KIMIA ANILITIK
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM
Dosen Pengampu:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang pengenalan alat dan bahan di
laboratorium kimia ini.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin secara bersama sama,
untuk itu terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam
pembuatan makalah ini.
Demikian tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Praktikum kimia analitik di STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Kimia analitik adalah cabang kimia yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengukur komponen-komponen dalam suatu sampel. Analitik diartikan sebagai suatu
proses penelitian untuk memperoleh data atau kesimpulan dalam sebuah aktivitas atau
pekerjaan. Dalam arti sempit, analitik artinya suatu kegiatan yang diterapkan di
laboratorium dalam rangka mengamati kandungan pada zat yang menjadi sampel:
● identifikasi Komponen: Menentukan jenis zat atau komponen yang ada dalam
sampel.
2
2. Analisis Kimia Kuantitatif
Jenis analitik yang kedua adalah analitik kimia kuantitatif. Analitik ini adalah
rangkaian aktivitas analisis yang memiliki tujuan untuk mengetahui jumlah suatu
senyawa atau unsur dalam sampel yang dianalisis.
Indikator: Zat kimia yang berubah warna untuk menunjukkan titik akhir titrasi.
Tanda-Tanda Bahaya:
Dalam laboratorium kimia, keamanan adalah prioritas utama. Beberapa tanda-tanda
bahaya yang harus diperhatikan meliputi:
3
● Penanganan Limbah: Buang limbah kimia dengan aman sesuai peraturan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-
langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara
logisPerhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil
yang tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari
masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa
percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau
dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila
montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan
ini selesaiJika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti dan
membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali.
(Braddy, 1995: 2).
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuankita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama
seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil
eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
5
Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai
pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek
laboratorium.karena sebelum memulai melakukan praktik di
laboratorium,praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua
peralatan dasar yang biasa di gunakan dalam laboratorium.berikut ini diuraikan
beberapa peralatan yang akan di gunakan dalam praktikum (laboratorium)
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang bisa di masuki sikat
seperti beker dan erlenmeyer paling baik di bersihkan dengan sabun,deterjen
sintetik atau pembersih sintetik lainnya.pipet, buret, tabung reaki atau labu
volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa bener-bener bersih dan
hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca
belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu di gunakan larutan pembersih
yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara
keseluruhan.setelah di bersihkan,alat itu di bilas dengan air kran, kemudian dengan
sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (underwood,1991:578)
6
2.2 Macam-macam Alat Laboratorium dan Fungsinya
7
4. Petridish ➢ Sebuah wadah untuk
membiakkan sela tau
mikroba
8
9. Cawan ➢ Sebagai wadah bahan
peanguap terutama saat pemanasan
dalam suhu tinggi
9
14. Pipet ➢ Untuk mengukur
Gondok volume larutan
10
19. Buret ➢ Untuk mengeluarkan
larutan dengan
volume tertentu,
biasanya untuk titrasi
11
24. Piknometer ➢ Digunakan untuk
menentukan massa
jenis sutau zat padat
atau cairan
12
29. Hot plate ➢ Untuk memanaskan
larutan, biasanya
larutan yang mudah
terbakar
13
2.3 Dasar Teori Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu laboratorium. Bahan
kimia dapat berwujud padat, cair, atau gas, dan berdasarkan komponen
penyusunnya berbentuk tunggal atau persenyawaan (campuran) yang berasal dari
alam maupun hasil proses produksi. Bahan kimia juga digunakan untuk pengujian
atau kalibrasi atau produksi dalam skala kecil misalnya, pembuatan tablet daun
kelor dengan mengguanakan bahan serbuk kelor. Penyimpanan bahan kimia di
dalam laboratorium harus memenuhi persyaratan dan disimpan dengan mengikuti
prosedur yang ada misal, meningkatan keamanan , bahan mudah dicari dan bahan
mudah diambil.
Berikut adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam praktikum kimia yaitu :
1. Asam sulfat
2. Asam nitrat
3. Natrium hidroksida
4. Kalium hidroksida
5. Asam klorida
6. Natrium karbonat
7. Asam fluoride
8. Asam karbonat
9. Asam nitrit
10. Kalium karbonat
11. Belerang dioksida
12. Amonium hidroksida
13. Benzena
14. Asam bromide
15. Kalsium karbonat
16. Etanol
17. Sikloheksana
18. Methanol
19. Aseton
20. Pentana
14
2.4 Berikut Adalah Kegunaan Dari Bahan Kimia Yaitu :
1. Asam sulfat
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini larut dalam air
pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industry kimia. Rumus H2SO4. Nama IUPAC:
Sulfur acid. Massa molar: 98,079 g/mol. Kepadatan: 1,84 g/cm. Viskositas: 26,7 cP
(20℃)
2. Asam nitrat
Asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam
beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Rumus: HNO3. Nama IUPAC: Nitric
acid. Massa molar: 63,01 g/mol. Kepadatan: 1,51 g/cm3. Viskositas: 1,092 mPa.s (
0 derajat celcius ); 0,746 mPa.s ( 25 derajat celcius ) ; 0,617 mPa.s (40℃)
15
3. Natrium hidroksida
Natrium hidroksida, juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Rumus NaOH. Massa molar:
39,997 g/mol. Nama IUPAC: Sodium oxidanide, Sodium hydroxide.
4. Kalium hidroksida
Kalium hidroksida adalh suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan
umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan natrium hidroksida ,
padatan tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Rumus: KOH. Nama IUPAC:
Pottasium hydroxide. Massa molar: 56,1056 g/mol. Kepadatan: 2,12 g/cm3. Larut
dalam : air, alcohol, gliserol.
5. Asam klorida
Asam klorida mempunyai rumus HCL. Pada suhu kamar, HCL adalah gas tidak
berwarna yang membentuk kabut putih asam klorida Ketika melakukan kontak
16
dengan kelembaban udara. Nama IUPAC: Hydrogen chloride. Rumus: HCL. Larut
dalam air. Bahaya utama: beracun, korosif.
6. Natrium karbonat
Natrium karbonat adalah garam netrium dari asam karbonat yang mudah larut
dalam air. Natrium karbonat murni berwarna putih, bubuk tanpa warna yang
menyerap embun dari udara, punya rasa alkali yang kuat. Rumus: Na2CO3.
Kelarutan: tidak larut dalam etanol, aseton. Larut dalam gliserol, dimetilformami.
7. Asam fluoride
Hydrogen fluoride adalah senyawa kimia dengan rumus kimia HF. Senyawa ini
merupakan gas atau cairan tidak berwarna dan merupakan sumber utama dari
industry fluor, biasanya sebagai larutan encer yang disebut asam hidrofluorat.
Rumus: HF. Massa molar: 20,01 g/mol. Kepadatan: 1,15 kg/m3.
8. Asam karbonat
17
Asam karbonat adalah asam organic dengan rumus kimia H2C03. Asam karbonat
termasuk asam lemah. Rumus: H2CO3. Nama IUPAC: Carbonic acid. Massa
molar: 62,03 g/mol. Larut dalam air. Kalrutan dalam air: Exists only in solution.
9. Asam nitrit
Asam nitrit adalah suatu asam monobasic sekaligus asam lemah yang diketahui
hanya ada sebagai larutan dan dalam bentuk garam nitrit. Nama IUPAC: Carbonic
acid. Rumus: HNO2. Massa molar: 47,013 g/mol. Kepadatan: 1 g/cm3. Titik lebur:
hanya diketahui sebagai larutan.
Kalium karbonat merupakan garam putih, yang dapat larut dalam air, namum, tidak
larut dalam etanol, yang membentuk alkali kuat. Kalium karbonat dihasilkan dari
reaksi kalium hidroksida dengan karbon dioksida. Rumus: K2CO3. Nama IUPAC:
Potassium carbonat. Massa molar: 138,205 g/mol. Kepadatan: 2,43 g/cm3. Larut
dalam air.
18
11. Belerang dioksida
Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini
merupakan gas beracun dengan bau yang menyengat yang dilepaskan oleh gunu
berapi dan beberapa pemerosesan industri. Rumus: SO2. Nama IUPAC: Sulfur
dioxide. Massa molar: 64,066 g/mol. Laraut dalam air.
Amonium hidroksida, dikenal pula sebagai larutan ammonia, air ammonia, larutan
amoniakal, ammonia encer, aqua amonia, dalah larutan amonia dalam air. Rumus:
NH4OH. Kepadatan: 880 kg/m3. Massa molar: 35,04 g/mol. Kelarutan dalam air:
bercampur.
13. Benzena
19
Benzena juga dikenal dengan rumus kimia C6H6 PhH, dan benzol, adalah senyawa
kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Rumus: C6H6. Nama IUPAC: Benzene. Kelarutan
dalam air: 0,8 g/L.
Asam bromide adalah senyawa kimia dengan rumus HBr. Senyawa ini adalah
cairan tak berwarna dan termasuk dalam hidrogen hilda. Asam hidrobromat adalah
larutan HBr dalam air. Nama IUPAC: Hydrogen bromide. Rumus: HBr. Massa
molar: 80,91 g/mol. Larut dalam: air dan alcohol.
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan formula CaCO3. Senyawa ini
merupakan bahan yang umum dijumpai pada batu di semua bagian dunia, dan
merupakan komponen utama cangkang organisme laut, siput., bola arang, Mutiara,
dan kulit telur. Rumus: CaCo3. Nama IUPAC: Calcium carbonate. Massa molar:
100,0869 g/mol.
20
16. Etanol
Etanol adalah cairan yang mudah terbakar yang juga dikenal sebagai alkoho, etil
alcohol, atau minuman berakohol. Etanol mudah menguap dan tidak berwarna dan
memiliki bau yang berbeda. Kebanyakan minuman beralkohol mengandung
persentase etanol. Titik nyala tergantung pada konsentrasinnya. Contoh ekstrim
adalah etanol murni yang akan menyala pada suhu 16,60℃.
17. Sikloheksana
21
18. Methanol
Methanol adalah bahan kimia yang mudah terbakar yang disebut sebagai “alkohol
kayu”. Saat ini sebagian besar methanol dihasilkan dari proses katalitik yang
melibatkan karbon monoksida, karbon dioksida, dan hidrogen. Titik nyala methanol
antara 11 dan 12 derajat celcius. Methanol dilaboratorium banyak digunakan
sebagai pelarut.
19. Aseton
22
20. Pentana
Pentana sering diguakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Ini juga merupakan
cairan yang sangat mudah terbakar dengan titik nyala -49 ℃. Pentana juga dapat
digunakan secara efktif untuk melakukan proses yang disebut “kromatografi cair”
yang merupakan teknik laboratorium untuk memisahkan campuran.
23
Pada prinsipnya, semua bahan kimia yang ada di laboratorium harus dianggap
berbahaya dan memiliki potensi toksisitas. Beberapa bahan kimia yang harus
ditangani dengan hati -hati sekali karena sifatnya yang berbahaya ataupun bersifat
racun. Jadi bahan kimia juga memiliki beberapa simbol bahaya digunakan untuk
pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut peraturan tentang Bahan Berbahaya
(Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang bahan berbahaya
(Ordinance on Hazardeous substances) adalah suatu aturan untuk melindungi atau
menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan
kerja. Arah peraturan tentang Bahan Berbahaya Ordinance on Hazardeous
substances) untuk klasifikasi, pengepakan, dan pelebelan bahan, kimia adalah valid
untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan,
perlindungan dan consumer dan kesehatan manusia.
1. Harmful (Berbahaya)
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, menggangu
system pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful)
khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
24
2. Toxic (Beracun)
Simbol ini menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau
penyerapan melalui kulit.
3. Corrosive (Korosif)
Simbol ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-
gatal bahakan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai
terpercik pada mata.
Simbol ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau
membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti
misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen,
permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.
25
5. Explosive (mudah meledak)
Simbol ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan
atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak
(singgungan dengan logam/metal).
6. Oxidator (pengoksidasi)
Simbol ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada
kontak dengan bahan organic dan agen pereduksi (reduktor).
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Lathifah, M., & Arifin, R. W. (2019). Animasi Interaktif Pengenalan Alat –Alat
Praktikum INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS:
Journal of Information System, 3(2), 189-â. Diakses pada 09 September 2023
Arjulian, I. (2013, juni 30). "Dasar Teori Laboratorium dan Pengenalan Alat-
Alat".Retrievedslideshare:https://www.slideshare.net/irdazarjulian/pengen
alan-alat-alat-di-laboratorium-kimia
prof. Dr. Ir. Rupa Matheus, M. (2021, agustus 22). Pengenalan Bahan Kimia.
Retrieved from mplk.politanikoe.ac.id: https://mplk.politanikoe.ac.id
Prof. Dr. Ir. Rupa Matheus, M. (2023, juni 26). Pengenalan Bahan Kimia.
Retrievedfrommplk.politanikoe.ac.id:https://mplk.politanikoe.ac.id/index.
php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/280-pengenalan-bahan-kimia
28