Anda di halaman 1dari 22

PENGGUNAAN INTRUMEN KELAUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Akustik dan Instrumentasi Kelautan

Dosen Pengampu:
Andik Dwi Muttaqin,M.T
Disusun Oleh:
Nurul Istiqomah
H74216040

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan YME karena limpahan rahmat,
petunjuk dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Penggunaan Intrumen Kelautan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah tentang Penggunaan Intrumen Kelautan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 23 Oktober 2017

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1 Refraktometer .................................................................... 6

2.2 Anemometer .................................................................... 7

2.3 pH Meter .................................................................... 7

2.4 DO Meter .................................................................... 8

2.5 Horiba .................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 12

3.1 Cara Penggunaan Refraktometer ............................................. 12

3.2 Cara Penggunaan Anemometer ................................................ 13

3.3 Cara Penggunaan pH Meter ..................................................... 15

3.4. Cara Penggunaan DO Meter .................................................... 17

3.5 Cara Penggunaan Horiba ......................................................... 19

BAB IV PENUTUP ……….......................................................................... 21

4.1 Kesimpulan ........................................................................ 21

4.2 Saran ....................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ……………………….................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang behubungan
dengan alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam
dunia kelautan. Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang
terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organism yang akan
di amati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu.
Instrumentasi kelautan sebagai alat pengukuran meliputi insturmentasi
Survey / Statistik, Intrumentasi Pengukuran Suhu, Disolve Oxygen (DO),
Turbiditas, Salinitas, PH perairan, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat
analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara manual (hasilnya
dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini,
instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrumentasi
itu sendiri.
Dalam praktikum instrumentasi kelautan ini membahas tentang alat – alat
yang erat kaitannya dengan kondisi oseanografi dan parameter-parameter
lingkungkan yang ada di laut.
Adapun alat-alat tersebut seperti GPS, Refraktometer, PH dan DO meter,
Anemometer dan Horiba. Semuanya dibahas berdasarkan fungsi, teknik dan
prosedur penggunaan, cara kalibrasi hingga teknik menyimpan dan perawatannya.

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, makalah ini akan membahas tentang:
1. Bagaimana cara penggunaan refraktometer untuk pekerjaan di laut dan
pesisir ?
2. Bagaimana cara penggunaan anemometer untuk pekerjaan di laut dan
pesisir ?
3. Bagaimana cara penggunaan pH meter untuk pekerjaan di laut dan pesisir ?
4. Bagaimana cara penggunaan DO meter untuk pekerjaan di laut dan pesisir
?
5. Bagaimana cara penggunaan horiba untuk pekerjaan di laut dan pesisir ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat memahami kegunaan dari alat – alat instrumentasi
khususnya dalam pengambilan data kelautan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian dari alat – alat instrumentasi
beserta fungsinya.
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat – alat instrumentasi dengan baik dan
benar.
4. Mahasiswa dapat mengerti cara pengkalibrasian dari alat – alat
instrumentasi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Refraktometer
Refraktometer sebenarnya alat ukur mengukur indek bias suatu zat. Definisi
indek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat,
tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang
paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Untuk
keperluan ini cukup kita melukiskan satu sinar saaja, mustahil ada atau hanya
merupakan abstrasi geometrical saja (Sear,1994).

1.1.1. Fungsi
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada
permulaan abad 20 (Khopkar, S.M. 2007).
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau padat,
bahan transparan dengan refrektometry. Prinsip pengukuran: oleh cahaya,
penggembalaan kejadian, total refleksi. Ini adalah pembiasan (refraksi) atau refleksi
total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan 3 prinsip, satu
dengan indeks bias disebut prisma. Cahaya merambat dalam transisi antara
pengukuran prisma dan media sampel (cairan) dengan kecepatan yang berbeda
indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan refleksi cahaya.
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah
skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh
refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans
refraktometer (1802), Jellay refraktometer (Khopkar, S.M. 2007).

6
2.2. Anemometer
Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang mengukur angin dari
kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi karena ada
hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang untuk satu alat
pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang keduanya.

 Fungsi
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai
dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat
ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat
ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan
angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin itu.
Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin, dan merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam
sebuah stasiun cuaca. Istilah ini berasal dari kata Yunani anemos, yang berarti
angin. Anemometer pertama adalah alat pengukur jurusan angin yang ditemukan
oleh oleh Leon Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang
mengukur angin dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan
angin, tetapi karena ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang
dirancang untuk satu alat pengukur jurusan angin akan memberikan informasi
tentang keduanya.

