Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk yang memiliki keingintahuan tentang sesuatu, tidak
menerima sesuatu yang sudah dilihat dan diamati, manusia selalu ingin mengetahui fakta
dibalik sesuatu itu, dengan berpikir kritis,dan bertanya akan kejelasan dan kebenaran dari
sesuatu itu.Hal yang mendorong manusia untuk menyelidiki, mempertanyakan,dan
memikirkan segala sesuatu yaitu keheranan,kesangsian,kesadaran akan keterbatasan.
Berfilsafat berarti mengetahui sesuatu sebagai apa adanya dan menyikapinnya sebagai mana
seharusnya yang memperluas kesadaran dan kemampuan penyesuaian diri kita.

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia ketiga peran
tersebut adalah sebagai pendobrak,pembebas,dan pembimbing (Rapar dalam surat
Surajiyo,2008,17-18). Filsafat dilihat dari fungsinya secara praktis adalah sarana bagi
manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya
termasuk dalam problematika dibidang pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dimana
pendidikan merupakan usaha sadar untuk membentuk kepribadian seimbang dari peserta
didik bertujuan untuk menyiapkan kehidupan kemanusiaan oleh sebab itu filsafat pendidikan
dapat dikatakan adalah ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosofis dalam
lapangan pendidikan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tujuan dari kefilsafatan ?
2. Apa ciri-ciri dari kefilsafatan ?
3. Apakah alasan manusia berfilsafat ?
4. Apa peranan filsafat dalam kehidupan manusia ?
5. Apakah hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui tujuan dan ciri-ciri kefilsafatan
2. Agar pembaca dapat mengetahui alasan berfilsafat
3. Agar pembaca dapat mengetahui peranan filsafat dalam kehidupan manusia
4. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan filsafat dengan filsafat kependidikan
5. Agar pembaca tahu tentang apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan
1.4 Manfaat

Pembaca dapat mengetahui apa itu filsafat,tujuan dari filsafat,cirri-ciri filsafat dan peranan
filsafat dalam kehidupan manusia serta dapat menambah ilmu pengetahuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan

1. Tujuan
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Filsafat harus Refleksi,Radikal dan Integral. Refleksi berarti manusia
menangkap objeknya secara intensional dan sebagai hasil proses itu adalah
keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan dari objek-objek yang
dihadapinya. Radikal berarti mencari pengetahuan sedalam-dalamnya atau sampai
keakar-akarnya. Namun dibatasi oleh sejauh kemampuan manusia dapat
menemukannya, sebab filsafat tidak akan membicarakan yang jelas berada diluar
jangkauan akal budi yang sehat. Sedangkan filsafat Integral berarti mempunyao
kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan.
2. Ciri-ciri pikiran kefilsafatan
Ciri-ciri pikiran kefilsafatan yaitu filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal
serta proses-proses dalam hubungan yang umun. Filsafat merupakan hasil
menjadi- sadarnya manusia mengenai dirinya sebagai pemikir dan menjadi-
kritisnya manusia terhadap diri-sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang
dipikirkannya filsafat bertugas sebagai pengantar,pengirim,dan sekaligus sebagai
hati nurani dari segenap kegiatan ilmiah. Filsafat menjangkau semua persoalan
dalam daya kemampuan pikiran manusia. Filsafat mencoba mengerti
menganalisa,menilai, dan menyimpulkan semua persoalan-persoalan secara
mendalam.
B. Alasan berfilsafat.
Manusia sebagai makhluk berpikir selalu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu
tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu ingin tau apa yang ada
di balik,yang dilihat dan diamati. Ada 3 hal yang mendorong manusia untuk
berfilsafat yakni : keheranan,kesangsian,dan kesadaran akan keterbatasan.

