Anda di halaman 1dari 27

SPEKTROFOTOMETRI EMISI ATOM

OLEH :
KELOMPOK: II (2)
NAMA : 1. Aisyah Fahrani Yusran (O1A120060)
2. Alda Maharani (O1A120061)
3. Arham Hidayat (O1A120070)
4. Aswar Noer Amas (O1A120072)
5. Audiah Putri Amaliah Salam (O1A120073)
6. Jubrian Jevi (O1A120090)
7. La Ode Muh. Agus Sapdiman (O1A120092)
8. Liza Syahrizah ( O1A120094)
9. Nur Aulia Purnama (O1A120101)
10. Putri Asmarani (O1A120108)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Adapun judul makalah ini yaitu “SPEKTROFOTOMETRI EMISI ATOM”


yang diberikan tugas oleh dosen pembimbing dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Kendari, 28 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Sampul ................................................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Spektrofotometri Emisi Atom ................................................................. 3


B. Prinsip Kerja Spektrofotometri Emisi Atom............................................................. 6
C. Memberikan Contoh Analisis Penelitian Menggunakan Metode
Spektrofotometri Emisi Atom. .................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

LAMPIRAN JURNAL ....................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam alam semesta ini sangat banyak ditemukan unsur-unsur. Ada yang
bersifat logam, semilogam, dan nonlogam. Letaknya pun juga berbeda-beda ada
yang di tanah, udara, air, dan lain-lain. Seorang analis perlu untuk mengetahui
banyak konsentrasi unsur-unsur logam tersebut. Misalnya unsur yang ada di
dalam daun tumbuh-tumbuhan. Pentingnya bagi seorang analis adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan dan untuk menganalisis suatu penyakit, bahkan juga
berguna untuk menciptakan suatu produk yang berguna bagi masyarakat luas.
Namun, proses analisis tersebut tidaklah mudah. Karena membutuhkan keahlian
tertentu. Cara penentuan konsentrasi suatu unsur (logam) dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu cara konvensional dan cara instrumental. Cara konvensional
adalah cara menentukan konsentrasi suatu unsur yang berdasarkan reaksireaksi
kimia dan cara ini masih sederhana serta memiliki banyak kesalahan. Sedangkan
cara instrumental adalah cara menentukan konsentrasi suatu unsur dengan
menggunakan alat instrument yang canggih. Cara ini lebih efektif dan efisien
serta memiliki banyak keuntungan.
Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi
elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spectrometer”
atau spektrofotometer. Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang
terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkam sinar
dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diarbsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.