2.3. PH Meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H”
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan
persamaan:
pH = - log [H+]

7
 Fungsi
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman
atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih
besar daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang
dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut
bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.
Pengukuran pH secara kasar dapat menggunakan kertas indicator pH dengan
mengamati perubahan warna pada level pH yang bervariasi. Indicator ini
mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi
kesalahan pembacaan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna
ataupun keruh. (alvina.blog.uns.ac.id)
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH
meter. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran
pH, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi.

2.4. DO Meter
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan
air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan
air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya
oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan
disamping paramter lain seperti kob dan kod.

 Fungsi
DO meter merupakan salah satu instrument dalam bidang kelautan yang
mempunyai fungsi sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan.
Alat ini digunakan untuk menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air. Alat

8
ini digunakan dalam pertambakan atau akuakultur untuk mengukur kadar oksigen
terlarut yang sangat vital dalam budidaya ikan dan udang, digunakan juga apada
industri untuk kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan, untuk
lingkungan berfungsi sebagai pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical
Oxygen Demand) dan untuk edukasi digunakan sebagai pengukur oksigen terlarut
di sekolah-sekolah serta sebagai alat pengajaran .
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan
air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air
tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan
air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya
oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan
disamping paramter lain seperti kob dan kod.
Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-
komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki
kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik
sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh
mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme.
Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam
menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut
adalah:

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar
oksigen pun akan menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup
untuk menguraikan komponen kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan
pencemaran berat pada air.

9
Untuk mengukur kadar DO dalam air, ada 2 metode yang sering dilakukan:
- Metode titrasi
- Metode elektrokimia atau lebih dikenal pengukran dengan DO-meter.

2.5. Horiba
Horiba merupakan alat untuk mengukur kualitas suatu perairan. Salah satu
horiba yang digunakan pada saat praktikum adalah Horiba's U-50. Instrumen ini
berfungsi untuk mengetahui kualitas air pada suatu tempat dimana memungkinkan
perhitungan di atas 11 parameter kualitas air. Instrumen ini di design untuk
keduanya baik pekerjaan berat ataupun memudahkan dalam cara pengoperasian ,
sehingga ini sangatlah cocok untuk lapangan pekerjaan. Sampling di sungai,
lingkungan dinding bawah, danau, run off, dan lain-lain sangatlah mudah dengan
mengunakan serial Horiba U-52 .

 Fungsi
Horiba adalah suatu alat untuk aplikasi yang menuntut panjangnya kabel,
dalam pengukuran pada berbagai poin-poin, atau menghubungkan pemeriksaan
dengan alat untuk memilih komponen penting dari table atau data berikut. Multi-
Probe Sensor mampu memeriksa kedalaman, daya konduksi, temperatur, dan
kekeruhan.
Unit W-23Xd , pengukuran bersama sampai kepada 13 parameter dari pH,
oksigen yang dihancurkan, dan daya konduksi ke seawater bobot jenis dan berbagai
ion akan dapat diperoleh jauh lebih cepat dan dibanding dengan instrumen
konvensional adalah paling mudah. Dengan kemampuan pengukuran yang kuat, U-
20Xd dirangkaikan secara ringkas untuk direkomendasikan untuk semua air, oleh
para peneliti profesional dan peneliti berkwalitas.
Sensor built-in memori berfungsi memungkinkan pengukuran berlanjut sepanjang
satu bulan dalam pemeriksaan menyelam di dalam contoh itu. Personil tidak perlu
untuk menjadi menyajikan sepanjang proses pengukuran data yang ditangkap oleh
komputer pribadi di dalam lokasi yang terbatas.

10
Pengukuran pada kerendahan dengan tekanan tinggi dan ketahanan atasan
nya , sensor yang dikembangkan baru saja memudahkan asurements sejauh 100
meter di bawah permukaan air. Begitu, sebagai penambahannya terhadap sungai,
danau dan tempat-tempat yang lain, sehingga pengukuran high-precision sekarang
dapat siap diperoleh dan mutu air dapat dimonitor pada tanggul, dan bahkan di
dalam laut yang terbuka.
Berbagai parameter fisika-kimia sangat dibutuhkan untuk mengetahui
kualitas air. Horiba memiliki fungsi yang cukup lengkap. Melalui horiba kita bisa
mendapatkan berbagai parameter-parameter fisika-kimia, diantaranya adalah: DO,
PH, temperatur, konduktivitas, kedalaman, salinitas serta turbidity. Jadi horiba
merupakan gabungan dari berbagai alat pengukur parameter yang dijadikan satu
kesatuan dan penggunaan yang sederhana.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Cara Penggunaan Refraktometer

Refraktometer merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga


disebut sebagai pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk
mengukur kadar garam. Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias
cahaya untuk mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka
alat ini harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik
kalau digunakan dibawah sinar matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air
laut kita langsung menghitungnya dengan alat ini. Berikut langkah - langkahnya :
1. Tetesi refraktometer dengan aquadest
2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal
3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya
4. Lihat ditempat yang bercahaya
5. Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih
6. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya
7. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan
refraktometer di tempat kering

 Cara Kalibrasi
Prosedur Kalibrasi :
• Lensa refraktometer dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan kapas yang
telah dibasahi dengan xylol.
• Alirkan air melalui refraktometer agar alat berada pada suhu pembacaan
(suhu ini tidak boleh berada lebih kecil/besar 20C dari suhu pembanding).
Suhu disesuaikan /dikondisikan 200C.
•Teteskan air suling pada lensa prisma dengan pipet tetes.
• Setelah terlihat adanya perbedaan terang dan gelap, kemudian bacalah
besarnya indeks bias air suling. Bila belum terlihat adanya perbedaan terang

12
dan gelap, maka tepatkanlah menggunakan kunci sampai perbedaannya
terlihat jelas.
• Indeks bias air suling kemudian dibaca.

 Cara Menyimpan
Setelah bagian prismanya dibersihkan dengan akuades. Refraktometer
dimasukkan kembali ke wadahnya dan disimpan ditempat yang sejuk
dengan kisaran suhu 26-280 C.
3.2. Cara Penggunann Anemometer
Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi, pada
arah horizontal atau hampir horinzontal. Masa udara ini mempunyai sifat yang
dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal adanya
angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga hal
utama, yaitu (1) daerah asalnya dan (2) daerah yang dilewatinya dan (3) lama atau
jarak pergerakannya. Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan
arahnya.
Berikut langkah-langkah penggunaan alat anemometer :
a. Tentukan arah angin, anda diharuskan untuk menghadap ke arah yang
berlawanan dengan arah angin
b. Nyalakan Anemometer dengan cara menekan tombol power
c. Angkat anemometer agar sensor kecepatan tertiup oleh angin dan
baling – baling anemometer dapat berputar, perhatikan layar display
d. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar
tampilan.
e. Apabila kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, dan catat
hasilnya
 Cara Kalibrasi

Proses kalibrasi anemometer dilakukan secara periodik agar perfomansi dan


hasil pencatatan tetap stabil dan baik.

13
Berikut urutan proses kalibrasi pada anemometer :
1. Untuk kalibrasi arah angin, metode berikut dapat menghasilkan akurasi ± 5 ° atau
lebih baik jika dilakukan dengan hati-hati. Mulailah dengan menghubungkan
instrumen ke sirkuit pengkondisian sinyal yang menunjukkan nilai arah angin. Ini
mungkin indikator yang menampilkan nilai arah angin dalam derajat sudut atau
hanya voltmeter yang memonitor output. Tahan atau pasang instrumen sehingga
pusat rotasi baling-baling berada di atas selembar kertas yang memiliki tanda-tanda
30 ° atau 45 °. Posisikan theinstrument sehingga crossarm mounting berorientasi
utara-selatan dengan baling-baling di utara dan anemometer di selatan. Dengan
penyeimbang yang menunjuk langsung pada anemometer, sinyal arah angin harus
sesuai dengan 180 ° atau di sebelah selatan. Melihat dari atas, visual
menyelaraskan baling-baling dengan masing-masing tanda silang dan amati
tampilan indikator. Ini harus sesuai dengan posisi baling-baling dalam 5 °. Jika
tidak, mungkin perlu menyesuaikan posisi relatif rok dan poros vane. Lihat langkah
3 di bagian PEMELIHARAAN di bawah penggantian potensiometer.
2. Penting untuk dicatat bahwa sementara sensor berputar secara mekanis melalui 360
°, sinyal arah angin skala penuh dari pengkondisian sinyal terjadi pada 352 °.
Sebagai contoh, di sirkuit di mana 0 sampai 1,00 VDC mewakili 0 ° sampai 360 °,
output harus disesuaikan dengan 0,978 VDC bila instrumen pada skala 352 °
penuh. (352 ° / 360 ° X 1.00 volt = 0.978 volt).
3. Kalibrasi kecepatan angin ditentukan oleh faktor putaran roda kemudi dan
karakteristik output dari transduser. Rumus kalibrasi yang menunjukkan roda
putaran rpm dan keluaran frekuensi vs. kecepatan angin termasuk di bawah ini.
4. Rumus Kalibrasi untuk Model 03102 Wind Sentry Anemometer
 WIND SPEED vs CUP WHEEL RPM
- m / s = (0,01250 x rpm) + 0,2
- knot = (0,02427 x rpm) + 0,4
- mph = (0,02795 x rpm) + 0,4
- km / jam = (0,04499 x rpm) + 0,7

14
 WIND SPEED vs OUTPUT FREKUENSI - Hz
- m / s = (0,7500 x Hz) + 0,2
- simpul = (1.4562 x Hz) + 0,4
- mph = (1,6770 x Hz) + 0,4
- km / jam = (2.6994 x Hz) + 0,7
 Cara Menyimpan
Setelah dipastikan berada dalam keadaan off. Anemometer dimasukkan
kembali ke wadahnya dan disimpan ditempat yang sejuk dengan kisaran suhu 26-
280 C.

3.3. Cara Penggunaan PH Meter


Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

 Pengukuran pH larutan
Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter tersebut sudah siap digunakan.
Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1 kali sehari sebelum digunakan.

Cara pengukurannya adalah sebagai berikut


1. Siapkan sampel larutan yang akan di check pH-nya.
2. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan suhunya sama
dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika kalibrasi dilakukan pada suhu
20°C maka pengukuran pun dilakukan pada suhu 20°C.
3. Buka penutup plastic elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan dengan
menggunakan kertas tisu.
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.

15
5. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan homogeny.
6. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul
tulisan HOLD yang kelapkelip.
7. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
8. Nilai pH yang ditunjukan pada layar adalah nilai pH larutan yang di check
9. Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF.
 Cara Kalibrasi
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu
dengan menggunkan standar pH atau sering disebut buffer pH. Standard pH adalah
larutan yang nilai pH-nya telah diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH
merupakan larutan buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan
tidak mudah berubah.
Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Buka penutup plastic elektroda
3. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan
menggunakan kertas tisu
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
6. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
7. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
8. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti
berkedip
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI beberapa
kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
11. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
12. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
13. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti
berkedip
14. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu

16
15. Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan
pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4
16. pH meter telah siap digunakan.
 Cara Menyimpan
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai dari
alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
a. Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul tulisan low battery
b. Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal satu
minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan HCL 0.1N (encer)
dengan cara direndam selama 30 menit, kemudian dibersihkan dengan air DI
c. Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian gelembung
gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu
penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunkan air DI.
Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membrane gelas yang
terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak
akurat.
d. Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu
ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat
rusak.

3.4. Cara Penggunaan DO meter


Berikut ini cara penggunaan DO meter :
1. Siapkan sampel larutan yang akan di check DO-nya.
2. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan suhunya sama
dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika kalibrasi dilakukan pada suhu 20°C
maka pengukuran pun dilakukan pada suhu 20°C.
3. Nyalakan DO meter dengan menekan tombol ON/OFF.
4. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan homogeny.
5. Nilai DO yang ditunjukan pada layar adalah nilai DO larutan yang di check
6. Matikan DO meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF
(Khopkar, S.M. 2007)
 Cara Kalibrasi
Urutan kerja kalibrasi DO meter adalah :

17
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan
dengan menggunakan kertas tisu
3. Nyalakan DO meter dengan menekan tombol ON/OFF.
4. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
5. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
6. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
7. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
8. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang
menunjukan DO meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan
buffer pH 4
11. DO meter telah siap digunakan
(Khopkar, S.M. 2007).

 Cara Menyimpan
Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian gelembung
gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu penyimpanan
elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunkan air DI. Penyimpanan
pada posisi kering akan menyebabkan membrane gelas yang terdapat pada
gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.Suhu
penyimpan. Ketika disimpan, DO meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang
panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.

3.5. Cara Penggunaan Horiba


Berikut cara penggunaan horiba pada pekerjaanya di laut :

18
1) kita cek terlebih dulu apakah horiba tersebut berfungsi sebagaimana
mestinya sebelum digunakan, dan hindari dari sinar matahari karena alat ini
sangat sensitif terhadap cahaya.
2) kita tentukan terlebih dahulu kedalaman yang akan kita ukur.
3) lalu kita membuka penutup dari sensor untuk memulai pemerikasaan.
4) kita turunkan alat horiba tersebut perlahan-lahan atau pelan-pelan ke dasar
perairan.

Yang perlu diperhatikan bahwa yang dipegang bukanlah kabel yang


tersambung pada horiba tetapi tali yang diikatkan pada kabel. Hal ini untuk
menjaga apabila kabel pada horiba putus.

a. sesudah sampai kedalaman yang telah ditentukan lihat horiba tersebut


berapa angka yang muncul. Dan data yang muncul bisanya berurutan
dimana dari
b. PH, DO, CONDUCTIVITY, SALINITY, TDS, SEAWATER SPECIFIC,
GRAFITY, TEMPERATURE , TURBIDITY, DEPTH, ORP
5) kita catat data yang keluar dari horiba tersebut.
6) setelah itu kita angkat horiba pelan-pelan keatas kapal dengan memegang
tali itu lagi
7) setelah selesai pengukuran dalam tiap stasiun horiba tersebut harus disiram
dengan alkohol supaya netral lagi.
8) tutup sensor dari horiba, dan setelah ditutup hindarkan dari sinar cahaya
matahari.
 Cara Kalibrasi
Urutan kerja kalibrasi Horiba adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan
menggunakan kertas tisu
3. Nyalakan Horiba dengan menekan tombol ON/OFF.
4. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
5. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah

19
6. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI beberapa
kali dan keringkan dengan kertas tisu
7. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
8. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI beberapa
kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan
Horiba tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4
11. Horiba telah siap digunakan
 Cara Menyimpan
Setelah alat dipakai, tutup kembali sensor dengan protektornya. Kemudain
masukan kembali semua pada wadah yang ada, simpan di suhu kamar, jangan
sampai terkena cahaya matahari secara langsung, jauhkan dari jangkauan anak kecil
serta bahan-bahan yang mudah terbakar atau meledak.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Instrumen terbagi menjadi 2 macam, yaitu alat yang bisa dibawa – bawa, dan alat
yang tetap atau permanen.GPS adalah alat untuk memberikan informasi tentang
posisi, kecepatan serta waktu secara cepat dan akurat.
Refraktometer merupakan alat yang berfungsi pengukur salinitas air laut.
Anemometer merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angina.PH
meter adalah merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur nilai kadar asam atau
basa pada suatu larutan. DO merupakan alat yang berfungsi sebagai pengukur kadar
oksigen terlarut dalam suatu perairan. Horiba merpakan alat insturmentasi kelautan
yang multifungsi, Horiba dapat mengukur berbagai parameter fisika seperti PH,
Konduktivitas (s/m), Turbidity (NTU), Dissolve oxygen (g/l), Temperature
(celcius), Kedalaman (m), Salinitas (‰), Total Dissolve solid (g/l).
Pengkalibrasian pada suatu alat sangat penting dilakukan untuk menjaga kondisi
kelayakan dan keakuratan alat tersebut.

4.2. Saran
1. Kondisi alat yang digunakan sebaiknya dicek terlebih dahulu sebelum
digunakan.
2. Penggunaan harap dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.
3. Setelah menggunakan alat tersebut harus dirawat dan disimpan dengan
prosedur yang tepat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-PRESS


Radzi, Ahmad. 2007. Asas Instrumentasi dan Pengukuran fisik. Universitas
Tegnologi Malaysia : Malaysia

S. 2009. Intrumentasi Kelautan. http://ilmukelautan.wordpress.com/


category/instrumentasi kelautan/ (Diakses tanggal 24 Oktober 2017)

Yogi,S. 2011. Instrumentasi dan Hidroakustik. http://www.ilmukelautan.com/


instrumentasi-dan-hidroakustik/instrumentasi-kelautan/397-instrumentasi-
kelautan. (Diakses tanggal 24 Oktober 2017)

Zemansky, Sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika. Jakarta: Bina cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai