Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“RADIASI ELEKTROMAGNETIK DAN INTERAKSINYA


DENGAN MATERI”

MATA KULIAH: KIMIA INSTRUMENTASI


DOSEN PENGAMPUH: Ratna Sari Dewi S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
Happy NNC. Sinamo (4203131035)
Melisa Damayanti Lubis (4201131017)
Rezky Maharani Panjaitan (4201131016)
Sahrul Ramadhan (4202431002)

PROGRAM STUDI S- 1 PENDIDIKAN KIMIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Adapun yang menjadi jenis tugas kami adalah “Laporan Makalah”. Tugas ini diharapkan untuk
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal Kimia Instrumentasi.
Tujuan dibuatnya tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Instrumentasi
serta untuk memberitahukan kepada para pembaca mengenai Radiasi Elektromagnetik dan
Interaksinya dengan Materi, penulis berterima kasih kepada pihak yang membantu menyelesaikan
tugas ini termasuk Ibu Ratna Sari Dewi S.Si.,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia
Instrumentasi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu, kami
selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kiranya ke depannya tugas
ini akan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga Tugas Laporan Makalah ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, 18 Februari 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................................ 2
1.4 Identitas Sumber ....................................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
2.1 Pendahuluan ...................................................................................................................................... 4
2.2 Interaksi Radiasi b dan Elektron dengan Materi .......................................................................... 5
2.3 Interaksi partikel berat bermuatan listrik dengan Materi ........................................................... 6
2.4 Interaksi Foton dengan Materi ........................................................................................................ 7
2.5 Interaksi Neutron dengan Materi.................................................................................................... 8
2.6 Sifat Gelombang Elektromagnetik .................................................................................................. 9
BAB III....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini yang semakin meningkat, berikut dalampenggunaan
gelombang elekromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apakahgelombang
elektromagnetik, apa contoh gelombang elektromagnetik itu? Gelombangelektromagnetik
sebenarnya selalu ada disekitar kita, salah satu contohnya adalah sinarmatahari, gelombang
ini tidak memerlukan medium perantara dalam perambatannya. Contohlain adalah gelombang radio.
Tetapi spektrum gelombang elektromagnetik masih terdiri dariberbagai jenis gelombang lainnya,
yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau panjanggelombangnya. Untuk itu disini kita akan
mempelajari tentang rentang spektrum gelombang elektromagnetik, karakteristik khusus masing-
masing gelombang elektromagnetik di dalam spectrum dan contoh dan penerapan masing-
masing gelombang elektromagnetik dalamkehidupan sehari-hari.
Terjadinya gelombang elektromagnetik, arus listrik dapat menghasilkan(menginduksi)
medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasarkonsep ini adalah
Oersted yang telah menemukan gejala ini secara eksperimen dandirumuskan secara lengkap
oleh Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere. Kedua, medan magnet
yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilka(menginduksi) medan listrik dalam
bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejalainduksi elektromagnet. Konsep induksi
elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan dirumuskan secara
lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksielektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai
Hukum Faraday-Henry. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan
mempertimbangkan konsep simetri yang berlakudalam hukum alam,James Clerk Maxwell
mengajukan suatu usulan. Usulan yang dikemukakan Maxwell,yaitu bahwa jika medan magnet yang
berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medanlistrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi.
Dengan demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medanmagnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga
yang menghubungkan antarakelistrikan dan kemagnetan. Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik
yang berubah-ubahterhadap waktu dapat menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang
dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya merupakan pengembangan dari rumusan hukum
Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama Hukum Ampere- Maxwell. Dari ketiga
prinsipdasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola dasar.
Medanmagnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga berubah-
ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga
dapatmenghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka
akandihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medanlistrik
ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka inimerupakan gejala
gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetikkarena terdiri dari medan

1
listrik dan medan magnet yang merambat dalam ruang.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan Radiasi elektromagnetik?

2. Apa saja sifat dari radiasi elektromagnetik?

3. Bagaimana interaksi radiasi elektromagnetik dengan materi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui pengertian Radiasi elektromagneti.k

2. Mengetahui sifat dari Radiasi elektromagnetik.

3. Mengetahui interaksi Radiasi elektromagnetik dengan materi.

1.4 Identitas Sumber

Identitas Buku I

Judul : Buku Ajar Dasar- Dasar Kimia Analitik


Penulis : Prof.Dr.Astin Lukum,M.Si
Tahun Terbit : 2022
Kota Terbit : Gorontalo
Penerbit : Universitas Negeri Gorontalo
ISBN : 978-623-5382-45-6

Identitas Buku 2

Judul : FISIKA
Penulis : Joko Budiyanto
Editor : Diyah Nuraini
Tahun Tebrit : 2009
Kota Terbit : Jakarta
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Halaman : 298
ISBN : 978-979-068-166-8

2
Identitas Jurnal

Jurnal 1

Judul : KALEIDOSCOPE OF THE DUALISM OF LIGHT AS A FORM OF SELF-


RESPECT WITH THE UNIVERSE VERSES
Penulis : Nugraha, D. A.
Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika,
Volume : 7 (1)
Halaman : 88-95
Tahun : 2022

Jurnal 2

Judul : Studi Pengukuran Koefisien Atenuasi Material Zincalume Sebagai Perisai Radiasi
Gamma
Penulis : Gumilar, R., Fitriani, A. N., Ummutafiqoh, T., Subkhi, M. N., & Perkasa, Y. S.
Jurnal : Wahana Fisika
Volume : 1 (1)
Halaman : 21-31
Tahun : 2016

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan
Radiasi Elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi
dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Gelombang
elektromagnetik merupakan rambatan dari medan litrik dan medan magnet secara periodik yang saling
tegak lurus ke segala arah (Berdasarkan hipotesis maxwell).
Jika partikel bermuatan listrik menembus ke dalam materi, maka atom materi tersebut akan
tereksitasi dan atau terionisasi. Karena pengaruh medan listrik inti atom maka arah partikel bermuatan
akan berbelok dengan tiba-tiba dan kecepatannya berkurang, sehingga kemudian energinya habis.
Arah gerak elektron, yaitu partikel bermuatan, berbelok dengan tajam pada saat bertumbukan dengan
atom, sebaliknya energi partikel berat bermuatan listrik tidak begitu berkurang sewaktu bertumbukan
dengan atom dan tidak mengalami perubahan arah, sehingga dapat melaju dengan lurus. Oleh karena
itu untuk partikel berat bermuatan listrik, pengurangan laju radiasi karena menembus materi tak perlu
diperhitungkan. Peristiwa bergabungnya positron dan elektron dan berubah menjadi 2 foton yang
masing-masing berenergi 0,51 MeV disebut anihilasi elektron. Semakin pendek panjang gelombang
foton, kekuatan menembusnya ke dalam materi semakin besar. Pada saat menembus materi, radiasi g
dapat kehilangan energi karena adanya efek fotolistrik dan efek Compton. Pada saat berinteraksi
dengan materi, foton yang energinya lebih besar daripada 1,02 MeV dapat membentuk satu pasang
elektron yang terdiri dari positron dan negatron. Dalam reaksi inti yaitu penyerapan neutron oleh inti,
inti atom dapat memancarkan bermacam-macam partikel misalnya proton, deuteron, partikel a,
neutron dan radiasi g.
Cahaya yaitu energi berwujud gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang
gelombang sekitar 380–750 nm. Pada materi fisika, cahaya yaitu radiasi elektromagnetik, tidak
sewenang-wenang dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya yaitu
paket diskrit partikel yang disebut kuanta atau foton (Rita, 2021). Kedua arti tersebut merupakan sifat
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga munculah istilah "dualisme gelombang-partikel".
Paket cahaya yang disebut spektrum yang belakang sekali dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan sbg warna.

Anggota studi cahaya dikenali dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada
fisika modern. Yang dimaksud dengan gelombang elektromagnetik ialah gelombang medan listrik dan
kuat medan magnet di setiap titik yang dilalui gelombang 21 elektromgnetik itu berubah-ubah terhadap
waktu secara periodis dan perubahan itu di jalankan sepanjang arah menjalarnya gelombang (alib,
2018). Dalam definisi lain, Gelombang elektromagnetik adalah suatu bentuk gelombang transversal
yang terbentuk dari medan magnetik dan medan listrik, bukan terbentuk dari suatu materi seperti pada
tali dan air sehingga dapat merambat dalam ruang hampa. Selanjutnya dalam gelombang
elektromagnetik ini terdapat spektrum gelombang elektromagnetik diantaranya ada gelombang mikro,
gelombang radar, sinar infrared, ada sinar UV, sinar X serta sinar gamma (Trisantri, Sudarti, 2021).

Gelombang elektromagnetik marambat dengan kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran pendapat


Maxwell ini tak terbantahkan ketika Hertz (1857-1894) berhasil membuktikannya secara
4
eksperimental yang disusul dengan penemuanpenemuan berbagai gelombang yang tergolong
gelombang elektromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro radar.

Radiasi Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui
media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Apa yang membuat radiasi adalah
bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu
sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku
untuk semua jenis radiasi. Radiasi adalah fenomena/peristiwa penyebaran energi gelombang
elektromagnetik atau partikel subatom melalui vakum atau media material. Gelombang
Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium. Radiasi terdiri dari
beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Ditinjau dari "massa" nya, radiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Radiasi elektromagnetik,
adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. 2) Radiasi partikel, adalah radiasi
berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta (β), partikel alfa (α), sinar gamma (γ),
sinar-X, partikel neutron.

2.2 Interaksi radiasi b dan elektron dengan materi.


2.2.1 Pengurangan energi.
Jika menembus materi, radiasi b berenergi tinggi akan kehilangan energinya menurut 2 tahap
sebagai berikut:
 atom tereksitasi atau terionisasi oleh energi radiasi b,
 sewaktu melaju di dekat inti atom materi, radiasi b dibelokkan arahnya oleh medan listrik inti
atom dan kecepatannya berkurang, dengan hilangnya energi tersebut menyebabkan terjadinya
atenuasi radiasi (Bremstrahlung).

5
 Setiap kali partikel b bertumbukan dengan atom, arah geraknya mengalami pembelokan yang
besar dan pergerakannya zigzag seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Penyerapan radiasi
b di dalam materi dihitung menurut rumus eksponensial.
 Jika energi elektron menjadi lebih besar dari beberapa MeV, ada kemungkinan inti atom dapat
tereksitasi, tetapi persentasenya sangat kecil.
 Pada proses Bremstrahlung energi elektron (E) berbanding dengan kuadrat nomor atom (Z)
dibagi massa elektron (E = (Z/m)2).
2.2.2 Daya perlambatan.
Energi partikel bermuatan listrik yang hilang per satuan jarak pada waktu menembus materi
disebut daya perlambatan linear (S). Perbandingan S dan kerapatan materi (r) disebut daya
perlambatan massa (Sm = S/r), artinya energi yang hilang pada materi bermassa 1 g dengan luasan 1
cm2. Meskipun materinya berbeda, daya perlambatan massa terhadap radiasi b atau elektron hampir
sama, karena Sm tidak berubah secara drastis.
2.2.3 Hamburan
Hamburan partikel b disebabkan oleh interaksinya dengan inti atom atau elektron orbital
materi. Untuk memperkecil hamburan digunakan materi dengan nomor atom yang kecil. Pada
pengukuran radioaktivitas radiasi b, dapat terjadi hamburan radiasi b oleh materi pendukung sumber.
Peristiwa ini disebut hamburan balik dan akan mempengaruhi hasil pengukuran. Besarnya hamburan
balik bergantung pada nomor atom dan tebal materi penghambur, makin tebal materi hamburan balik
makin besar, sampai mencapai nilai konstan, dan disebut hamburan balik jenuh. Koefisien hamburan
balik berubah berdasarkan nomor atom dan tebal materi pendukung, energi radiasi b, dan faktor lain.
Jika materi cukup tebal, maka nilai koefisiennya konstan, hal ini disebut koefisien hamburan balik
jenuh.
2.2.4 Anihilasi pasangan elektron-positron
Pada interaksi positron dengan materi, energi geraknya dapat berkurang hingga habis seperti
halnya pada interaksi antara elektron dengan materi. Positron yang kehilangan energi geraknya
bergabung dengan elektron dan berubah menjadi 2 buah foton yang dipancarkan ke arah yang
berlawanan. Peristiwa ini disebut anihilasi pasangan. Dalam hal ini, karena seluruh massa pasangan
menjadi energi foton, maka energi masing-masing foton adalah 0,51 MeV.
2.3 Interaksi partikel berat bermuatan listrik dengan materi.
Partikel bermuatan listrik selain elektron disebut partikel berat bermuatan listrik. Pada saat
menembus materi, partikel berat bermuatan listrik mengionisasi dan atau mengeksitasi atom, sama
seperti halnya elektron, dan karena massanya lebih besar daripada elektron, maka partikel tersebut
tidak kehilangan banyak energinya sewaktu bertumbukan dengan elektron, dan juga cenderung tidak
mengalami perubahan arah sehingga mampu menembus dengan arah lurus. Pengurangan energi
partikel berat bermuatan listrik pada saat interaksi, umumnya dapat diabaikan, sehingga
perlambatannya tidak dipengaruhi oleh materi. Jika partikel a, yang merupakan partikel berat
bermuatan listrik, menembus materi, maka jumlah pasangan ion per satuan jarak (ionisasi spesifik)

6
bertambah bersamaan dengan berkurangnya kecepatannya. Di udara, ionisasi spesifik menunjukkan
energi maksimal sebesar 370 keV, yaitu 3 milimeter dari akhir lintasan.
2.4 Interaksi foton dengan materi.
2.4.1Koefisien atenuasi.
Jika radiasi g atau radiasi-X menembus materi, maka akan terjadi interaksi dengan materi dan
mengalami pengurangan energi. Atenuasi karena interaksi adalah proses pengurangan energi foton
atau perubahan arah foton. Rasio atenuasi foton dalam materi yang tebalnya 1 cm disebut koefisien
atenuasi (m). Pada umumnya, semakin besar energi foton, semakin besar juga nilai m-nya. Oleh karena
itu, daya tembus foton dalam materi semakin besar bila panjang gelombangnya semakin pendek. Pada
materi tertentu, koefisien atenuasi dapat berubah berdasarkan rapat jenis materi tersebut, disebut
koefisien atenuasi massa (mm). Untuk materi tertentu, koefisien atenuasi massa yang hanya
berhubungan dengan panjang gelombang foton, dan merupakan rasio atenuasi foton dengan luasan 1
cm2 dan massa 1 g.
2.4.2 Efek fotolistrik.
Peristiwa terlepasnya elektron orbital suatu atom karena interaksi dengan radiasi g dinamakan
efek fotolistrik. Elektron yang dilepaskan pada peristiwa tersebut disebut fotoelektron, dan energi
geraknya adalah selisih antara energi ionisasi elektron orbital dan energi radiasi g. Pada saat energi
radiasi g kecil, kebanyakan fotoelektron terlepas dengan arah tegak lurus pada arah radiasi, tetapi bila
energinya besar maka fotoelektron terpancar ke arah depan dalam jumlah yang banyak. Secara teori,
semakin besar ikatan antara elektron dan inti atom maka semakin besar persentase terjadinya efek
fotolistrik; untuk elektron pada kulit K akan terjadi efek fotolistrik sebesar kira-kira 80%.
2.4.3 Efek Compton
Peristiwa terjadinya tumbukan antara foton dan elektron dalam suatu atom yang
mengakibatkan sebagian energi foton menjadi energi gerak elektron dan sebagian energi hamburan
foton disebut efek Compton. Bila energi foton cukup besar, efek Compton dapat terjadi pada elektron
orbital yang energi ikatnya dapat diabaikan. Selanjutnya, elektron dianggap sebagai elektron bebas,
energi dan momentumnya sama besar sebelum dan sesudah bertumbukan. Dalam hal ini terjadi
tumbukan elastis sempurna antara foton dan elektron. Koefisien atenuasi pada efek Compton ialah
jumlah dari perbandingan energi gerak elektron antibonding dan perbandingan energi hamburan foton.
Koefisien atenuasi pada efek Compton sebanding dengan nomor atom materi.
2.4.4 Produksi pasangan
Pada waktu foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV menembus materi dan mendekati inti
atom, karena pengaruh medan listrik yang kuat dari inti atom, foton berubah dan membentuk satu
pasangan yaitu positron dan elektron yang masing-masing berenergi sebesar 0,51 MeV. Peristiwa ini
disebut produksi pasangan. Energi sebesar 1,02 MeV ini disebut nilai batas ambang produksi
pasangan. Jumlah koefisien atenuasi radiasi g pada produksi pasangan makin bertambah bersamaan
dengan bertambahnya energi foton, di sisi lain juga sebanding dengan Z (Z+1) dari materi. Jumlah
koefisien atenuasi efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan disebut koefisien atenuasi
linear.

7
2.5 Interaksi neutron dengan materi.
Karena neutron tidak bermuatan listrik, seperti halnya foton, maka jarak lintasannya menembus
materi lebih panjang daripada jarak tembus partikel bermuatan listrik. Dan meskipun tidak berenergi
tinggi, neutron dapat masuk dengan mudah ke dalam inti atom. Oleh karena itu neutron mempunyai
peran penting dalam interaksinya dengan inti atom.
Dalam reaksi inti yang berupa penyerapan neutron, akan dipancarkan partikel misalnya proton,
deuteron, partikel a, neutron, radiasi g dan kombinasi sejumlah partikel tersebut. Reaksi penyerapan
neutron oleh inti dapat mengakibatkan reaksi pembelahan inti atom menjadi 2 atau lebih inti hasil
belah. Pada umumnya, makin kecil energi neutron maka semakin besar probabilitas terjadinya reaksi
inti.
Dengan neutron yang berenergi kurang dari 500 keV, terjadi hamburan elastis dan tangkapan
neutron, reaksi seperti ini memperlihatkan hamburan elastis dan tangkapan resonansi terhadap energi
spesifik. Bila energi neutron kecil, probabilitas tangkapan berbanding terbalik dengan kecepatan
neutron yaitu 1/v (hukum 1/v). Dengan neutron yang mempunyai energi sekitar 500 keV hingga 10
MeV, selain hamburan elastis dan tangkapan elektron, dapat juga terjadi hamburan inelastis dan
transformasi inti. Dengan energi sekitar 10 MeV hingga 50 MeV, mungkin terjadi pancaran lebih dari
2 partikel. Akibat hamburan elastis, sebagian energi neutron dapat dipindahkan menjadi energi inti
atom. Semakin kecil massa inti atom, maka semakin besar energi neutron yang hilang akibat
tumbukan. Berdasarkan hal ini, inti atom hidrogen dapat menurunkan energi neutron secara efisien
karena massanya sama.
2.5.1 HIPOTESIS MAXWELL
Teori maxwell dikemukakan pada 1864, oleh fisikawan Inggris, James Clerk Maxwell, yaitu
teori yang menyebutkan bahwa cahaya adalah rambatan gelombang yang dihasilkan oleh kombinasi
medan listrik dan medan magnetik. Gelombang yang dihasilkan oleh medan listrik dan medan
magnetik ini disebut gelombang elektromagnetik. Gelombang EM adalah gelombang yang tidak
memerlukan medium dalam perambatannya dan arah rambatnya tidak ditentukan oleh medan listrik
maupun medan magnet. gelombang EM merupakan gelombang transversal yang dapat merambat di
ruang hampa.
Gelombang EM mengalami:
 Pemantulan (refleksi)
 Pembiasan (refraksi)
 interferensi (perpaduan)
 difraksi (pelenturan)
Maxwell mengemukakan sebuah hipotesis yang berbunyi “perubahan medan magnet dapat
menimbulkan medan listrik dan sebaliknya perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan
magnet”. Hipotesis yang dikemukakan Maxwell mengacu pada dasar hukum tentang listrik magnet
seperti:

8
 Hukum Coulomb : muatan listrik dapat menghasilkan medan listrik di sekitarnya.
 Hukum Bio Savart dan Hukum Ampere : Arus listrik atau muatan listrik yang mengalir dapat
menghasilkan medan magnet di sekitarnya
 Hukum Faraday : perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik, dan perubahan
medan listrik dapat mmenghasilkan gaya gerak listrik (GGL) induksi
2.6 SIFAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Bentuk gelombang elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang transversal pada
umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi listrik dan magnetik dimana medan
listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) yang keduanya menuju ke arah gelombang
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1) Tidak memerlukan media rambat


2) Termasuk gelombang transversal dan memiliki sifat yang sama seperti gelombang transversal
3) Tidak membawa massa, namun membawa energy
4) Enegi yang dibawa sebanding dengan besar frekuensi gelombang
5) Medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) dan sefase
6) Memiliki momentum
7) Dibagi menjadi beberapa jenis tergantung frekuensinya (atau panjang gelombangnya)
8) Kecepatan gelombang elektromagnetik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
berikut :
c = E/B
Keterangan :
c = kelajuan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa (3.10-8 m/s)
E = kuat medan listrik (N/C)
B = kuat medan magnetik (Tesla)
9
Radiasi elektromagnetik mempunyai dua sifat : sebagai gelombang dan materi (partikel)
1. Sifat Gelombang :
 Radiasi elektromagnetik mempunyai frekuensi ()
 Energi radiasi (Power radiation). Radiasi elektromagnetik punya intensitas yang
proporsional dengan energi radiasi yaitu jumlah energi dari seberkas sinar yang
melewati luasan tertentu per detik.
 Difraksi. Bila seberkas radiasi elektromagnetik dilewatkan melalui celah sempit, maka
akan terjadi difraksi. Dalam difraksi terjadi perubahan/pemisahan panjang gelombang.
2. Sifat Radiasi Elektromagnetik
 Panjang gelombang () :
Jarak dari puncak ke puncak antara gelombang.
 Frekuensi (  ) :
Jumlah osilasi lengkap (jumlah unit panjang gelombang lengkap) yang dibuat gelombang per
detik. Satu osilasi per detik = satu hertz (Hz).
⃛)
 Bilangan gelombang (𝑉

3. Sifat Partikel :
Radiasi elektromagnetik memiliki energi radiasi
 Energi radiasi elektromagnetik dipancarkan dalam bentuk kuanta (atau foton),
energi satu foton hanya akan bergantung pada frekuensi.
E=h
 Sifat partikel dari radiasi elektromagnetik ditunjukkan dengan efek fotolistrik
E = h  = h c /
 Keterangan:
E = energi foton dalam Joule
v = frekuensi radiasi elektromagnetik

10
h = tetapan Planck = 6,626 x 10–34 J.s
c = kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s
 = panjang gelombang

2.6.1 SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memiliki muatan energi listrik dan
magnet tanpa memerlukan media rambat. Spektrum gelombang elektromagnetik terdiri dari
gelombang radio, gelombang mikro, sinar inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar-X, dan
sinar Gamma. Gelombang elektromagnetik meliputi :
 cahaya,
 gelombang radio,
 sinar X,
 sinar gamma,
 mikro gelombang, dan lain-lain.
Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa
diukur, yaitu: panjang gelombang (wavelength), frekuensi, amplitudo (amplitude), kecepatan.
Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua
puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.
Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi
elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding
terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek
suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya. Beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah
sebagai berikut:
1) Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga
kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada
tempat yang sama.
2) Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang.
3) Dari ciri nomor 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
transversal.
4) Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami
peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa
polarisasi karena termasuk gelombang transversal.
5) Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan
magnetik medium yang ditempuhnya.

11
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin, dan
dapat dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton, seperti
penjelasan berikut ini. – Jika panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi, maka hasilnya
adalah kecepatan cahaya = 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz. – Energi dari foton adalah 4.1 feV per
Hz, yaitu 4.1μeV/GHz. – Panjang gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24
μeVm. Pada Tabel 3 menjelaskan spektrum elektromagnetik di mana gelombang
elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena.

Sumber Gelombang Elektromagnitik Sumber gelombang elektromagnitik, terdiri dari:


1) Osilasi listrik.
2) Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
3) Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
4) Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X
(digunakan untuk rontgen).
Pada Tabel 4 memperlihatkan jenis gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
masing-masing.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

12
 Radiasi Elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Gelombang elektromagnetik merupakan rambatan dari medan litrik dan
medan magnet secara periodik yang saling tegak lurus ke segala arah (Berdasarkan
hipotesis maxwell).
 Cahaya yaitu energi berwujud gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada materi fisika, cahaya yaitu radiasi
elektromagnetik, tidak sewenang-wenang dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak.
 Radiasi adalah fenomena/peristiwa penyebaran energi gelombang elektromagnetik atau
partikel subatom melalui vakum atau media material. Gelombang Elektromagnetik
adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium. Radiasi terdiri dari
beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-
masing.

B. Saran
Sebagaimana dijelaskan pada bagian konsep bahwa perlunya pemahaman para siswa dalam
memahami kimia analitik instrumen dalam kehidupan. Dan semoga makalah ini dapat diperbaiki
untuk kedepannya melalui kritik dan saran pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gumilar, R., Fitriani, A. N., Ummutafiqoh, T., Subkhi, M. N., & Perkasa, Y. S. (2016). Studi
Pengukuran Koefisien Atenuasi Material Zincalume Sebagai Perisai Radiasi Gamma. Wahana
Fisika, 1(1), 21-31.

Lukum, A. 2022. Buku Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo:Universitas Negeri Gorontalo

Nugraha, D. A. (2022). KALEIDOSCOPE OF THE DUALISM OF LIGHT AS A FORM OF SELF-


RESPECT WITH THE UNIVERSE VERSES. EduFisika: Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1), 88-
95.

14

Anda mungkin juga menyukai