1
Spektroskopi emisi merupakan spektroskopi atom dengan menggunakan
sumber eksitasi selain nyala api seperti busur listrik atau bunga api. Belakangan
ini sumber eksitasi yang sering digunakan adalah plasma argon. Metode ini
bersifat spesifik dan peka. Metode memerlukan persiapan sampel yang minimum,
seperti sampel dapat langsung diletakkan pada sumber eksitasi. Gangguan unsur-
unsur lain pada temperatur eksitasi lebih tinggi, namun semuanya tidak berarti.
Karena pada saat yang sama dapat diambil spektrum dari dua unsur atau lebih
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian spektrofotometri emisi atom?
2. Bagaimana prinsip kerja spektrofotometri emisi atom?
3. Bagaimana contoh analisis penelitian menggunakan metode spektrofotometri
emisi atom?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian spektrofotometri emisi atom
2. Mengetahui prinsip kerja spektrofotometri emisi atom
3. Memberikan contoh analisis penelitian menggunakan metode
spektrofotometri emisi atom.
D. Manfaat
1. Mendapatkan wawasan mengenai spektrofotometri emisi atom
2. Mendapatkan wawasan mengenai cara menganalisis panjang gelombang
cahaya dengan spektrofotometri emisi atom.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spektrofotometri Emisi Atom
Spektrofotometri emisi atom (AES) adalah metode analisis kimia yang
menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan dari api, plasma , atau percikan
pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan jumlah suatu unsur dalam
sampel. Panjang gelombang dari garis spektral atom memberikan identitas elemen
sedangkan intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan jumlah
atomunsur.
AES menyerap cahaya menggunakan atom bebas. AES adalah
instrumen yang menggunakan prinsip ini, bertujuan untuk menganalisis
konsentrasi logam dalam larutan. Zat dalam suatu larutan mengalami penguapan,
dan dipecah menjadi atom terfragmentasi menjadi nyala atau plasma.
Dalam emisi atom, sampel terkena energi tinggi, lingkungan termal untuk
menghasilkan atom keadaan tereksitasi, yang mampu memancarkan cahaya.
Sumber energi bisa menjadi busur listrik, api, atau lebih baru-baru ini, sebuah
plasma. Spektrum emisi dari elemen terkena seperti sumber energi terdiri dari
kumpulan panjang gelombang emisi yang diijinkan, biasanya disebut garis emisi,
karena sifat diskrit dari panjang gelombang dipancarkan. Spektrum emisi ini
dapat digunakan sebagai karakteristik yang unik untuk identifikasi kualitatif
elemen. Atom emisi dengan menggunakan busur listrik telah banyak digunakan
dalam teknik analisis. Emission kualitatif juga dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyak elemen hadir dalam sampel. Untuk analisis
―kuantitatif‖, intensitas cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang
elemen yang akan ditentukan diukur. Intensitas emisi pada panjang gelombang ini
akan lebih besar sebagai nomor atom dari unsur analit meningkat. Teknik
fotometri nyala api adalah sebuah aplikasi dari emisi atom untuk analisis
kuantitatif.

3
Elektroda yang biasa digunakan untuk berbagai bentuk AES adalah
grafit. Grafit merupakan pilihan yang baik untuk bahan elektroda karena
konduktif. Logam yang digunakan sebagai elektroda akan dpakai selama
pemakaian dan logam yang dipakai tentunya tidak boleh mengganggu proses.
Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan panjang
gelombang garis intens dari sampel elemen telah diketahui. Pada umumnya
setidaknya ada tiga baris intens sampel yang harus cocok dengan elemen sudah
diketahui untuk menyimpulkan bahwa sampel mengandung elemenelemen
tersebut

Gambar Alat ICP AES


Analisa Kualitatif dan kuantitatif
1. Analisa kualitatif
Garis-garis emisi yang khas bagi suatu unsur logam akan tergambar
pada film foto sebagai garis-garis hitam, letak suatu garis hitam tersebut pada
film foto menentukan nilai panjang gelombang yang khas bagi unsur logam
bersangkutan. Suatu unsur logam tertentu dapat menghasilkan banyak sekali
garis hitam pada film foto, dengan intensitas yang berbeda. Untuk
mengidentifikasi unsur logam secara kualitatif dengan cara ini maka dibuat
spectrum emisi cuplikan yang mengandung logam X pada film foto, sehingga
pada film tersebut timbul garis-garis hitam dengan panjang gelombang yang

