Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ALAT UKUR FISIKA

“ALAT UKUR”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
dalam Mata Kuliah Alat Ukur Fisika
Dosen Pengampu: Dr. Karya Sinulingga, M.Si

Oleh :

Kelompok 5
Ade Rahmadi Siregar (4193121033)
Ruth Ramayani Pasaribu (4193121044)
Sinta Stevani Br.Gultom (4193121011)

FISIKA DIK A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

0
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kelompok kami sanggup menyusun
Makalah yang berjudul “Pengukuran” ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Kepemimpinan yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Alat ukur fisika ini.
Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan
baik dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang kami miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan terhadap makalah selanjutnya. Harapan
kami semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi kami dan para pembaca.
Medan, 02 September 2019

Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI

1
Halaman

KATA
PENGANTAR
.............................................................................................................................................
1

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5


A. Pengertian, ketelitian Jangka Sorong dan Mikrometer ......................................... 5
B. Pengertian Mistar, Neraca dan Stopwach............................................................. 5
C. Alat Ukur Kumparan Putar……….……………………………………………...10

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12


A. Kesimpulan ............................................................................................................12
B. Saran .....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan
eksperimen, dimanaeksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan,
di antaranya pengamatan, pengukuran,menganalisis, dan membuat laporan
hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimendiperlukan pengukuran dan
alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur.Banyak
sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional
maupunyang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya
adalah alat ukur besaranmassa seperti neraca, mikrometer, avometer,
jangkasorong, dan gelas ukur.

Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting


untukmendukung kegiatan praktikum. Dapat melakukan kalibrasi alatukur
serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-
alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen,
dan prinsip kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara dan prinsip kerja neraca?


2. Apa itu neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, Mistar?
3. Apa fungsi neraca ohaus, mikrometer, jangkasorong, Stopwacth, mistar
dan bagaimana menggunakannya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagian
pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwatch, jangkasorong, dan Mistar.
2. Mengetahui fungsi pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth,
jangkasorong, dan Mistar.
3. Mengetahui bagaimana cara menggunakan neraca ohaus, mikrometer,
Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Jangka sorong (mistar geser)

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,1
mm dengan ketelitian yang lebih baik dari mistar. Jangka sorong digunakan untuk
mengukur diameter luar suatu tabung, kawat, atau tebal sebuah buku. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam tabung atau botol dan juga
kedalamannya. Perhatikan gambar :

Gambar 1.1. jangka sorong


Jangka sorong terdiri atas rahang tetap yang memiliki skala tetap , rahang
geser yang memiliki skala nonius (vernier) , rahang bawah, rahang atas dan pengukur
kedalaman. Pada Jangka sorong, rahang bawah digunakan untuk mengukur diameter luar
tabung dan rahang atas digunakan untuk mengukur diamater bagian daiam tabung.
Adapun bagian ujung digunakan untuk mengukur kedalaman tabung.
Rahang geser jangka sorong dapat digeser secara bebas disesuaikan dengan
ukuran benda. Pada rahang geser terdapat skala nonius, yaitu skala yang menentukan
ketelitian pengukuran pada jangka sorong. Pada saat keadaan kedua rahang tertutup, yaitu
angka 0 skala utama dalam sentimeter berhimpit dengan angka 0 skala nonius, saat
diamati ternyata panjang 10 skala nonius = 9 mm, ini berarti panjang 1 skala nonius =
0,9 mm. Sehingga selisih antara skala utama pada rahang tetap dengan skala nonius
adalah (1 – 0,9) = 0,1 mm.
Hasil pengukuran dengan jangka sorong akan memuat angka pasti dari skala
utama dan angka taksiran dari skala nonius yang segaris (berhimpit) dengan skala utama.
Penjumlahan dari keduanya merupakan angka penting. Hasil pengukuran itu dapat
dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
X =( Xo + ∆X. 0,1 ) mm
atau X = hasil skala utama + hasil skala nonius
Kegunaan jangka sorong adalah:
 Untuk mengukur suatu benda bagian luar dengan cara diapit, contoh : mengukur
tebal buku
 Untuk mengukur bagian dalam atau diameter lubang suatu benda, contoh besar
diameter lubang pipa, botol atau tabung

4
 Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur pengukur kedalaman.
2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup atau disebut juga Mikrometer adalah alat ukur yang lebih cermat dari
jangka sorong. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur benda-benda yang tergolong kecil dan tipis,
misalnya diameter pensil, diameter kawat/ kabel listrik, tebal karton, tebal sehelai kertas hingga
diameter rambut. Mikrometer memiliki ketelitian ukur 0,01 mm (Mikrometer analog), bahkan pada
Mikrometer elektronik digital, dapat mencapai ketlitian hingga 0,002 mm (2µm). Berikut disajikan bagian-
bagiannya.

Bagian utama Mikrometer adalah poros ukur yang dapat bergerak, dipasang pada Silinder
pemutar ( Bidal). Pada Bidal terdapat skala Nonius yang memiliki 50 bagian skala. Jika skala Nonius
diputar satu kali putaran (50 skala), maka bidal akan bergerak maju 0,5 mm, yang dapat diamati pada skala
Utama (pada gambar 3.1 (Bidal bergerak maju kearah kiri) Berarti, jika Bidal diputar satu skala, maka
akan bergeser sejauh 0,5 mm dibagi 50 = 0,01 mm . Hasil pengukuran Mikrometer terhadap sebuah benda,
dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
X =( Xo + ∆X. 0,01 ) mm
Yaitu :
X0 = hasil skala utama
ΔX = hasil skala nonius ( Skala bidal yang berimpit dengan skala utama)
X = hasil pengukuran Mikrometer terhadap sebuah benda
Berikut ini adalah Mikrometer elektronik digital yang ketelitian ukurnya dapat mencapai 0,002 mm ( 2
mikrometer)

5
7. Stopwatch

Jenis-Jenis Stopwatch

Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan kedua
stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi
ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya.

1. Stopwatch Digital
Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai
penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu
berdasarkan perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka
terhadap cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar
elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital
dengan ketelitian 0,0001 sekon.

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :
1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara
elektrik berupa angka-angka.
2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay
hasil pengukuran yang telah dilakukan.
4. Lalu untuk cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus
dari sumber tegangan (batere) energi surya akan mengalir ke komponen-komponen
elektronik dalam stopwatch digital.
5.Lalu komponen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu
dan menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.

6
Berikut Prinsip Kerja Stopwatch Digital :
1.Benda ini di rancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas sehingga
bergerak jarumnya dan menekan kembali tombol tersebut maka jarum berhenti sehingga
suatu waktu detik di tampilkan sebagai waktu yang berlalu.
2.Lalu kemudian dengan menekan tombol yang kedua akan memasang lagi jarum
stopwatch pada kondisi nol

2. Stopwatch Analog
Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol star/stop
dan tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik. Dan sistem yang mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau
dikurang) karena peletakan komponen -komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.

Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :


1.Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol start)
dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.
2.Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum pengukuran
dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog ini ada yang berjenis
tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.
3.Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan
jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
4.Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik
dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu
menit diatasnya atau dibawahnya.Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :

 Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi
berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum
bergerak.
 Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja
secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak
penekanan pegas pertama.
 Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga
pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.

9. Neraca
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang
terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).Sedangkan berat
adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut.

7
Satuan SI-nya Newton (N).Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau
timbangan.

Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti :


1. neraca Ohauss
2. neraca digital.
3. neraca analitis dua lengan
4. neraca lengan gantung

 Neraca Ohauss
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan
anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri.
Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak
timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati
poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang
mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1. Neraca Ohaus dua lengan

Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar. Gambar
(1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan
depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, …, 100g. Sedangkan
lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain dua lengan,
neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan
skala nonius 0 sampai 0,9 g.

Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:


1. Lengan depan 5. Venier 9. Skala

8
2. Lengan belakang 6. Kait 10. Alas
3. System magnetic 7. Lekuk
4. Penggeser anak timbangan 8. Wadah

2. Neraca Ohaus tiga lengan

Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
1. Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3,
4,….., 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil
0,1 gram
2. Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala
dari 0,100, 200, ………, 500gr.
3. Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0,
10, 20, …, 100 gr.

Bagian-bagian Neraca Ohauss:


• Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
• Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak
dapat digunakan untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca
ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-
geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini


dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop
elektron dan pemercepat partikel. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan
aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh
alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang
mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat memberikan manfaat, motifasi,
dalam proses pembelajarn mata pelajaran fisika. Seorang Pelajar adalah dia yang ingin
tahu, dan ingin maju, untuk dirinya dan masa depan bangsa ini

B. Saran
Semoga makalah yang penulis buat dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang
pengukuran kepada pembaca. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, Kami meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,Douglas C.2001.Fisika.Jakarta Erlangga

Halliday,David dan Robert Resnick.1999.Fisika Edisi 3. Jakarta : Erlangga

Ishaq, Mohamad.2007.Fisika Dasar Edisi 2.Yogyakarta : Graha

Subekti, Agus. 2003. Alat-alat Ukur Listrik. Jember: Universitas Jember

11

Anda mungkin juga menyukai