Dosen Pengampu :
Dra. Sri Hastuti V.P, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.2 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja dari Turbidimetri dan Nefelometri ............ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Turbidimetri dan Nefelometri
2. Untuk mengetahui prinsip dasar dan prinsip kerja dari Turbidimetri dan
Nefelometri
3. Untuk mengetahui gambar dan fungsi alat Turbidimetri dan Nefelometri
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Turbidimetri dan
Nefelometri
5. Untuk mengetahui ganguan, manfaat serta aplikasi dari Turbidimetri
dan Nefelometri
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
A. Turbidimetri
Turbidimetri adalah metode pengukuran konsentrasi partikulat dalam
suspensi yang didasarkan pada hamburan elastis cahaya oleh partikel.
Turbidimetri sedikit berbeda dengan adsorbansi spektrofotometer. Turbidimetri
mengukur sinar yang dibelokkan sedangkan spektrofotometer mengukur sinar
yang diteruskan. Ada dua satuan yang digunakan pada turbidimetri, yaitu
NTUdan FAU. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan
dapatdinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode
pengukuran turbiditas didasarkan pada pengukuran perbandingan intensitas
cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang, Dalam
instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer,
intensitas cahaya diukur dengan larutan standar (Khopkar 2003).
Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya suspensi
partikel padat dalam larutan. Artinya turbidimetri adalah analisa yang
berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya partikel
yang terdapat dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala
arah yang mengenainya. Turbidimetri adalah pengukuran spesies hamburan
cahaya dalam larutan dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas masuk
setelah dilewatkan melalui larutan.
Dalam turbidimetri digunakan larutan yang berupa koloid atau
tersuspensi. Larutan jernih juga dapat diukur dengan metoda ini dengan jalan
memberikan emulgator untuk mengemulsi larutan. Larutan tersuspensi atau
koloid mengandung partikel yang berukuran besar dari 10-10 cm. Ukuran
partikel ini biasanya dapat dilihat dengan mata. Kegunaan metode turbidimetri
antara lain untuk menentukan kadar senyawa tertentu yang terdapat pada suatu
tempat yaitu dengan merubahnya terlebih dahulu menjadi senyawa yang sulit
larut, kemudian diberi emulgator. Contohnya penentuan kadar kalsium dalam
5
alat uji standar untuk menentukan tingkat kekeruhan air. Keberadaan alat
ini sebenarnya sudah umum.
a) Dengan kemajuan dalam pengembangan sensor fotodetektor, desain
turbidimeter kemudian dapat mendeteksi perubahan atenuasi
(redaman) intensitas cahaya yang sangat kecil melalui sampel
volume yang tetap. Umumnya ada dua tipe utama turbidimeter dapat
dikategorikan sebagai berikut: Absorptiometer: yang mengukur
penyerapan (atau atenuasi) dari intensitas cahaya yang melewati
sampel.
b) Nephelometers: yang mengukur porsi cahaya yang berserakan pada
sudut 90° dari berkas kejadian.
Selain teknik pengukuran ini mengacu pada pengukuran cahaya yang
berserakan pada sudut antara 90 ° sampai 180 °. Gambar 2.1 menunjukkan
berbagai konfigurasi untuk mengukur kekeruhan melalui sistem optik
dengan jumlah minimal dapat diukur dengan alat ini. Penggunaan nefelometri
umumnya untuk mnegukur protein plasma seperti immuno globulin,
komponen-komponen, dan protein spesifik yang lain seperti free light chain.
Kebutuhan pengukuran yang tepat terhadap kekeruhan air pada sampel
yang mengandung padatan halus menuntut untuk kemajuan kinerja sebuah
turbidimeter. Dalam teori yang awalnya dimulai oleh Jackson Candle
Turbidimeter masih memiliki keterbatasan karena tidak dapat mengukur
kekeruhan yang lebih rendah dari 25 JTU(Jackson Turbidimeter Unit), dan
masih bergantung pada penilaian manusia untuk menentukan yang nilai pasti.
Selain itu, karena sumber cahaya dalam instrumen Jackson adalah nyala lilin,
cahaya yang dipancarkan cahaya berada di ujung panjang gelombang yang
lebih panjang dari spektrum yang terlihat (kuning-merah) di mana panjang
gelombang tidak tersebar secara efektif oleh partikel kecil. Untuk alasan inilah,
instrumen ini tidak sensitif terhadap suspensi partikel yang sangat halus. (Silika
yang sangat halus tidak akan menghasilkan redaman cahaya gambar di Jackson
Candle Turbidimeter.) Jackson Candle Turbidimeter juga tidak mampu
mengukur kekeruhan karena partikel hitam seperti arang karena penyerapan
cahaya jauh lebih besar daripada hamburan cahaya yang bidang pandangnya
menjadi gelap sebelum sampel cukup bisa dituangkan ke dalam tabung untuk
mencapai titik hilangnya gambar.
Beberapa kerapatan visual dikembangkan dengan sumber cahaya dan
teknik perbandingan yang lebih baik, namun kesalahan penilaian manusia
berkontribusi pada ketiadaan presisi. Detektor fotoelektrik, yang sensitif
terhadap perubahan intensitas cahaya yang sangat kecil, menjadi populer untuk
mengukur redaman cahaya yang ditransmisikan melalui sampel volume tetap.
Instrumen tersebut memberikan presisi yang jauh lebih baik dalam kondisi
tertentu, namun masih terbatas pada kemampuan mereka untuk mengukur
kekeruhan tinggi atau sangat rendah. Pada intensitas hamburan rendah,
perubahan cahaya yang ditransmisikan, yang dilihat dari pandangan bersamaan,
sangat kecil sehingga hampir tidak terdeteksi dengan cara apapun. Biasanya,
sinyal hilang dalam noise. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, beberapa
8
2.2 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja dari Turbidimetri dan Nefelometri
2.2.1 Prinsip Dasar dan Prinsip Kerja Turbidimetri
Turbidimetri adalah teknik analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran hamburan cahaya dalam larutan yang mengandung partikel
tersuspensi dari zat yang dianalisis. Prinsip dasar turbidimetri adalah seberkas
cahaya dilewatkan melalui sampel, dan jumlah cahaya yang dihamburkan atau
diserap sampel diukur. umlah cahaya yang tersebar bergantung pada
10
Keterangan :
1) Sejumlah cahaya ditembakkan dari sebuah sumber cahaya menuju
monokromator
2) Monokromator akan menguraikan cahaya dan meneruskannya
menuju cuvet yang berisikan suspensi sel
3) Ketika cahaya melewati cuvet, maka terjadi tiga kemungkinan
• Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi
• Sebagian cahaya diteruskan
• dan sebagian lagi menyebar ke segala arah
4) Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel
tersuspensi (konsentrasi sampel).
5) Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer (detektor)
b. On-line instruments
c. Portable
A. Tampilan Alat :
Keterangan alat :
1) Sumber sinar, sumber sinar yang digunakan harus dapat memberikan sinar
polikromatis secara kontiniu
2) Ceremin cekung, digunakan untuk memantulkan sinar dari sumber sinar
menuju lensa
3) Lensa, berfungsi untuk memantulkan sinar dari sumber sinar menuju lensa
4) Filter, filter yang digunakan harus sama dengan warna larutan (jika larutan
berwarna) atau tergantung pad kondisi smpel yang dianalisa
5) Kuffet, sebagai tempat sampel
6) Detektor, detektor berfungsi sebagai untuk medeteksi sinar hamburan yang
berasal dari partikel padat yang terdapat dalam larutan. Detektor
digunakan untuk medeteksi sinar yang diteruskan oleh sample. Detector
pada posisi ini terdapat pada perelatan turbidimeter
Berikut ini salah satu contoh hasil pembacaan turbiditas
(kekeruhan) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2007):
2.3.2 Nefelometer
Nefelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran
kadar zat dengan mengukur pendaran cahaya (scattered) yang mengenai
partikel dalam larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri. Dasar
dan pemeriksaan ini adalah reaksi presipitasi antigen-antibodi klasik yang
digambarkan oleh Heidelberger dan Kendall. Alat ini digunakan untuk
mengetahui kuantitas protein spesifik secara Lebih akurat dan precise, selain
itu mudah digunakan dan otomatis. Sensitivitas dan spesifisitas yang baik
17
besar, sehingga tidak perlu lagi collimating system karena pendaran cahaya
dipakai untuk menentukan ukuran partikel. Lampu konvensional seperti
tungsten mempunyai bandwidth lebih lebar, menghasilkan sinyal yang
proporsional dengan ukuran presipitat, sukar mendeteksi perubahan ukuran
partikel dan dapat mengukur gerak kinetik. Dengan menggunakan reagen
kusus maka kalibrasi dapat dilakukan alat, serta mengikuti petunjuk di tiap
reagen kita mengontrol pengoperasian alat. Sinyal pendaran cahaya dikonversi
menjadi konsentrasi dengan memakai curve-fitting programe yang sebelumnya
telah dibuat. Alat dapat secara otomatis melihat keadaan kelebihan antigen,
sampel diluar range dan menyediakan instruksi untuk pemeriksaan ulang.
Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk nefelometri adalah nefelometer.
Bagian-bagian alat nefelometer yang umumnya yaitu :
1) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
2) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
3) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
4) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
5) Sumber cahaya: berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan diteruskan
ke dalam larutan yang akan diukur.
Keterangan :
A = Sumber cahaya,
В = Mikro-ammeter yang sensitif,
C = Filter roda dengan serangkaian filter warna,
D = Photocell annular,
E = Reflektor untuk mengumpulkan cahaya yang tersebar,
F = Tabung reaksi, dan
20
Contoh Soal
Keterangan :
T: Transmitan
It : Intensitas Radiasi yang ditransmisikan oleh sampel
Io : Intensitas sumber radiasi yang ditransmisikan oleh blanko
C : konsentrasi (w/v)
k : konstanta (bergantung pada ukuran beberapa factor seperti ukuran dan
bentuk hamburan patikel dan panjang gelombang dari sumber radiasi.
b: panjang kuvet
Is : intensitas hamburan radiasi
ks: konstanta empiris untuk system
Io : intensitas sumber radiasi
DAFTAR PUSTAKA
26