Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS INSTRUMEN

KONDUKTOMETRI

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Zerah Sania Lindo (A25121001)


2. Fatimah Azzahra (A25121025)

PREOGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis Instrumen dengan baik.
Penyusunan makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai
Konduktometri pada mata kuliah Analisis Instrumen serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Analisis Instrumen. Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah
“Analisis Instrumen”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama Mahasiswa Pendidikan
Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako.

Palu, 28 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Konduktometri .......................................................................................................... 3
2.2 Instrument Konduktometri ......................................................................................................... 4
2.3 Prinsip Dasar Dan Prinsip Kerja Konduktometri ...................................................................... 6
2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Konduktometri ..................................................................... 7
2.5 Gangguan Pada konduktometri .................................................................................................. 8
2.6 Manfaat Dan Aplikasi Konduktometri ....................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................ 10
PENUTUP............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari titrasi amatlah penting bagi manusia yang mengambil jurusan kimia dan
bidang-bidang yang berhubungan denganya. Titrasi sampai sekarang masih banyak dipakai di
laboratorium industri disebabkan Teknik ini cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen.
Titrasi merupakan salah satu Teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.
Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah
dengan menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan
sedikit titrant, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Selain itu
juga dapat menggunakan alat yang disebut dengan konduktometer. Tidak semua zat bisa
ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk
mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis
titrasi yang ada.
Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam titrasi. Di
dalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang lainnya, yang
membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui titik equivalen dari
larutan itu. Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita praktikan sebelumnya
titik ekuivalen diketahui Ketika terjadi perubahan warna, zat itu akan mengalami perubahan
warna bila zat itu dalam keadaan setimbang. Untuk mempermudah kita untuk melihat zat itu
sudah mencapai equivalen maka digunakan indikator. Tetapi banyak praktikan yang merasa
kesulitan untuk menentukan dengan tepat titik equivalen dengan menggunakan titrasi
volumetri ini. Maka penulis membuat makalah yang berjudul titrasi konduktometri ini, dengan
tujuan untuk mengenalkan titrasi konduktometri kepada pembaca bahwa sebenarnya titrasi
konduktometri lebih mudah jika dibandingkan dengan titrasi lainnya, walaupun ada kelemahan
tetapi juga ada kelebihannya. Titik equivalen dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan
yang kita ukur, jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai equivalen. Titrasi

1
ini juga tidak perlu menggunakan indikator, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bab
selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan konduktometri?
2. Bagaimana gambar alat dari konduktometri dan apa saja fungsinya?
3. Bagaimana prinsip dasar dan prinsip kerja dari konduktometri?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari alat konduktometri?
5. Apa gangguan pada konduktometri?
6. Apa manfaat dan aplikasi dari konduktometri?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian konduktometri.
2. Untuk mengetahui gambar alat dari konduktometri dan apa saja fungsinya.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar dan prinsip kerja dari konduktometri.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari konduktometri.
5. Untuk mengetahui gangguan pada konduktometri.
6. Untuk mengetahui manfaat dan aplikasi dari konduktometri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konduktometri


Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu
larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam
larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang
mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik (G) merupakan
kebalikan dari tahanan (R), sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik
dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding
lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda
(l).
1 𝐴
𝐺= =𝑘
𝑅 𝑙

Dengan:

G = daya hantar listrik (ohm-1)

R = tahanan (ohm)

k = Konduktovitas (Sm-1)

A = luas permukaan elektroda (m2)

l = jarak kedua elektroda (m)

Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan kemampuan


ion dalam mengantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Ini berarti konduktometri adalah
salah satu metode analisa elektrokimia di samping potentiometri, amperometri dan sebagainya.

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin
tidak kita dapatkan jika kita menggunakan dengan titrasi lainya, misal tidak menggunakan
indikator, karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan. Jadi
dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik eivalen dengan melihat adanya
perubahan warna. Walaupun demikian masih banyak kelemahan – kelemahan dalam titrasi
konduktometri ini. Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk

3
larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja. Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak
dapat menggunakan titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan
daya hantar listrik, jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion–ion dalam larutan yang
berperan untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini tidak akan bisa melewati
larutan yang tidak terdapat ion– ion, sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus
listrik.

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Sehingga ikita harus menjaga
temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan, sehingga kita dapat memebedakan
perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja. Jika temperatur
berubah–ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar
malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun. Sehingga ion – ion dalam larutan
tidak dapat begeraka dengan bebas.

2.2 Instrument Konduktometri


Alat konduktometer terdiri dari dua bagian utama, yaitu unit (mesin) sebagai media pengaturan
dan pembacaan, dan conductivity probe (batang konduktivitas) sebagai komponen pengukur.
Detektor sensor pada probe terdiri dari dua bagian, yaitu anoda dan katoda, biasanya dibuat dari
bahan inert seperti grafit. Berikut adalah fungsi dari masing-masing bagian alat konduktometer:

a. Unit (mesin): Berfungsi sebagai sarana kontrol dan pembacaan hasil pengukuran. Pada unit
ini, hasil pengukuran yang diperoleh dari conductivity probe akan ditransfer dan diolah
untuk ditampilkan pada display dengan nilai numerik.
b. Conductivity probe (batang konduktivitas): Berfungsi sebagai sarana pengukuran
kemampuan Daya Hantar Listrik (DHL) atau nilai konduktivitas listrik suatu larutan atau
air dalam suatu perairan. Probe ini dicelupkan ke dalam sampel larutan atau air, dan secara
otomatis akan mentransfer hasil pengukuran ke unit alat untuk diolah dan ditampilkan pada
display dengan nilai numerik.

4
Gambar. Konduktometer

Ada 3 komponen penting pada konduktometer yaitu sebagai berikut :

a. Sumber Listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari baterai) melalui larutan merupakan proses
faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda. Sedangkan arus AC tidak
memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda-elektrodanya, dalam hal ini aliran arus
listrik bukan akibat proses faradai. Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat
listrik sel, maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparadai atau arus AC.
b. Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar.
Jembatan wheatstone bekerja berdasarkan keseimbangan tegangan antara tahanan Rx
dengan tahanan Rm dan tahanan antara R1 dengan tahanan R2, maka pada keadaan tersebut
dikatakan seimbang. Dimana jarum galvanometer menunjukan angka nol karena tegangan
pada titik A dan B nol.

Gambar. Jembatan Wheatstone untuk pengukuran tahanan

5
Keterangan Gambar:
 Rx = Tahanan yang akan diukur
 Rm = Potensiometer
 Rs = Tahanan pengaman Galvano
 R1, R2 = Tahanan Pembanding
 G = Galvanometer

Dalam keadaan seimbang dituliskan persamaan sebagai berikut:

Ix . Rx = Im . Rm dan I1 . R1 = I2 . R2

Maka :

𝐑𝐱 𝐑𝐦
=
𝐑𝟏 𝐑𝟐

𝐑𝟏
Rx = 𝐑𝟐 × 𝑹𝒎

c. Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang
terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina
untuk menambah efektifitas permukaan elektroda. Titrasi konduktometri dapat digunakan
untuk menentukan titik equivalen suatu titrasi, berupa beberapa contoh titrasi
konduktometri dibahas berikut, titrasi asam kuat – basa kuat sebagai contoh larutan HCl
dititrasi oleh NaOH. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Daya hantar H+
turun sampai titik equivalen tercapai. Dalam hal ini jumlah H+ makin berkurang di dalam
larutan, sedangkan daya hantar OH- bertambah setelah titik equivalen (Te) tercapai karena
jumlah OH- di dalam larutan bertambah, karena itu daya hantar konstan dengan
penambahan NaOH. Daya hantar ion Na+ bertambah secara perlahan-lahan sesuai dengan
jumlah ion Na+.

2.3 Prinsip Dasar Dan Prinsip Kerja Konduktometri


Konduktometri didasarkan pada metode analisa kuantitatif yang memanfaatkan daya
hantar listrik suatu larutan. Besarnya daya hantar yang diperoleh bergantung pada beberapa faktor,
diantaranya adalah jumlah partikelpartikel bermuatan dalam larutan, jenis ion yang ada, mobilitas
ion media/pelarutnya, suhu, gaya tarik menarik ion dan jarak elektroda. Daya hantar listrik

6
berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai
daya hantar listrik yang besar. Pada konduktometri menggunakan dua elektrode inert (platinum
yang terplatinasi) untuk mengukur konduktansi/daya hantar larutan elektrolit antara kedua
elektrode tersebut, biasanya digunakan arus bolak balik dan alat penyeimbang jembatan
Wheatstone. Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur bergantung pada ion-
ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut. Titrasi konduktometri dapat digunakan untuk
menentukan titik ekuivalen suatu titrasi

Prinsip kerja konduktometri adalah sel hantaran di celupkan ke dalam larutan ion positif
dan negatif yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa
hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan.
Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan makasemakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yangmenyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu
suatu larutan maka semakin besar nilaidaya hantarnya, hal ini karena saat partikel berada di
lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak langsung akan
mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel
semakin tinggi(gerakan molekul semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor
menerima sentuhan dari ion-ion larutan.

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Konduktometri


 Kelebihan konduktometri
a. Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik equivalen sudah dapat
ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut
b. Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapan
c. Lebih praktis
d. Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
e. Untuk persen kesalahannya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri
 Kekurangan konduktometri
a. Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja
b. Sangat dipengaruhi temperatur
c. Peralatan cukup mahal
d. Jika tidak hati-hati maka akan cepat rusak
e. Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh
7
2.5 Gangguan Pada konduktometri
Gangguan pada konduktometri adalah masalah yang dapat mempengaruhi akurasi pengukuran
konduktivitas suatu larutan atau bahan. Beberapa gangguan meliputi:

a. Kontaminasi Elektroda: Kontaminasi pada elektroda konduktometri dapat mengganggu


pengukuran. Pastikan elektroda dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
b. Suhu: Suhu polusi dapat mempengaruhi konduktivitas. Pastikan untuk mengkompensasi
suhu saat melakukan pengukuran.
c. Pengenceran yang Tidak Tepat: Jika lingkungan terlalu encer atau terlalu pekat, ini dapat
mempengaruhi konduktivitas pengukuran.
d. .Kontaminasi Sampel: Kontaminan dalam larutan dapat mengubah konduktivitasnya.
Pastikan sampel benar-benar murni.
e. Kalibrasi yang Tidak Tepat: Kekeliruan dalam proses kalibrasi dapat menghasilkan hasil
yang tidak akurat
f. Elektroda Rusak: Elektroda konduktometri yang rusak atau aus dapat mengganggu
pengukuran.

2.6 Manfaat Dan Aplikasi Konduktometri


Konduktometer memiliki manfaat dan aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, antara lain:

 Di laboratorium yaitu untuk mengukur daya hantar larutan zat elektrolit baik secara
langsung, seperti pengukuran daya hantar larutan sampel air atau air limbah, sampel
makanan/minuman atau obat-obatan atau digunakan di laboratorium pada proses titrasi
netralisasi, titrasi pengendapan bahkan dapat juga digunakan untuk menentukan kelarutan
dan hasil kali kelarutan (K dan Ksp)s uatu larutan elektrolit yang sulit larut. Pada titrasi
secara konduktometri akan terjadi perubahan ion ataupun jumlah ion yang mengakibatkan
perubahan hantaran larutan selama titrasi tersebut.
 Menentukan konsentrasi ion dalam larutan, konduktometer dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi ion dalam larutan dengan mengukur daya hantar listrik larutan
tersebut
 Mengukur kualitas air: Konduktometer digunakan untuk mengetahui kemampuan Daya
Hantar Listrik (DHL) atau nilai konduktivitas listrik suatu larutan atau air dalam suatu
perairan. Pengukuran konduktivitas menjadi penting untuk berbagai bidang yang terkait

8
dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, kebutuhan industri, serta kebutuhan
air minum
 Mengukur kandungan nutrisi: Konduktometer digunakan dalam bidang hydroponic,
aquakultur, dan purifikasi air untuk memonitor kandungan nutrisi, garam (salinitas) pada
air, serta digunakan untuk memonitor kualitas air boiler.
 Menentukan konstanta ionisasi asam lemah: Konduktometer dapat digunakan dalam
analisis antara metode potensiometri dengan konduktometri dalam menentukan
konsentrasi larutan standar NaOH dari Ka asam asetat

SOAL

Tahanan larutan KCl 0,1 M dalam suatu sel konduktansi adalah 325 ohm dan konduktivitasnya
1,29 mho/m. Jika tahanan larutan NaCl 0,05 M dalam sel yang sama adalah 752,4 ohm, hitunglah
konduktansi spsesifik larutan NaCl tersebut.

Jawab:

Konstanta sel : K = h / L = h R

= (1,29 mho/m)(325 ohm) = 419 m-1

Konduktivitas NaCl :

h=K/R

h = 419 m-1 / 752,4 ohm

h = 0,557 mho/m

Maka konduktansi spesifik NaCl adalah :

A = h / c = 0,557 mho/m-1 / 0,05 mol/dm3 = 0,011 mho m2/mol

Jadi, konduktansi spsesifik larutan NaCl tersebut sebesar 0,011 mho m2/mol

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan kemampuan ion dalam
mengantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Konduktometer adalah alat yang digunakan
untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit
dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Selain itu, konduktometer
memiliki kegunaan lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh Gerakan partikel
di dalam sebuah larutan. Konduktometer memiliki 3 komponen utama yaitu sumber listrik, tahanan
jembatan dan sel. Prinsip kerja konduktometer adalah sel hantaran atau bagian konduktor yang
dicelupkan ke dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh
permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa
angka.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdi N.R. 2015. Pengembangan Biosensor Konduktometri Untuk Penentuan Kadar Asam Urat
Dalam Serum Darah Menggunakan Screen Printed Carbon Electrode (Spce)-Nata De
Coco. Jurnal Penelitian Kimia. Universitas Brawijaya. Vol. 11 (2015), No. 2, Hal. 192-199

Isvani, N. K., Mulyasuryani, A., & Prasetyawan, S. (2015). Kinerja Biosensor Konduktometri
Berbasis (Screen Printed Carbon Electrode) SPCE––Kitosan untuk Deteksi Diazinon,
Malation, Klorpirifos dan Profenofos. Jurnal Kimia VALENSI, 1(2), 84-90.

Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Rochmawati, A. (2015). Pengembangan Metode Analisis Kadar Kalium Dalam Daun Kelor
(Moringa Oleifera) Dengan Metode Konduktometri.

Rivai, Harizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi II. Jakarta
(ID): Kalman Media Pustaka.

Widjaja, I N.K. Dan N.P.L. Laksmiani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis. Jimbaran (ID):
UNUD press.

11

Anda mungkin juga menyukai