4
khas bagi logam X tersebut, kemudian spectrum logam X tersebut
dibandingkan dengan spectrum standar (juga dalam film foto) yang
mengandung garis-garis hitam yang khas untuk berbagai unsur logam yang
telah diketahui jenisnya dan biasanya disebut “Master Spectrum”.
2. Analisa Kuantitatif
Dahulu banyak dilakukan dengan menggunakan alat spektrograf emisi
yang detektornya film foto. Dibuat beberapa cuplikan standar unsur X dengan
konsentrasi yang sudah diketahui, kemudian tiap cuplikan standar itu di
dieksitasi dalam “Spark” sehingga diperoleh spectrum emisi X tersebut pada
film foto. Dari berbagai garis spectrum yang dihasilkan pada film foto
tersebut, kemudian dipilih salah satu garis yang intensitasnya kuat dan dengan
menggunakan alat “Densitometer” diukur derajat kehitaman dari garis yang
dipilih itu pada berbagai konsentrasi X.
Semakin tinggi konsentrasi X maka semakin hitam garisnya (dan
sebaliknya). Sehingga dapat disimpulkan“Tingkat kehitaman garis spectrum
emisi pada film foto itu berbanding lurus dengan Intensitas (I) garis emisi
itu”. Densitometer memberikan langsung nilai Intensitas untuk berbagai
konsentrasi. Sehingga dapat dibuat kurva hubungan antara Intensitas dan
Konsentrasi pada suatu panjang gelombang yang diukur.
Banyak kerumitan dan kesulitan yang diperoleh dengan cara atau metoda
analisa yang menggunakan detektor film foto ini, karena waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan analisanya tidak singkat.
Dengan berkembangannya ilmu elektronik yang semakin maju, maka
detektor film foto ini sekarang diganti dengan“Tabung Penggandaan Foto”
(Photo Multi Plier Tube) / PMT.
B. Prinsip Kerja Spektrofotometri Emisi Atom
Spektroskopi emisi atom merupakan spektroskopi yang didasarkan pada
cahaya yang dipancarkan ketika elektron turun dari level energi tinggi ke energi

5
yang lebih rendah. Jika ada energi dari luar yang mengganggu atom, misalnya
dari sumber eksitasinya (arc, spark, dan plasma) yang dihasilkan tegangan tinggi
atau laser pulsa berdaya tinggi, maka elektron dalam atom akan naik dari ground
state ke level energi eksitasi dikarenakan absorbsi dari energi yang mengganggu.
Elektron kemudian turun kembali ke level ground state dengan memancarkan
cahaya yang disebut sebagai foton. Cahaya yang dipancarkan tersebut memiliki
karateristik khusus sesuai dengan atomnya. Salah satunya pada panjang
gelombangnya.
Prinsip dasar dari analisa Atomic Emission Spectrometer (AES) ini yaitu :
Apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam suatu sumber energi kalor (sumber
pengeksitasi), maka elektron di orbital paling luar atom tersebut yang tadinya
dalam keadaan dasar atau ‘ground state’ akan tereksitasi ke tingkat-tingkat energi
elektron yang lebih tinggi. Eksitasi adalah proses perpindahan elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi dengan menyerap sejumlah energi tertentu dari luar.
Karena keadaan tereksitasi itu merupakan keadaan yang sangat tidak stabil maka
elektron yang tereksitasi itu secepatnya akan kembali ke tingkat energi semula
yaitu ke keadaan dasarnya (ground state). Pada waktu atom yang tereksitasi itu
kembali ke tingkat energi lebih rendah yang semula, maka kelebihan energi yang
dimilikinya sewaktu masih dalam keadaan tereksitasi akan ‘dibuang’ keluar
berupa
‘emisi sinar’ dengan panjang gelombang yang karakteristik bagi unsur yang
bersangkutan.
 Sumber Pengeksitasi atom
Sumber pengeksitasi atom suatu unsur memerlukan suatu sumber
energi kalor yang mampu mengeksitasikan elektron di orbital paling luar
dari atom tersebut ke tingkat energi atom yang lebih tinggi.
Pada spektrofotometri emisi nyala, sumber pengeksitasinya
adalah nyala api gas, tetapi kelemahan dari nyala api ini adalah energi

6
kalor yang dihasilkan nya relatif rendah. Misalnya campuran gas Acetilen
dan O2 murni hanya akan menghasilkan suhu sekitar 3000oC. Dengan
kombinasi gas ini maka unsur-unsur yang dapat dieksitasikan dengan
menghasilkan intensitas sinar emisi yang baik biasanya adalah logam-
logam alkali (Na, K, Li, Ca dll). Sedangkan untuk mengeksitasikan atom
logam-logam yang lebih berat maka diperlukan nyala api dengan
kombinasi gas lain yang dapat memberikan suhu lebih tinggi dan juga
memberikan energi kalor yang lebih tinggi.
Oleh karena itu telah diusahakan adanya sumber-sumber
pengeksitasi atom yang dapat menghasilkan energi kalor yang lebih tinggi.
Ada dua jenis sumber pengeksitasi yang mampu memberikan energi kalor
dan suhu yang lebih tinggi, yaitu ‘bunga api listrik’ yang disebut ‘Arc’
atau “Spark” dan “Plasma” yang ditimbulkan secara induksi (Inductively
Couple plasma atau ICP). Dengan kedua jenis sumber eksitasi ini maka
hampir semua unsur logam dapat dieksitasikan.
Yang dimaksud dengan bunga api listrik atau awan muatan
listrik (electrical discharge) adalah loncatan muatan listrik antara ujung
batang elektroda dan sampel dimana ujung elektroda dan sampel tidak
saling bersentuhan dan apabila antara keduanya diberikan tegangan listrik
yang tinggi, maka akan terjadi loncatan muatan elektron dan akan
menimbulkan tahanan sehingga hal ini akan menimbulkan kalor yang
sangat tinggi, Suhu yang dihasilkan oleh muatan listrik tersebut berkisar
antara 4000oC sampai dengan 7000◦C. Jadi jauh lebih tinggi dari pada
yang dihasilkan oleh nyala api gas acetilen dan O2..
 Cara Kerja
Sampel dapat berupa zat padat, cair, ataupun gas. Sebelumnya,
sampel harus dikonversi menjadi atom bebas biasanya melalui sumber
eksitasi suhu tinggi. Sampel cair dikonversi dalam bentuk nebulasi dan

7
dibawa ke sumber eksitasi oleh gas yang mengalir. Sampel padat dapat
dikonversi melalui ablasi laser sehingga dapat dirubah dari sampel solid
menjadi aliran gas. Zat padat juga dapat langsung menguap oleh percikan
antara elektroda.
Salah satu energi yang bisa digunakan untuk mengeksitasi atom
adalah dengan menembakkan laser pulsa berdaya tinggi (energi ~20 mJ)
ke permukaan material. Berikut ini skematik spektroskopi emisi atom
menggunakan laser daya tinggi:
Jika sebuah laser pulsa (CO2 laser) ditembakkan ke permukaan
sebuah material, maka permukaan material akan terablasi dan atom serta
molekul keluar dengan menghasilkan sebuah cahaya plasma yang
mempunyai temperatur tinggi sebesar 10000 K. Karena temperatur yang
tinggi, atom yang ada di dalam plasma tersebut tereksitasi. Dengan
menggunakan fiber optik (digunakan untuk mengirimkan cahaya ke
spektrometer) dan spektrometer (digunakan untuk mendispersi cahaya
seperti cara kerja prisma) akan dperoleh spektrum hubungan panjang
gelombang dan intensitas. Panjang gelombang ini merupakan atom-atom
yang teridentifikasi dari material yang ditembak. Dengan menggunakan
teknik ini, mampu mengetahui atom yang terkandung dalam material
dalam waktu yang sangat cepat yaitu kurang dari 1 menit. Dengan
karakteristik khusus yang dimiliki oleh atom, yaitu setiap atom
mempunyai panjang gelombang yang berbeda satu sama lain, maka kita
dapat mengetahui kandungan semua atom dalam semua.

8
C. Analisis Penelitian Menggunakan Metode Spektrofotometri Emisi Atom
Analisis penelitian menggunakan metode spektrofotometri emisi atom
dapat dilakukan dengan menggunakan studi literatur, misalnya jurnal. Jurnal
High-Sensitivity Determination of K, Ca, Na, and Mg in Salt Mines Samples by
Atomic Emission Spectrometry with a Miniaturized Liquid Cathode Glow
Discharge atau Penentuan Sensitivitas Tinggi K, Ca, Na, dan Mg dalam Sampel
Tambang Garam dengan Spektrometri Emisi Atom dengan Debit Cahaya Katoda
Cair Miniatur menjadi salah satu jurnal yang menggunakan metode
spektrofotometri emisi atom dalam penelitiannya. Adapun isinya yaitu :
 Judul : High-Sensitivity Determination of K, Ca, Na, and Mg in Salt Mines
Samples by Atomic Emission Spectrometry with a Miniaturized Liquid
Cathode Glow Discharge.
 Nama Jurnal : Journal of Analytical Methods in Chemistry
 Penulis : Jie Yu,Zhichao Zhang, Quanfang Lu, Duixiong Sun, Shuwen Zhu,
Xiaomin Zhang, Xing Wang, and Wu Yang
 Latar Belakang : Tambang garam merupakan sumber daya mineral alam
karena mengandung banyak komponen yang bermanfaat, seperti K, Ca, Na,
dan Mg. Tambang garam banyak dimanfaatkan untuk bahan baku yang
digunakan dalam industri, pertanian, dan obat-obatan. Namun, sebelum
penambangan dan pengolahan, seringkali kita perlu menentukan kandungan
logamnya. Hanya dengan cara ini tambang garam akan menikmati aplikasi
yang lebih potensial. Alat analisis tradisional seperti AAS, ICP-AES, dan
ICP-MS banyak digunakan untuk penentuan kandungan logam dalam
berbagai sampel nyata. Namun, alat ini umumnya terbatas pada laboratorium
dan membutuhkan suhu tinggi, vakum tinggi, input daya tinggi, atau bahkan
inert/gas khusus. Selain itu, sulit bagi ICP untuk memperkenalkan larutan
dengan salinitas tinggi, karena salinitas beban dapat menyebabkan penekanan

9
sinyal, gangguan spektral, ketidakstabilan plasma, dan bahkan pemblokiran
nebulizer. Kekurangan ini membatasi penggunaannya hanya di laboratorium
dan tidak memenuhi persyaratan untuk penyebaran lapangan atau pemantauan
waktu nyata. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik analisis yang
sederhana, nyaman, dan portable yaitu spektrometri emisi atom katoda cair
baru atau Liquid Cathode Glow Discharge (LCGD-AES).
 Tujuan : Untuk penentuan elemen multilogam dalam sampel air secara
simultan menggunakan (LCGD-AES).
 Alat dan Bahan : LCGD-AES, inductively coupled plasma (ICP) dan ion
chromatography (IC). Tambang garam, HNO3, HCl, dan H2
 Prosedur kerja : HNO3, HCl, dan H2 NS kelas reagen unggul dan dipasok
oleh Sinopharm Reagen Kimia Co., Ltd. 1000mg L1 standar stok K, Ca, Na,
dan Mg diperoleh dari Pusat Penelitian Nasional untuk Bahan Referensi
Bersertifikat. Elektrolit latar belakang disesuaikan dengan pH= 1 dengan
HNO3.Solusi standar kerja disiapkan dengan pengenceran yang sesuai dari
larutan stok yang sesuai dan kemudian disesuaikan dengan pH = 1,0 dengan
HNO3. pH larutan diukur dengan pH meter. Air deionisasi (18,25MΩcm)
dimurnikan menggunakan sistem pemurnian air digunakan untuk persiapan
semua solusi kerja. Empat tambang garam yang telah diproses sebelumnya
(dilambangkan sebagai A, B, C, dan D) dipasok oleh Qinghai Salt Lake
Potash Fertilizer Co.,. Semua sampel prosedur perlakuan adalah sebagai
berikut: setiap sampel nyata ditimbang secara akurat 0,500 g dan kemudian
dilarutkan, dipindahkan ke dalam labu takar 100mL dan disesuaikan dengan
pH = 1,0 dengan HNO3, dan kemudian dipisahkan dengan centrifuge
berkecepatan tinggi pada 10.000 rmin1 untuk mendapatkan terukur sampel
solusi. Setelah itu, kandungan Ca, Na, dan Mg dalam sampel larutan
ditentukan langsung dengan LCGDAES, ICP-AES, dan IC. Selain itu, setiap
sampel solusi (1mL) diencerkan 100 kali dengan pH = 1,0 HNO3 larutan

10
untuk menentukan kandungan K karena konsentrasi K dalam sampel larutan
jauh lebih tinggi daripada Ca, Na, dan Mg. Semua titik data mewakili nilai
rata-rata dari 10 pengukuran berturut-turut.
 Isi : Untuk memverifikasi kelayakan metode ini, larutan blanko (pH = 1,0
HNO3) (a) dan 50mg L1 larutan campuran K, Ca, Na, dan Mg (disesuaikan
dengan pH = 1,0 dengan HNO3diperkenalkan ke dalam LCGD-AES. Untuk
memverifikasi kelayakan metode ini, larutan blanko (pH = 1,0 HNO3) (a) dan
50mg L1 larutan campuran K, Ca, Na, dan Mg (disesuaikan dengan pH = 1,0
dengan HNO3) (b) diperkenalkan ke dalam LCGD-AES. garis 766,5, 422,7,
589.0, dan 285,2 nm dipilih sebagai garis analitik masing-masing KI, Ca I, Na
I, dan Mg I. Semua hasil ini menunjukkan bahwa layak untuk menggunakan
LCGD-AES untuk identifikasi kualitatif simultan K, Ca, Na, dan Mg di
tambang garam. Di bawah panjang gelombang tetap pada 766,5 nm, intensitas
emisi KI diambil sebagai fungsi waktu untuk menguji stabilitas pelepasan.
menunjukkan penelusuran temporal dari intensitas emisi 5mg L1 K solusi
dalam tegangan yang berbeda sekitar 5 menit setelah plasma distabilkan
selama sekitar 2 menit. Ditemukan bahwa intensitas emisi meningkat dengan
meningkatnya tegangan pelepasan dari 610 menjadi 680VPengaruh laju aliran
larutan pada intensitas emisi juga dievaluasi dalam kisaran 2.5-5.5mLmin
intensitas emisi K meningkat dengan aliran tingkat dari 2,5 hingga
5,5mLmin1, tetapi intensitas emisi Ca, Na, dan Mg meningkat dari 2,5
menjadi 3,0 mLmin1 dan kemudian menurun setelah lebih meningkatkan laju
aliran dari 3,0 untuk 5.5mLmin. Efek dari elektrolit pendukung yang berbeda
(disesuaikan dengan pH = 1,0 dengan HNO3, HCl, dan H2JADI 4, resp.) pada
intensitas emisi 5mg L1 K, Ca, Na, dan Mg solusi diselidiki intensitas bersih
K, Ca, Na, dan Mg semuanya dipengaruhi oleh asam anion. efek pH larutan
juga dioptimalkan dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa ketika pH lebih
rendah dari 0,8, pancaran sangat keras dan intensitas emisi rentan terhadap

11
fluktuasi karena konduktivitas yang lebih tinggi dan energi yang lebih tinggi.
Selain itu, kapiler Pt dan kuarsa akan hancur ketika pH di bawah 0,8. Namun,
ketika pH di atas 1.6, intensitas emisi tidak dapat dipastikan dengan jelas
karena konduktivitas yang lebih rendah dan cahaya yang lebih lemah. Oleh
karena itu, pengaruh pH larutan pada intensitas emisi unsur dipelajari dalam
kisaran pH 0,8-1,6. Intensitas emisi menurun dari pH 0,8 hingga 1,6. Dengan
mempertimbangkan efisiensi emisi, stabilitas pelepasan, dan kemampuan
deteksi, kami memilih pH = 1,0 sebagai pH larutan optimum. Untuk
memvalidasi yang diusulkan metode, sampel tambang garam (A, B, C, dan D)
diterapkan untuk penentuan K, Ca, Na, dan Mg. Pemulihan sampel dilakukan
untuk memverifikasi akurasi menggunakan metode penambahan standar.
Selain itu, hasil pengukuran sampel yang diperoleh dengan LCGD-AES juga
dibandingkan dengan ICPAES dan IC. Hasil pengukuran tema LCGD, ICP,
dan IC dimana hasil pengukuran sampel real dengan menggunakan LCGD-
AES sesuai dengan nilai perbandingan yang diperoleh ICP-AES dan IC.
Selain itu, perolehan kembali K, Ca, Na, dan Mg oleh LCGD-AES berkisar
antara 84,05% hingga 115,94%. Semua ini menunjukkan bahwa hasil
pengukuran LCGD-AES dapat diandalkan dan akurat. NS Tuji metode
menghitung nilai untuk menemukan signifikansi statistik dari tes dalam
interval kepercayaan tertentu dengan awalnya mengasumsikan bahwa rata-
rata dari kedua kelompok adalah identik. Nilai dari< 0,05 (dengan selang
kepercayaan 95%) menunjukkan bahwa rata-rata kelompok berbeda.
Sebaliknya mencapai nilai > 0,05, menunjukkan bahwa kedua kelompok
memiliki rata-rata yang identic 95% = 2.78 ( Tuji untuk tingkat kepercayaan
95%)
 Kesimpulan : Spektrometri emisi atom cair katoda pijar (LCGD-AES)
berhasil diterapkan untuk pengukuran K, Ca, Na, dan Mg dalam sampel
tambang garam. Kondisi analisis optimasi LCGD-AES adalah pH = 1 dengan

12
HNO3 sebagai elektrolit, tegangan 650V, dan 3mLmin1 laju aliran. Konsumsi
daya di bawah 50W. dan RSD berkisar antara 0,9822 hingga 0,9981 dan dari
0,26% hingga 6,83%, masing-masing. LOD K, Ca, Na, dan Mg adalah 0,390,
0,054, 0,048, 0,032mg L1, masing-masing. Perolehan K, Ca, Na, dan Mg oleh
LCGD-AES berkisar antara 84,05% hingga 115,95%. Hasil pengukuran
LCGD-AES sangat konsisten dengan nilai perbandingan ICP-AES dan IC.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Spektroskopi emisi atom merupakan spektroskopi yang didasarkan pada
cahaya yang dipancarkan ketika elektron turun dari level energi tinggi ke energi
yang lebih rendah. Spektrofometiri emisi atom (AES) adalah metode analisis
kimia yang menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan dari api, plasma ,
atau percikan pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan jumlah suatu
unsur dalam sampel. Spektrofotometri emisi atom bertujuan untuk menganalisis
konsentrasi logam dalam larutan.
Prinsip dasar dari analisa Atomic Emission Spectrometer (AES) ini yaitu
apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam suatu sumber energi kalor (sumber
pengeksitasi), maka elektron di orbital paling luar atom tersebut yang tadinya
dalam keadaan dasar atau ‘ground state’ akan tereksitasi ke tingkat-tingkat energi
elektron yang lebih tinggi.
B. Saran
Penelitian menggunakan spektrofotometer emisi atom hendaknya
digunakan lebih banyak lagi dalam berbagai bidang agar menambah wawasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A dan Underwood, A.L. 1989. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta :Erlangga.
Mulja, M. dan Suharman. 1995. Analisis Instrumen. Surabaya :Airlangga University
Press.
Gandjar, Ibnu G., Rohman, Abdul. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri Dan
Kromatografi. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Khopkar. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. 275-283. Jakarta :UI-Press.
Yu, J., Zhichao, Z., Quanfang, L., Duixiong, S., Shuwen, Z., Xiaomin, Z., Xing, W>,
dan Wu, Y. 2017. High-Sensitivity Determination of K, Ca, Na, and Mg in
Salt Mines Samples by Atomic Emission Spectrometry with a Miniaturized
Liquid Cathode Glow Discharge. Journal of Analytical Methods in
Chemistry, Vol. 2 : 1 – 10.

15
LAMPIRAN JURNAL

16
17
18
19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai