Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

“MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD & METODE


PEMBELAJARAN DISKUSI DAN DEMONSTRASI”

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Mandiri Tahun


2023

Disusun Oleh:

NAMA : SAHRUL RAMADHAN


KELAS :F
NIM : 4202431002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Sumber Kutipan
Upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa dapat dilakukan dengan cara memotivasi siswa
sehingga dia rela belajar tanpa paksaan,
menghubungkan bahan pelajaran dengan pengalaman
Jurnal 1 siswa, membuat lingkungan belajar yang kreatif dan
kondusif, serta menggunakan berbagai macam media,
model, dan metode mengajar. Oleh karena itu, salah
“PENERAPAN satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Student Team
MODEL
Achievement Division (STAD). Dalam model
PEMBELAJARAN pembelajaran ini siswa diarahkan untuk berdiskusi
STUDENT TEAM dengan teman sekelompoknya untuk menemukan
ACHIEVEMENT konsep. Belajar kelompok dalam Student Team
DIVISION (STAD) Achievement Division (STAD) juga mengajarkan
DILENGKAPI mereka untuk saling berdiskusi dan bekerjasama
dengan temannya sendiri. Melalui diskusi diharapkan
MEDIA WORD
siswa tidak merasa jenuh karena siswa dituntut aktif
SQUARE UNTUK dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
MENINGKATKAN minat belajar siswa. Selain itu, karena siswa merasa
MINAT DAN diberi tanggung jawab atas pemahaman terhadap materi
PRESTASI maka siswa akan cenderung meningkatkan perhatian
BELAJAR PADA (fokus) dalam belajar. Siswa dituntut untuk belajar
sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi yang ada
MATERI TATA
pada dirinya karena hasil kuis yang diberikan akan
NAMA SENYAWA menentukan keberhasilan tim. Selain itu, di akhir
KIMIA SISWA kegiatan akan ada rekognisi tim berupa penghargaan
KELAS X IPS 2 bagi tim terbaik. Hal ini dapat meningkatkan perasaan
SMA N 2 senang siswa terhadap proses pembelajaran. Salah satu
SUKOHARJO langkah pembelajaran dalam model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) adalah
TAHUN
belajar kelompok.
PELAJARAN
2015/2016” Minat belajar siswa merupakan rasa lebih suka atau rasa
ketertarikan terhadap bidang tertentu yang ditunjukan
dengan perhatian yang lebih, partisipasi aktif, dan
perasaan senang yang karenanya siswa akan lebih giat
belajar tanpa ada yang menyuruh sehingga
mempengaruhi proses dan hasil belajar mereka.Oleh
karena itu, dalam penelitian ini aspek yang digunakan
untuk mengukur minat belajar siswa adalah perhatian,
partisipasi aktif, dan perasaan senang. Penerapan model
pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Selain itu, penerapan model
pembelajaran STAD juga dapat meningkatkan prestasi
dan minat belajar siswa dengan aspek minat belajar
yang diukur yaitu perhatian, perasaan senang, kemauan,
dan partisipasi aktif. Berdasarkan hasil studi komparasi
diketahui bahwa model pembelajaran STAD lebih
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
dibandingkan model pembelajaran TGT.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ada 4
(empat) tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam
model pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995), yakni
Jurnal 2 salah satunya adalah tipe STAD (Student Team
Achiement Division). Tipe STAD dikembangkan oleh
“PENERAPAN Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas
MODEL John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling
PEMBELAJARAN sederhana dan paling langsung dari pendekatan
KOOPERATIF pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan untuk
mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa
TIPE STAD setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun
UNTUK tertulis. Langkah-langkah model pembelajaran
MENINGKATKAN kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.
HASIL BELAJAR
KIMIA”

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan pada


umumnya siswa mengalami kesulitan dalam
pemahaman dan penerapan konsep dan kurangnya
minat siswa terhadap pelajaran kimia. Di samping itu,
materi kimia unsur berisi konsep-konsep yang abstrak.
guru kurang memberikan contoh-contoh konkrit
tentang permasalahan yang ada di lingkungan sekitar
yang dikaitkan dengan ilmu kimia yang sering dijumpai
siswa. Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk
mengoptimalkan pembelajaran kimia di kelas dengan
menerapkan pendekatan dan metode yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
rendahnya aktivitas, minat, dan hasil belajar kimia
siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: (1) penyampaian materi kimia oleh guru dengan
metode demonstrasi yang hanya sekali-kali, diskusi
informasi, dan ceramah cenderung membuat siswa
jenuh, siswa hanya dijejali informasi yang kurang
konkrit dan kurang menarik karena bersifat teoritis dan
abstrak; (2) metode mengajar yang digunakan guru
kurang bervariasi dan tidak inovatif, sehingga
membosankan dan tidak menarik minat siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan disimpulkan bahwa
untuk meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa
terhadap materi pelajaran kimia perlu adanya perbaikan
dalam pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
melalui metode kooperatif learning Tipe STAD.

Model pengajaran (models of teaching) merupakan


Buku 1 suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas,
merancang bahan pembelajaran serta untuk
“BUKU AJAR menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Joyce
STRATEGI & Weill, 2004). Setiap model mengarahkan kita dalam
BELAJAR mendesain pembelajaran untuk membantu siswa
MENGAJAR mencapai tujuan pembelajaran.
KIMIA”
Untuk dapat disebut sebagai model pembelajaran,
terdapat lima unsur penting yang harus dimiliki suatu
model pembelajaran, yaitu (1) Sintaks, (2) Sistem
social, (3) Prinsip reaksi, (4) Sistem Pendukung, (5)
Dampak instruksional dan dampak pengiring (Joyce &
Weill, 2004).
1. Sintaks, yakni urutan pembelajaran yang biasa
disebut fase atau tahap. Sintaks suatu model
menunjukkan keseluruhan alur atau urutan
kegiatan belajar mengajar. Sintaks menentukan
jenis-jenis tindakan guru dan siswa yang
diperlukan, urutannya dan tugas-tugas untuk
siswa.
2. Sistem sosial, yaitu peran siswa dan guru serta
norma yang harus diikuti. Sistem sosial
menyatakan peran dan hubungan siswa dengan
guru, dan jenis-jenis aturan yang dianjurkan.
3. Prinsip reaksi, yaitu gambaran bagi guru tentang
bagaimana cara memandang dan merespon apa
yang dilakukan siswa.
4. Sistem pendukung, yaitu kondisi atau syarat
yang diperlukan untuk terlaksananya suatu
model. Sistem pendukung suatu model
merupakan semua sarana, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menerapkan model tersebut.
5. Dampak instruksional dan dampak pengiring.
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang
dicapai langsung dengan cara mengarahkan
para pelajar pada tujuan yang diharapkan.
Sedangkan dampak pengiring adalah hasil
belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu
proses belajar mengajar, sebagai akibat
terciptanya suasana belajar yang dialami
langsung oleh para pelajar tanpa arahan
langsung dari guru.

Model pembelajaran berimplikasi pada sesuatu


yang lebih luas daripada metode atau struktur,
dan mencakup sejumlah pendekatan untuk
pengajaran. Model pembelajaran juga berfungsi
sebagai sarana komunikasi yang penting di
dalam kelas. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas. Serupa dengan lima komponen yang
menjadi syarat suatu model pembelajaran,
Arends (2007) mengemukakan 4 hal yang
menjadi ciri khusus dari suatu model
pembelajaran, yaitu
a) Rasional teoritik yang logis yang
disusun oleh perancangnya,
b) Landasan pemikiran tentang tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dan
bagaimana siswa belajar untuk
mencapai tujuan tersebut,
c) Aktivitas guru dan siswa yang
diperlukan agar model tersebut dapat
terlaksana dengan efektif, dan
d) Lingkungan belajar yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu


model yang menekankan berpikir dan bertindak
demokratis, pembelajaran aktif, prilaku kooperatif dan
menghormati perbedaan dalam kelompok. Struktur
tugas dalam pembelajaran ini mengupayakan kerjasama
siswa dalam kelompok kecil yang heterogen. Struktur
tujuannya menghendaki pencapaian keberhasilan
secara bersama-sama dan struktur penghargaannya
lebih mengakui upaya kolektif daripada nilai individual.
Model pembelajaran kooperatif menghendaki
pencapaian tiga tujuan instruksional, yaitu:
(1) Hasil belajar akademik,
(2) Penerimaan terhadap keragaman,
(3) Pengembangan keterampilan sosial.
Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif
dilakukan langkah-langkah yang mencakup tugas:
a. Perencanaan meliputi memilih pendekatan,
memilih materi yang sesuai, pembentukan
kelompok siswa, pengembangan materi dan
tujuan, mengenalkan siswa terhadap tugas dan
peran, serta merencanakan waktu dan tempat.
b. Interaktif, terdiri dari menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa, menyajikan informasi,
mengorganisasikan dan membantu kelompok
belajar, melaksanakan evaluasi dan
memberikan penghargaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif terdapat
beberapa macam model yang dapat diterapkan, yaitu
STAD (Student Team Achevement Division), Jigsaw,
Investigasi Kelompok (IK), TGT (Team Game
Tournament), Think Pair Share (TPS), Numberel Head
Together (NHT), dan Team Accelerated Instruction
(TAI).
 Model STAD (Student Team Achevement
Division)
Pada model ini siswa dalam dalam suatu kelas dibagi
menjadi beberapa tim yang beranggota 4 - 5 orang.
Kelompok diupayakan heterogen. Guru
mempresentasikan sebuah pelajaran, dan kemudian
siswa bekerja di dalam timnya. Anggota tim
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya. Anggota kelompok saling membantu
untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis
atau melakukan diskusi. Secara individual setiap
minggu atau dua minggu siswa diberi kuis. Hasil kuis
ini diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Skor kuis siswa dibandingkan dengan rata-rata skor
mereka yang lalu, dan poin diberikan berdasarkan
seberapa jauh siswa dapat menyamai atau melampaui
kinerja mereka terdahulu. Poin-poin ini kemudian
dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan tim-tim
yang memenuhi kriteria tertentu diberi sertifikat atau
penghargaan. Keseluruhan siklus kegiatan ini yaitu dari
presentasi guru sampai mengerjakan kuis, biasanya
memerlukan waktu 3-5 periode pertemuan. Ide utama
di balik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling
memberi semangat dan membantu menuntaskan
keterampilanketeramoilan yang dipresentasikan guru.
Apabila siswa ingin tim mereka mendapatkan
penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu
tim dalam mempelajarai bahan ajar tersebut. Meskipun
siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling
membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa harus
menguasai materi tersebut. STAD paling cocok
digunakan untuk mengajarkan tujuan-tujuan yang
terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika,
mekanika, geografi, keterampilan membaca peta dan
konsep-konsep sains.
Menurut Slavin (Isjoni,H., 2009: 15), ‘Pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
Buku 2 kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen’. Pembelajaran
“PEMBELAJARAN kooperatif dapat digunakan dalam membuat laporan
KOOPERATIF penelitian pada pembelajaran IPA dan IPS, namun
TIPE STUDENT dalam hasil penelitian Suryadi (Isjoni,H., 2009: 15)
TEAMS pada pembelajaran matematika menyimpulkan bahwa,
‘Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk
ACHIEVEMENT meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah
DIVISION” pembelajaran kooperatif’. Pembelajaran kooperatif
dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani
bertanya, mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman, dan saling memberikan pendapat.
Selain itu dalam belajar siswa dihadapkan pada latihan
soal atau pemecahan masalah , oleh sebab itu
pembelajaran kooperatif sangat baik untuk
dilaksanakan karena siswa dapat bekerjasama dan
saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas yang
dibebankan padanya. Pembelajaran kooperatif juga
sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis, bekerjasama, dan membantu teman,
karena siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif
terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang
berkualitas, serta dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Menurut Lie A., (2008: 5) model ini muncul akibat dari
paradigma terhadap pendidikan telah berubah,
diantaranya:
1) Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan
dikembangkan oleh siswa.
2) Siswa membangun pengetahuan secara aktif.
3) Pengajar perlu berusaha mengembangkan
kompetensi siswa.
4) Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara
siswa dan interaksi antar guru dan siswa.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sekedar belajar kelompok.
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Adapun unsur-unsur
pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David
Johnson (Lie,A., 2008: 31), yaitu:
1) Saling ketergantungan positif
2) Tanggung jawab perseorangan
3) Tatap muka
4) Komunikasi antar anggota
5) Evaluasi proses kelompok

 Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


Banyak tipe dalam Cooperative Learning yang
dikembangkan oleh para ahli antara lain: mencari
pasangan, bertukar pasangan, TPS, TAI, jigsaw, TGT,
STAD dan banyak teknik lainnya. Namun dalam skripsi
ini, hanya mengambil satu tipe yaitu tipe STAD
(Student Team Achievment Division). Inti dari STAD
ini adalah guru menyampaikan suatu materi kemudian
para siswa bergabung dalam kelompok yang ditentukan
secara heterogen berdasarkan prestasi siswa yang terdiri
atas empat sampai enam siswa untuk menyelesaikan
soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah itu mereka
mengerjakan tes akhir, kemudian guru bersama siswa
menghitung skor perkembangan individu dan
memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh nilai terbesar. STAD merupakan salah satu
tipe Cooperative Learning yang paling sederhana.
Pembelajaran ini bertujuan untuk mendorong siswa
melakukan kerja sama, saling membantu
menyelesaikan tugas-tugas dan menerapkan
keterampilan yang diberikan. Dalam Cooperative
Learning tipe STAD siswa ditempatkan dalam
kelompok belajar beranggotakan empat sampai enam
orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerja, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja di kelompok mereka
untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok
telah menguasai materi tersebut. Akhirnya kepada
seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, dan
di dalam tes mereka tidak dapat saling membantu. Poin
setiap anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk
mendapatkan skor kelompok. Tim yang mencapai
kriteria tertentu diberikan sertifikat atau penghargaan
yang lain. Penerapan Cooperative Learning tipe STAD
merujuk pada konsep Slavin R., (2009: 143-163)
dengan langkah-langkah yaitu: 1) Penyajian materi, 2)
Kegiatan kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan skor
perkembangan individu, 5) Pemberian penghargaan
kelompok.

Model Kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh


Robert Slavin dan kolega-koleganya di Universitas
John Hopkin (Rusman, 2013). Model pembelajaran
STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan salah
satu model yang banyak digunakan dalam pembelajaran
kooperatif menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif
dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam
kelompok belajar kemampuan akademik yang berbeda,
sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang
berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis
kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial
lainnya(Slavin, 2013).
Langkah-langkah pembelajaran STAD antara lain:
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai.
2) Guru memberikan tes atau kuis kepada setiap
siswa secara individu sehingga akan diperoleh
nilai awal kemampuan siswa.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4- 5 anggota di mana
anggota kelompok mempunyai kemampuan
akademik yang berbeda beda.
4) Guru memberikan tugas kepada kelompok
berkaitan dengan materi yang telah diberikan ,
mendiskusikannya secara bersama-sama, saling
membantu antara anggota lain serta membahas
jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan
utamanya adalah memastikan bahwa setiap
kelompok dapat menguasai konsep dan materi.
5) Guru memberikan tes atau kuis kepada setiap
siswa secara individu.
6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan dan memeberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar individual dari nilai awal kenilai kuis
berikutnya (Shohimin, 2017 :187).
Jenis model pembelajaran kooperatif mempunyai
berbagai model. Namun dariberbagai model
pembelajaran kooperatif tersebut yang dirasa paling
tepat bagi siswa dalam pembelajaran ditinjau dari
kemampuan potensi akademik menurut peneliti adalah
Student Team Achievement Division (STAD). Dalam
pembelajaran kooperatif model STAD
akanmemberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dalam kelompok kelas sehingga akan
tercipta suasana belajar yang lebih aktif, efektif dan
menyenangkan (Primartadi, 2012). Model STAD
adalah untuk memotivasi siswa agar saling membantu
dalam memahami sebuah materi pelajaran dan saling
membantu dalam menyelesaikan masalah
(Utami,2015).

Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan


dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe
STAD mempunyai beberapa keunggulan menurut
(Isjoni, 2010: 51) keunggulan tersebut yaitu:
1) Menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal dalam kegiatan
kelompok.
2) Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama
untuk memberikan sumbangan skor maksimal
bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang
diperolehnya berdasarkan skor perkembangan
individu.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif


tipe STAD juga memiliki kekurangan yaitu menurut
(Trianto, 2009: 70) adalah harus adanya pengaturan
tempat duduk yang baik dalam kelompok, hal ini
dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembalajaran
kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk
dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan
gagalnya pembalajaran pada kelas.
METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DAN DEMONSTRASI

Sumber Kutipan
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang
digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jurnal 1 Penggunaan metode pembelajaran sangat perlu untuk
mempermudah proses pembelajaran.
“PERBANDINGAN Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang
METODE menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dan
DISKUSI DAN tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan
DEMONSTRASI suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat
TERHADAP suatu keputusan. Pada metode diskusi setiap siswa
HASIL BELAJAR menempati posisi yang dominan dalam proses
MATEMATIKA pembelajaran, setiap siswa dalam setiap kelompok
SISWA POKOK diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai
BAHASAN materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika
BANGUN RUANG kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dapat
KELAS VIII MTs menyampaikannya dengan baik dan menyumbangkan
USB SAGULUNG nilai bagi kelompoknya. Sedangkan metode
BATAM TAHUN demonstrasi adalah suatu cara menyampaikan pelajaran
PELAJARAN kepada siswa dengan memperagakan atau menunjukkan
2013/2014” alat pelajarannya secara langsung, sehingga siswa dapat
melihat, meraba dan merasakan alat peraga itu. Kedua
metode ini menimbulkan keaktifan belajar siswa.
Metode Diskusi
 Menurut Sumiati dan Asra (2009:141), diskusi
adalah salah satu metode pembelajaran agar
siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan
dan keterampilannya.
 Menurut Zaini (2005:123), cit. Siadari at el.
(2012): Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah
oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu
kelompok, untuk saling bertukar pendapat
tentang suatu masalah atau bersama-sama
mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah.
 Metode diskusi merupakan interaksi antara
siswa dengan siswa atau siswa dengan guru
untuk menganalisis, memecahkan masalah,
menggali, memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu (Aqib, 2013:107).
 Sedangkan Willis (2012:107) mengemukakan
bahwa: Metode diskusi adalah suatu cara untuk
menyebarkan informasi atau pelajaran melalui
diskusi. Diskusi biasanya timbul apabila ada
suatu masalah yang diperkirakan jawabannya
bermacam-macam, sehingga menimbulkan
dialog-dialog di antara peserta diskusi.
 Selanjutnya Sanjaya (2008:154) mengemukakan
bahwa, “Metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan”.
 Metode diskusi yaitu peserta dihadapkan pada
suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang problematik untuk dibahas dan
dipecahkan bersama (Daryanto, 2013:12).

Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan
dengan syarat memiliki keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau
melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan
sesungguhnya (Aqib, 2013:104).
 Menurut Huda (2013:231): Metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau menunjukkan suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
 Metode demonstrasi adalah suatu cara
menyampaikan pelajaran kepada siswa dengan
meragakan/menunjukkan alat pelajarannya
secara langsung, sehingga siswa dapat melihat,
meraba dan merasakan alat peraga itu (Willis,
2012:105).
 Sedangkan menurut Daryanto (2013:14),
metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian
informasi kegiatan belajar mengajar dengan
mempertunjukkan tentang cara melakukan
sesuatu disertai penjelasan secara visual dari
proses dengan jelas.
Proses pembelajaran yang berkualitas ditandai dengan
adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa.
Dalam rangka perancangan dan pelaksanaan
Jurnal 2 pembelajaran yang sistematik, pemilihan strategi
pembelajaran perlu mendapatkan perhatian secara
“Pengaruh saksama untuk menciptakan pengelolaan proses belajar
Penggunaan mengajar yang efektif. Ambarina dalam Muldayanti,
Metode Diskusi Dan (2013:12) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
Demonstrasi Serta dasarnya merupakan interaksi guru dengan siswa untuk
mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Guru
Gaya Belajar merupakan ujung tombak dalam pembelajaran, untuk itu
Terhadap Hasil guru dituntut harus memiliki kemampuan yang baik
Belajar Biologi dalam mengajar. Seorang guru yang professional harus
Siswa Kelas VIII memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan berbagai
SMP Negeri 2 metode dan strategi pembelajaran. Hal ini menjadi
Larantuka penting untuk diperhatikan karena salah satu penentu
berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah
Kabupaten Flores ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan metode
Timur” pembelajaran. Hamdani (2011:80) menyatakan bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru
untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Oleh
karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk
menciptakan proses pembelajaran sangat penting.
Namun berdasarkan pengamatan secara terbatas,
kemampuan mengajar dikalangan guru masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru yang
kurang kreatif dalam menentukan metode mengajar
yang tepat untuk menyampaikan materi bahan ajar.
Guru hanya memindahkan kemampuannya kepada
siswa, dimana tugas guru adalah memberi dan tugas
siswa adalah menerima. Pada umumnya transformasi
pengetahuan kepada siswa melalui penuturan lisan atau
ceramah. Dalam hal ini guru yang efektif dan siswa
cenderung pasif. Akibatnya pembelajaran menjadi tidak
efektif dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak
tercapai. Guru yang efektif harus memiliki tiga
kemampuan dasar yaitu (1) memiliki kemampuan yang
luas dalam bidang ilmu yang diajarkan, (2) menguasai
proses perencanaan dan pengelolaan pengajaran dan
pembelajaran, (3) memiliki kemampuan memantau,
menilai dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsinya sebagai guru. Tiga kemampuan
dasar tersebut tentunya menjadi syarat minimal yang
harus dimiliki guru agar proses pembelajaran berjalan
menjadi efektif (Sidi, 2002:2).

Berbagai metode tersebut dapat diterapkan secara


terpisah maupun dipadukan/dikombinasikan diantara
metode pembelajaran yang ada pada pelajaran. Metode
yang bisa digunakan dalam pelajaran pada adalah
metode diskusi dan metode demonstrasi. Metode diskusi
adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan suatu masalah (Hasibuan dan
Moedjono, 2006:20). Salah satu tujuan dari metode
diskusi adalah mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan pada
diri siswa. Sedangkan metode demonstrasi adalah suatu
metode yang cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan
oleh guru atau sumber belajar lainnya yang ahli dalam
topik bahasan (Sumantri, 2001:82). Tujuan dari metode
demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat
dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui
penglihatan dan pendengaran.

Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan


Buku 1 pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
“BUKU AJAR pemecahan masalah. Dalam diskusi digunakan
STRATEGI pertanyaan-pertanyaan yang menguji kemungkinan
BELAJAR jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari satu, tidak
MENGAJAR menanyakan ”manakah jawaban yang benar” tetapi
KIMIA” lebih menekankan pada ”mempertimbangkan dan
membandingkan”, menarik minat siswa dan sesuai
dengan taraf kemampuannya.
 Kelebihan metode diskusi antara lain:
a. Siswa belajar bermusyawarah.
b. Siswa mendapat kesempatan ujtun menguji
tingkat pengetahuanmasingmasing.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
 Sedangkan kelemahan metode diskusi antara
lain:
a. Pendapat serta pertanyaan siswa kadang-
kadang menyimpang dari pokok persoalan.
b. Kesulitan dalam menyimpulkan sering
menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c. Membutuhkan waktu lebih banyak.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar


dimana guru menunjukkan kepada kelas suatu benda
aslinya, tiruan (wakil dari benda) atau suatu proses.
Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
 Kelebihan
a. Perhatian siswa dapat dipusatkan dan pokok
bahasan yang dianggap penting oleh guru
dapat diartikan seperlunya.
b. Siswa ikut serta aktif bila demonstrasi
sekaligus dilanjutkaN dengan eksperimen.
c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi sekiranya siswa
hendak mencoba mempelajari suatu proses
dari buku bacaan.
d. Beberapa persoalan yang belum dimengerti
ditanyakan langsung saat proses itu
ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.

 Kelemahan
a. Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak
semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat
terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
b. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen
ada kemungkinan siswa menjadi lupa, dan
pelajaran tidak akan berarti karena tidak
menjadikan pengalaman bagi siswa.
Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah
percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam
satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang
Buku 2 suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan
mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu
“MODEL DAN masalah. Menurut Wahab (2008:100) diskusi adalah
METODE suatu tugas yang benarbenar memerlukan keahlian
PEMBELAJARAN sedangkan menurut Sagala (2011:208) Diskusi adalah
DI SEKOLAH” percakapan ilmiah yang reponsif berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan
problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide
ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk
memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari
kebenaran. Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang
dibicarakan. Dalam percakapan itu diharapkan para
pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok
masalahnya. Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan
percakapan, situasi lebih santai kadang diselingi dengan
humor. Dalam diskusi, semua anggota turut berfikir dan
diperlukan disiplin yang ketat. Metode diskusi menurut
Suryosubroto (2009:167) adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan
kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

 Keuntungan metode diskusi


Ada beberapa keuntungan metode dikusi
menurut Suryosubroto (2009:172) yaitu:
a) Metode diskusi melibatkan semua siswa
secara langsung dalam proses belajar.
b) Setiap siswa dapat menguji tingkat
pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c) Metode dikusi dapat menumbuhkan dan
mengembangkan cara berfikir dan sikap
ilmiah.
d) Dengan mengajukan dan
mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi diharapkan para siswa akan dapat
memperoleh kepercayaan akan
(kemampuan) diri sendiri.
e) Metode diskusi dapat menunjang usaha-
usaha pengembangan sikap sosial dan
sikap demokrasi para siswa.
 Kelemahan Diskusi
a) Diskusi terlampau menyerap waktu.
Kadang-kadang diskusi larut dengan
keasikannya dan dapat mengganggu
pelajaran lain.
b) Pada umumnya peserta didik tidak
berlatih untuk melakukan diskusi dan
menggunakan waktu diskusi dengan
baik, maka kecenderungannya mereka
tidak sanggup berdiskusi.
c) Kadang-kadang guru tidak memahami
cara-cara melaksanakan diskusi kadang-
kadang guru tidak memahami cara-cara
melaksanakan diskusi, maka
kecenderungannya diskusi menjadi tanya
jawab.
Langkah-langkah metode Diskusi Menurut Zain
(2010:86) menyebutkan langkah-langkah umum
pelaksanaan diskusi sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah secara jelas
2) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk
kelompokkelompok diskusi memilih pimpinan
diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur
tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya
sesuai dengan tujuan diskusi.
3) Siswa diberikan bimbingan/pengawasan oleh
guru dalam melakukan diskusi.
4) Guru memberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja.
5) Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh
anggota kelompok tidak menyuruh salah satu
siswa untuk mengerjakan.
6) Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan
baik dan sistematik dan menyampaikan di depan
kelas.

