Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Suatu Produk Atau


Jasa Oleh Konsumen”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sahyar, M.Si

DISUSUN
OLEH:

Nama : PIMPY SHEILA SIGALINGGING


NIM 4192421011
Kelas : PSPF-19A
Prodi : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kuliah Tugas Rutin
dengan membuat makalah ini dengan baik .

Tugas membuat makalah ini merupakan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan. Dalam proses menyelesaikan tugas ini penulis mendapat berbagai bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Si selaku Dosen Pengampu. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kritik konstruktif sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah. Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua terutama dalam mata kuliah Kewirausahaan.

Medan, 27 Maret 2022

PIMPY SHEILA SIGALINGGING

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II TEORI PENDUKUNG.......................................................................................................2
2.1 Pengertian Pemasaran.......................................................................................................2
2.2 Konsep Pemasaran............................................................................................................2
2.3 Perilaku Konsumen...........................................................................................................3
2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix).................................................................................3
2.5 Keputusan Pembelian........................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................9
3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.................................................9
3.2 Alasan Seseorang Membeli Produk................................................................................12
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
4.2 Saran................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Di era saat ini pola hidup masyarakat menjadi lebih modern, hal tersebut dapat
dilihat dengan bagaimana cara masyarakat menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Kebutuhan informasi dan komunikasi yang semakin cepat telah mendorong persaingan
antar perusahaan untuk berkompetisi dalam menguasai pasar. Berbagai strategi harus
disiapkan perusahaan untuk dapat menciptakan keunggulan dan mampu bersaing dengan
perusahaan yang lain. Seiring dengan meningkatnya persaingan bisnis perusahaan,
konsumen atau pembeli pun semakin cermat dalam memilih produk yang akan di beli,
sehingga perusahaan diharuskan untuk menciptakan inovasi baru atau strategi pemasaran
secara kreatif dalam memproduksi suatu produk atau jasa agar perusahaan tersebut
mampu bertahan.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
melakukan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk
dan jasa untuk memenuhi kebutuahn dan keinginan. Menurut Schiffman dan Kanuk
(2008), keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana di memilih satu
dari beberpa alternatif pilihan yang ada. Pengambilan keputusan adalah kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Kualitas Produk,
Harga, Gaya Hidup, Presepsi Kualitas dan Citra Merek. Kualitas produk adalah
karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk
atau jasa oleh konsumen?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu
produk atau jasa oleh konsumen.

1
BAB II
TEORI PENDUKUNG

2.1 Pengertian Pemasaran


Pemasaran merupakan salah satu aktivitas pokok yang dilakukan oleh perusahaan
dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, berkembang, dan
memperoleh laba perusahaan. Keberhasilan pencapaian tujuan usaha ini tergantung pada
kemampuan perusahaan untuk mengkombinasikan setiap bidang kegiatan agar kegiatan
dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.
Pemasaran menekankan aktivitas-aktivitasnya pada cara untuk mengantisipasi,
mengelola, dan memuaskan permintaan manusia melalui pertukaran. Aktivitas
pemasaran meliputi berbagai macam hal yaitu, produksi, penjualan, promosi, distribusi,
dan lain-lain. Pengertian pemasaran menurut Kotler(1995: 8), (2002: 9) adalah proses
sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai
satu sama lain. Dari definisi Kotler terkandung beberapa pengertian penting yaitu:
kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan, pertukaran, dan transaksi.
Kebutuhan adalah sesuatu yang dirasakan sebagai kekurangan. Keinginan adalah
kebutuhan yang telah dipengaruhi atau dibentuk oleh budaya dan kepribadian.
Permintaan adalah kebutuhan atau keinginan yang telah didukung oleh daya beli. Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan atau
keinginan, dapat berupa barang, jasa, orang, tempat, organisasi, kegiatan dan gagasan
atau ide.

2.2 Konsep Pemasaran


Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan
yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu:
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan dan
bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.

2
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organsisasi.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa (Swastha, 1984: 17) konsep pemasaran
adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Istilah
penjualan dan pemasaran sering dianggap sinonim, tetapi kedua konsep tersebut
mempunyai arti yang berbeda.

2.3 Perilaku Konsumen


Untuk dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, seorang pemasar
perlu mengamati pola perilaku konsumen yang sangat heterogen. Perilaku konsumen
dapat dianalisis dengan mengelompokkan konsumen ke dalam segmen-segmen tertentu
yang memperlihatkan kebutuhan, karakteristik dan tingkah laku. Tugas pemasaran disini
adalah melemparkan produknya agar dapat diterima oleh daya serap pasar, artinya
strategi pemasaran yang dilakukan atau produk yang ditawarkan dapat memenuhi dan
memuaskan konsumen yang berada di dalam pasar tersebut.
Adapun definisi dari perilaku konsumen itu sendiri menurut Swasta dan Handoko
(1985:9), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut.
Dari definisi tersebut mengandung 2 elemen penting: yaitu proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa.

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern.
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001: 48) yaitu: Bauran
pemasaran adalah “perangkat alat pemasaran taksis yang dapat dikendalikan yaitu
produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam proses sasaran”.

Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variabel yang dikenal dengan
sebutan 4 P yaitu:

3
1. Product (produk)
Keputusan pemasaran yang paling mendasar yang sebaiknya diambil oleh suatu
perusahaan adalah produk manakah yang harus disediakan bagi pasar sasarannya.
Adapun definisi dari produk yaitu:
Produk adalah “segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek secara fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi dan ide” (Kotler dan Amstrong, 2001: 274)
2. Price (harga)
Harga merupakan atribut yang melekat pada keberadaan produk. Dari harga
inilah suatu produk dinilai secara kuantitatif dengan sejumlah uang yang semestinya
dibayarkan untuk sejumlah barang atau jasa.
Harga adalah “jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk” (Kotler dan Amstrong, 2001: 48).
3. Place (tempat)
Untuk mencapai sasaran bagi produk yang siap dipasarkan ke masyarakat luas,
maka produk memakai suatu sasaran yang disebut saluran distribusi. Kegunaan
saluran distribusi adalah sebagai alat untuk menyampaikan atau mengalokasikan
produk pada konsumen. Saluran distribusi sangat diperlukan mengingat bahwa tidak
mungkin bagi konsumen untuk mengalokasikan produknya secara langsung kepada
konsumen.
Saluran distribusi dapat didefinisikan “serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang
siap untuk digunakan atau dikonsumsi” (Kotler, 2000: 140).
4. Promotion (promosi)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Adapun Promosi berarti “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya” (Kotler dan Amstrong,
2001: 49).
Promosi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan
untuk meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan mempengaruhi konsumen baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jadi dapat dikatakan bahwa promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan

4
manfaat dari barang dan jasa, serta untuk meyakinkan konsumen sasaran agar
membeli barang dan jasa yang ditawarkan.

2.5 Keputusan Pembelian


Penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk
membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap
keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh” (Kotler, 2000:109).
Komponen-komponen tersebut adalah :
a. Keputusan tentang jenis produk.
b. Keputusan tentang bentuk produk.
c. Keputusan tentang merek.
d. Keputusan tentang penjualnya.
e. Keputusan tentang jumlah produk.
f. Keputusan tentang waktu pembelian.
g. Keputusan tentang cara pembayaran.

A. Proses Keputusan Pembelian


Proses keputusan pembelian bukan sekedar didasarkan pada berbagai faktor yang
akan mempengaruhi pembeli, melainkan didasarkan pada peranan dalam pembelian
dan keputusan untuk membeli. Menurut Simamora (2001) bahwa dalam keputusan
membeli terdapat 5 (lima) peran, yaitu :
1. Pemrakarsa (initiator)
Pemrakarsa adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk
atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer)
Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot
dalam pengambilan keputusan akhir.
3. Pengambil keputusan (decider)
Pengambil keputusan adalah orang yang sangat menentukan sebagian atau
keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan
hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.
4. Pembeli (buyer)
Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian nyata.

5
5. Pemakai (user)
Pemakai adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
B. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Membeli
Menurut Tjiptono (2006), ada 5 (lima) tahap yang dilalui konsumen dalam proses
pembelian, yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan evaluasi purna beli. Setiap konsumen melalui kelima tahap
ini untuk setiap pembelian produk dan jasa yang dibelinya seperti yang diilustrasikan
pada Gambar di bawah ini.

1. Identifikasi Kebutuhan
Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran,
tindakan atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan
pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulus bisa berupa hal-hal sebagai berikut
:
a) Commercial cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus
bagi konsumen untuk melakukan pembelian, sebagai hasil usaha promosi
perusahaan. Contohnya, iklan paket wisata ke Amerika, Eropa, atau Australia
bisa mendorong konsumen potensial untuk mempertimbangkan
pembeliannya.
b) Social cues, yaitu stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang
dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. Sebagai contoh, motivasi
seseorang untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi bisa dipicu
karena melihat teman-temannya sibuk mendaftar di beberapa universitas.

6
c) Physical cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah,
dan biological cues lainnya. Misalnya, seseorang yang sedang lapar
mempertimbangkan untuk singgah di salah satu setoran siap saji terdekat.
2. Pencarian Informasi
Identifikasi masalah atau kebutuhan memerlukan solusi yang biasanya berupa
pembelian atau jasa. Sebelum memutuskan tipe produk, mereka spesifik, dan
pemasok yang akan dipilih, konsumen biasanya mengumpulkan berbagai
informasi mengenai alternatif yang ada. Pencarian informasi bisa dilakukan
secara pasif maupun proaktif. Dalam pencarian internal (pasif), konsumen
mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan informasi-informasi
yang relevan menyangkut produk atau jasa yang sedang dipertimbangkan untuk
dibeli. Sedangkan dalam pencarian eksternal (proaktif), konsumen
mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber lain selain
pengalamannya sendiri, misalnya bertanya kepada teman, membaca koran atau
majalah. Peter dan Donnelly (2003) mengelompokkan sumber informasi bagi
pelanggan ke dalam 5 (lima) kategori, yaitu:
a. Sumber internal, berupa penglaman sebelumnya dalam menangani kebutuhan
serupa.
b. Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga,
tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus
dalam keputusan pembelian terkait.
c. Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan.
d. Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran tentang produk) dan
pemeringkatan independen terhadap produk (contohnya, laporan hasil riset
produk dan Warta Konsumen).
e. Sumber eksperiensial, yaitu mengenai, menilai, dan mungkin pula mencoba
produk atau jasa sewaktu berbelanja.
3. Evaluasi Alternatif
Menurut Simmora (2001) bahwa proses evaluasi bisa dijelaskan dengan
menggunakan asumsi-asumsi seperti berikut ini :
a) Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan
atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instan merupakan sekumpulan atribut
yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga, ukuran dan reputasi. Konsumen

7
yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang
relevan.
b) Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-
beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya
belinya terbatas, kemungkinan besar akan memperlihatkan atribut harga
sebagai yang utama.
c) Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak
produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu
disebut brand image. Misalnya, sejumlah kepercayaan mengenai susu
Dancow Instant adalah rasa enak, harga terjangkau, mutu terjamin.
d) Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai
dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan besarnya
gambar gambar dari televisi, maka kepuasan tertinggi akan diperoleh dari
televisi paling besar dari kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan
kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka kepuasannya juga semakin
besar. e) Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang
berbeda melalui prosedur evaluasi.
4. Keputusan Pembelian
Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif, maka konsumen dapat
memutuskan apakah produk atau jasa akan dibeli atau diputuskan untuk tidak
dibeli. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah
berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap produk atau jasa tersebut setelah
pembelian.

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Perilaku tiap konsumen berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya banyak faktor
yang mempengaruhi keputusan tiap-tiap konsumen tersebut, seperti faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Kotler,1997:
162):
1. Faktor Kebudayaan
Budaya adalah faktor penentu yang paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari. Anak-anak yang tumbuh menjadi
dewasa di dalam suatu masyarakat mempelajari serangkaian nilai pokok, persepsi,
preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga
dan lembaga inti lainnya. Jadi seorang anak yang tumbuh menjadi dewasa akan
mempelajari atau diharapkan mengikuti nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan,
kegiatan, efisiensi dan praktis, kemajuan, kesenangan hidup duniawi, individualisme,
kemerdekaan, kesenangan hidup ekstern, kemanusiaan dan bersemangat muda,
kesegaran jasmani dan kesehatan. Pemasar selalu mencoba melihat pergeseran
kebudayaan agar supaya dapat membayangkan produk-produk baru yang mungkin
diinginkan.
Setiap budaya mempunyai kelompok sub budaya yang lebih kecil yang
memberikan sosialisasi dan identifikasi yang lebih spesifik bagi para anggotanya.
Sub budaya membentuk segmen-segmen pasar yang penting dan para pemasar sering
mendesain produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen (Kotler, 1999: 136).
Kelas sosial merupakan bagian dari relatif hubungan dan selalu ada di dalam
masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya memiliki nilai-nilai
kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial memperlihatkan pilihan produk
dan merek yang berbeda bagi produk atau jasa, artinya kelas sosial dapat
mempengaruhi perilaku pembelian.
2. Faktor Sosial
Terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status sosial.
a. Kelompok Referensi

9
Kelompok referensi adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Semakin tinggi
orang menghargai kelompok tersebut maka semakin berpengaruh dalam
membentuk pilihan produk. Yang termasuk kelompok referensi ini misalnya
seriakt buruh, tim atletik, lingkungan tetangga dan sebagainya.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi konsumen yang paling penting di dalam masyarakat.
Anggota keluarga dapat berpengaruh kuat pada pembeli karena setiap anggota
keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
manajer perlu mengetahui siapa sebenarnya: siapa yang mempengaruhi keputusan
untuk membeli, siapa yang membuat keputusan untuk membeli, siapa yang
melakukan pembelian, citra produk yaitu gambaran khusus yang diperoleh
konsumen mengenai produk tertentu.
c. Peran dan Status Sosial
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status.
Suatu peran terdiri kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan seseorang sesuai
dengan orang-orang yang disekelilingnya. Tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat sesuai dengan peranannya.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahan daur hidup
Selera terhadap barang dan jasa berhubungan dengan usianya berubah- berubah,
konsumsi juga dibentuk berkat daur hidup kelompok. Oleh karena itu, para
pemasar perlu memperhatikan perubahan minat konsumen yang mungkin
berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan tersebut.
b. Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Seorang
mahasiswi dengan uang saku sedikit akan mengkonsumsi atau membeli rokok
yang harganya lebih murah tanpa memperdulikan rasa dan mutunya enak dan
tidaknya atau bisa jadi dia akan membeli rokok yang enak rasanya tapi dengan
cara membelinya dengan eceran atau perbatangan. Sedangkan mahasiswi yang
memiliki uang saku lebih besar tentu akan membeli rokok yang kualitas dan mutu
serta rasanya enak tanpa peduli harganya. Sebuah perusahaan bahkan dapat
mengkhususkan diri dalam memproduksi produk yang dibutuhkan oleh
sekelompok konsumen mahasiswi tertentu.

1
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi berpengaruh besar terhadap pilihan produk. Keadaan ekonomi
seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan milik
kekayaan, kemampuan meminjam, dan sikap terhadap pengeluaran.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari- hari yang
dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya
hidup melukiskan keseluruhan orang tersebut yang berinteraksi dengan
lingkingannya. Gaya hidup mencoba menunjukkan rupa keseluruhan pola
perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Para pemasar akan mencari
hubungan antara produk mereka dengan gaya hidup kelompok.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda yang akan
mempengaruhi perilaku pembeli. Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang
membedakan seseorang yang menyebabkan terjadinya jawaban secara relatif
tetap dan bertahan lama terhadap lingkungan.
4. Faktor Psikologi
a. Motivasi
Pada setiap waktu dimana manusia mempunyai banyak kebutuhan. Kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan biologis manusia yang menyangkut rasa lapar, rasa
haus, dan rasa tidak nyaman dan kebutuhan psycogenic seperti kebutuhan akan
pengakuan, harga diri, dan rasa pemilikan. Ketika suatu kebutuhan menjadi
mendesak maka kebutuhan tersebut dapat menjadi motif (dorongan). Dengan
demikian motif mengarahkan orang agar mencari kepuasan dengan memenuhi
kebutuhannya untuk mengurangi ketegangannya.
b. Persepsi
Orang yang telah termotivasi bertindak dengan dipengaruhi oleh persepsinya
mengenai keadaan yang dihadapinya. Persepsi mempunyai pengertian sebagai
proses dengan mana seorang individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan
masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai
lingkungannya.
c. Belajar

1
Belajar menggambarkan perubahan-perubahan dalam perilaku individu yang
timbul dari pengalaman melalui dorongan, rangsangan, isyarat tanggapan, dan
penguatan suatu rangsangan dari dalam yang kuat yang memaksa tindakan.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dianut seseorang. Oleh
karena itu, jika sebagian dari kepercayaan ini salah dan menghambat pembelian
maka produsen akan melakukan kampanye untuk membenarkan kepercayaan
tersebut. Sikap dibentuk melelui informasi yang diperoleh seseorang yaitu dari
pengalaman masa lalu tentang suatu produk dan dari adanya hubungan degan
kelompok tersebut, misalnya keluarga, kerabat kerja, kelompok social, dan lain-
lain. Sikap menempatkan orang ke dalam suatu kerangka berfikir untuk menyukai
atau tidaknya menyukai sesuatu.
Berdasarkan penelitian Nurlina, Milasari, dan Dewi Rosa Indah (2019) menyatakan
bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian atau keputusan
penggunaan. Ketiga faktor tersebut yaitu kualitas pelayanan, harga, dan lokasi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian atau keputusan penggunaan. Hal tersebut dikarenakan pelayanan
yang cepat dan akurat, perhatian pihak perusahaan dan didukung dengan pengetahuan
mengenai pelayanan serta adanya komunikasi yang baik pada setiap pengguna jasa.
Selain itu untuk harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan. Hal
tersebut dikarenakan pemberian potongan harga bagi pelanggan, harga yang masih
terjangkau menurut pelanggan dan masih adanya harga pengiriman antar daerah yang
lebih murah dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Dan untuk faktor lokasi juga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan penggunaan atau keputusan pembelian. Hal
tersebut dikarenakan lokasi yang mudah dijangkau dan keamaan lokasi usaha itu sendiri.

3.2 Alasan Seseorang Membeli Produk


1. Harga Murah
Salah satu faktor mengapa produk Anda laku di pasaran yaitu harga yang murah dan
terjangkau. Banyak konsumen yang mencari harga pebanding akan suatu produk di
pasar, apabila ada produk serupa dengan kualitas sama dan harga yang berbeda,
sudah pasti konsumen akan memilih harga produk yang paling murah. Hal ini
dikarenakan konsumen merasa apabila ada harga yang lebih rendah kenapa harus
memilih harga yang mahal.

1
2. Efek Promosi
Banyak dari para konsumen yang tertarik membeli sebuah produk dikarenakan efek
dari upaya promosi seorang sales atau marketingnya. Hal ini sangat berpengaruh
pada pengenalan produk tersebut. Konsumen merasa ingin membeli dikarenakan
promosi yang dilakukan sangat jelas, kreatif, manfaat produk jelas, ditambah dengan
adanya harga promo yang luar biasa menggoda. Faktor inilah mengapa pada saat
promosi produk seorang marketing dituntut untuk pintar dan inovatif dalam
menyampaikan pesan produk tersebut. Sehingga akan dapat menyedot banyak
konsumen yang penasaran dan akhirnya membeli produk Anda.
3. Tampilan Produk Menarik
Berikutnya yang membuat konsumen merasa tertarik akan produk Anda yaitu dilihat
dari performance atau bentuk fisik produk. Semakin penampilannya keren, cantik,
rapih dan inovatif minat konsumen terhadap produk yang Anda tawarkan akan
dilirik. Tampilan yang mengesankan tentu memiliki penilaian tersendiri di mata
konsumen. Packaging yang rapih dan terkesan unik membuat rasa keingintahuan dari
konsumen tinggi. Hal ini bisa menjadi daya tarik bahwa produk Anda memang layak
untuk dibeli.
4. Kualitas
Ada kualitas pasti ada harga yang menyertainya. Hal apapun yang ingin Anda
tawarkan apabila kualitas terbaik dan nomor 1 maka konsumen tentu akan tertarik.
Banyak dari para pengusaha yang menawarkan produk harga murah dengan kualitas
terjaga., hal ini yang memang harus dipakai oleh semua pengusaha.
5. Pelayanan Yang Menyenangkan
Banyak kasus konsumen kecewa kepada produk yang Anda jual bukan karena harga,
kualitas dan sebagainya, namun dikarenakan service atau pelayanan yang diberikan
sangat buruk. Pelayanan bisa dilakukan dari pegawai bahkan Anda sendiri. Karena
itu pertama yang konsumen ingat saat berkunjung ke gerai Anda adalah tingkat
pelayanan yang diberikan.Jika Anda tidak ingin kehilangan konsumen, memang
sebaiknya pola pelayanan yang Anda berikan haruslah terbaik. Sehingga konsumen
akan terkesan dan kembali lagi untuk membeli produk Anda. Pelayanan bisa dari
bagaimana Anda menjalankan tugas kepada konsumen seperti penyampaian
informasi, etika berkomunikasi, saat proses pembayaran, saat proses pengiriman dan
sebagainya.

1
6. Brand Image
Terkadang nama sebuah merk memang menjadi satu prestige bagi konsumen untuk
membeli produk tersebut. Untuk membangun brand image memang tidak mudah,
namun dengan strategi dan tehnik tentu Anda bisa mengatasi hal tersebut. Konsumen
menyukai sebuah merk yang sudah ternama dibanding dengan yang belum ternama.
Hal ini karena tingkat kepercayaan atau rasa percaya terhadap kualitas dan harga
merk tersebut. Karena itu tentukan strategi jitu untuk meningkatkan brand
image produk Anda sesuai dengan target pasar yang Anda harapkan.
7. Nilai Manfaat Produk
Selain dari penjelasan di atas, berikut ini satu alasan mengapa konsumen menyukai
produk Anda. Yaitu dilihat dari nilai manfaatnya, banyak produk yang dijual saat ini
memiliki multifungsi yang mana 1 produk bisa digunakan sekaligus untuk kebutuhan
yang lain. Contoh modifikasi rice cooker yang dulu hanya bisa digunakan sebagai
pemasak nasi, karena ide inovatif maka rice cooker saat ini bisa digunakan beragam
manfaat seperti menumis, membuat kue, mengkukus dan sebagainya.

1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Adapun definisi dari perilaku konsumen itu sendiri menurut Swasta dan Handoko
(1985:9), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut. Perilaku tiap konsumen berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya
banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tiap-tiap konsumen tersebut, seperti faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Budaya adalah faktor penentu yang paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari. Anak-anak yang tumbuh menjadi
dewasa di dalam suatu masyarakat mempelajari serangkaian nilai pokok, persepsi,
preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan
lembaga inti lainnya. Jadi seorang anak yang tumbuh menjadi dewasa akan mempelajari
atau diharapkan mengikuti nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan, kegiatan, efisiensi dan
praktis, kemajuan, kesenangan hidup duniawi, individualisme, kemerdekaan, kesenangan
hidup ekstern, kemanusiaan dan bersemangat muda, kesegaran jasmani dan kesehatan.
Faktor social Terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status sosial. Faktor
pribadi terdiri dari usia dan tahan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
dan kepribadian dan konsep diri. Serta faktor psikologi terdiri dari motivasi, persepsi,
belajar dan kepercayaan dan sikap.

4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya menjadi kan makalah ini sebagai
referensi tetapi juga harus menambahkan referensi lain, contohnya buku dan jurnal
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
makalah ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. N., dkk, (2021), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian,
Seminar Nasional & Call For Paper Hubisintek.
Harahap, Dedy Ansari., (2015), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen Di Pajak USU (PAJUS) Medan, Jurnal Keuangan dan
Bisnis, 7(3), 227-242.
Maming, Abdulkarim. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian (Studi Pada
Mini Market di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Skripsi. FE Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Nurlina. Milasari. Dewi Rosa Indah, (2019), Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Lokasi
terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Pengiriman Barang PT. Citra Van Titipan
Kilat, Jurnal Samudra Ekonomika. 3(1).
Sari, D. P., (2021), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian, Kualitas
Produk, Harga Kompetitif, Lokasi (Literature Review Manajemen Pemasaran),
Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(4), 524-533.
Yanuardhanie, C. S. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian rokok
pada mahasiswi di Yogyakarta. Skripsi. FE Universitas Dharma Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai