Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ANALISIS INSTRUMENTASI

TURBIDIMETRI DAN NEFELOMETRI


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Instrumentasi

Dosen Pengampu :
Dra. Sri Hastuti V.P, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ahmad Arifin A25121053


Sakti Setiawan A25121059
Asmi Yunita Allo A25121045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Analisis Instrumentasi dengan baik. Penyusunan makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman mengenai Turbidimetri Dan Nevelometri pada
mata kuliah Analisis Instrumentasi serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Analisis Instrumentasi. Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan
dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah “Analisis Instrumentasi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca terutama Mahasiswa Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako.

Palu, 08 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Definisi Turbidimetri dan Nefelometri ......................................................... 3

2.2 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja dari Turbidimetri dan Nefelometri ............ 9

2.3 Gambar dan Fungsi Alat Turbidimetri dan Nefelometri .............................11

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Dari Turbidimetri dan Nefelometri ................ 21

2.5 Gangguan, Manfaat serta aplikasi dari Turbidimetri dan Nefelometri....... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah pencemaran air di seluruh dunia telah terjadi meningkatnya
kekhawatiran di kalangan banyak orang. Pencemaran air bisa digambarkan sebagai
pencemaran sumber daya air oleh menghadirkan limbah, kuman dan bahan kimia
beracun. Aktivitas manusia merupakan penyumbang terbesar terhadap air polusi.
Tingkat kualitas air dapat ditentukan dengan mengamati tingkat kekeruhan air.
Tingkat kekeruhan air berubah karena adanya partikel tersuspensi, bahan organik
dan bahan kimia. Cara termudah untuk memperkirakan tingkat kekeruhan adalah
dengan mengevaluasi warna sampel air karena warnanya relatif mudah diukur
dibandingkan dengan bahan organik terlarut penting.
Pengukuran kekeruhan banyak digunakan dalam industri pengolahan air.
Sensornya yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan disebut turbidimeter.
Kehadiran dari partikel menyebabkan cahaya dihamburkan dari garis lurus dan
mengurangi intensitas cahaya. Adanya partikel berwarna atau terkontaminasi air
dapat menyerap energi cahaya dan efek ini dapat dimanfaatkan merancang
turbidimeter yang presisi. Turbidimeter juga banyak digunakan digunakan dalam
industri makanan dan minuman untuk mengendalikan kualitas produk dan
menentukan rehidrasi bubuk susu.
Turbidimetri adalah suatu analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran jumlah cahaya yang ditransmisikan (dan menghitung jumlah cahaya
yang diserap) oleh partikel-partikel dalam suspensi untuk menentukan konsentrasi
zat yang dicari. Nefelometri, di sisi lain, adalah metode yang digunakan untuk
mengukur jumlah cahaya yang dihamburkan oleh partikel dalam suspensi.
Berdasarkan uraian diatas, pada makalah ini membahas Turbidimetri dan
Nefelometri.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana definisi dari Turbidimetri dan Nefelometri?
2. Bagaimana prinsip dasar dan prinsip kerja dari Turbidimetri dan
Nefelometri?
3. Bagaimana gambar dan fungsi alat Turbidimetri dan Nefelometri?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari Turbidimetri dan
Nefelometri?
5. Bagaimana ganguan, manfaat serta aplikasi dari Turbidimetri dan
Nefelometri?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Turbidimetri dan Nefelometri
2. Untuk mengetahui prinsip dasar dan prinsip kerja dari Turbidimetri dan
Nefelometri
3. Untuk mengetahui gambar dan fungsi alat Turbidimetri dan Nefelometri
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Turbidimetri dan
Nefelometri
5. Untuk mengetahui ganguan, manfaat serta aplikasi dari Turbidimetri
dan Nefelometri
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Turbidimetri dan Nefelometri


Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada
pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah
perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan deng aintensitas sinar mula-
mula. Bila cahaya dilewatkan melalui larutan yang bersuspensi. Maka sebabhagian
dari energi radiasi akan dihamburkan, diserap, dipantulkan, dibiaskan dan sisanya
akan diteruskan. Pengukuran intensitas cahaya diteruskan sebagai fungsi dari
konsentrasi yang merupakan dasar dari perelatan Turbidimeter. Bila suspensi
dipandang dengan sudut tegak luru sterhadap cahaya yang datang maka sistem
(larutan) tampak berpencar yang disebabkan oleh pantulan cahaya dari partikel-
partikel suspensi (efek tyndall). Cahaya dipantulkan tidaj beraturan dan membaur
sehingga istilah cahaya baur digunakan untuk menerangkan kekabutan. Pengukuran
cahaya baur ini (dengan sudut tegak lurus terhadap cahaya datang) sebagai fungsi
dari konsentrasi adalah dasar dari perlatan Nefalometer. Pada umumnya
turbidimeter di gunakan untuk analisa larutan suspensi sedangkan larutan koloid
digunakan nefelometer.
Turbidimetri dan nefelometri adalah metode analisis terkait erat yang
digunakan untuk mengukur kekeruhan atau kekeruhan suatu larutan karena adanya
partikel padat dalam larutan. Perbedaan utama kedua metode tersebut adalah
analisis turbidimetri berdasarkan hamburan cahaya, sedangkan analisis nefelometri
berdasarkan hamburan dan serapan cahaya. Turbidimetri ialah suatu analisis
kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran jumlah cahaya yang ditransmisikan
(dan menghitung jumlah cahaya yang diserap) oleh partikel-partikel dalam suspensi
untuk menentukan konsentrasi zat yang dicari. Sedangkan nefelometri ialah metode
yang digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang dihamburkan oleh partikel
dalam suspensi. Pilihan antara turbidimetri dan nefelometri bergantung pada fraksi
cahaya yang tersebar.

3
4

A. Turbidimetri
Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikulat dalam
suspensi yang didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel.
Turbidimetri sedikit berbeda dengan adsorbansi spektrofotometer. Turbidimetri
mengukur sinar yang dibelokkan sedangkan spektrofotometer mengukur sinar
yang diteruskan. Ada dua satuan yang digunakan pada turbidimetri, yaitu
NTUdan FAU. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan
dapatdinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode
pengukuran turbiditas didasarkan pada pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang, Dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer,
intensitas cahaya diukur dengan larutan standar (Khopkar 2003).
Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya suspensi
partikel padat dalam larutan. Artinya turbidimetri adalah analisa yang
berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya partikel
yang terdapat dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala
arah yang mengenainya. Turbidimetri adalah pengukuran spesies hamburan
cahaya dalam larutan dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas masuk
setelah dilewatkan melalui larutan.
Dalam turbidimetri digunakan larutan yang berupa koloid atau
tersuspensi. Larutan jernih juga dapat diukur dengan metoda ini dengan jalan
memberikan emulgator untuk mengemulsi larutan. Larutan tersuspensi atau
koloid mengandung partikel yang berukuran besar dari 10-10 cm. Ukuran
partikel ini biasanya dapat dilihat dengan mata. Kegunaan metode turbidimetri
antara lain untuk menentukan kadar senyawa tertentu yang terdapat pada suatu
tempat yaitu dengan merubahnya terlebih dahulu menjadi senyawa yang sulit
larut, kemudian diberi emulgator. Contohnya penentuan kadar kalsium dalam
5

suatu batuan, dimana sebelumnya kalsium diubah menjadi kalsium karbonat


yang sulit larut, kemudian ditambahkan emulgator.
Analisa kuantitatif secara turbidimetri didasarkan pada intensitas cahaya
yang diteruskan, setelah cahaya tersebut melalui larutan yang mengandung
partikel-partikel tersuspensi dari zat yang dianalisa. Hamburan yang terukur
pada alat turbidimeter adalah hamburan yang diteruskan atau yang membentuk
sudut 1800. Sedangkan hamburan yang membentuk sudut 900, hamburannya
terdeteksi oleh alat nefelometer.
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya
yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran
turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu pengukuran
perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang
datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang
mulai tidak tampak di dalam lappisan medium yang keruh. Instrumen
pengukuran perbandingan tyndall disebut sebagai tyndall meter. Dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer,
intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidineter mliputi
pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbandinglurus terhadap
konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk
partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari
ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang
gelombang
Turbidimeter adalah alat pengujian air yang berfungsi untuk mengukur
tingkat kekeruhan air. Air yang keruh akan menyebabkan cahaya yang
melewatinya akan mengalami pengurangan intensitas cahaya yang signifikan.
Hal tersebut dikarenakan cahaya yang melewati air keruh mengalami
penyerapan (absorbsi), pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), dan
diteruskan (transmisi). Turbidimeter adalah alat yang digunakan sebagai
6

alat uji standar untuk menentukan tingkat kekeruhan air. Keberadaan alat
ini sebenarnya sudah umum.
a) Dengan kemajuan dalam pengembangan sensor fotodetektor, desain
turbidimeter kemudian dapat mendeteksi perubahan atenuasi
(redaman) intensitas cahaya yang sangat kecil melalui sampel
volume yang tetap. Umumnya ada dua tipe utama turbidimeter dapat
dikategorikan sebagai berikut: Absorptiometer: yang mengukur
penyerapan (atau atenuasi) dari intensitas cahaya yang melewati
sampel.
b) Nephelometers: yang mengukur porsi cahaya yang berserakan pada
sudut 90° dari berkas kejadian.
Selain teknik pengukuran ini mengacu pada pengukuran cahaya yang
berserakan pada sudut antara 90 ° sampai 180 °. Gambar 2.1 menunjukkan
berbagai konfigurasi untuk mengukur kekeruhan melalui sistem optik

Gambar 1. Metoda Pengukuran Kekeruhan Air


B. Nefelometri
Nefelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran kadar
zat dengan mengukur peredaran cahaya (scattered) yang mengenai pertikel
dalam larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri. Alat ini
digunakan untuk mengetahui kuantitas protein spesifik secara lebih akurat dan
precise, selain itu mudah digunakan dan otomatis. Sensitivitas dan spesifisitas
yang baik menjadikan nefelometri dipakai sebagai metode standar. Sampel
7

dengan jumlah minimal dapat diukur dengan alat ini. Penggunaan nefelometri
umumnya untuk mnegukur protein plasma seperti immuno globulin,
komponen-komponen, dan protein spesifik yang lain seperti free light chain.
Kebutuhan pengukuran yang tepat terhadap kekeruhan air pada sampel
yang mengandung padatan halus menuntut untuk kemajuan kinerja sebuah
turbidimeter. Dalam teori yang awalnya dimulai oleh Jackson Candle
Turbidimeter masih memiliki keterbatasan karena tidak dapat mengukur
kekeruhan yang lebih rendah dari 25 JTU(Jackson Turbidimeter Unit), dan
masih bergantung pada penilaian manusia untuk menentukan yang nilai pasti.
Selain itu, karena sumber cahaya dalam instrumen Jackson adalah nyala lilin,
cahaya yang dipancarkan cahaya berada di ujung panjang gelombang yang
lebih panjang dari spektrum yang terlihat (kuning-merah) di mana panjang
gelombang tidak tersebar secara efektif oleh partikel kecil. Untuk alasan inilah,
instrumen ini tidak sensitif terhadap suspensi partikel yang sangat halus. (Silika
yang sangat halus tidak akan menghasilkan redaman cahaya gambar di Jackson
Candle Turbidimeter.) Jackson Candle Turbidimeter juga tidak mampu
mengukur kekeruhan karena partikel hitam seperti arang karena penyerapan
cahaya jauh lebih besar daripada hamburan cahaya yang bidang pandangnya
menjadi gelap sebelum sampel cukup bisa dituangkan ke dalam tabung untuk
mencapai titik hilangnya gambar.
Beberapa kerapatan visual dikembangkan dengan sumber cahaya dan
teknik perbandingan yang lebih baik, namun kesalahan penilaian manusia
berkontribusi pada ketiadaan presisi. Detektor fotoelektrik, yang sensitif
terhadap perubahan intensitas cahaya yang sangat kecil, menjadi populer untuk
mengukur redaman cahaya yang ditransmisikan melalui sampel volume tetap.
Instrumen tersebut memberikan presisi yang jauh lebih baik dalam kondisi
tertentu, namun masih terbatas pada kemampuan mereka untuk mengukur
kekeruhan tinggi atau sangat rendah. Pada intensitas hamburan rendah,
perubahan cahaya yang ditransmisikan, yang dilihat dari pandangan bersamaan,
sangat kecil sehingga hampir tidak terdeteksi dengan cara apapun. Biasanya,
sinyal hilang dalam noise. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, beberapa
8

hamburan mengganggu hamburan langsung. Solusi untuk masalah ini adalah


mengukur cahaya yang berserakan pada sudut sinar kejadian dan kemudian
menghubungkan cahaya sudut ini dengan kekeruhan sampel sebenarnya. Sudut
pendeteksian 90 ° dianggap sangat sensitif terhadap penyebaran partikel.
Sebagian besar instrumen modern berukuran 90 ° scatter Gambar 2.2.
Instrumen ini disebut nephelometers, atau turbidimeters nephelometric, untuk
membedakannya dari turbidimeters generik, yang mengukur rasio yang
ditransmisikan ke cahaya yang diserap.

Gambar 2. Metoda Nephelometri

Nephelometri dan turbidimetri terkait erat dengan teknik analisis yang


berdasarkan pada hamburan radiasi dengan larutan yang mengandung materi
partikulat tersebar. Ketika radiasi yang melewati media transparan yang
partikelnya padat tersebar, bagian radiasi tersebar ke segala arah, memberikan
penampilan keruh pada campuran. Penurunan kejadian radiasi, sebagai hasil
dari hamburan oleh partikel adalah dasar dari metode turbidimetri. Disisi lain,
metode nephelometri didasarkan pada pengukuran radiasi tersebar, biasanya
disudut kanan insiden balok tersebut. Pilihan antara nephelometri dan
pengukuran turbidimetri tergantung pada fraksi cahaya yang tersebar. Ketika
hamburan luas, karena kehadiran banyak partikel, turbidimetri umunya
menghasilkan hasil yang lebih dapat diandalkan. Nephelometri lebih disukai
pada konsentrasi rendah karena intensitas tersebarnya kecil dengan latar
belakang hitam lebih mudah untuk diukur dibandingkan perubahan kecil dalam
intensitas radiasi yang ditransmisikan intens. Hal ini penting untuk dicatat
bahwa hamburan terkait dengan kedua nephelometri dan turbidimetri tidak
9

melibatkan kerugian daya radiasi, hanya arah propagasi dipengaruhi (Morais,


dkk, 2012).
Nephelometri didasarkan pada pengukuran radiasi tersebar oleh partikel
sampel disudut kanan pada balok. Detektor ditempatkan pada jalan insiden
radiasi dari sumber. Dalam kebanyakan kasus, detektor ditempatkan di 90
derajat relative terhadap jalur insiden radiasi. Ini mengukur intensitas yang
bagian dari radiasi tersebar yang dipancarkan tegak lurus dari sel ke arah
detektor. Untuk pengukuran nephelometric, persamaan menggambarkan
hubungan antara intensitas radiasi tersebar, intensitas kejadian radiasi, dan
konsentrasi partikel yang menyebabkan hamburan (Morais, dkk, 2012)
Nilai K adalah konstan hanya untuk instrumen tertentu dan ketika
eksperimental kondisi dikendalikan dengan hati-hati. Intensitas radiasi tersebar
adalah berbanding lurus dengan kedua intensitas radiasi insiden dan
konsentrasi analit. Untuk tes solusi diencerkan, hal ini menguntungkan untuk
menggunakan insiden radiasi yang memiliki intensitas tinggi (Morais, dkk,
2012).
Sinyal yang teredeteksi tersebar mungkin timbul dari partikel bunga
tetapi juga dari debu, bercak di latar belakang, atau dari molekul lain (misalnya,
protein dan lipid) dalam sampel. Refleksi dan menyebar dari komponen optic
instrumen juga dapat menyebabkan sinyal latar belakang. Kinerja terbaik
diperoleh dalam solusi encer mana penyerapan dan refleksi yang minimal.
Dengan kondisi tersebut, hubungan antara konsentrasi hamburan partikel dan
intensitas cahaya yang tersebar hampir linier atas sangat luas berbagai
konsentrasi (Morais, dkk, 2012).

2.2 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja dari Turbidimetri dan Nefelometri
2.2.1 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja Turbidimetri
Turbidimetri adalah teknik analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran hamburan cahaya dalam larutan yang mengandung partikel
tersuspensi dari zat yang dianalisis. Prinsip dasar turbidimetri adalah seberkas
cahaya dilewatkan melalui sampel, dan jumlah cahaya yang dihamburkan atau
diserap sampel diukur. umlah cahaya yang tersebar bergantung pada
10

konsentrasi dan distribusi ukuran partikel dalam sampel. Pengukuran


kekeruhan dinyatakan dalam Nephelometric Turbidity Unit (NTU) atau
Formazin Attenuation Unit (FAU). Turbidimetri umumnya digunakan dalam
analisis kualitas air, seperti untuk mengetahui konsentrasi padatan tersuspensi
atau keberadaan bakteri. Sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang
di teruskan dan ada yang di pantulkan, maka sinar yang di teruskan di gunakan
sebagai dasar pengukuran. Alat akan memancarkan cahaya pada media sampel,
dan cahaya tersebut akan di serap, di pantulkan atau menembus media tersebut.
Cahaya yang menembus media akan diukur dan di transfer ke dalam bentuk
angka (Kahar, 2022).
Prinsip kerja dari turbidimetri yaitu menghitung jumlah cahaya yang
diteruskan (dan mengkalkulasi jumlah cahaya yang diabsorbsi) oleh partikel
dalam suspensi untuk menentukan konsentrasi substansi yang ingin dicari.
Jumlah cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada jumlah partikel dan
ukuran partikel. Turbiditimeter merupakan alat untuk menganalisa hamburan
cahaya. Prinsip kerja turbiditimeter yaitu mengukur hamburan cahaya yang
mengenai partikel yang terkandung dalam air dengan cara menyinarkan sumber
cahaya yang berasal dari lampu ke kuvet. Kemudian partikel tersebut akan
menyerap energi cahaya dan akan memantulkan cahaya kesegala arah (Saidar,
1996).
2.2.2 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja Nefelometri
Nafelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran
kadar zat dengan mengukur peredaran cahaya (scattered) yang mengenai
pertikel dalam larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri.
Nefelometri adalah kelas teknik instrumental yang mengandalkan fenomena
hamburan cahaya untuk mengukur konsentrasi partikel dalam suatu sampel.
Prinsip analisis dengan metode nefelometri adalah mengukur intensitas cahaya
yang tersebar. Prinsip kerja Nefelometri yaitu menitik beratkan pengukuran
pada jumlah cahaya yang disebarkan (scaterred) dari kuvet yang mengandung
suspense partikel dalam suatu cairan (solution). Karena jumlah cahaya yang
disebarkan jauh lebih besar daripada yang diteruskan dalam suspensi turbid,
11

maka nefelometri memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi daripada


turbidimetri.
Nefelometri menitik beratkan pengukuran pada jumlah cahaya yang
disebarkan (scaterred) dari kuvet yang mengandung suspense partikel dalam
suatu cairan (solution). Komponen-komponen dari nefelometer itu sama
dengan komponen yang terdapat pada spektrometer cahaya kecuali pada
detector yang ditempatkan pada sudut yang khusus dari sumber cahaya.
Detector merupakan sabuah tube fotomultiplier yang ditempatkan pada suatu
posisi untuk mendeteksi cahaya yang tersebar. Detektor bisa ditempatkan pada
sudut 90°, 70° or 37° tergantung pada sudut mana paling banyak ditemukan
cahaya yang disebarkan. Karena jumlah cahaya yang disebarkan jauh lebih
besar daripada yang diteruskan dalam suspensi turbid, maka nefelometri
memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi daripada turbidimetri Jumlah
cahaya yang disebarkan, bergantung pada jumlah dan ukuran partikel yang
tersuspensi.

2.3 Gambar dan Fungsi Alat Turbidimetri dan Nefelometri


2.3.1 Turbidimeter
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kekurahan air dengan memanfaatkan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadapcahaya
yang tiba. Turbidimetri adalah metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan
pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang
mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka
sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Karena
menggunakan jumlah cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi,
maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada jumlah partikel dan
kuran partikel.
Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya
yang diabsorbsi akan semakin besar. Dan untuk penentuan kadarnya (detector)
digunakan spektrofotometer cahaya.
12

Gambar 3. Ilustrasi metode turbidimetri

Keterangan :
1) Sejumlah cahaya ditembakkan dari sebuah sumber cahaya menuju
monokromator
2) Monokromator akan menguraikan cahaya dan meneruskannya
menuju cuvet yang berisikan suspensi sel
3) Ketika cahaya melewati cuvet, maka terjadi tiga kemungkinan
• Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi
• Sebagian cahaya diteruskan
• dan sebagian lagi menyebar ke segala arah
4) Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel
tersuspensi (konsentrasi sampel).
5) Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer (detektor)

Sinar yang dipancarkan oleh lampu akan dipantulkan oleh cremin


cekung dan kemudian diteruskan ke sample yang mengandung partikel yang
tersuspensi. Sinar yang jatuh tepat pada partikel yang trsuspensi tersebut akan
disebarkan atau dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh
cuplikan akan ditangkap nefelometer yang mana arahnya tegak lurus dari
sumber cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamatan yang
arahnya membentuk garis lurus dari sumber cahaya disebut Turbidimeter. Alat
yang biasanya dipakai untuk menentukan kekeruhan secara fisual digunakan
perlatan Hellige Turbiditmeter.
13

Pada peralatan ini terdapat 3 macam filter dan 3 macam ukuran


tabung.Pemakainan tabung tergantung dari kekeruhan sample semakin keruh
sample maka semakin pendek tabung yang digunakan. Filter tersebut adalah
None, Dark dan Light.
Sampel dimasukkan kedalam tabung atau kuffet sampai tanda
garis kemudian ditutup dengan “Plunger “ kuffet yang berisi sample tersebut
ke dalam tirbidimeter dan dipasang filter yang digunakan yang tergantung
kepada keadaan sample kemudian alat dihidupkan dan diatur tombol skala 0 –
200 sampai didapatkan banyangan yang merata.

Bila banyangan mereta telah diperoleh bacalah skala yang


ditunjukkan pada saat banyangan mereta tersebut. Angka yang didapt diplot
kedalam kurva yang telah tersedia akan didapatkan kekeruhan sebagai ppm.
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji
kekeruhan pada sampel berupa cairan misalnya air dengan satuan NTU
(Nephelometric Turbidity Unit). Salah satu parameter yang harus diuji adalah
kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan karena dianggap sudah cukup
dilihat saja atau alat pengujiannya tidak ada. Metode yang digunakan
untuk mengukur kekeruhan suatu larutan adalah Turbidimetri. Dasar dari
analisis Turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang
ditransmisikan mengenai partikel padat, maka sebagian cahaya akan
mengalami pemantulan dan sisanya akan ditransmisikan (Loniza & Syabani,
2019).
Ada tiga jenis Turbidimeter umum yang sering dipakai sekarang
yaitu :
a. Bench top
14

b. On-line instruments
c. Portable

Gambar 4. Turbidimetri Portable

A. Tampilan Alat :

Gambar 5. Turbidimeter Hach 2100Q01

Gambar 6. Deskripsi Keypad Gambar 7. Tampilan Layar


15

Gambar 8. Tampilan depan dan belakang alat


B. Keterangan Bagian Alat dan Fungsinya
Deskripsi Keypad (Gambar 6)
1) Tombol SETTINGS : Memilih opsi menu untuk mengatur turbidimeter
2) Tombol CALIBRATION : Menampilkan layar kalibrasi, Memulai
kalibrasi, dan mengatur opsi kalibrasi
3) Tombol BAWAH : Menelusuri menu ke bawah, memasukkan angka dan
huruf.
4) Tombol KIRI (Kontekstual) : Akses untuk verifikasi kalibrasi,
membatalkan atau keluar dari layar menu saat ini ke layar menu
sebelumnya.
5) Tombol ATAS : Menelusuri menu ke atas, memasukkan angka dan huruf.
6) Tombol KANAN (Kontekstual) : Membaca Turbidity pada sampel,
Memilih opsi, Membuka/lompat ke sub menu.
7) Tombol PENGELOLAAN DATA : Melihat, menghapus atau mentrasfer
data

Gambar 9. Konsep turbidimetri


16

Keterangan alat :
1) Sumber sinar, sumber sinar yang digunakan harus dapat memberikan sinar
polikromatis secara kontiniu
2) Ceremin cekung, digunakan untuk memantulkan sinar dari sumber sinar
menuju lensa
3) Lensa, berfungsi untuk memantulkan sinar dari sumber sinar menuju lensa
4) Filter, filter yang digunakan harus sama dengan warna larutan (jika larutan
berwarna) atau tergantung pad kondisi smpel yang dianalisa
5) Kuffet, sebagai tempat sampel
6) Detektor, detektor berfungsi sebagai untuk medeteksi sinar hamburan yang
berasal dari partikel padat yang terdapat dalam larutan. Detektor
digunakan untuk medeteksi sinar yang diteruskan oleh sample. Detector
pada posisi ini terdapat pada perelatan turbidimeter
Berikut ini salah satu contoh hasil pembacaan turbiditas
(kekeruhan) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2007):

Gambar 10. Contoh hasil pembacaan turbiditas air

2.3.2 Nefelometer
Nefelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran
kadar zat dengan mengukur pendaran cahaya (scattered) yang mengenai
partikel dalam larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri. Dasar
dan pemeriksaan ini adalah reaksi presipitasi antigen-antibodi klasik yang
digambarkan oleh Heidelberger dan Kendall. Alat ini digunakan untuk
mengetahui kuantitas protein spesifik secara Lebih akurat dan precise, selain
itu mudah digunakan dan otomatis. Sensitivitas dan spesifisitas yang baik
17

menjadikan nefelometri dipakai sebagai metode standar. Sampel dengan


jumlah minimal dapat diukur dengan alat ini. Penggunaan nefelometri
umumnya untuk mengukur protein plasma seperti imunoglobulin, komponen
komplemen, dan protein spesifik yang lain seperti free light chain.
Pada metode nefelometri mengukur pendaran cahaya yang mengenai
partikel pada sudut tertentu. Pendaran cahaya dalam imunonefetometri
dipengaruhi oleh diameter partikel dan panjang gelombang. Partikel kecil
seperti albumin, Ig G, dan Ig M (d < 0,05 2 ) menghasilkan pendaran cahaya
Rayleigh yang simetris pada forward dan backward dari partikel. Pendaran
cahaya minimum dilihat pada 90° dari sumber cahaya. Bila molekul yang lebih
besar seperti komplek Ag-Ab, pendaran dilihat dari depan (forward) dengan
sudut mendekati nol, sehingga pendaran cahaya mempunyai intensitas yang
lebih besar. Jadi sudut untuk mendeteksi pendaran cahaya ikut menentukan
sensitivitas, dimana intensitas sumber cahaya makin kuat maka sudut yang
dihasilkan makin kecil (arah forward) berarti makin sensitif. Deteksi pendaran
cahaya pada sudut depan (forward) dengan laser sebagai sumber cahaya
menghasilkan sinyal yang lebih besar, sehingga sensitivitas nefelometri
menjadi lebih baik. Komponen dasar nephelometry yaitu sumber cahaya,
collimating system untuk memfokuskan sinar, monokromator, kuvet,
photomultiplier tube.

Sumber cahaya dapat berupa lampu tungsten, lampu merkuri, lampu


xenon, laser. Panjang gelombang ikut berperan dalam pemeriksaan ini karena
panjang gelombang yang dibutuhkan tiap partikel bervariasi. Nefelometer
dengan karakteristik : intensitas tinggi, panjang gelombang tunggal, sumber
cahaya dengan panjang gelombang mendekati laser memberikan signal yang
18

besar, sehingga tidak perlu lagi collimating system karena pendaran cahaya
dipakai untuk menentukan ukuran partikel. Lampu konvensional seperti
tungsten mempunyai bandwidth lebih lebar, menghasilkan sinyal yang
proporsional dengan ukuran presipitat, sukar mendeteksi perubahan ukuran
partikel dan dapat mengukur gerak kinetik. Dengan menggunakan reagen
kusus maka kalibrasi dapat dilakukan alat, serta mengikuti petunjuk di tiap
reagen kita mengontrol pengoperasian alat. Sinyal pendaran cahaya dikonversi
menjadi konsentrasi dengan memakai curve-fitting programe yang sebelumnya
telah dibuat. Alat dapat secara otomatis melihat keadaan kelebihan antigen,
sampel diluar range dan menyediakan instruksi untuk pemeriksaan ulang.

Sebagian besar aplikasi klinis, sumber cahaya yang digunakan


adalah lampu tungsten, dimana tungsten memberikan cahaya dalam daerah
visible. Untuk sensitivitas yang lebih tinggi dan untuk aplikasi penentuan
ukuran dan jumlah partikel dalam suspense, digunakan laser light nefelometer.
Nefelometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan
air dan memberikan hasil dalam satuan Nephelometric Turbidity Unit (NTUs).
Nefelometer juga digunakan untuk pengukuran kadar zat dengan mengukur
pendaran cahaya (scattered) yang mengenai partikel dalam larutan. Metode
yang umum digunakan adalah metode Nefelometri dengan alat Nefelometer.
19

Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk nefelometri adalah nefelometer.
Bagian-bagian alat nefelometer yang umumnya yaitu :
1) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
2) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
3) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
4) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
5) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.

Gambar 10. Alat Nefelometer

Keterangan :
A = Sumber cahaya,
В = Mikro-ammeter yang sensitif,
C = Filter roda dengan serangkaian filter warna,
D = Photocell annular,
E = Reflektor untuk mengumpulkan cahaya yang tersebar,
F = Tabung reaksi, dan
20

G = Tabung penutup logam untuk mengecualikan cahaya asina.


1) Solusi uji (sampel) ditempatkan dalam tabung reaksi (F) yang telah
diistirahatkan pada sumber cahaya (A) seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 10.
2) Cahaya tersebar yang disebabkan oleh partikel-partikel dalam larutan
keruh atau berawan segera diarahkan oleh reflektor (E) ke fotosel annular
(D).
3) Serangkaian filter warna standar biasanya disediakan dalam bentuk roda-
filter (C) untuk memudahkan analisis solusi berwarna; berhati-hatilah
agar filter yang dipilih harus serupa dengan warna larutan.
4) Arus yang dihasilkan setelah melewati fotosel (mis., Energi cahaya
dikonversi menjadi energi listrik) direkam oleh mikro-ammeter sensitif
(B). Tabung reaksi dilengkapi dengan penutup logam (G) untuk
menghilangkan cahaya asing.
5) Biasanya nephelometer dilengkapi dengan kontrol pengaturan nol,
perangkat penyesuaian sensitivitas dan satu set tabung reaksi yang
sebelumnya cocok.
Perbedaan antara nefelometer dan turbidimeter terletak pada prinsip
kerjanya. Turbidimeter mengukur kekeruhan dengan menghitung jumlah
cahaya yang diteruskan atau diabsorbsi oleh partikel dalam suspensi untuk
menentukan konsentrasi substansi yang hendak dicari. Sedangkan nefelometer
mengukur kekeruhan dengan mengukur pendaran cahaya (scattered) yang
mengenai partikel dalam larutan untuk menentukan kadar zat. Prinsip dari alat
turbidimeter adalah menghitung jumlah cahaya yang diteruskan (dan
mengkalkulasi jumlah cahaya yang diabsorbsi) oleh partikel dalam suspense
untuk menentukan konsentrasi substansi yang ingin dicari. mengandung
suspense partikel dalam suatu cairan. Untuk turbidimeter, absorbsi akibat
partikel yang tersuspensi yang diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan
cahaya oleh suspensilah yang diukur. Oleh karena itu, nefelometer lebih sering
digunakan untuk pengukuran kadar zat, sedangkan turbidimeter lebih sering
digunakan untuk pengukuran kekeruhan
21

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Dari Turbidimetri dan Nefelometri


Berikut adalah kelebihan dan kekurangan alat turbidimetri dan Nefelometri:
a) Kelebihan
- Dapat mengukur kekeruhan dengan cepat dan akurat
- Mudah digunakan dan tidak memerlukan persiapan sampel yang
rumit
- Dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan pada berbagai jenis
sampel, termasuk air, minuman, dan produk farmasi
b) Kekurangan
- Tidak dapat membedakan antara partikel organik dan anorganik
dalam sampel
- Tidak dapat mengukur partikel yang lebih kecil dari ukuran filter
yang digunakan
- Tidak dapat mengukur kekeruhan pada sampel yang berwarna

2.5 Gangguan, Manfaat serta aplikasi dari Turbidimetri dan Nefelometri


A. Gangguan Turbidimetri dan Nefelometri
Gangguan pada turbidimetri dan nofelometri yaitu sebagai berikut
- Interferensi endogen disebabkan oleh adanya zat lain dalam sampel yang
dapat mengganggu pengukuranGetaran yang tidak akurat
- Interferensi eksogen disebabkan oleh adanya zat lain dalam sampel yang
dapat mengganggu pengukuran
- Non-linearitas dan interferensi
B. Manfaat Turbidimetri dan Nefelometri
1) Manfaat dari turbidimeter adalah sebagai berikut :
Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikulat
dalam suspensi yang didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh
partikel. Manfaat turbidimetri meliputi Mengukur kekeruhan,
turbidimetri digunakan untuk menguji kekeruhan pada sampel berupa
cairan, seperti air, Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan
Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Mengukur konsentrasi partikulat:
Turbidimetri memungkinkan untuk mengukur konsentrasi partikulat
22

dalam suspensi, seperti sulfat. Analisis water quality: Turbidimetri


digunakan untuk menguji kualitas air, karena air yang baik haruslah tidak
berwarna dan memiliki derajat warna yang seimbang. Pengujian
keperluan minum: Turbidimetri dapat digunakan untuk menguji
keperluan minum air, yang memiliki derajat warna maksimal 15 TCU
(True Colour Unit). Penilaian pencemaran air: Turbidimetri berguna
dalam penilaian pencemaran air, di mana kekeruhan air diukur untuk
menentukan kualitas air.
2) Manfaat dari nofelometri adalah sebagai berikut :
Nefelometri adalah metode analisis larutan koloid dengan
pengukuran intensitas sinar yang terhambur oleh larutan. Metode ini
digunakan untuk mengukur konsentrasi protein dalam sampel biologis,
seperti serum atau plasma. Nefelometri dapat digunakan secara baik
dalam bidang farmasi, terutama dalam pengembangan obat dan
penelitian klinis. Metode ini juga relatif mudah untuk diotomatisasi.
C. Pengaplikasian Turbidimetri dan Nefelometri
1) Pengaplikasian Turbidimetri
- Penentuan konsentrasi total protein dalam cairan biologis seperti urin
dan CSF yangmengandung sedikit protein
- Penentuan aktivitas amilase menggunakan pati sebagai substrat.
Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas amilase.
- Penentuan aktivitas enzim lipase menggunakan trigliserida sebagai
substrat. Penurunankekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas enzim
lipase.
2) Pengaplikasian Nefelometri
Banyak digunakan untuk menentukan konsentrasi tidak diketahui di
mana ada antigen-antibodi reaksi seperti :
• Penentuan imunoglobulin (total, IgG, IgE, IgM, IgA) dalam serum
dan cairan biologis lainnya
23

• Penentuan konsentrasi individu protein serum; hemoglobin,


haptoglobin, transfer, protein c-reaktif, al-antitripsin, albumin
(menggunakan antibodi spesifik untuk setiap protein)
• Penentuan ukuran dan jumlah partikel (laser-nefelometri)
24

Contoh Soal

1. Jawablah soal berikut :


a. Sebutkan perbedaan turbidimetri dan neflometri !
b. Gambarkan diagram skema metode neflometi dan turbidimetri !
c. Tuliskan Persamaan matematis untuk neflometri dan turbidimetri !
Jawab
a. Turbidimetri : pengukuran spesi dengan pergerakan cahaya dalam larutan
dengan penurunan intensitas cahaya setelah dilewatkan pada larutan. Pada
turbidimetri detector ditempatkan sejajar dengan sumber sinar dan mengukur
penurunan kekuatan radiasi yang ditransmisikan.
Neflometri : teknik untuk mengukur spesi dengan pergerakan cahaya dalam
larutan dengan intensitas cahaya pada sudut terjauh dari cahaya yang
dilewatkan melalui sampel. Pada neflometri pergerakan radiasi diukur pada
sudut 90°C terhadap sumber sinar.
b. Gambar skema perbedaan neflometri dan turbidimetri (Harvey,2000)
25

c. Persamaan untuk nefelometri

Persamaan untuk nefelometri

Keterangan :
T: Transmitan
It : Intensitas Radiasi yang ditransmisikan oleh sampel
Io : Intensitas sumber radiasi yang ditransmisikan oleh blanko
C : konsentrasi (w/v)
k : konstanta (bergantung pada ukuran beberapa factor seperti ukuran dan
bentuk hamburan patikel dan panjang gelombang dari sumber radiasi.
b: panjang kuvet
Is : intensitas hamburan radiasi
ks: konstanta empiris untuk system
Io : intensitas sumber radiasi
DAFTAR PUSTAKA

Chowrasia D, & Sharma N. (2017). A Note on Nephelo-Turbidimetric Analysis,


Pharmatutor, Vol.5, No.3: 21-23.
Day, R A, dan Underwood, A L., (2002), Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam, Erlangga, Jakarta.
Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw Hill.
Kahar, F. (2022). Buku Ajar Instrumen Dasar. Semarang: CV.Eureka Media
Aksara.
Kar, A. (2005). Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Limited
Publishers, India.
Loniza, E., & Syabani, I. (2019). Portable Turbidimeter Dilengkapi Penyimpanan
Data Berbasis Arduino. Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik
Indonesia, 1(1). https://doi.org/10.18196/mt.010103.
Morais, Ines P. A., Ildiko V. Toth, and Antonio 0. S. S. Rangel. 2012. DasarKimia
Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Steven L., & Jones MD. (2001). Clinical Laboratory Pearls, Lippincott Williams &
Wilkins, Indiana.

26

Anda mungkin juga menyukai