ANALISIS INSTRUMEN
“ SPEKTROSKOPI MASSA “
Dosen Pengampu :
DOLFINA C. KOIREWOA, M.Pd
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
Page | i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam jangka
waktu yang telah di tetapkan. Makalah yang penulis susun ini berjudul “Spektroskopi massa”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
semangat dari berbagai pihak.
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas analisis instrumen dan
sebagai sumber referensi. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk dapat
membantu mahasiswa/mahasiswi dalam mempelajari penggunaan spektroskopi massa.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian guna perbaikan pada masa yang akan
datang. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
Page | ii
Page | 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan............................................................................................................... 25
B. Kritik& Saran....................................................................................................................26
Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ilmuwan sejak dahulu telah menemukan massa dari sebuah atom, tetapi sering
timbul pada benak kita sebuah pertanyaan dari mana para ilmuwan itu dapat menentukan
massa atom sedangkan atom itu adalah materi yang tidak bisa dilihat oleh manusia? Para
ilmuwan masa sebelumnya memang tidak dapat mengukur besarnya massa sebuah atom.
Mereka hanya menggunakan hukum perbandingan massa untuk membandingkan massa
suatu atom sampai ditemukannya suatu teknik yang lebih kompleks yang dapat digunakan
dalam menentukan massa sebuah atom. Suatu teknik itu diaplikasikan pada sebuah alat
yang disebut dengan Spektroskopi Massa. Spektroskopi massa adalah suatu instrument
yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya.
Penggunaan spektrometer massa dimulai tahun 1960. Alat ini sangat
sensitif dan hanya memerlukan sampel dalam ukuran mikro gram. Penggunaan
spektrometer massa berkembang dengan pesat karena banyak senyawa organik dapat
diionisasi pada keadaan uap dan dicatat berat molelkulnya dengan mengukur
perbandingan massa terhadap muatan. Spektrometri massa pada dasarnya adalah untuk
suatu teknik "berat" molekul. Ini tidak dilakukan dengan neraca konvensional atau skala.
Sebaliknya, spektrometri massa didasarkan pada gerak sebuah partikel bermuatan yang
disebut ion, dalam suatu medan listrik atau magnet. Massa untuk perbandingan muatan
m/z ion ini diakibatkan oleh efek gerak.
Karena muatan elektron diketahui, massa dengan perbandingan muatan pada
pengukuran massa ion tersebut. Penelitian spektrometri Massa umumnya berfokus pada
pembentukan ion fasa gas, dari ion kimia, dan aplikasi spektrometri massa. Makalah ini
mencakup dasar-dasar instrumentasi spektrometri massa dan memperkenalkan spektra
massa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud spektroskopi massa ?
Page | 5
2. Apa saja komponen-komponen spektroskopi massa ?
3. Bagaimana prinsip kerja dalam spektroskopi massa ?
4. Bagaimana interpretasi hasil data yang diperoleh dari spektroskopi massa ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian spektroskopi massa.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen penyusun spektroskopi massa.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dalam spektroskopi massa..
4. Untuk mengetahui interpretasi hasil data yang diperoleh dari spektroskopi
massa.
Page | 6
BAB II
PEMBAHASAN
Ion molekuler M+ selanjutnya terurai menjadi sepasang pecahan /fragmen, yang dapat
berupa radikal dan ion atau molekul kecil radikal.
M+ m1 m2 atau m1+ m2
Ion-ion molekuler, ion-ion pecahan dan ion-ion radikal pecahan selanjutnya
dipisahkan oleh pembelokan medan magnet yang dapat berubah sesuai dengan massa
dan muatannya, dan akan menimbulkan arus pada kolektor yang sebanding dengan
limpahan relatif mereka. Spektrum massa mengambarkan perbandingan limpahan
relatif terhadap m/e (massa/muatan). Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam
proses fragmentasi (m2 ) atau radikal ( m2 ) tidak dapat dideteksi dalam spektrometer
massa. Spektrum massa akan menghasilkan puncak-puncak yang tercatat dalam
rekorder, yang dipaparkan sebagai grafik batangan.