1. Keheranan.
Banyak filsuf berpendapat bahwa awal mulanya filsafat adalah timbulnya rasa
heran atau kagum pada manusia. Misalnya Plato mengatakan mata kita memberi
pengamatan bintang-bintang,matahari dan langit. Pengamatan ini member
dorongan untuk menyelidiki. Dari penyelidikan inilah berasal filsafat.
2. Kesangsian.
Filsuf-filsuf seperti Agustinus (254-430 SM) dan Renedescartes (1596-1650 M)
berpendapat bahwa kesangsian itu merupakan sumber utama pemikiran atau
penyelidikan. Pada saat manusia melihat atau berhadapan dengan sesuatu ynag
baginya merupakan sesuatu yang baru maka timbul rasa heran yang diikuti
dengan keragu-raguan atau rasa sangsi.
3. Kesadaran atau keterbatasan.
Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan
lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manmerasa
bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalamai
penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya
manusia mulai berfilsafat.
C. Peranan filsafat
Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Filsafat telah memerankan tiga peran utaman dalam sejarah pemikiran manusia.
Ketiga peranan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia terkurung dalam sebuah
tradisi dan kebiasaan. Bahkan orang Yunani yang dikenal memilikitingkat
rasionalistas tinggi juga pernah percaya kepada dewa-dewa yang duduk di
meja pertemuan di Olympus. Selama itu, manusia menerima begitu saja
penuturan dongeng dan takhyul tanpa memperhatikan persoalannya. Hal itu
bahkan masih ditemukan pada manusia modren sekarang.
Kemudian filsafat hadir untuk mendobrak pintu-pintu tradisi yang begitu
sakral dan selama itu tidak boleh diganggu gugat. Kendati pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang sangat lama namun kenyataan sejarah terlah
membuktikan banwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak
yang mencengangkan.
2. Pembebas
Filsafat tidak hanya mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan. Tapi,
filsafat juga membantu manusia itu untuk keluar dari penjara tersebut.
Filsafat tidak hanya membantu manusia dari ketidaktahuannya juga
membantu manusia dari belenggu cara berpikir mistis. Filsafat sebenarnya
sedang berusaha dan terus berusaha untuk membebaskan manusia dari cara
berpikir kritis yang membuat manusia menerima kebenaran yang sebenarnya
menyesatkan.
3. Pembimbing
Filsafat berperan sebagai pembimbing terhadap keluarnya manusia dari
kukungkungan yang membelenggu manusia yang hendak mempersempit
ruang gerak akal budi.
Filsafat membimbing manusia dari cara berpikir yang :
a. Mistis dan mite dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
rasional.
b. Picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
luas dan mendalam, yakni berpikir secara universal sambil berupaya
mencapai ‘radix’ dan menentukan esensi suatau permasalahan.
c. Tidak membantu dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk
berpikir secara sistematis dan logis.
d. Utuh dan begitu fragmentasi dengan membimbing manusia untuk
berpikir secara integral dan koheren.
D. Filsafat pendidikan sebagai sistem
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti
“system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara
berpikir atau model berpikir”.
Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar
dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Filsafat ini ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sitem pemikiran
yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf besar seperti
Scorates,Plato,Aristoteles,Thomas aquinas,Spioza,Hegel,Karlmax,August comte.
Dalam garis besranya ada tiga cabang filsafat pendidikan yaiu :
1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang
hakikat yang tersimpul di belakang dunia fenomena. Metafisika
mempengaruhi pengalaman objeknya di luar yang dapat ditangkap panvca
indra.
2. Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang ilmu filsafat tentang
asal,struktur,metode,serta keabsahan pengetahuan. Epistimologi mengkaji
hakikat teori pengetahuan,menangani persoalan tentang sifat dasar
pengetahuan manusia, tentang hubungan yang mengetahui dan yang
ketahuai (objek) dan apakah kebenaran dan bagaimana validitas
pengetahuan. Epistimologi pendidikan adalah mencari sumber-sumber
pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang dari filsafat yang mempelajari nilai. Dalm hal ini
asiologi berkaitan tentang kebaikan dan keindahan tentang nilai dan
penilaian. Hal ini merupakan bidang kajian dari mana sumber nilai, akar
dan normal serta nilai substantif dan nilai standar. Aksiologi pendidikan
adalah praktek pelaksanaan pendidikan yang didasarakan pada nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945.
E. Substansi Filsafat Pendidikan.
Kedudukn filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagain
fondasi-fondasi pendidikan. Berarti bawah filsafat pendidikan perlu mengetengahkan
tentang konsep-konsep dasar pendidikan. Pancasila dan UUD 1945 dan undang-
undang pendidikan merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksananan
spendidikan. Substansi filsafat pendididkan adalah pengkajian dan pelaksanana
bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk membina dan mengembangkan harkat
dan martabat manusia sebagai manusia agar hidup berbudi luhur dan berakhlak mulia
serta cerdas.
D. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan.
Sudah merupakn pandangan atau pemahaman atau pemahamna umum bahwa filsafat
yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa
merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup orang atau masyarakat
tersebut ataupun bangsa itu sendiri,termasuk didalamnya didang pendidikan. Segala usaha
atau aktifitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapakan dilaksanakan dengan
mendominani filsafat yang dianutnya. Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan
kebenaran yang dijunjung tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas da pedoman
yang melandasi semua aspek hidup dan khidupan manusia,masyarakat dan bangsa.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah :
1. Filsafat dalam arti filosofi merupakan suatu cara pedekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada
menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan
kebutuhan yang ada.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam mengenbangkan teori-teori
pendidika menjadi ilmu pendididkan.

BAB III KESIMPULAN


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran. Karena kebenarannya hanya
ditinjau dari penglihatan manusia saja. Terkadang filsafat sangat dapat meragukan bagi
banyak orang namun filsafat adalah bagian dari aktivitas masyarakat,bangsa bahkan suatu
negara. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbukna dan mengembanggan potensi-
potensi yang ada pada diri seseorang baik secara rohani maupun jasmani sesuai dengan nilai-
nilai dalam lingkungan dan masyarakat. Filsafat pendidikan filsafat pendidikan adalah
pemberi arah atau dorongan untuk memperbaiki,meningkatkan kemajuan dari sistem
pendidikan. Memberikan inspirasi,arahan tujuan yang jelas,mengajukan pertanyaan yang
serta mengajarkan untuk selalu berpikir kriris akan sesuatu yang ada.

Anda mungkin juga menyukai