Berhasil tidaknya diskusi banyak tergantung pada


faktor:
a) Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.
b) Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang
disrumuskan.
c) Partisipasi dari setiap anggota.
d) Terciptanya situasi yang merangsang jalanya
diskusi.
e) Mengusahakan masalahnya supaya cukup
problematik dan merangsang siswa berfikir.
Biasanya masalah tersebut dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan pikiran.
SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN
METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DAN DEMONSTRASI PADA
MATERI HIDROKARBON
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Orientasi : Guru dan peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta menyampaikan kabar masing-
masing.
Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan melakukan presensi.
Apersepsi : Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi sebelumnya yaitu “materi dan unsur”
Guru mengajukan pertanyaan materi prasyarat: “Apa yang kalian ketahui tentang senyawa hidrokarbon?”
Motivasi: Guru memotivasi peserta didik dengan menunjukkan contoh salah satu wujud senyawa hidrokarbon
dalam kehidupan yaitu alkohol dan bahan bakar.
Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari bab ini.

Kegiatan Inti (135 menit)


Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Menyajikan atau menyampaikan informasi Peserta didik diberi motivasi atau ransangan untuk memusatkan
perhatian (berpikir kritis dan bekerja sama (4C) dalam mengamati
permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur, dan
tanggung jawab (karakter) pada sub materi kekhasan atom karbon”
1. Guru meminta peserta didik mengamati sebuah video
https://youtu.be/-6dxJ8sQMqk

Mengorganisasikan siswa salam kelompok 2. Peserta didik membentuk kelompok dengan arahan guru secara
belajar secara heterogen heterogen.
3. Membagikan LKPD kepada tiap kelompok.

Guru Memberikan tugas kepada setiap 4. Guru menerangkan tugas yang akan dikerjakan oleh masing-
kelompok masing kelompok
5. Setiap kelompok melakukan penyelidikan mandiri untuk
mengidentifikasi kekhasan atom karbon sesuai petunjuk LKPD
6. Siswa berdiskusi antar teman sekelompoknya mencoba dan
mengaitkan antar konsep dalam pembelajaran. Siswa yang
pintar menjelaskan akan menjelaskan materi pada temannya
yang lain
Membimbing kelompok bekerja dan 7. Guru membimbing peserta didik dalam melakukan
belajar penyelidikan sesuai LKPD
8. Guru sebagai fasilitator mengamati kerja setiap kelompok secara
bergantiandan memberikan bantuan secukupnya jika diperlukan
9. Guru sebagai fasilitator mengingatkan setiap siswa supaya
menerapkan keterampilan kooperatif dalam kerja kelompok,
selalu menghargai pendapat orang lain, dan memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menemukan ide dan
menjawab pertanyaan yang tersedia.

Evaluasi 10. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok


mengenai permasalahan di LKPD dengan sikap percaya diri.
11. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil
karyanya
12. Peserta didik yang berasal dari kelompok lainnya beserta
guru memberikan tanggapan serta menganalisis hasil presentasi
meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan
lainnya.
13. Guru mengevaluasi hasil kerja setiap kelompok kemudian
memberikan apresiasi.
14. peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
daari guru terkait pembelajaran.
15. Peserta didik menyimpulkan beberapa konsep penting
tentang karakteristik senyawa didampingi oleh guru.
Memberikan Penghargaan 16. Guru semaksimal mungkin memberikan penghargaan dan
apresiasi kepada setiap kelompok atas upaya dan hasil belajar
siswa baik secara individu maupun kelompok
17. Siswa menerima penghargaan dari guru dan merasa puas atas
apa yang sudah dikerjakan..
Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik


baik katas Kerjasama dan kinerja yang baik.
2. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada
pertemuan berikutnya yaitu “Identifikasi Atom C, H dan O”
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup dan doa
penutup. Sikap disiplin dan mengamalkan ajaran agama
(Karakter)

Anda mungkin juga menyukai