Metode spektrometri massa saat ini, digunakan pada beberapa bidang
diantaranya pada bidang industri bioteknologi menggunakan spektrometri massa
untuk menguji dan mengurutkan protein, oligonukleotida, dan polisakarida. Farmasi
industri menggunakan spektrometri massa dalam semua fase proses pengembangan
obat, dari senyawa timbal penemuan dan analisis struktural, untuk pengembangan
sintetis dan kimia kombinatorial, dan farmakokinetik dan metabolisme obat. Di klinik
kesehatan di seluruh dunia, spektrometri massa digunakan untuk menguji darah dan
urin untuk semuanya dari keberadaan dan kadar senyawa tertentu yang ada "Penanda"
Page | 7
untuk keadaan penyakit, termasuk banyak kanker, untuk mendeteksi keberadaan dan
analisis kuantitatif obat-obatan terlarang atau meningkatkan kinerja. Ilmuwan
lingkungan bergantung pada spektrometri massa memantau kualitas air dan udara, dan
ahli geologi menggunakan spektrometri massa untuk menguji kualitas minyak bumi
cadangan.
Komponen pertama dari spektrometer massa adalah inlet sampel, yang membawa sampel
dari lingkungan laboratorium (1 atm) ke tekanan yang lebih rendah dalam spektrometer
massa. Saluran sampel masuk mengarah ke sumber ion, di mana molekul sampel diubah
menjadi ion fase gas. Ion-ion tersebut kemudian dipercepat oleh bidang elektromagnetik.
Selanjutnya, penganalisa massa memisahkan ion sampel berdasarkan ion rasio massa
terhadap pengisian (m / z). Ion-ion kemudian dihitung oleh detektor
a. Sampel inlet
Sampel yang dipelajari dalam spektrometri massa dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Sampel yang digunakan harus dikonversi ke keadaan uap untuk
mendapatkan aliran molekul yang akan mengalir ke ionisasi ruang. Dengan gas, tentu
saja, substansi sudah menguap, sehingga sistem inlet sederhana dapat digunakan.
Untuk bahan yang kurang mudah menguap, sistem dapat dirancang untuk dimuat di
dalam oven, yang dapat memanaskan sampel untuk meningkatkan tekanan uap
sampel. Dengan sampel yang tidak mudah menguap, sistem inlet sampel lain harus
digunakan. Yang umum adalah langsung metode penyelidikan. Sampel ditempatkan
pada loop kawat tipis atau pin pada ujung probe, yang kemudian dimasukkan melalui
kunci vakum ke ruang ionisasi. Probe sampel diposisikan dekat ke sumber ion. Probe
dapat dipanaskan, sehingga menyebabkan uap dari sampel berevolusi mendekati
Page | 8
berkas elektron pengion. Sistem seperti ini dapat digunakan untuk mempelajari
sampel molekul dengan tekanan uap lebih rendah dari 10−9 mmHg pada suhu kamar.
Sistem saluran masuk sampel yang paling serbaguna dibuat dengan menghubungkan
kromatografi kespektrometer massa. Teknik pengenalan sampel ini memungkinkan
campuran komponen yang kompleks dipisahkan oleh kromatografi, dan spektrum
massa masing-masing komponen kemudian dapat ditentukan secara individual.
Kelemahan dari metode ini melibatkan perlunya pemindaian cepat oleh massa
spektrometer. Instrumen harus menentukan spektrum massa masing-masing
komponen dalam campuran sebelum komponen berikutnya keluar dari kolom
kromatografi sehingga zat pertama tidak terkontaminasi oleh yang berikutnya
sebelum spektrumnya telah diperoleh.
Jantung spectometer adalah sumber ion, disini molekul sample dihancurkan oleh
electron dikeluarkan dari filaman panas. Ini disebut sumbar EI (electron-impact). Gas
dan sampel volatil padatan dan cairan non volatil dapat di hubungkan secara lansung.
Cation dibentuk oleh pembom electron yang di dorong oleh plat repeller lain,
mempunyai celah yang berbanding terbalik dengan massa tiap-tiap ion. Ion berat di
belokkan lebih sulit dangan memvariasikan medan magnet, ion yang mempunyai
massa berbeda dapat difokuskan untuk di lanjutkan ke detektor. Ketika electron
berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul analit akan terjadi ionisasi dengan
mengetuk salah satu electron molekul (electron ikatan dan non ikatan). Ini
meninggalkan ion molekul. Energy yang tersisa dari tumbukan dapat menyebapkan
ion molekul terbagi menjadi bagian neutron dan bagian ion yang lebih kecil.
Page | 9
Ion molekul adalah kation bebas, tetapi fragmen ion dapat berupa kation bebas
atau karbokation bergantung pada sifat neutron. Teknik ionisasi adalah kunci
menentukan apakah tipe sampel yang dapat dianalisis oleh Spektroskopi Massa.
Beberapa teknik ionisasi yang lazim dilakukan akan dibahas berikut ini:
1. Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)
Page | 10
2. Electrospray Ionisation (ESI)
Page | 11
Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H-, dan
lebih berat) hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam
sampel. Umumnya reaktan yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-
2,0 torr (27-270 pascal). Mula-mula metana (CH4) diionkan melalui proses
tumbukan elektron menghasilkan ion CH4+ . Selanjutnya ion tersebut bereaksi
dengan molekul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted yang kuat
untuk bereaksi dengan molekul sampel melalui transfer proton.
CH4 + e- → CH4+ + 2 e-
CH4+ + CH4 → CH5+ + CH3
CH3+ + CH4 → C2H5+ + H2
CH5+ + A-B-C → HABC+ + CH4
C2H5+ + A-B-C → HABC+ + C2H4
Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H2), uap air (H2O),
ammonia (NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-gas ini, ion yang reaktif
adalah H3+, H2O+, NH3+ dan C4H10+. Energi yang ditransfer pada proses ionisasi
dengan metode ini berkisar 10-50 kkal/mol atau 40-200 kJ/mol, jumlah energi
yang cukup kuat untuk proses fragmentasi, namun fragmentasi yang terjadi lebih
sedikit dari metode tumbukan elektron.
FAB merupakan suatu teknik ionisasi yang popular untuk molekul non-volatil
atau tidak mudah menguap. Baik digunakan untuk molekul polar dan molekul
dengan berat molekul tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom netral
Page | 12
berkecepatan tinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV. Sampel yang dianalisa
dapat berupa padatan atau sampel yang dilarutkan dalam pelarut kental seperti
gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk bersama sedikit ion
fragmen dengan massa yang lebih rendah.
Page | 13
6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)
Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat molekul lebih besar
dari 700.000 sma, dan teknik ini telah digunakan untuk menentukan berat molekul
dari molekul biologi besar yang bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi
antibodi. Sampel berupa matriks organik atau dibuat dalam matrik organic (asam
sinapinat biasanya untuk sampel protein), dioleskan pada permukaan suatu
lempeng, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser (N2 337 nm) . MALDI adalah
metode ionisasi yang lemah dan fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang
dihasilkan biasanya berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan sangat
sederhana
Page | 14
Menggunakan medan listrik untuk meningkatkan kecepatan ion-ion melalui
pokusial sama, dan mengukur waktu yang di perlukan untuk mencapai
defaktor. Jika partikel mempunyai muatan sama, energy kinetik sama dan
kecepatan akan bergantung pada massa nya. Ion ringan akan mencapai
defaktor terlebih dahulu.
Quadrupole mass filter
Menggunakan madan listrik yang bergerak-gerak untuk menstabilkan ion yang
melewati medan rasio frekuensi (rf) quadrupole di buat 4 tangkai parallel.
Hanya ion dalam batas mass atau muatan tertentu, tetapi nilai potensial
terhadap muatan di biarkan tersapu dengan cepat. Quadrupole pertama
bertindak sebagai massa filter dan quadrupole ke dua bertindak sebagai sel
penumbuk dimana ion di pecah menjadi fragmen-fragmen. Fragmen yang di
filter oleh quadrupole ke tiga yang selanjutnya dibiarkan melewati detektor
menghasilkan rumus fragmen Spektroskopi Masa/Spektroskopi Masa.
Three-dimensional qudrupole
Ion dapat juga di keluarkan dengan metode eksitasi resonansi, dimana
tegangan eksitasi penggerak tambahan dipilih sebagai elektroda dan
memerangkap tegangan amplitude atau frekuensi tegangan eksitasi di
keluarkan untuk membawa ion-ion dalam kondisi resonansi dan di susun
menurut perbandingan massa atau muatan.
Linear qudrupole ion trap
Sama dengan quadrupole ion trap, tapi pemerangkap ion 2 (2D) dimensi
diganti dengan medan tiga dimensi (3D)
d. Detektor
Unsur terakhir dari Spektroskopi Massa adalah detector. Detector menghitung
muatan yang terinduksi atau arus yang dihasilkan ketika ion dilewatkan atau
mengenai suatu permukaan. Dalam scanning instrument, sinyal dihasilkan dalam
detector selama scanning, dimana scanning massa dan menghitung ion sebagai
m/z. Menurut tipenya, beberapa tipe elektron multipileir digunakan, meliputi
faraday cups dan detektor ion ke photon karena jumlah ion yang yang
meninggalkan massa analizer cukup kecil, maka sering di gunakan Microchanels
plate detektor, detektor ini terdiri dari sepasang logam pada permukaan dengan
Page | 15
massa analizer atau daerah pemerangkap ion. Macam-macam detector
Spektroskopi Massa, yaitu:
Electron multiplier
Tabrakan sebuah sinar ion menyebabkan dua electron akan dipancarkan dari
dynode pertama. Electron ini dipercepat ke dynode kedua dimana masing-
masing menyebabkan lebih dari dua electron keluar. Kemudian dipercepat
untuk dynode ketiga dan seterusnya, akhirnya mencapai dynode ke sepuluh
dengan diawali dua electron telah menjadi 29e-1 s2.
Faraday Cup
Ion bergerak dengan kecepatan tinggi pada bagian dalam logam (Faraday) cup
dan menyebabkan electron sekunder dikeluarkan. Produksi electron ini
membentuk aliran sementara arus listrik sampai electron telah ditangkap
kembali. Faraday cup detector sederhana dan kuat dan digunakan dalam
situasi dimana sensitivitas tinggi tidak diperlukan
Sintilator “Daly”
Ion cepat menyebabkan electron teremisi dan ini dipercepat menuju ‘dynode’
kedua. Dalam kasus ini, dynode terdiri dari suatu zat (sintilator) yang
memancarkan foton (cahaya). Cahaya yang dipancarkan terdeteksi oleh
photomultiplier dan diubah menjadi arus listrik
Multichannel plate (MCP)
Tipikal MCP terdiri dari ̴ 10000000 saluran dikemas erat ̴ 10 mikron diameter
dan memiliki ketebalan ̴ 1 mm . Saluran yang parallel dan masuk ke piringan
dengan sudut kecil terhadap permukaan. Karena sudut, ion yang masuk salah
satu saluran pasti menabrak dinding saluran. Dampaknya membebaskan
beberapa electron, yang dipercepat sepanjang saluran sampai mereka pada
gilirannya menyerang saluran permukaan, sehingga menimbulkan lebih
banyak elektron. Besar area deteksi plamar dari MCP menghasilkan volume
penerimaan yang besar. Dan hanya beberapa saluran MCP dari jutaan yang
dipengaruhi oleh deteksi ion tunggal, karena itu memungkinkan untuk
mendeteksi banyak ion pada waktu yang sama.
Page | 16
3. Secara Umum Prinsip kerja dalam Spektrometer Massa
1. Sampel di masukkan dalam instrument spektometer massa dan mengalami
penguapan.
2. Komponen dari sample diionisasikan dapat digunakan berbagai metod, salah
satunya mengenainya dangan sinar berelectron, sehingga menghasilkan partikel
bermuatan (ion).
3. Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh medan
elektromagnetik.
4. Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.
5. Sinyal ion diproses menjadi spectra massa.
Page | 17
Sumber ion adalah bagian spektrometer massa yang berfungsi untuk
mengionkan material analit. Ion kemudian di transfer oleh medan listrik dan
medan magnet ke massa analizer. Karena ion sangat reaktif dan massa hidupnya
singkat, pembentukan dan pemanipulasian harus dilakukan diruang
vacum,tekanan atmosfer sekitar 760 toor.
Tekanan ion dapat digunakan sekitar 10 sampai 10 torr. Pada umumnya,
ionisasi dipengaruhi oleh energi sinar yang tinggi dari elektron,dan pemisahan
elektron dicapai dengan meningkatkan dan memfokuskan sinar ion,yang
kemudian dibengkokkan oleh medan magnet eksternal.Ion-ion kamudian
dideteksi sehingga menghasilkan informasi dan dianalisis dalam computer.
Jantung spectometer adalah sumber ion, disini molekul sampel (titik hitam) di
hancurkan oleh electron (garis biru) dikeluarkan dari filaman panas. Ini disebut
sumbar EI (elektron-impact). Gas dan sampel volatil padatan dan cairan non
volatil dapat di hubungkan secara lansung. Kation dibentuk oleh pembom elektron
(titik merah) yang di dorong oleh plat repeller lain, mempunyai celah yang
berbanding terbalik dengan massa tiap-tiap ion. Ion berat di belokkan lebih sulit
dangan memvariasikan medan magnet, ion yang mempunyai massa berbeda dapat
difokuskan untuk di lanjutkan ke defector.
Page | 18
Teknik ionisasi adalah kunci menentukan apakah tipe sampel yang dapat
dianalisis oleh spektrometer massa. Ionisasi elektron dan ionisasi kimia digunakan
untuk gas dan uap. Dalam sumber ionisasi kimia, analit di ionisasikan oleh reaksi
ion-molekul selama tumbuhan dan dua teknik yang ini sering digunakan pada
sampel cairan atau padatan biologis meliputi ionisasi elektrospray (dikembangkan
oleh John Fenn) dan matrix-assisted laser desorption atau ionization (MAIDI di
kembangkan oleh K. Tanaka).
Inductively Couple Plasma (ICP), sumber yang digunakan untuk menganalisis
kation. Plasma keseluruhannya adalah listrik netral, tetapi punya fraksi atom yang
terionisasi oleh temperature tinggi, digunakan untuk mengatokan molekul sampel
selanjutnya memotong elektron terluar dari atom ini. Plasma biasanya dihasilkan
dari gas argon, energi ionisasi pertama gas argon lebih tinggi dari ite, O, F, dan
Nc, tetapi lebih rendah dari energi ionisasi kedua untuk semua unsur kecuali arus
logam frekuensi yag melewati coil sekeliling plasma.
Page | 19
C. Tahap ketiga : Pembelokan (deflection)
Page | 20
Unsur tarakhir dari spektrometer massa adalah detector. Detector menghitung
muatan yang terinduksi atau arus yang dihasilkan ketika ion dilewatkan atau
mengenai suatu permukaan. Dalam scanning instrument, sinyal dihasilkan dalam
detector selama scanning, dimana scanning massa dan menghitung ion sebagai
m/z. menurut tipenya, beberapa tipe elektron multipileir digunakan, meliputi
faradaycups dan detektor ion ke photon karena jumlah ion yang yang
meninggalkan massa analizer cukup kecil, maka sering di gunakan Microchanels
plate defector, defector ini terdiri dari sepasang logam pada permukaan dengan
massa analizer atau daerah pemerangkap ion.
Mendeteksi ion-ion lainnya. Ingat bahwa sinar A dibelokkan paling besar,
berarti ia mempunyai nilai m/z yang paling kecil (ion yang paling ringan bila
bermuatan +1) Untuk membuat sinar ini sampai ke detektor ion, anda perlu
membelokkan sinar tersebut dengan menggunakan medan magnet yang lebih kecil
(gaya luar yang lebih kecil).
Untuk membuat ion-ion yang mempunyai nilai m/z yang besar (ion yang berat
bila bermuatan +1) sampai ke detektor ion, maka anda perlu membelokkannya
dengan menggunakan medan magnet yang lebih besar.
Dengan merubah besarnya medan magnet yang digunakan, maka anda bisa
membawa semua sinar yang ada secara bergantian ke detektor ion, dimana disana
ion-ion tersebut akan menimbulkan arus listrik dimana besarnya berbanding lurus
dengan jumlah ion yang datang. Massa dari semua ion yang dideteksi itu
tergantung pada besarnya medan magnet yang digunakan untuk membawa sinar
tersebut ke detektor ion. Mesin ini dapat disesuaikan untuk mencatat arus listrik
(yang merupakan jumlah ion-ion) dengan m/z secara langsung. Massa tersebut
diukur dengan menggunakan skala 12C.
Page | 21
4. Interpretasi Hasil Dari Spektroskopi Massa
Spektrum massa mengambarkan perbandingan limpahan relatif terhadap m/e
(massa/muatan). Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam proses fragmentasi (m2 ) atau
radikal ( m2 ) tidak dapat dideteksi dalam spektrometer massa. Spektrum massa akan
menghasilkan puncak-puncak yang tercatat dalam rekorder, yang dipaparkan sebagai grafik
batangan. Fragmen-fragmen disusun sedemikian sehingga peak-peak ditata menurut kenaikan
m/e dari kiri ke kanan dalam spektrum. Intensitas peak sebanding dengan kelimpahan relatif
fragmen-fragmen yang bergantung pada stabilitas relatif mereka. Hasil dari pencatat diagram
disederhanakan menjadi ‘diagram garis’. Ini menunjukkan arus listrik yang timbul oleh
beragam ion yang mempunyai perbandingan m/z masing-masing. Puncak yang paling tinggi
dinamakan base peak (puncak dasar) diberi nilai intensitas sebesar 100%; peak-peak yang
lebih kecil dilaporkan misalnya 20%, 30%, menurut nilainya relatif terhadap peak dasar.
Contonya pada metanhol Puncak yang paling tinggi pada spektrum adalah puncak M-1pada
m/e= 31. Puncak ini timbul karena lepasnya atom hidrogen dari ion molekul.
Suatu spektrofometer massa begitu peka , sehingga partikel yang berbeda 1,0 satuan massa
akan memberikan isyarat terpisah . Oleh karena itu ion-ion yang mengandung isotop –isotop
yang bebeda muncul pada harga-harga m/e yang berbeda. Untuk ion-ion yang mengandung n
atom karbon, ada kemungkinan kira-kira 1,1% adalah atom- atom 13C , dan ini akan muncul
pada ion dengan massa satu lebih besar dari pada ion yang hanya mengandung atom-atom
12
C. Puncak pertama akan nampak sebagai ion molekul M+1, sedangkan puncak kedua dapat
timbul pada M+2 jika terdapat dua atom 13C dalam ion yang sama. Kenampakan puncak-
puncak M+2 tergantung pada besarnya puncak M+1, tetapi karena limpahan isotop karbon –
13 ini relatif kecil biasanya diabaikan. Ion –ion yang mengandung satu atom Brom
memberikan kenampakan yang jelas dalam spektrum massa karena terdapat limpahan yang
hampir sama dari dua isotop (Brom yang terdapat di alam ini terdiri dari campuran 50,5%-
49,5% masingmasing Brom 79 dan brom 81). Partikel yang sama strukturnya, yang
mengandung Brom akan menghasilkan sepasang puncak yang intensitasnya hampir sama satu
sama lain berjarak 2,0 satuan massa. Demikian pula untuk klor, di alam merupakan campuran
Page | 22
75,5 % klor- 35 dan 24,5% klor- 37. partikel yang mengandung klor-35 dianggap sebagai ion
molekulnya, sedangkan partikel yang mengandung klor-37 menimbulkan peak M+2, yang
mempunyai intensitas kira-kira sepertiga intensitas peak ion molekul.
Dalam spektrofometer massa reaksi pertama suatu molekul adalah ionisasi pelepasan sebuah
elektron, yang menghasilkan ion molekul. Peak untuk radikal ion ini biasanya adalah peak
paling kanan dalam spektrum, bobot molekul senyawa ini dapat ditentukan. Diduga bahwa
elektron dalam orbital berenergi tinggi adalah elektron yang pertama-tama akan lepas.
Setelah ionisasi awal ion molekul akan mengalami fragmentasi, yaitu proses pelepasan
radikal-radikal bebas atau molekul netral kecil dilepaskan dari ion molekul itu. Sebuah ion
molekul tidak pecah secara acak, melainkan cenderung membentuk fragmen-fragmen yang
paling stabil. Berikut kita tinjau spektrum massa metanol:
pada spektrum tersebut terdiri dari tiga peak utama pada m/e = 29,31, dan 32. Pada spektrum
tersebut puncak M +1 adalah Pada m/e= 31. Puncak ini timbul karena lepasnya atom hidrogen
dari ion molekul.
Jadi dapat diketahui dari peak tersebut pada M+ adalah 32 Sehinggadapat disimpulkan dari
massa tersebut yaitu peak M+ methanol (pada 32).
Berikut ini beberapa cotoh yang lain dari hasil spektroskopi massa misalnya pada
Hidrokarbon rantai lurus mengalami fragmentasi dengan memutus ikatan karbon-karbon,
Page | 23
menghasilkan serangkaian produk fragmentasi yang homolog. Misalnya, dalam kasus butana,
belahan dari ikatan C1IC2 menghasilkan hilangnya radikal metil dan pembentukan karbonasi
propil (m / z = 43). Pembelahan ikatan C2IC3 menghasilkan hilangnya radikal etil dan
pembentukan etil karbokation (m / z = 29).
1. Hukum nitrogen
Dalam identifikasi suatu rumus molekul maka hukum nitrogen sangat banyak
memberikan bantuan. Hukum nitrogen menyatakan bahwa suatu molekul yang berat
molekulnya genap, tidak mungkin mengandung nitrogen, kalaupun mengandung
nitrogen maka jumlah nitrogennya harus genap. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa
,pecahan kolekul-molekul biasanya bermasa ganjil kecuali kalau terjadi
rearrangement (penataan ulang).
2. Aturan elektron genap
Aturan elektron genap menyatakan bahwa species-species elektron genap biasanya
tidak akan pecah menjadi dua species yang mengandung elektron ganjil, ia tidak akan
pecah menjadi radikal dan ion radikal, karena tenaga total dari campuran ini akan
sangat tinggi.
3. Jumlah ketidakjenuhan
Jumlah ketidakjenuhan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jumlah
ketidakjenuhan = Karbon + (hidrogen /2) - (halogen /2) + (nitrogen trivalent /2)
Page | 24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spektroskopi massa adalah suatu teknik analisis yang mendasarkan pemisahan berkas
ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa dengan muatan dan pengukuran intensitas
dari berkas ion-ion tersebut. Penentuan struktur molekul baik molekul organik maupun
anorganik didasarkan pada pola fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika suatu
molekul diionkan. Prinsip spektrometer massa adalah pengionisasian senyawa kimia
menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan.
Komponen komponen spektroskopi massa sebagai berikut :
a. Sampel inlet
b. Teknologi sumber ion
c. Teknologi penganalisis massa (mass analyzer)
Sector
Time of light
Quadrupole mass filter
Three dimensional quadrupole
Linear quadrupole ion trap
d. Detector
Electron multiplier
Faraday cup
Sintilator “daly”
Multichannel plate (MCP)
Secara Umum Prosedur Spektrometer Massa
Sampel di masukkan dalam instrument spektometer massa dan mengalami
penguapan.
Page | 25
Komponen dari sample diionisasikan dapat digunakan berbagai metod, salah
satunya mengenai nya dangan sinar berelectron, sehingga menghasilkan
partikel bermuatan (ion).
Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh
medan elektromagnetik.
Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.
Sinyal ion diproses menjadi spectra massa.
Hasil dari pencatat diagram disederhanakan menjadi ‘diagram garis’. Ini
menunjukkan arus listrik yang timbul oleh beragam ion yang mempunyai
perbandingan m/z masing-masing.
Page | 26
DAFTAR PUSTAKA
Page | 27