Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STATISTIK

SPIN DAN KEMAGNETAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

DEWA NYOMAN SADEWA A24120034

ELSAPITA A. ONTO A24120037

MEGAWATI L. BINANGKARI A24120029

MEYLING PUSPITASARI KOSISTON A24120023

INDAH PUTRI RAMADANI A24120056

WIDYA SARI A24120045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Spin dan Kemagnetan" ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Bapak Dr. Darsikin, M.Si selaku dosen mata kuliah Statistik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Spin dan Kemagnetan dalam proses pembelajaran
bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan yang tidak
kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam
makalah ini, dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun sebagai pembelajaran
selanjutnya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 23 Mei 2023

Penyusun

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB 2 ............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Spin dan Kemagnetam ........................................................................................ 6
2.2 Bagian bagian spin dan kemagnetan ..................................................................................... 7
2.3 Persamaan atau rumus spin dan kemagnetan ........................................................................ 8
2.4 Hubungan spin dan kemagnetan ........................................................................................... 9
BAB 3 ........................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sudah sejak lama studi dan penelitian tentang magnet telah menghasilkan berbagai
produk yang bermanfaat bagi umat manusia. Produk-produk seperti motor listrik, generator
listrik, satelit, sistim pemantau radar, central lock pintu mobil, lampu, perangkat pengangkat
dan penarik benda logam pada pesawat angkat, hingga kereta api cepat adalah beberapa
contoh penerapan magnet. Produk di bidang kesehatan juga telah banyak dihasilkan yang
memanfaatkan prinsip kemagnetan ini yaitu MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan
gelang/kalung bio-magnet yang membanjiri Indonesia produksi China maupun Jepang yang
berupa magnet tetap yang diklaim bisa membantu melancarkan peredaran darah dan
memperbaiki syaraf yang terjepit.

Penelitian tentang magnet elektrik untuk motor listrik adalah yang paling banyak
dilakukan khususnya motor listrik yang bisa menghasilkan torsi besar, ukurannya yang
semakin kecil, mudah dalam pemanfaatan dan pengontrolannya, serta efisien dalam
penggunaan energi listriknya. Produk-produk tersebut seluruhnya buatan luar negeri dan
banyak diimpor oleh perguruan tinggi dan industri di Indonesia.

Ketika materi ditempatkan dalam medan magnet, kekuatan magnetik dari bahan
yangberelektron tersebut akan terpengaruh. Efek ini dikenal sebagai Hukum Faraday Induksi
Magnetik. Namun, bahan dapat bereaksi sangat berbeda dengan kehadiran medan magnet
dari luar . reaksi ini tergantung pada sejumlah faktor, seperti struktur atom, molekul
material, dan medan magnet terkait dengan atom. Momen magnetik yang berhubungan
dengan atom memiliki tiga penyebab, antara lain gerakan orbital elektron, perubahan dalam
gerak orbit yang disebabkan oleh medan magnet luar, dan spin dari elektron.

Pada sebagian besar atom, setiap elektron memiliki pasangan. Spin elektron dalam
pasangan di arah yang berlawanan. Jadi, ketika elektron dipasangkan bersama-sama, mereka
berputar berlawanan menyebabkan mereka untuk membatalkan medan magnet satu sama
lain. Oleh karena itu, tidak ada medan magnet bersih. Selain itu, bahan dengan beberapa
elektron berpasangan akan memiliki medan magnet bersih dan akan bereaksi lebih untuk
bidang eksternal. Kebanyakan bahan dapat diklasifikasikan sebagai diamagnetik atau
ferromagnetik.

Berdasarkan sifat medan magnetik atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan
yaitu,diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Bahan diamagnetik adalah bahan yang
resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya adalah nol, tetapi orbit
dan spinnya tidak sama dengan nol. Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan
magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya tidak sama dengan nol, tetapi resultan
medan magnet atomis total seluruh atom atau molekul dalam bahan adalah nol. Sedangkan,
bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis yang besar, hal
ini terutama disebabkan oleh momen magnetik spin elektronnya (Halliday & Resnick,
1989).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari spin dan kemagnetan?


2. Bagaimana penjelasan bagian-bagian dan bentuk dari spin dan kemagnetan?
3. Bagaimana menentukan persamaan atau rumus dari spin dan kemagnetan?
4. Menjelaskan hubungan antara spin dan kemagnetan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dari spin dan kemagnetan


2. Memahami penjelasan bagian-bagian dan bentuk dari spin dan kemagnetan
3. Dapat mengetahui bagaimana menentukan persamaan atau rumus dari spin dan
kemagnetan
4. Dapat mengetahui menjelaskan hubungan antara spin dan kemagnetan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spin dan Kemagnetam


Dalam mekanika kuantum, spin adalah momentum sudut intrinsik yang berhubungan
dengan partikel. Sebagai contoh, partikel dasar seperti elektron, mempunyai momentum sudut
dari spin, sekalipun mereka (untuk maksud lain) adalah seperti partikel titik. Spin dalam
fisika adalah momentum sudut intrinsik yang terkait dengan partikel subatomik. Spin
dapat digunakan untuk mengidentifikasi partikel subatomik dan membedakannya dari partikel
lain yang memiliki massa dan muatan yang sama. Dalam fisika atom, bilangan
kuantum spin adalah bilangan kuantum yang menentukan momentum sudut intrinsik (atau
momentum sudut spin, atau hanya spin) suatu partikel subatomik. Bilangan kuantum spin
berfungsi untuk menyatakan momentum sudut suatu partikel dan memberikan petunjuk apakah
suatu partikel subatomik, seperti elektron, memiliki sifat kemagnetan

Salah satu cara membayangkan spin adalah membayangkan zarah sebagai gasing kecil yang
berputar di sumbunya. Namun, konsep ini bisa menyesatkan karena dalam mekanika kuantum,
zarah tak punya sumbu tetap. Kemagnetan dalam fisika adalah sifat yang berkaitan dengan
konsep magnet. Berdasarkan sifat medan magnet atomisnya, sifat kemagnetan bahan dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetic. Dalam sifat
kemagnetan suatu benda, bilangan kuantum spin dapat menunjukkan sifat kemagnetan elektron.
Ketika elektron dengan spin berlawanan disatukan, tidak ada medan magnet bersih karena
keduanya saling meniadakan. Bilangan kuantum magnetik juga menggambarkan distribusi
elektron dalam ruang orbital dan menentukan orientasi elektron dalam ruang orbital.
Kemagnetan suatu benda dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti penggunaan
magnet di tubuh ikan salmon untuk mendeteksi lokasi migrasi atau sebagai alat navigasi.

Spin dan kemagnetan adalah konsep dalam fisika yang berkaitan dengan momen magnet dan
momentum sudut. Berikut adalah beberapa informasi terkait dari hasil pencarian:

Dasar dari kemagnetan adalah momen magnet


Beberapa material tersusun dari atom yang memiliki elektron berpasangan pada orbital
dengan satu spin mengarah ke atas dan satu spin mengarah ke bawah. Keberadaan bilangan
kuantum spin dapat menunjukkan sifat kemagnetan electron. Spin nuklir dan momen magnetik
nuklir adalah konsep yang terkait dengan sifat magnetik nuklir. Kemagnetan terkait dengan arah
spin elektron pada suatu bahan. Bahan diamagnetik mempunyai harga suseptibilitas negatif
sehingga intensitas imbasan dalam batuan atau mineral tersebut mengarah berlawanan dengan
gaya medan magnet. Bahan paramagnetik mempunyai kerentanan magnet positif dan akan
mengecil sesuai dengan menurunnya suhu. Bahan ferromagnetik memiliki momen magnet pada
dua daerah magnet saling berlawanan arah satu terhadap lainnya.

2.2 Bagian bagian spin dan kemagnetan


Spin dan kemagnetan memiliki beberapa bagian dan bentuk yang berbeda, sebagai
berikut:

Spin adalah bagian dari bilangan kuantum yang menentukan arah putaran elektron
dan tidak bergantung pada bilangan kuantum lainnya. Spin dilambangkan dengan +1/2 dan -1/2,
yang menunjukkan arah putaran ke atas (spin up) atau ke bawah (spin down) Momentum sudut
adalah bagian dari spin yang menentukan momen magnetik suatu partikel. Dalam mekanika
klasik, setiap benda tegar memiliki 2 jenis momentum sudut, yaitu momentum orbital dan spin.
Dalam atom hidrogen, elektron hanya memiliki momentum sudut spin. Bentuk magnet dapat
berupa batang lurus, tapal kuda (ladam), atau jarum, dengan kutub magnetnya berada pada
ujung-ujung magnet. Kemagnetan memiliki tiga golongan berdasarkan sifat medan magnet
atomisnya, yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Dalam bahan diamagnetik,
momen magnetik bahan tersebut selalu menentang arah medan magnet yang diberikan. Pada
bahan paramagnetik, momen magnetik bahan tersebut selalu sejajar dengan arah medan magnet.
Sedangkan pada bahan ferromagnetik, momen magnetik pada dua daerah magnet saling
berlawanan arah satu terhadap lainnya.

Bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum keempat yang menentukan


arah putaran elektron. Bilangan kuantum spin berfungsi untuk menyatakan momentum
sudut suatu partikel, termasuk elektron. Bilangan kuantum
spin menunjukkan orientasi momentum sudut intrinsik elektron dalam atom. Bilangan kuantum
spin hanya ada dua, yaitu spin up yang dilambangkan dengan +1/2 dan spin down yang
dilambangkan dengan -1/2. Elektron dipasangkan sedemikian rupa sehingga satu berputar ke atas
dan satu ke bawah, menetralkan efek spin mereka. Keberadaan bilangan kuantum spin dapat
menunjukkan sifat kemagnetan elektron. Ketika elektron dengan spin berlawanan disatukan,
tidak ada medan magnet bersih karena keduanya saling meniadakan. Oleh karena itu, bilangan
kuantum spin dan momen magnetik elektron saling berkaitan.

Dalam mekanika kuantum, momentum sudut terkuantisasi dan dapat ditulis sebagai
vektor spin terkuantisasi. Momentum sudut spin adalah sebuah ciri khas yang dimiliki oleh setiap
partikel-partikel dasar seperti elektron dan proton. Berbeda dengan momentum sudut klasik,
momentum sudut kuantum bersifat diskrit (terkuantisasi) dengan total momentum sudut sebesar
$s\hbar$. Momentum sudut spin dapat bernilai bilangan bulat atau setengah bilangan bulat.
Partikel dasar yang masuk dalam golongan boson seperti foton memiliki spin bernilai bilangan
bulat, sedangkan golongan fermion seperti elektron memiliki nilai berupa setengah bilangan
bulat. Oleh karena itu, bilangan kuantum spin mempengaruhi momentum sudut suatu partikel,
khususnya elektron.

2.3 Persamaan atau rumus spin dan kemagnetan


Rumus dan persamaan yang berkaitan dengan spin dan kemagnetan adalah

sebagai berikut:
Rumus untuk momen magnet adalah μ = γL, di mana μ adalah momen magnet, γ adalah
rasio momen magnetik terhadap momentum sudut, dan L adalah momentum sudut.
Persamaan diferensial parsial dapat digunakan untuk menentukan momentum sudut yang
terkuantisasi sebagai vektor spin terkuantisasi. Persamaan Zeeman dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh medan magnet pada energi sebuah objek kuantum. Persamaan Zeeman
menyatakan bahwa energi sebuah objek kuantum dibawah pengaruh medan magnet homogen
eksternal terpecah menurut persamaan E = E0 + gμBmB, di mana E adalah energi, E0 adalah
energi dasar, g adalah faktor Lande, μB adalah magneton Bohr, dan mB adalah proyeksi spin
pada arah medan magnet. Persamaan Schrödinger dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat
kemagnetan pada bahan, seperti feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetikMeskipun
demikian, rumus dan persamaan yang berkaitan dengan spin dan kemagnetan sangat kompleks
dan memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap fisika kuantum.
2.4 Hubungan spin dan kemagnetan
Spin dan kemagnetan memiliki hubungan yang erat, di mana keberadaan
bilangan kuantum spin dapat menunjukkan sifat kemagnetan elektron. Ketika elektron dengan
spin berlawanan disatukan, tidak ada medan magnet bersih karena keduanya saling meniadakan.
Sebaliknya, ketika elektron dengan spin searah ditempatkan bersama-sama, mereka akan
membentuk medan magnet bersih. Oleh karena itu, elektron dengan spin searah dapat
membentuk momen magnetik yang menghasilkan sifat kemagnetan pada suatu bahan. Selain itu,
momen magnetik juga berkaitan dengan momentum sudut, di mana momen magnetik suatu
benda dapat ditentukan oleh perbandingan rasio antara momen magnetik terhadap momentum
sudut. Oleh karena itu, dasar dari kemagnetan adalah momen magnet dan momentum sudut.

Momen magnet spin terjadi karena elektron yang berputar pada sumbunya yang
menghasilkan momen magnetik spin. Dalam suatu subkulit, ruang orbital akan diisi penuh oleh
elektron dengan spin up terlebih dahulu. Rotasi dan spin elektron dapat mempengaruhi sifat
magnetik suatu bahan, di mana spin elektron yang tak berpasangan dapat menimbulkan sifat
magnet yang terukur, seperti materialnya dapat ditarik magnet, walau lemah (sifat paramagnetik).
Sedangkan jika spin elektron dalam suatu bahan berorientasi secara acak, maka momen magnetik
akan saling meniadakan, sehingga sifat magnetiknya sangat lemah atau bahkan tidak memiliki
sifat magnetik sama sekali (sifat diamagnetik)
BAB 3

PENUTUP

Spin adalah momentum sudut intrinsik yang berhubungan dengan partikel. Sebagai contoh,
partikel dasar seperti elektron, mempunyai momentum sudut dari spin, sekalipun mereka (untuk
maksud lain) adalah seperti partikel titik. Spin dalam fisika adalah
momentum sudut intrinsik yang terkait dengan partikel subatomik. Spin dapat digunakan untuk
mengidentifikasi partikel subatomik dan membedakannya dari partikel lain yang memiliki massa
dan muatan yang sama.

Kemagnetan dalam fisika adalah sifat yang berkaitan dengan konsep


magnet. Berdasarkan sifat medan magnet atomisnya, sifat kemagnetan bahan dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagneti. Dalam sifat
kemagnetan suatu benda, bilangan kuantum spin dapat menunjukkan sifat kemagnetan elektron.
Ketika elektron dengan spin berlawanan disatukan, tidak ada medan magnet bersih karena
keduanya saling meniadakan. Spin dan kemagnetan adalah konsep dalam fisika yang
berkaitan dengan momen magnet dan momentum sudut. Spin nuklir dan momen magnetik nuklir
adalah konsep yang terkait dengan sifat magnetik nuklir

Kemagnetan terkait dengan arah spin elektron pada suatu bahan. Bahan diamagnetik
mempunyai harga suseptibilitas negatif sehingga intensitas imbasan dalam batuan atau mineral
tersebut mengarah berlawanan dengan gaya medan magnet. Bahan paramagnetik mempunyai
kerentanan magnet positif dan akan mengecil sesuai dengan menurunnya suhu. Bahan
ferromagnetik memiliki momen magnet pada dua daerah magnet saling berlawanan arah satu
terhadap lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday & Resnick. 1978. Fisika Jilid II (Terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.
J. D. Jackson. 1991. Classical Electrodynamics. USA: John Wiley & Sons Inc
Dasar teori kemagnetan bahan (https://eprints.uny.ac.id/9145/3/bab%202%20-
%2008306141021.pdf) di unduh pada tanggal 20 Mei 2023
Artikel feromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik
(https://www.kompas.com/skola/image/2022/11/08/150000569/feromagnetik-
paramagnetik-dan-diamagnetik--pengertian-dan-contohnya?page=1 ) di unduh pada
tanggal 20 Mei 2023
Jones, Edwin R. dan Richard L. Childers. 1993.Contemporary College Physics. USA: Addison-
Wesley Publishing Company, Inc.
Suyoso. 2007. Common Textbook : Listrik Magnet Edisi Revisi. Yogyakarta : FMIPA UNY
Bilangkan kuantum dan macam-macamnya
(https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/04/192357769/bilangan-kuantum-
pengertian-dan-macamnya?page=all ) di unduh pada tanggal 20 Mei 2023
Bilangan kuantum spin
(https://www.kompasiana.com/hendradi/55285f96f17e61cf448b45a3/bilangan-kuantum-
spin ) di unduh pada tanggal 20 Mei 2023
Tipler, Paul. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 2 (alih bahasa: Bambang
Soegijono).Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai