Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL RIVIEW ( CJR)

FISIKA UMUM

Dosen pengampu :

Dr. Ida Wahyuni, M.Pd/Yanthy Leonita P.S, M,Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

KAKA APRIANDA MAYADI (4221250017)

ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA )

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat
dankaruniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal review
iniyaitu mengenai “Sekring Dan Multimeter”.

Critical Journal Review (CJR) ini kami susun dengan maksud sebagai tugas
matakuliah Fisika Umum dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadapmateri tersebut. Harapan kami, semoga setelah penyelesaian penulisan Crtical
JournalReview ini saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Crtical Journal
Review yang baik dan benar.

Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga


dalam penyusunan penulisan Critacal Journal Review ini. kami sangat berterima k
asih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini Ibu Dr. Ida Wahyuni, M.Pd/Yanthy Leonita P.S

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh
darikesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingandari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga
karya tulis CJR ini berfungsi bagi semuanya.

Kamis, 06 oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................

1.3 Tujuan.................................................................................................................................................

BAB II IDENTITAS JURNAL..........................................................................................................................

2.1 Identitas Jurnal Pertama......................................................................................................................

2.2 Identitas Jurnal Kedua.........................................................................................................................

2.3 Identitas Jurnal Ketiga........................................................................................................................

BAB III RINGKASAN JURNAL......................................................................................................................

3.1 Ringkasan Jurnal pertama...................................................................................................................

3.2 Ringkasan Jurnal Kedua......................................................................................................................

3.3 Ringkasan Jurnal Ketiga.....................................................................................................................

BAB IV KELEBIHAN DAN KEKURANGAN................................................................................................

4.1 Kelebihan Jurnal.................................................................................................................................

4.2 Kekurangan Jurnal..............................................................................................................................

BAB V PENUTUP...............................................................................................................................................

5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fuse atau dalam bahasa indonesia disebubut dengan sekring adalah komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian elektronika maupun perangkat listrik. Fuse
(Sekring) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan
terputus jika dialiri oleh arus yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek
dalam sebuah peralatan listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk kedalam
Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen- komponen yang terdapat
dalam rangkaian Elektronika bersangkutan.
Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan multimeter adalah sebuah peralatan
khusus yang digunakan untuk mengukur komponen listrik. Dari mulai mengukur
hubungan Arus listrik(Ampere). Tegangan listrik , Hambatan listrik (Ohm), sehingga
Resistansi dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan Fungsi dasarnya, alat ini sering
disebut dengan AVO meter( Ampere, Vortage, Ohm).
Pada Umumnya fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari kaca maupun
plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah kawat halus fuse tersebut putus atau
tidak. Akan tetapi ada juga jenis-jenis fuse yang bungkusannya menutupi kawat halus di
dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada fuse tersebut. Oleh karena itu, kita
perlu mengukur fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah fuse tersebut masih
baik atau sudah terputus.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ringkasan journal tersebut
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan journal tersebut

1.3 Tujuan
1. Mengetahui ringkasan journal tersebut
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan journal tersebut

2
BAB II
INDETITAS JURNAL

2.1 Indetitas Jurnal Pertama

Identitas Jurnal Cover

Judul Jurnal : Penerapan dan Penggunaan Alat Ukur


Multimeter Pada Pengukuran
Komponen Elektronika

Pengarang : Martias

ISBN : 978-602-61242-0-3

Tahun Terbit : Maret 2017

2.2 Indetitas Jurnal Kedua

Indetitas Jurnal Cover

Judul Jurnal : Pemahaman Dan Penggunaan Alat Ukur


Multimeter Analog sebagai Pengenalan
Teknik Elektronika

Pengarang : Kiki Prawi

ISSN : 1412-257X

Tahun terbit : November 2006

2.3 Identitas Jurnal ketiga


3
Identitas Jurnal Cover

Judul Jurnal : Studi Koordinasi Rele Arus lebih dan


sekring pemutus Untuk Mengamankan
system Akibat Gangguan Hubung Singkat

Pengarang : Bagus Budi Kusuma

4
BAB III
RINGAKSAN JURNAL

3.1 Ringkasan Jurnal Pertama

Alat Ukur Multimeter

Alat ukur multimeter yang sering disebut juga dengan nama AVO meter memiliki
beberapa bagian penting dengan fungsi dan kegunaan berbeda-beda juga.

Keterangan bagian-bagian multimeter dan fungsinya :

1. Papan skala, berfungsi sebagai skala pembacaan meter.


2. Jarum penunjuk, berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
3. Sekrup pengatur posisi jarum penunjuk, berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum
penunjuk. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bantuan menggunakan obeng.
4. Saklar pengatur posisi jarum penunjuk, berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk
pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead +
(merah dihubungkan ke testead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0
diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0
5. Saklar pemilih jangkauan alat ukur (selector), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya.

Penggunaan Alat ukur


Pertama-tama jarum penunjuk multimeter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0
pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan untuk skala
ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Jika belum tepat harus diatur dengan memutar
sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil. Dalam memilih batas ukur tegangan atau arus perlu
diperhatikan faktor keamanan dan ketelitian. Mulailah dari skala yang cukup besar untuk
keamanan alat, kemudian turunkanlah batas ukur sedikit demi sedikit. Ketelitian akan paling
baik bila jarum menunjuk pada daerah dekat dengan skala maksimum. Pada pengukuran
tegangan searah maupun bolakbalik, perlu diperhatikan sensitivitas meter yang dinyatakan
dalam ohm per volt. Sensitivitas meter sebagai pengukur tegangan bolak-balik lebih rendah
daripada sensitivitas sebagai pengukur tegangan searah.

5
Pengujian Pada Komponen Elektronika Menguji Resistor
Resistor atau sering disebut juga tahanan atau hambatan bisa dalam keadaan baik atau
putus. Jika putus maka suatu rangkaian tidak akan bisa bekerja. Makanya untuk mengetahui
resistor dapat digunakan atau tidak dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah sebagai berikut :
1. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
2. Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor. Pengukuran jangan sampai
tangan menyentuh kawat (salah satu kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya).
3. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam
berarti resistor putus.

3.2 Ringkasan Jurnal Kedua


Multimeter
Adalah alat ukur dalam bidang elektronika yang untuk mengukur tegangan DC,
mengukur tegangan AC, mengukur arus DC, mengukur tahanan (Ohm), mengukur nilai
kapasitansi kapasitor (Farad) dan memeriksa keadaan suatu komponen masih baik atau tidak
dan digunakan pada trouble shooting suatu peralatan elektronik. Pada Multimeter Analog
terdapat skala pembacaan meter dan saklar putar untuk memilih fungsi pengukuran dan
kisaran/rentangan pengukuran. Fungsi pengukurannya yaitu DC Voltmeter, AC Voltmeter,
DC Amperemeter, Ohmmeter dll. Kisaran/rentangan pengukuran dapat dipilih pada saklar
putar dan pembacaannya dilihat pada skala meter.

d'Arsonval meter
Sensor mekanik yang umum digunakan pada rangkaian Voltmeter, Ampermeter
maupun Ohmmeter adalah penggerak d'Arsonval meter yang terdiri dari sebuah permanent
magnet yang berbentuk tapal kuda dan sebuah silinder diantara kutub utara dan selatan
magnet A sebagai inti besi dimana dililitkan sebuah kawat halus membentuk kumparan.
Kawat halus ini dililitkan pada sebuah logam yang sangat ringan dan diletakkan sedemikian
rupa sehingga dapat berputar bebas.

6
Rangkaian Dasar Amperemeter

Rangkaian amperemeter adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya


arus listrik pada sebuah rangkaian listrik dalam hal ini adalah arus searah. Rangkaian ini
menggunakan d'Arsonval meter untuk mengetahui besar arus yang hendak diukur. Akan
tetapi karena arus listrik yang dapat dilewatkan pada d'Arsonval meter sangat kecil, maka
rangkaian amperemeter harus menggunakan rangkaian pembagi arus dengan menggunakan
resistor.

Rangkaian VoltMeter

Rangkaian voltmeter adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya


tegangan suatu komponen atau tegangan suatu titik terhadap titik yang lain pada rangkaian
listrik. Rangkaian voltmeter dapat mengukur besar tegangan searah maupun tegangan bolak
balik. Rangkaian voltmeter menggunakan d'Arsonval meter dengan prinsip dasar rangkaian
pembagi tegangan karena tegangan jatuh pada d'Arsonval meter kecil.

3.3 Ringkasan Jurnal Ketiga

Gangguan Hubung Singkat

Hubung singkat/short circuit merupakan salah satu jenis gangguan yang bisa terjadi di sistem
tenaga listrik. Menurut IEC 60909, gangguan hubung singkat didefinisikan sebagai hubungan
koduksi sengaja atau tidak sengaja melalui hambatan atau impedansi yang cukup rendah
antara dua atau lebih titik yang dalam keadaan normalnya mempunyai beda potensial
(bertegangan). Gangguan hubung singkat terdiri dari gangguan temporer atau permanen, rata-
rata jumlah gangguan temporer lebih tinggi dibandingkan gangguan permanen. Kebanyakan
gangguan temporer diamankan dengan circuit breaker (CB) atau pengaman lain. Gangguan
permanen adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan permanen pada sistem. Pada
saluran bawah tanah hampir semua gangguan adalah gangguan permanen. Kebanyakan
gangguan peralatan akan menyebabkan hubung singkat. Gangguan permanen hampir
semuanya menyebabkan pemutusan/gangguan pada konsumen.

7
Perhitungan Impedansi

Total Perhitungan impedansi bertujuan untuk mencari impedansi total, yaitu terdapat
beberapa data impedansi yang harus di jumlahakan seperti impedansi sumber, impedansi
transformator, resistansi pentanahan transformator, dan impedansi saluran dimana nantinya
impedansi total diperlukan dalam perhitungan arus hubung singkat.

Perhitungan Arus Hubung singkat

Perhitungan Arus Hubung Singkat Apabila terjadi hubung singkat pada suatu sistem
tenaga, maka besar arus gangguan hubung singkat itu tergantung pada lokasi gangguan dan
jenis gangguan

Rele Arus Lebih

Rele arus lebih merupakan rele termurah dan paling sederhana. Untuk maksud
koordinasi waktu kerja dalam sistem, kadang-kadang memang sulit, sebab jika terjadi
perubahan dalam sistem (jaringan), maka perlu dilakukan pengaturan/evaluasi rele dan
kadang-kadang bisa terjadi tempatnya harus dipindah. Rele arus lebih ini cocok untuk
pengaman/alat proteksi sistem distribusi dan pusat pelayanan konsumen. Juga bisa dipakai
pada beberapa jaringan subtransmisi bilamana biaya untuk pemakaian rele jarak kurang
ekonomis. Rele arus lebih bisa memiliki salah satu dari karakteristik waktu vs arus berikut ini
yang cocok untuk penggunaan khusus dalam sistem :

1. Karakteristik waktu vs arus sesaat


2. Karakteristik waktu vs arus tertentu
3. Karakteristik waktu vs arus balik

Sekring Pemutus (Fuse Cut Out)

Sekring pemutus adalah peralatan arus lebih dengan meleburnya bagian yang dapat
membuka rangkaian yaitu (Fuse Link) yang dipanaskan dan dileburkan secara langsung oleh
berlalunya arus lebih pada saat terjadi kondisi beban lebih atau hubungan singkat. Oleh
karena itu, tujuan sekring adalah untuk menghilangkan gangguan permanen dengan
memutuskan bagian yang terganggu dari saluran atau peralatan dari sistem. Sekring
dirancang untuk melebur dalam waktu yang ditentukan untuk nilai arus gangguan yang
diberikan. Karakteristik waktu-arus (TCC) dari sekring terdiri dari dua kurva yaitu kurva
lebur minimum dan kurva total-clearing.

8
Koordinasi Peralatan Proteksi

Proses memilih peralatan proteksi arus lebih dengan pengaturan waktu arus tertentu,
dan pengaturannya yang sesuai secara seri di sepanjang penyulang distribusi, untuk
menghilangkan gangguan dari saluran dan peralatan sesuai dengan urutan operasi yang telah
ditetapkan dikenal sebagai koordinasi. Ketika dua peralatan proteksi yang dipasang secara
seri memiliki karakteristik yang memberikan urutan operasi yang ditentukan, maka keduanya
dikatakan terkoordinasi atau selektif. Di sini, peralatan yang diatur untuk beroperasi terlebih
dahulu untuk mengisolasi gangguan (atau memadamkan arus gangguan) didefinisikan
sebagai peralatan proteksi. Peralatan yang memproteksi cadangan tetapi hanya beroperasi jika
peralatan proteksi utamanya gagal beroperasi untuk menghilangkan gangguan didefinisikan
sebagai peralatan yang dilindungi.

9
BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
4.1 Kelebihan Jurnal

Jurnal Pertama  Jurnal menggunakan Bahasa yang mudah dipahami.


 Isi dalam jurnal tersebut sangat padat singkat dan
jelas.
 Pada jurnal tersebut dapat diberikan beberapa
gambar ,gambar tersebut diberikan penjelasan atau
keterangan yang semakin memperjelas dalam
memahami penggunaan Multimeter dalam
penggunannya.

Jurnal Kedua  Jurnal dapat digunakan sebagai referensi dalam


penggunaan alat ukur Multimeter.
 Bahasa dalam Jurnal mudah di pahami.
 Jurnal disertai dengan gambar yang dapat
mempermudah dalam memahami isi materi.

Jurnal ketiga  Jurnal relavan dan sangat cocok untuk dijadikan


dalam referensi belajar tentang sekring
 Jurnal disertai dengan beberapa skema, gambar, dan
tabel yang membuat kita semakin paham dalam
memahami isi jurmal.

10
4.1 Kekurangan jurnal

Jurnal Pertama  Jurnal hanya menjelaskan tentang penggunaan


multimeter analog yang penulis mengakui bahwa
untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan multimeter digital sebagaimana dalam
memperoleh hasil yang lebih akurat
 Pengujian dari jurnal tersebut tidak disertakan
hasilnya

Jurnal Kedua  Beberapa gambar dalam jurnal tidak jelas .


 Materi tentang multimeter dalam jurnal kurang
lengkap dan terkait penjelasan gambar multimeter
yang diambil untuk jurnal juga tidak dijelaskan.

Jurnal ketiga  Ada gambar dalam jurnal yang kurang jelas.

11
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari ketiga jurnal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing jurnal
memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Akan tetapi dalam mempelajari materi
tentang sekring dan multimeter ketiga jurnal diatas sangat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi tersebut.

12
DAFTAR PUSTKA

(2017), Penerapan dan penggunaan dan penerapan alat ukur multimeter pada
pengukuran komponen elektronika.

https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/221257/KNiST-2017-Martias-MTS.pdf

Kiki Prawitoredjo, (2006), Pemahaman dan kegunaan alat ukur multimeter analog
sebagai pengalaman Teknik elektronika

https://adoc.pub/el-2006.html

Bagus Budi Kusuma, Studi koordinasi rele arus lebih dan sekring Pemutus untuk
mengamankan system akibat gangguan hubung singkat.

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/download/31830/75676580448

13

Anda mungkin juga menyukai