∝+¿

dengan Pc danP'c pada masa itu masih belum memiliki defenisi secara matematis, sedangkan
Compton belum mempertimbangkan kekelan energy disana.
Energy total electron (setelah tumbukan) dapat dinyatakan untuk electron efek Compton
sebagai berikut:

2 2 2 2
E2= Pc C + (mc C ¿
Dengan E adalah energy total electron mc ,adlah massa diam electron, dan c adalah kecepatan
cahaya pada ruang hampa. Energy total relativistic juga dapat dinyatakan :
E = K + mc C 2

5
Dengan K adalah energy kinetic electron setelah tumbukan. Momentum tak hanya dapat
didefinisikan sebagai hasil kali antara massa dan kecepatan, tetapi untuk kasus gelombang
cahaya, momentum adalah hasil pembagian antara kuanta energy gelombang cahaya terhadap
kecepatan cahaya.
hf
Pc =
C
Panjang gelombang menurut de Broglie dalam disertainya, cahaya kadang berlaku seperti
gelombang dan kadang juga berlaku seperti partikel. Sifat aneh cahaya inilah yang kemudian
dikenal dengan dualisme gelombang partikel. De Broglie menyimpulkan bahwa gerak partikel
(semua partikel, tidak hanya foton) baik itu electron, positron, proton, atau partikel apa pun, akan
menjalar bagaikan gelombang. Kecepatan sudut gelombang atau kadang juga disebut sebagai
frekuensi angular gelombang ω ,dapat kita nyatakan dengan persamaan:
2 π mp C 2
ω=2 πf =
v2
h √1− 2
C
Dan konstanta gelombang dinyatakan sebagai berikut:

Λ=
λ
Setelah membaca disertasi de Broglie, Einstein menghubungi panitia dan berhasil meyakinkan
bahwa apa yang telah ditemukan de Broglie adalah sebuah terobosan besar dalam dunia fisika
2 πr =n λ
h
2 πr =n
Pp
m p vr h
2
=n =nh
v 2π
√ 1− 2
C
Persamaan tersebut berkolerasi dengan persamaan pstulat Niels Bohr. Berdasarkan model atom
de Broglie ini pula akhirnya lahirlah gagasan tentang model atom kuantum yang dibidani oleh
Neils Bohr.
Contoh Soal
Berdasarkan pada persamaan panjang gelombang de Broglie, maka cahaya tampak yang
merambat lurus akan memiliki nilai momentum pada rentang….?
Penyelesaian:
Batas cahaya tampak adalah cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang 400 nm dan cahaya
infra merah dengan panjang gelombang 700 nm. Dengan menggunakan persamaan kita akan
peroleh batas atas momentum untuk cahaya tampak
h
Patas =
λuv
6,626 x 10−34 Js
=
400 nm

6
6,626 x 10−34 Js −27
= −9
≈ 1,66 x 10 Kg . m/s
400 x 10 m
Sedangkan batas bawah momentum
h
Pbawah=
λℑ
6,626 x 10−34 Js
¿
700 nm
6,626 x 10−34 Js −27
¿ −9
≈ 0,95 x 10 Kg . m/s
700 x 10 m
Dari perhitungan tersebut cahaya tampak memilki momentum pada 0,95 x 10−27 Kg . m/ s< p <
1,66 x 10−27 Kg . m/ s

Buku pembanding:

2.2.3 Persamaan Schrodinger Non-relativistik


Schrodinger menganggap gagasan Heisenberg masih terlalu mentah dan rumit, karena itu
Schrodinger lebih memilih untuk mengembangkan gagasnnya sendiri, ia percaya bahwa
gagasan klasiknya tentang gelombang dan kekontinuan akan dapat membawa kembali
kejayaan gagasan klasik. Fungsi gelombang Schrodinger dilambangkan dengan symbol
Ѱ.
Secara umum persamaan Schrodinger pada kondisi relativistic dinyatakan oleh
persamaan:
0 = h2 ∎Ѱ R +m20 c2 Ѱ R
Persamaan Schrodinger Tak Gayut Waktu
Kata “gayut” artinya dengan kata “bergantung” sehingga persamaan Schrodinger tidak
gayut waktu memiliki makna bahwa persamaan tersebut bersifat kekal, yang tidak
bergantung oleh waktu. Pada keadaan non-reltivistik akan memenuhi persamaan
1 ∂ φt
ih =E
φt ∂ t
Nilai E masih menjadi misterius. Schrodinger percaya bahwa alam semesta merupakan
sistem yang terbentuk dari gelombang-gelombang kecil yang saling bersuperposisi
membentuk sebuah sistem tertentu. Dengan demikian penyelesaian dari perssamaan
Schrodinger tak gayut waktu untuk keadaan non-relativistik adalah sebagai berikut:

Ѱ =∑ C n ψ n e−i E n t /h

n=1

Dengan C n adalah sebuah konstanta tertentu yang dapat kita peroleh dari analisis keadaan
awal Ѱ ( x , y , z ) .

7
Bentuk Persamaan Eigen
Operator energy H atau biasa dikenal juga dengan nama operator Hamiltonian adalah
operator yang mewakili observable energi pada ruang Hilbert.
h2 2
H= - V +¿U
2m
Yang ternyata dapat kita sederhakan lagi menjadi:
¿U)ψ=Eψ
Dengan demikian bila kita menggantinya dengan operator energy Hdidapatkan
persamaan:
Hψ=Eψ
Keberhasilan persamaan Schrodinger yang mampu menjelaskan beberapa kasus fisika
yang membingngkan seperti menentukan tingkatan energi pada atom (tanpa melihat
gagasan Bohr), spectrum atom hydrogen, dan kasus lain. Karena bagi Schrodinger
partikel dapat digantikan sebagai grup gelombang yang berdimensi kecil dan menjalar
kesegala arah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
Yang pertama: gelombang akan menyebar dalam waktu , hal ini mulai menarik karena
gagasan Schrodinger mulai terlihat cacat.
Yang kedua : frekuensi layangan tidak akan menghasilkan garis spectrum, maka gagasan
Schrodinger lagi-lagi gagal.
Yang ketiga: persamaan Schrodinger tidak cocok sama sekali dengan kerangka klasik.

Contoh Soal
Sebuah sistem nonrelativistik satu dimensi memiliki energi potensial yang memenuhi
persamaan U(x) = ax - U 0 , dengan a dan b merupakan bilangan bulat positif.lalu ingat
bahwa persamaan Schrodinger tak gayut waktu dinnyatakan oleh
h2
0= ∇ ψ +(E−U )ψ
2m
Maka persamaan Schrodinger tak gayut untuk sistem tersebut…..
Penyelesaian:
Operator Laplacian (dalam ruang posisi kartesian) untuk tiga dimensi dinyatakan oleh:
2 ∂2 ∂2 ∂2
∇ = 2+ 2+ 2
∂ x ∂ y ∂z
Sedangkan untuk sistem satu dimensi (sumbu x) dinyatakan sebagai berikut:
2 ∂2
∇= 2
∂x
Pada soal, energy potensial pada suatu sistem nonelativistik satu dimensi memenuho
persamaan U(x) = ax - U 0 ,. Untuk mencari persamaan Schrodinger tak gayut waktu dari
sistem tersebut kita masukkan saja U(x) = ax - U 0 , dan kita akan peroleh:
h2 2
0= ∇ ψ+(E−U )ψ
2m

8
h2 d 2
= ( )
2m dx 2
ψ +¿

h2 d 2 ψ
= +( E +ax−U 0 ) ψ
2m dx 2

Buku pembanding:

2.2.4. Ketidakpastian Heisenberg


Secara kuantitatif, dua buah eksperimen yang identik dilakukan untuk mengukur posisi eelektron
dengan momentum awal yang sudah diketahui secara pasti dan pada kedua eksperimen yang
sama. Heisenberg mengeluarkan sebuah asa yang kemudian disebut sebagai asa ketidakpastian
Heisenberg, yang berbunyi :
“jika momentum sebuah partikel diketahui secara pasti, maka akan diikuti dengan posisi electron
yang tidak pasti” dengan persamaan:
∆ p=√( Ṕ∨Ṕ )
Dengan demikian perkalian antara standar deviasi posisi electron dapat kita nyatakan oleh
persamaan dibawaj ini:
∆ x ∆ p= √( ẋ∨ ẋ)( Ṕ∨Ṕ )
Bahwa perkalian antara standard deviasi posisi dan standard deviasi momentum tidaklah selalu
sama dengan nol, akan tetapi bernilai:
h
∆ x ∆ p≥
2
Distribusi Gaussian Ternormalisasi adalah distribusi probabilitas (peluang) yang menunjukkan
sebaran peluang dalam suatu kejadian acak. Berdasarkan kuanta energy menurut Planck, energy
dapat dinyatakan oleh persamaan:
E= nhf
= nhω
Pernyataan umum ketidakpastian Heisenberg unntuk perkalian antara standard deviasi waltu dan
standard deviasi energi:
h
∆t ∆ E≥
2
Persamaan tersebut berasal dari gagasan persamaan geloombang Schrodinger dan juga gagasan
probabilitas Born.

Contoh Soal:

9
Sebuah partikel didalam sebuah kotak kubus dengan panjang masing-masing rusuk 1000 nm.
Dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg ketidakpastian momentum partikel tersebut tidak
kurang dari…. Kg.m/s

Penyelesaian:
Untuk mencari keridakpastian momentum pada sistem partikel didalam kotak:
h
∆ p≥
2L
1,055 x 10−34 Js

2 x 1000 nm

1,055 x 10−34 Js

2 x 1000 x 10−9 m

1,055 x 10−34 Js −29


≥ −6
≈ 5,27 x 10 kg.m/s
2 x 1 x 10 m

Buku pembanding:
2.2.5 Inti Atom
Sampai akhir abad ke-19, atom dianggap suatu partikel,tidak dapat dibagi dan
tidak tersusun dari bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah J.J.Thomson pada tahun 1897 mendapatkan elektron, ia beranggapan
bahwa atom terdiri atas partikel yang bermuatan positif dan sejumlah elektron yang
menetralkan muatan tadi. Menurut Rutherford, atom terdiri atas inti dengan massa yang
besar, dikelilingi oleh sejumlah elektron, hingga atom bersifat netral. Diameter atom dan
inti atom masing-masing berkisat 10−8 dan 10−13 cm. Walaupun inti mengisi sekitar
10−13 % dari volume atom, tetapi massa atom kira-kira 99,95% terdapat di inti.
Gaya tarik Coulomb antara elektron dan inti diimbangi oleh gaya centrifugal.
Menurut hukum fisika klasik, elektron yang berputar dalam medan listrik akibat dari
adanya inti atom, akan terus-menerus kehilangan energi. Akibat dari ini, gerakan elektron
makin mendekati inti dan membentuk gerakan spiral. Akhirnya elektron akan bergabung
dengan inti dan atom akan musnah. Hal ini tidak terjadi, sehingga teori Rutherford harus
diperbaiki.
Jumlah proton di dalam inti atom, disebut nomor atom dan diberi simbol Z.
Karena atom sendiri tidak netral, maka Z juga menunjukkan jumlah elektron di sekitar
ini. Karema sifat-sifat kimia tergantung jumlah elektron, maka Z juga menetapkan letak
unsur dalam tabel periodik.

2.2.6 Hakikat Dari Sinar

10
Maxwell pada tahun 1864 mengambil kesimpulan bahwa sinar yang tampak merupakan medan
magnet dan medan listrik yang bergetar dan merambat melalui ruang. Getaran dari kedua medan
saling tegak lurus. Berhubung dengan itu, sinar tampak termasuk bentuk radiasi elektromagnet.

(a)

(b)

(a) Gelombang elektromagnet; (b) Komponen Elektrik atau Magnetik Gelombang


Elektromagnet
Radiasi elektromagnet yang lain misalnya sinar X, sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan
gelombang radio. Semua radiasi elektromagnet berjalan melalui vakum dengan kecepatan
yang sama( c=2,997925x1010 cm/s ¿ .Radiasi ini berbeda dalam hal panjang gelombang (λ ¿
atau frekuensi (υ). Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang dinyatakan oleh
rumus : υ=¿ cλ ¿

Spektrum Elektromagnet

Pancaran sinar oleh suatu zat disebabkan adanya getaran partikel yang bermuatan listrik di dalam
zat. Hal ini menyebabkan terjadinya getaran medan magnet dan medan listrik yang bergetar dan
merambat sebagai sinar. Frekuensi dari sinar ditentukan oleh frekuensi getaran listrik. Demikian

11
pula absorbsi dari sinar oleh suatu zat akan menginduksi getaran dari partikel yang bermuatan
listrik. Semua zat yang tidak pada nol derajat absolut, selalu memancarkan atau menyerap
sinardari sekitarnya.
Dari percobaan-percobaan akhirnya dapat disimpulkan, bahwa zat hitam pada temperatur
tertentu akan menyerap semua radiasi yang jatuh padanya. Sebaliknya zat hitam juga akan
memancarkan maksimal radiasi yang dapat dipancarkan.
Energi yang dipancarkan oleh zat hitam pada berbagai temperatur, dapat digambarkan seperti
grafik berikut. Garis titik-titik menyatakan grafik yang diramalkan dengan teori radiasi
elektromagnet.

Radiasi Zat Hitam


Pada tahun 1900 Planck memberikan teori, bahwa energi hanya dapat diserap atau dipancarkan
dalam bentuk satuan yang disebut kuanta. Besarnya kuantum tenaga Eq berbanding lurus dengan
frekuensi.
Eq =h υ
h= tetapan planck (6,6256 x 10−27 ergdetik)
Teori ini dapat menjelaskan radiasi dari zat hitam dan peristiwa fotoelektrik.Dari hal ini dapat
diambil kesimpulan, bahwa sinar dapat bersifat sebagai gelombang dan dapat bersifat sebagai
partikel.

2.2.7 Spektra Atom


Kalau atom diberi energi hingga atom dalam keadaan tereksitasi, atom dapat
memancarkan sinar. Salah satu cara untuk membuat atom dalam keadaan tereksitasi ialah
dengan melewatkan bunga api listrik pada gas dengan tekanan yang direndahkan. Atom
Hidrogen yang dikenai keadaan ini akan memancarkan sinar. Bila sinar ini dilewatkan
pada spektroskop, maka sinar itu akan terbagi menjadi beberapa komponen dengan
panjang gelombang yang berbeda, dengan membentuk spektrum yang dapat difoto.
Spektrum atom hidrogen terdiri atas beberapa seri garis dan garis-garis dalam seri
tertentu dapat dinyatakan dengan rumus:
1 1 1
λ =R[ - ]
n L2 n H2

12
R=tetapan Rydberg (109.737/cm)
n L dann H bilangan bulat
n H >n L
2.2.8 Teori Atom Bohr Untuk Hidrogen
Teori atom Bohr mendasarkan pada postulat sebagai berikut:
a. Elektron dapat berputar dalam orbit tertutup pada medan potensial dari inti, tanpa
kehilangan energi. Bohr menamakan orbit ini keadaan stasioner., karena masing-masing
orbit mempunyai energi tertentu, yang saat ini disebut tingkat energi.
b. Suatu elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain dengan memancarkan
atau menyerap energi radiasi Eq . Besarnya tenaga ini sama dengan tenaga antara dua
orbit. Eq =∆ E=E2−E 1=hυ
c. Tingkat tenaga yang dibolehkan ditentukan oleh keadaan sehingga momentum sudut dari
h
elektron merupakan kelipatan genap dari

h
m o v r n=n

v=kecepatan dalam orbit
r n = jari− jari orbit
n=bilangan kuantum utama
Dalam memberikan postulat ini, Bohr tidak mempunyai dasar teoritis. Tujuan utamanya adalah
memberikan jawaban yang benar terhadap hasil-hasil eksperimen.
Menurut Bohr elektron yang berputar dalam orbit hidrogen, memiliki energi dan kecepatan
besar:
−2 π 2 e4 1 2 π e2
En =
h2 ( ) n2
; v=
nh
m=massa elektron
n=bilangan kuantum utama
e=muatan elektron
h=tetapan Planck
Garis-garis dalam spektrum atom hidrogen timbul dari transisi elektron di antara tingkat-tingkat
energi. Besarnya panjang gelombang dapat diperoleh dari rumus:
C
∆ E=hυ=h
λ
1 ∆E
=
λ h.c
−2 π 2 me4
∆ E=E H −E L = ¿
h2

13
1 −2 π 2 me4
= ¿
λ h3 c
Jari-jari orbit elektron sekitar inti dinyatakan oleh rumus:
h2 2 −8 2
r= 4 π 2 me2 n = ( 0,53 x 10 ) n cm

2.2.9 Mekanika Gelombang


Ada dua prinsip yang mendasari teori atom yang baru, yaitu sifat ganda dari
partikel dan prinsip ketidaktentuan dari Heisenberg. Pada tahun 1924 de Broglie
menyatakan bahwa partikel mempunyai sifat gelombang. Hubungan antara momen dan
panjang gelombang dinyatakan oleh:
h 2 hc
mv= λ dari E=mc dan E= λ
Makin besar massa dan kecepatan dari pertikel, makin kecil panjang gelombangnya. Pada tahun
1925 Heisenberg memberikan prinsip ketidaktentuan dari partikel yang bergerak. Menurut
Heisenberg kita tidak mungkin mengukur secara tepat baik kedudukan atau momen dari partikel
yang bergerak. Bila ∆ q adalah ketidaktentuan pada pengukuran kedudukan dan ∆ p adalah
ketidaktentuan pada pengukuran momen, maka hasil kalinya kira-kira sama dengan tetapan
Planck:
∆ p.∆q≈h
∆ p=∆ vm

Misalkan kedudukan dari elektron dapat diketahui dengan tepat dalam 10−10 cm.
h 6,6 x 10−27 det
∆ p=
∆q = 10−10
erg
cm

−27det
=6,6 x 10 cm
erg

Karena massa elektron= 9,1 x 10−28 gram, maka ketidaktentuandari kecepatan adalah:
∆ p 6,6 x 10−17 det
∆ v= =
m 9,1 x 10 −28
erg
cm
gr

=7,2x1010 cm/det
Besarnya ketidaktentuan dari kecepatan disebabkan karena sangat kecilnya massa elektron dan
akan menjadi kecil untuk objek yang besar. Akibat dari prinsip ketidaktentuan ini, maka
timbullah teori kemungkinan untuk teori atom. Di dalam teori kinetik disebutkan bahwa elektron
mempunyai kedudukan dan kecepatan yang tepat.

2.2.10 Pemakaian Persamaan Gelombang Schrodinger Pada Atom Hidrogen


14
Empat bilangan kuantum yang timbul dari persamaan Schrodinger menentukan
sifat-sifat elektron di dalam atom. Bilangan kuantum tersebut adalah:
a. Bilangan kuantum utama, n
Bilangan ini mula-mula diberikan oleh Bohr dan menentukan energi dari elektron di
dalam atom yang berisi satu elektron seperti atom hidrogen. n berharga positif dan bulat
dari 1 ke atas. Makin besar harga n, makin besar pula tenaga elektronnya.
b. Bilangan kuantum sekunder, l
Bilangan ini menentukan kecepatan sudut dari elektron, makin besar harga l makin tinggi
kecepatan sudutnya. Untuk harga tertentu dari n,l berharga 0 hingga n-l. Jadi untuk n=2, l
berharga 0 dan 1. Orbital atom dengan l berharga 0,1,2,3, masing-masing disebut orbital
s,p,d,f. Tergantung dari bilangan kuantum utamanya, maka masing-masing orbital disebut
orbital 1s,2s,2p dan sebagainya.
c. Bilangan kuantum magnet, m
Karena gerakan orbitalnya, elektron menimbulkan arus listrik sehingga mengakibatkan
terjadinya medan magnet. m tetap mempunyai arti walaupun tidak ada medan magnet
luar, tetapi dalam hal ini elektron memiliki energi yang sama atau degenerate, m berharga
-l sampai +l,termasuk 0.
d. Bilangan kuantum pintal, s
Gerakan memintal elektron pada sumbunya sendiri, juga menimbulkan momen magnet,
yang dapat mempunyai dua arah. Harganya +1/2 dan -1/2.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Perbedaan
No Aspek Buku Utama Buku Pembanding
1 Penyajian materi Menyajikan materi dengan Menyajikan materi dengan
membuat penjelasan yang luas membuat penjelasan yang luas
dan asal usul dari mana materi dan asal usul dari mana materi
yang terdapat dalam buku yang terdapat dalam buku
dengan memberikan keterangan denganmemberikan eterangan
mengemukakan pendapat dari mengemukakan pendapat dari
para ahli dan keterangan rumus- para ahli dan keterangan
rumus serta penjelasan singkat rumus-rumus serta penjelasan
terhadap rumus yang tercantum singkat terhadap rumus yang
tercantum
2 Penyajian contoh memberikan banyak contoh Tidak memberikan banyak
soal beserta penyelesaiannya contoh soal dan tidak
dan juga memberikan soal memberikan soal latihan untuk
latihan untuk melatih melatih pemahaman terhadap
pemahaman terhadap materi materi.

15
pada setiap bab buku
3 Tata Letak (Layout) Rapi, dan padat pada materi, Rapi, dan padat pada materi,
tulisan huruf yang cukup besar tulisan huruf yang cukup besar
dan memberikan penebalan dan memberikan penebalan
pada rumus-rumus. pada rumus-rumus.

3.2. Kelebihan Buku


Kelebihan dari dari Buku I adalah
1. Menyajikan konsep dan materi secara luas dan tertata sehingga mempermudah pembaca
memahami perbab yang ada dalam buku
2. Memberikan contoh soal banyak yang dapat dipahami serta memberikan latihan soal yang
terdapat dalam setiap bab.
3. Penyanjian rumus yang rapi dan mudah dipahami
4. Cover yang menarik dengan warna (merah tua dan coklat), dan menampilkan gambar dari
beberapa para fisikawan dan tampilan penempatan huruf yang tertata rapi.
5. Diakhir setiap bab, didalam buku memberikan kata mutiara dari para ahli.

Kelebihan dari dari Buku II adalah


1.Menyajikan konsep dan materi secara luas dan tertata sehingga mempermudah pembaca
memahami perbab yang ada dalam buku
2.Penyanjian rumus yang rapi dan mudah dipahami
3.Cover yang menarik dengan warna (merah tua dan coklat), dan menampilkan gambar dari
beberapa para fisikawan dan tampilan penempatan huruf yang tertata rapi.

3.3. Kelemahan Buku


Kelemahan dari buku I adalah sebagai berikut:
1.Didalam penulisan buku yang memberikan contoh gambar kurang menarik karena pada
gambar bewarna hitam putih saja.

Kelemahan dari buku II adalah sebagai berikut:


1.Tidak memberikan contoh soal dan latihan soal.
2. Didalam penulisan buku yang memberikan contoh gambar kurang menarik karena pada
gambar bewarna hitam putih saja.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mekanika kuantum menjadi jembatan bagi kita untuk melihat dunia nyata tak kasat mata.
Dunia yang sangat kecil sekali, dunia atom, dunia yang penu ketidakpastian dan probabilistic.
Mekanika kuantum berbeda dengan mata yang hanya mampu memproyeksikan cahaya lalu
membiarkan otak mempersepsikannya.

4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah bahwa buku Mekanika Kuantum dapat digunakan sebagi
buku pegangan untuk mahasiwa mempelajari tentang mekanika kuantum, dan bagi masyarakat
umum buku ini dapat digunakan sebagai referensi dan memperbanyak pengetahuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Vani.(2016).Mekanika Kuantum.Jakarta: Center for Academic Publishing Service

Sukardjo.(1997).Kimia Fisika.Jakarta: PT Rineka Cipta

18

Anda mungkin juga menyukai