Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“SPEKTROMETRI MASSA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. Salsa Nabila A25121002
2. Iim Eka Putra A25121005
3. Yuliyana Muchtar Illa A25121040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Analisis Intrumentasi dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan makalah
ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai “Spektrometri
Massa” pada mata kuliah Analisis Instrumentasi serta untuk memenuhi salah satu
tugas. Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna . Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca terutama mahasiswa Pendidikan Kmia,Fakultas Keguruan dan
Ilmu Penddikan Universitas Tadulako.

Palu, 28 Oktober 2023

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Prinsip Spektrometri .............................................................................. 3
2.2. Instrument Spektrometri Massa ........................................................... 4
2.3. Kelebihan Dan Kekurangan .................................................................. 7
2.4. Gangguan Dan Manfaat dalam Penelitian ........................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya teknik spektral adalah penyerapan energi yang hanya menyebabkan
perubahan fisika. Spektroskopi massa berbeda dengan spektroskopi lainnya, karena
pada spektroskopi ini senyawa yang di analisis selain mengalami perubahan fisika
juga terjadi perubahan kimia. Analisis pada spectrum massa suatu senyawa organik,
yang diperhatikan bukan hanya massa ion molekul (Mr) M+ dan massa fragmen
yang muncul pada spectrum saja, tetapi saja diperhatikan massa fragmen yang
hilang. Massa fragmen yang hilang sangat menunjang dalam penentuan struktur
molekul, karena dari massa fragmen yang hilang dapat diperkirakan berasal dari
gugus apa sesuai dengan korelasi dan data dari spektroskopi UV-Vis, IR, atau NMR
dari senyawa yang dianalisis. Dengan merangkai struktur fragmen yang mungkin
secara jigsaw puzzle, maka struktur molekul dari suatu senyawa organik dapat
ditentukan. Sehingga dalam penyusunan makalah ini akan menambahkan wawasan
tentang prinsip kerja serta kegunaan dari spektrometri massa tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Apa prinsip dari spektrometri massa?
2. Bagaimana gambar alat dari spektrometri massa dan apa saja fungsinya?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari alat spektrometri massa?
4. Apa saja gangguan yang akan terjadi saat menggunakan spektrometri massa
dan bagaimana manfaat spektrometri massa dalam sebuah penelitian?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada tujuan yang igin dicapai adalah
sebgaai berikut :
1. Mendeskripsikan prinsip dari spektrometri massa
2. Mendeskripsikan gambar alat dari spektrometri massa dan fungsinya
3. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari alat spektrometri massa

1
4. Mendeskripsikan gangguan yang akan terjadi saat menggunakan
spektrometri massa dan manfaat spektrometri massa dalam sebuah
penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Prinsip Spektrometri
Spektroskopi massa (mass spectrometry) berupa spectrum massa yang
diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak
cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan.
Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah
ion tersebut menjadi spectrum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap
muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Pada umumnya
hanya ion positif yang dipelajari, karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber
tumbukan biasanya hanya sedikit.
Prinsip dasar dari spektroskopi massa yaitu dengan menggunakan alat
spectrometer, suatu zat uji menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi
spectrum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam
kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang
dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya
sedikit.
Prinsip kerja spektroskopi massa yaitu sampel organik dalam keadaan gas
akan dibombardir oleh energi elektron yang tinggi (energi potensial ionisasi rata-
rata 185-300 kkal/mol), yang menyebabkan elektron dari molekul sampel organik
lepas, menghasilkan ion organik. Ion molekul organik ini tidak stabil dan akan
langsung terpecah menjadi fragmen-fragmen kecil, radikal bebas, atau ion lain.
Mengalami penataan ulang terlebih dahulu sebelum pecah. Pemecahan ion molekul
ini bergantung pada kerangka karbon dan gugus fungsi molekul organik tersebut.
Terjadinya pemecahan ion molekul ini berlangsung dalam jangka waktu (10-10-10-
6) detik.
Spectrometer massa dapat mendeteksi hasil pemecahan ion molekul
tersebut dan dapat dibaca dalam bentuk spektrum massa yang merupakan aluran
antara massa fragmen dalam m/e atau m/z (z dan e adalah besarnya muatan = 1, m
= massa fragmen) dengan kelimpahan atau intensitas, hasilnya setiap fragmen akan
muncul sebagai garis sesuai dengan massanya dan tinggi garis menunjukkan
kelimpahannya.

3
2.2. Instrument Spektrometri Massa

Tahap pertama : Ionisasi


Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom
tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang
biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang
tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon).
Spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik
yang sama.
Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,
pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan
massanya, akan semakin mudah dibelokkan. Besarnya pembelokannya juga
tergantung pada besar muatan positif ion tersebut.
Semakin banyak elektron yang diambil pada tahap 1, semakin besar muatan ion
tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar.
Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara
elektrik.

4
Ionisasi
➢ Sampel yang berbentuk gas (vaporised sample) masuk ke dalam ruang
ionisasi. Kumparan metal yang dipanaskan dengan menggunakan listrik
melepaskan elektron-elektron yang ada pada sampel dan elektron-elektron
lepas itu menempel pada perangkap elektron (electron trap) yang
mempunyai muatan positif.
➢ Partikel-partikel dalam sample tersebut (atom atau molekul) dihantam oleh
banyak sekali elektron-elektron, dan beberapa dari tumbukan tersebut
mempunyai energi cukup untuk melepaskan satu atau lebih elektron dari
sample tersebut sehingga sample tersebut menjadi ion positif.
➢ Kebanyakan ion-ion positif yang terbentuk itu mempunyai muatan +1
karena akan jauh lebih sulit untuk memindahkan elektron lagi dari sample
yang sudah menjadi ion positif.Ion-ion positif yang terbentuk masuk ke
mesin yang merupakan sebuah lempengan metal yang bermuatan positif
(Ion repeller)

Percepatan
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan melewati
3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di tengah
mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai menjadi
sinar yang sangat terfokus.

5
Pembelokan
Besarnya pembelokan yang dialami oleh sebuah ion tergantung pada:
• Massa ion tersebut.
Ion-ion yang bermassa ringan akan dibelokkan > ion-ion yang bermassa berat.
• Muatan ion.
Ion yang mempunyai muatan +2 (atau lebih) akan dibelokkan > ion-ion yang
bermuatan +1.
Dua faktor diatas digabungkan ke dalam Perbandingan Massa/Muatan  simbol
m/z (atau m/e)

Pendeteksian
Pada gambar diatas, hanya sinar B yang bisa terus melaju sampai ke pendetektor
ion. Ion-ion lainnya bertubrukan dengan dinding dimana ion-ion akan menerima
elektron dan dinetralisasi.
Pada akhirnya, ion-ion yang telah menjadi netral tersebut akan dipisahkan dari
spektrometer massa oleh pompa vakum.
Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat
dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besat arus listrik yang
timbul.
Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh
elektron yang pindah dari logam ke ion. Hal ini akan menimbulkan ruang antara

6
elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan elektron-elektron yang
berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut.

2.3. Kelebihan Dan Kekurangan


Massa spectrometry merupakan teknik analisis alat yang dapat digunakan
untuk mengukur atau menentukan bobot molekul, rumus molekul, dan
menghasilkan molekul bermuatan. Tehnik massa spectrometry merupakan salah
satu instrument analitik yang paling kuat dan berguna untuk kuantifikasi komponen
organik dalam campuran kompleks dalam studi lingkungan, penelitian kualitas dan
komposisi makanan, serta bidang bioanalitik dan farmasi. Proses ini pada dasarnya
adalah tehnik seleksi, namun sebenarnya lebih kompleks.kuantitas yang diukur
adalah jumlah molekul fragmen dipilih oleh operator.
Beberapa keunggulan dari massa spectrometry yaitu:
1. Sensitive tinggi
Spectrometry massa merupakan alat yang dapat mendeteksi sejumlah kecil
suatu zat, yang berfuna untuk menganalisis sejumlah kecil bahan kimia atau
senyawa.
2. Spesifikasi tinggi
Spectrometry massa mampu mengidentifikasi senyawa tertentu berdasarkan
rasio massa terhadap muatannya, yang memungkinkan identifikasi zat yang
belum diketahui secara akurat.
3. Keserbagunaan
Spectrometry massa adalah alat yang dapat diginakan untuk menganalisis
berbagai sampel, seperti gas, cairan, dan padatan.

7
4. Analisis kuantitatif
Spectrometry massa adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah suatu zat dalam suatu sampel, sehingga berguna untuk analisis
kuantitatif.
5. Informasi structural
Spectrometry massa adalah alat yang dapat memberikan informasi tentang
structural suatu molekul, termasuk berat molekul dan susunan atomnya.
Kekurangan dari spectrometry massa yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus secara termal mudah menguap dan stabil.
2. Molekul ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banyak senyawa.
3. Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah (<1000
Amu)
4. Untuk peptide massa fingerprint: protein harus murni, dan masalah dengan
adanya kontaminansi
Massa spectrometry (MS) adalah alat tertentu yang menggunakan teknik
analitik untuk mengukur angka banding masa terhadap muatan dari ion. Umumnya
struktur massa spectrometry terdiri dari tiga bagian, yaitu: sumber ion, penganalisis
masa dan detector.

Berikut cara inlet yang digunakan untuk memasukkan sampel ke dalam


sumber ion dan computer yang dihubungkan ke detector untuk mencatat dan
menganalisis data yang dihasilkan selama memprosesnya. Sampel masuk ke dalam
peralatan, akan terionisasi di dalam kawasan sumber ion, molekul dalam sampel
tersebut akan bermuatan listrik oleh karena penambahan muatan posistif dari
proton, yang lebih lanjut mengalami penguapan ke dalam bentuk gas. Di kawasan
penganalisis masa mempunyai tekanan lebih rendah dibandingkan dengan kawasan

8
di sumber ion. Kemudian terjadi pemisahan molekul berdasarkan angka banding
masa terhadap muatannya.
2.4. Gangguan Dan Manfaat dalam Penelitian
Massa spectrometry antara lain terdiri dari bermacam tipe 7 tipe : Accelerator
Mass Spectrometry (AMS), Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS),
Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS), Inductively coupled
plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS), Isotope Ratio Mass Spectrometry (IRMS),
Ion Mobility Spectrometry-Mass Spectrometry, MALDI-TOF SELDITOF,
Tandem-MS, Thermal Ionization Mass Spectrometry (TIMS), Spark Source Mass
Spectrometry (SSMS).
Berikut adalah penerapan dari 7 tipe spektrometri massa dengan gangguan
dan kelebihan yang berbeda-beda :
1) Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionization Time of Flight (MALDI-TOF)
Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionization (MALDI) pertamakali
diperkenalkan pada tahun 1987, adalah teknik ionisasi yang lunak dalam mass
spectrometry untuk menganalisis biomolekul (biopolimer seperti: protein, peptida
dan glukosa) dan molekul organik yang besar (seperti polimer, dendrimer, dan
makromolekul lain). Bahan tersebut cenderung mudah pecah dan berkeping-keping
ketika diionisasi oleh metode ionisasi yang lebih konvensional.1,4 Sampel masuk
ke dalam penganalisis masa (MALDI), terlebih dahulu dicampur dengan larutan
matriks tertentu yang mengandung molekul berukuran kecil yang dapat menyerap
sinar ultraviolet, dengan perbandingannya terhadap sampel antara 1000−10.000: 1,
biasanya sekitar 1000: 1.
Matriks adalah molekul kecil asam organik tertentu yang dapat menyerap
hampir semua tenaga yang dihasilkan oleh sinar laser baik ultraviolet maupun infra
merah. Dan kemudian tenaga tersebut dialihkan secara perlahan-lahan ke molekul
yang lebih besar yang ada dalam sampel.5,7 Matriks yang digunakan ada bermacam
jenis yang disesuaikan dengan target persiapan sampel. Untuk masa molekuler yang
rendah (antara 1−10 kDa) digunakan Cyano 4-Hydroxycinnamic Acid (CHCA) dan
untuk antara 10−100 kDa digunakan sinapinic acid (SA) atau 2,5-
dihydroxyacetophenone (2,5-DHAP), sedangkan 2,5-dihydroxybenzoic acid
(DHB) digunakan untuk menganalisis senyawa dengan berat molekul yang rendah,

9
yaitu protein yang bersifat hidrofobik, glikoprotein, dan fosfopeptida. Gabungan
dari berbagai matriks ternyata memberikan hasil yang baik. Pelarut matriks bersifat
mudah menguap, ketika terjadi evaporasi, senyawa matriks, kemudian akan
mengkristal dan bergabung dengan molekul analit.1,7 Pada saat sinar laser
ditembakkan ke kokristal, matriks-analit tersebut dalam kedap udara tertentu dan
akan menyerap foton dan diablasikan. Dengan demikian analit mengalami
pemindahan dari bentuk kristal yang padat ke bentuk gas yang mudah menguap dan
secara bersamaan menjadi bermuatan positif karena ada alih proton dari matriks
tersebut.
Penganalisis masa MALDI-TOF terdapat dua jenis: linear, di jenis ini,
penganalisis MALDI-TOF bekerja secara sederhana, hanya mengukur waktu yang
diperlukan oleh ion tertentu bergerak dari satu ujung ke ujung yang lain. Jenis
reflektron, cara bekerjanya hampir sama dengan jenis linear yaitu mengukur waktu
yang diperlukan ketika ion tertentu tersebut membentuk reflecton, maka akan
dipantulkan dan bergerak ke arah detector. Reflectron, akan memfokuskan ion yang
memiliki nilai m/z yang sama, dan membuatnya mencapai detector dalam waktu
yang sama yang hasil mendeteksinya akan lebih cermat.

Penyelasaian yang dihasilkan dri kedua jenis penganalisis tersebut berbeda.


Di jenis linear diperoleh penyelesaian yang rendah, sebaliknya jenis reflectron akan
diperoleh penyelesaian yang tinggi. Kedua spektrum masa tersebut dihasilkan dari
sampel yang sama. Di jenis reflection dapat dilihat empat spektrum masa dengan
puncak yang jelas, sementara di jenis linear empat puncak tersebut bergabung
menjadi satu, sehingga sulit untuk dibedakan.

10
Matrix assisted laser desorption ionization- time of flight massa
spectrometry (MALDI-TOF MS) memiliki kelebihan antara lain: penerapan dan
perolehan sampel yang sederhana, daya pengerjaan yang berlebihandapat di analisis
ulang, waktu yang singkat, toleran terhadap cemaran seperti: garam, deterjen dan
buffer serta dapat menjangkau modifikasi pasca translasional. Sedangkan
kekurangan dari alat ini adalah banyak variable persiapan sampel untuk analit yang
berbeda-beda, ada tekanan isyarat, terdapat perbedaan puncak di sampel yang sama,
bias terhadap protein yang terdapat dalam jumlah besar. Dengan demikian kondisi
tersebut memerlukan pembagian, rentang masa yang terbatas, yaitu tidak dapat
mengukur protein dengan berat molekul lebih dari 100 kDa dan ada daya untuk
melampaui kecocokan data.
2) Surface Enhanced Laser Desorption ionization-Time of Flight (SELDI-
TOF)
adalah modifikasi tata langkah yang digunakan di MALDI-TOF. Pertama
kali diperkenalkan oleh Hutchens dan Yip pada tahun 1993. SELDI-TOF
merupakan pendekatan baru dalam penemuan petanda biologis yang
menggabungkan teknik kromatografi dan mass spectrometry. Satu kelebihan dari
SELDI-TOF adalah kemampuannya untuk mengekspresikan profil protein dengan
cepat dari bermacam sampel biologis dan klinis. Di SELDI-TOF-MS digunakan
protein chip arrays, yang telah dikenal dan digunakan selama ini dari Ciphergen
Biosystems Inc. Permukaan kromatograf yang terdiri dari susunan chip protein
merupakan rancangan tertentu yang unik untuk meletakkan protein dari sampel
yang berupa campuran kompleks berdasarkan sifat yang dimilikinya seperti
hidrofobisitas, muatan dan lain sebagainya.

11
Surface Enhance Laser Desorption Ionization-Time of Flight Mass
Spectrometry (SELDI-TOF MS) memiliki keuntungan antara lain: kemampuan
melakukan pemeriksaan dalam jumlah besar, otomatik, volume sampel yang
diperlukan sedikit, memberikan penyelesaian yang lebih tinggi di rentang masa
yang rendah, mudah digunakan dan dapat menganalisis peptida atau polipeptida
yang berukuran lebih kecil dari 20 kDa. Besar jumlah pemeriksaan sampai ratusan
(lebih dari 96 sampel setiap bioprosesor hanya memerlukan waktu yang singkat,
sehingga memungkinkan untuk membandingkan keragaman dari pasien ke pasien.
Ditambahkan pula sehubungan ada chromatographic protein chip surface baik
kimiawi ataupun biokimiawi memungkinkan untuk memurnikan dan mendeteksi
subset protein dari cairan tubuh yang banyak mengandung bermacam protein.
Penjangkauan terhadap modifikasi pasca translasional dan tidak memerlukan alat
untuk bioinformatik yang canggih.
Kekurangan dari SELDI-TOF adalah penjelasan yang penting menghilang,
tidak dapat digunakan untuk protein dengan berat molekul lebih dari 100 kDa. Di
samping itu deteksi protein terikat terbatas, terdapat permasalahan pra dan pasca
analitik, penyelesaian dan kecermatan masa lebih rendah dibandingkan dengan
MALDI-TOF dan kinerja dapat berubah pada saat kelampauan waktu.
MALDI-TOF maupun SELDI-TOF pada saat ini lebih banyak diterapkan
untuk penemuan petanda biologis penyakit. Istilah “PROTEOM” (the PROTEin
complement of genOME) muncul pertamakali diperkenalkan oleh Marc Wilkins
pada tahun 1995,18 peralatan tersebut digunakan untuk menganalisis proteom
dalam rangka penemuan petanda biologis penyakit. Proteom berkaitan dengan
kajian sistematik, yang kemudian disandikan dan diekspresikan oleh genom.

Gambar diatas termasuk salah satu contoh hasil analisis pola fragmentasi dengan
menggunakan SELDI-TOF. Identifikasi protein untuk puncak SELDI-

12
TOF. maksimal, maksimal. Puncak dominan yang diidentifikasi oleh MS/MS atau
MS E pada BALF yang diperoleh 24 jam setelah paparan DEP diberi label dengan
protein yang sesuai: anafilatoksin C3a (C3a), calgranulin A (Cal A), calgranulin B
(Cal B), atau lisozim ( Lyz).

3) Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)


Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) merupakan teknik
kromatografi gas yang digunakan bersama dengan spektrometri massa. Penggunaan
Kromatografi gas dilakukan untuk mencari senyawa yang mudah menguap pada
kondisi vakum tinggi dan tekanan rendah jika dipanaskan. Sedangkan spektrometri
massa untuk mentukan bobot molekul, rumus molekul, dan menghasilkan molekul
bermuatan.
Contoh pengamplikasian GC-MS yaitu pada analisis ektrak methanol dari
umbi rumput teki, sehingga dengan menggunakan GC-MS diperoleh pemisahan
analisis campuran beberapa komponen flavonoid pada umbi rumput teki, dan
kromatografi gas mampu membaca senyawa dengan konsentrasi terendah sehingga
metabolit sekunder dalam tanaman dapat teridentifikasi dengan hasil berupa
kromatogram dan spectrum massa. Kekurangan dari menggunakan GC-MS yaitu
harus menggunakan pelarut yang sesuai dengan senyawa organik yang akan
dianalisis untuk menentukan hasil identifikasi komponen bioaktif yang terekstrak,
contohnya pada analisis umbi rumput teki digunakan pelarut methanol sesuai
dengan tingkat kepolarannya, pelarut ini memiliki gugus yang paling kuat daripada
nonpolar dan mampu mengekstrak lebih banyak komponen bioaktif yang memiliki
kepolaran yang lebih tinggii.

13
Gambar diatas termasuk salah satu contoh hasil analisis pola fragmentasi dengan
menggunakan GC-MS memiliki pola fragmentasi yang teridentifikasi adanya ion
molekul M+ pada m/z 311 dengan pola fragmentasi 285 (1), 255 [M-CH2OH]+ 149
(2), 123 (5), 109 (16), 87 (100), 69 (52), 41 (38). Hal ini dapat dimaknai bahwa
isolat 2 memiliki berat molekul 310 yang menunjukkan senyawa 1,2,4-trihidrok
siheptadek -16-ena-18-una dengan base peak pada m/z 87.
4) Accelerator Mass Spectrometry (AMS)
Spektrometri massa akselerator (AMS) adalah teknik pengukuran analitik
yang dapat mengukur isotop langka dan berumur panjang dengan sensitivitas
attomole [amol] [10-18] untuk obat dan racun berlabel isotope. Tidak seperti metode
berbasis peluruhan seperti perhitungan sintilasi cairan, AMS meghitung atom dari
isotope langka yang diinginkan secara independen dari peristiwa peluruhan, dan
melaporkan rasio isotope yang dihitung dengan jumlah total atom unsur dalam
sampel tertentu. Karena sebagian besar bahan biologis mengandung karbon,
radiocarbon ( 14 C, t 1/2 = 5730 tahun) paling sering digunakan untuk memberi label
pada senyawa atau obat yang diinginkan.
AMS digunakan dalam menganalisis pengukuran pelacak jangka panjang
(berminggu-minggu hingga berbulan-bulan), bioavailabilitas rendah atau distribusi
senyawa sistemik, obat-obatan yang sangat manjur atau sneyawa beracun.
Kekurangan dari AMS yaitu hanya dapat mengukur isotope yang diinginkan dan
AMS tidak memberikan informasi struktural apapun dalam pengukuran sampel
tersebut.

14
Gambar diatas termasuk contoh pola fragmenteasi setiap golongan senyawa
organik alkana. Hasil analisisnya yaitu puncak ion molekular alkana rantai terbuka
selalu muncul tetapi intesitasnya semakin rendah dengan bertambahnya panjang
rantai. Pola fragmentasinya ditandai dengan puncak-puncak dengan selisih massa
14 (CH2) yaitu m/z 29, 43, 57, 71, 84, ... seterusnya. Setiap puncak umumnya
memiliki m/z= 14n+ 1, dimana fragmen yang paling tinggi pada C3 dan C4,serta
puncakseterusnya akan terus berkurang secara bertahap

5) Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS)


Metode pengujian dengan LC-MS senyawa flavonoid, sekarang ini
dianggap sebagai komponen yang sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi
nutraceutical, farmasi, obat-obatan dan kosmetik. Ini disebabkan oleh sifat anti-
oksidatif, anti-inflamasi, anti-mutagenik dan anti-karsinogenik ditambah dengan
kapasitasnya untuk memodulasi fungsi enzim seluler.
Pengujian dengan LC-MS pada penelitian ini adalah kuantifikasi senyawa
flavonoid seperti quercetin, rutin, taxifolin dan qucetin 3 glikosida. Kuantifikasi
menggunakan metode perhitungan eksternal standar (ESTD). Tahapan pada
penelitian ini meliputi pemilihan pelarut, baik untuk preparsi sampel maupun
sebagai fase gerak pada LC dan pengaturan pada MS.
LC-MS (Liquid Chromathography-Mass Spectrometry) merupakan suatu
penggabungan tehnik analisis kromatografi cair dengan kemampuan analisis
deteksi spectrometry massa. Prinsip kerja dari LC-MS yaitu pemisahan komponen-
komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran yang selanjutnya ion
bermuatan akan dideteksi oleh detector spectrometry massa. Penggunaan LC-MS
dapat dilakukan tanpa proses derivatisasi polaritas sampel atau fase gerak,
dikarenakan alat dari LC-MS dapat merubah sampel ion yang mampu dideteksi oleh
detector.

15
Gambar diatas termasuk salah satu contoh hasil analisis pola fragmentasi
dengan menggunakan LC-MS. Untuk Puncak no 2 dikarakterisasi [M-H]- pada m/z
593 dengan ion fragmen m/z 503 ([M-H90]¯) dan m/z 473 ([MH-120]¯), menurut
literatur menunjukkan teridentifikasinya apigenin6,8-C-diglukosida (vicenin-2).
Selain itu fragmentasi yang khas dari C-glukosilflavon ditunjukkan dengan puncak
MS/MS m/z 383 (apigenin + 113) dan m/z 353 (apigenin + 83). Perbandingan
intensitas relatif diamati sinyal fragmen dengan m/z 383 lebih tinggi dari m/z 473.
Hal ini menandakan adanya aglikon apigenin (Harmita, dkk.,2019).
6) Tandem-MS, Thermal Ionization Mass Spectrometry (TIMS)
TIMS merupakan instrumen yang mengukur rasio isotop yang digunakan
dalam geokimia, geokronologi, dan kosmokimia.
Prinsip Dasar Spektrometri Massa Ionisasi Termal (TIMS),TIMS adalah
spektrometer massa sektor magnetik yang mampu melakukan pengukuran rasio
isotop unsur-unsur yang dapat terionisasi secara termal dengan sangat tepat,
biasanya dengan melewatkan arus melalui pita logam tipis atau pita dalam kondisi
vakum. Ion-ion yang tercipta pada pita dipercepat melintasi gradien potensial listrik
(hingga 10 KV) dan difokuskan menjadi berkas melalui serangkaian celah dan pelat
bermuatan elektrostatis. Berkas ion ini kemudian melewati medan magnet dan
berkas ion asli didispersikan menjadi berkas terpisah berdasarkan rasio massa
terhadap muatan. Berkas yang diselesaikan secara massal ini kemudian diarahkan
ke kolektor di mana berkas ion diubah menjadi tegangan. Perbandingan tegangan

16
yang sesuai dengan berkas ion individu menghasilkan rasio isotop yang tepat (Jeff,
2020).

Cara kerja dari Instrumentasi Spektrometri Massa Ionisasi Termal


(TIMS)yaitu: Instrumen modern terdiri dari tiga komponen utama: 1) sumber ion,
wilayah di mana ion diproduksi, dipercepat, dan difokuskan; 2) penganalisis,
wilayah pemisahan berkas berdasarkan rasio massa/muatan; dan 3) kolektor, suatu
wilayah di mana berkas ion diukur secara berurutan (kolektor tunggal) atau secara
bersamaan (multikolektor). Perangkat elektronik pada instrumen ini harus
beroperasi dengan toleransi yang sangat dekat untuk menghasilkan rasio isotop
yang tepat hingga 0,01-0,001%.
Aplikasi utama dari Instrumentasi Spektrometri Massa Ionisasi Termal
(TIMS) yaitu: Aplikasi utama TIMS adalah untuk mengukur rasio isotop unsur
yang digunakan dalam studi geokronologi dan penelusuran. Geokronologi mengacu
pada penggunaan peluruhan radioaktif dalam sistem tertutup untuk mendapatkan
waktu terjadinya peristiwa geologi tertentu, yang disebut sebagai zaman. Aplikasi
pelacak mengacu pada penggunaan pertumbuhan isotop turunan dari peluruhan
radioaktif untuk mengevaluasi interaksi antara sistem geokimia dan/atau reservoir.
Aplikasi ini hanya menyediakan informasi kronologis umum, sering disebut
sebagai model usia, yang lebih longgar membatasi waktu proses geologi dan
perkembangan, serta interaksi antara reservoir geokimia (Jeff, 2020).

17
Panduan Pengguna - Pengumpulan dan Persiapan Sampel : Untuk semua
analisis geokimia, kehati-hatian harus diberikan untuk menjaga integritas sampel
sejak pengumpulan hingga analisis pada semua tahap persiapan fisik dan kimia.
Sebagian besar aplikasi memerlukan pembubaran sampel secara menyeluruh diikuti
dengan kromatografi cair untuk mengisolasi unsur-unsur yang diinginkan, yang
biasanya dilakukan di laboratorium "bersih" (biasanya Kelas 100-1000). Untuk
aplikasi geokronologi dan banyak pelacak, sampel perlu "dibubuhi" dengan pelacak
isotop yang diperkaya secara artifisial untuk menentukan konsentrasi dan rasio
induk-anak melalui pengenceran isotop. Unsur-unsur dimasukkan langsung sebagai
larutan asam pada pita logam yang telah dibersihkan sebelumnya untuk dianalisis
(Jeff, 2020).

18
Gambar diatas termasuk contoh analisis isotope karbon karbonat. Changshinglan
hingga Anislan yang digeneralisasi komposisi dari cina selatan dengan ketebalan
dan jumlah lapisan karbon karbonat komposisi isotope, rata-rata tertimbang
205Pb235. Analisis dilakukan dengan menggunakan Ca-TIMS (Shuzhong, dkk,
2014).
7) Spark source MS (SSMS)
Spark source MS (SSMS) sebagian besar diterapkan untuk analisis
multielemen secara simultan. Metode ini memerlukan transformasi sampel menjadi
target penghantar jika awalnya tidak hadir sebagai bahan penghantar. Persiapan
target penghantar dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan grafit ultra
murni. Oleh karena itu batas deteksi yang dapat dicapai terutama bergantung pada
kemurnian grafit ini. Presisi sekitar 10% dalam kondisi optimal, sedangkan akurasi
umumnya ≤ 30% jika kalibrasi diterapkan atau dalam satu urutan besarnya tanpa
kalibrasi. Sifat-sifat ini dan instrumentasi yang mahal telah mengurangi

19
penggunaan metode ini karena tidak cukup fleksibel untuk analisis bahan biologis
dan lingkungan (Reynolds,2010).
8) Isotope Ratio Mass Spectrometry (IRMS)
Spektrometri massa rasio isotope (IRMS) memungkinkan pengukuran
akurat atas perbedaan kecil dalam kelimpahan isotope seperti 2H/1H, 13C/12C,

15N/14N 18O/16O.
dan Sampel dikonversi dalam gas seperti H 2 , CO 2 , N 2 m / z
tertentu. Selain itu, cangkir juga dapat digunakan untuk penentuan rasio isotope
unsur-unsur seperti belerang dan klor dan CO tergantung pada komposisi kimianya
melalui interaksi dengan berkas elektron dalam sumber ion. Ion-ion difokuskan
melalui lensa dan dipercepat dengan tegangan tinggi. Ion melewati medan magnet
sebelum dideteksi oleh cangkir Faraday. Percepatan tegangan dan kekuatan medan
magnet menentukan lintasan ion dan pada akhirnya ion mana yang akan mencapai
detektor. Beberapa kolektor digunakan untuk pengukuran intensitas beberapa rasio
ion secara bersamaan. Setiap cangkir dihubungkan ke penguatnya sendiri dengan
penguatan berbeda dan sinyal direkam oleh sistem data IRMS untuk menghasilkan
kromatogram untuk ion-ion tertentu (Yolanda.2020).
Variasi isotop ditemukan dalam berbagai bahan dan profil isotopnya unik
sesuai dengan asal usul zat tersebut. Oleh karena itu, IRMS memiliki bidang
penerapan yang sangat luas dalam ilmu forensik, keaslian dan keterlacakan pangan,
arkeologi/geokimia, dan ilmu biologi.

Gambar diatas termasuk contoh analisis isotope karbon dalam IRMS, ion
bermuatan tunggal yang mengandung atom karbon akan juga memberikan puncak
pada suatu mass unit lebih tinggi (M+1). Ini disebabkan adanya kelimpahan 13C di
alam (1,1 %). Untuk ion yang mengandung n atom karbon, kelimpahan puncak
isotop ini adalah n x 1,1 %.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Adapun prinsip dari spektroskopi massa yaitu dengan menggunakan alat
spectrometer, suatu zat uji menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut
menjadi spectrum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan
dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.Prinsip kerja
spektroskopi massa yaitu sampel organik dalam keadaan gas akan
dibombardir oleh energi elektron yang tinggi (energi potensial ionisasi rata-
rata 185-300 kkal/mol) yang menyebabkan elektron dari molekul sampel
organik lepas, menghasilkan ion organik.
2. Ada beberapa keunggulan dari MS yaitu sensitive tinggi, spesifikasi tinggi,
keserbagunaan, analisis kuantitatif dan informasi struktural.

21
DAFTAR PUSTAKA

Enright. H., A.,dkk. (2016). Penggunaan Spektrometri Massa Akselerator Dalam


Kesehatan Manusia Dan Toksikologi Molekuler. National Center For
Biotechnology Information. 29 (12).
Harmita, K., dkk.. (2019) Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry
(LC-MS/MS). ISBN 978-602-17850-7-2. Jakarta : PT.ISFI
Hotmian, E., dkk. (2021). Analisis GC-MS (Gas Chromatography – Mass
Spectrometery) Ekstrak Metanol Dari Umbi Rumput Teki (Cyperus
rotundus L.) Pharmacon. Volume 10,Nomor 2
Jeff, V. (2020). Analysis Thermal Ionization Mass Spectrometry (TIMS). Florida:
University Of Florida.
Kaliawan & Prayogo, D. (2021). Kuantifikasi Senyawa Flavonid Dengan LC_MS
Secara Simultan. Jurnal Teknologi Separasi, 7(1), 66-73
Khopkar, S.M., (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Kloepfer, A.; Quintana, JB; Reemtsma, T. (2005). Opsi operasional untuk
mengurangi efek matriks dalam analisis spektrometri massa ionisasi
elektrospray-kromatografi cair sampel lingkungan berair. J. Kromatografi.
SEBUAH, 1067, 153–160.
Shuzhong. S., dkk,. (2014). Garis Waktu Presisi Tinggi Untuk Paling Kepunahan
Yang Parah Dibumi. Jurnal Prosiding Akademi Ilmu Pengetahuan
Nasional. Vol 111, Hal 3316.
Silverstein et al., 1981, Spectrometric Identification of Organic Compounds, John
Willey.
Suhartati. T. (2017). Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-VIS Dan Spektrometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung :
Anugrah Utama Raharja.
Trinovia, A. & Siti, M. (2016). MALDI-TOF dan SELDI-TOF Mass Spectrometry
dengan Throughput Tinggi Untuk Analisis Proteomik Profil Protein Dari
Pertanda Bilogis. Indonesia Jurnal Of Clinical Pathology And Medical
Laboratory, Vol. 22, No 2, Hal. 194-199.
Yolanda. P. (2020).Chemical Analysis Of Food. Universitas Valencia : Pusat
Penelitian Desertifikasi.

22
CONTOH SOAL

1. Diketahui suatu senyawa X memiliki BM= 118 ditimbang sebanyak 0,274


gram dan ditambahkan 10 ml, kemudian diukur pada Panjang gelombang
272 nm dengan sel kuvet 1 cm sehingga memiliki A= 0,450, tentukan
absrobtivitas dan absirbtivitas molarnya!

Jawab

Diketahui: 𝜆 = 272 nm
b = 1 cm
A= 0,45
BM= 118

Ditanya: A dan 𝜀…?

Jawab:

A= a . b . c

𝐴
a = 𝑏⋅𝐶

0.450
a= 1.0,0274

a = 16,423 L/grcm

• konsentrasi lar. Dalam molaritas:


ppm = M x Mr x 1000
27, 4 ppm = M x 118 x 1000
M = 2,32 . 10-4 M

• A= .b.c
0,450 = . 1.2,32 . 10-4 mol/L

𝜀 = 1,94. 103 L/molcm

23
2. Diketahui diameter sel kuvet adalah 2 cm, larutan yang diukur memiliki
konsentrasi 2,49. 10-5 mol/L dengan 𝜀 5. 103 L/mol cm dengan Panjang
gelombang 430 nm, hitung % T!

Jawab:

Diketahui : 𝜆 = 430 nm
b = 2 cm
𝜀 = 5.103 mol/cm
C= 2,49.10-5 mol/L
Ditanya: %T..?
Jawab:
A= .b.C
A = 5.103 L/molcm . 2cm .2,46.10-5 mol/L
A = 0,249
A = log 1/T
0,249 = log 1/T
%T = T x 100%
%T = 0,5636 x 100% = 56,36%.

3. Suatu hasil spektrum massa dari analisis GC-MS suatu senyawa. Pada
spektrum massa tersebut, terdapat puncak pada m/z 58 dan puncak referensi
pada m/z 71. Hitunglah rasio massa-ke-charge (m/z) untuk senyawa
tersebut, dan jelaskan apa arti rasio tersebut dalam konteks interpretasi hasil
analisis.

Jawaban:

Rumus untuk menghitung rasio massa-ke-charge (m/z) adalah:

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚/𝑧 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢


Rasio m/z = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚/𝑧

Diketahui:

• Intensitas puncak pada m/z 58 = 400,


• Intensitas puncak referensi pada m/z 71 = 100.
400
Rasio m/z = 100 = 4

24

Anda mungkin juga menyukai