Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah

Fisika SMA Berorientasi Laboratorium

DOSEN PENGAMPU :
“Dra. Ida Wahyuni, M.Pd”

DISUSUN OLEH :
NAMA : ELVA SELLYA RYARDA TARIGAN
NIM : 4193321007
KELAS : FISIKA DIK A 2019
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan KaruniaNya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini merupakan Critical
Book Report sebagai pelengkap mata kuliah Fisika SMA Dalam Multimedia pada semester
ini. Dalam mengembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan KKNI, terdapat enam
jenis tugas yang harus diselesaikan mahasiswa antara lain: Tugas Rutin, Critical Book
Report, Critical Jurnal Report, Mini Research, Tugas Project dan Rekayasa Ide.Tugas ini
berfungsi untuk mengkritik buku yang bersangkutan dengan materi yang dipelajari
diperkuliahan untuk mengajak mahasiswanya membaca buku dan dapat memahami materi.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Report ini dalam rangka memenuhi salah satu
tugas Fisika SMA Berorientasi Laboratorium.
Tugas ini saya yakini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Medan, November 2021

Penyusun

ELVA SELLYA
NIM. 4193321007

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

IDENTITAS BUKU.............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................3

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ...............................................................................3

1.2 Tujuan .....................................................................................................................3

1.3 Manfaat ..................................................................................................................3

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................4

2.1 Buku Utama ............................................................................................................4

2.2 Buku Pembanding I ................................................................................................8

2.3 Buku Pembanding II .............................................................................................13

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................23

3.1 Kelebihan Buku ....................................................................................................23

3.2 Kekurangan Buku .................................................................................................24

BAB IV PENUTUP............................................................................................................25

4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................25

4.2 Saran .....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................26

iii
IDENTITAS BUKU

1. Buku Utama

Judul Buku : Pengelolaan Laboratorium

Nama Penulis : Drs. Rahmatsyah, M.Si, Rita Juliani, S.Si., M.Si, Drs. Rappel
Situmorang, M.Si

No ISBN : 978 – 979 – 068 – 174 - 3

Penerbit : Unimed Press

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013

Jumlah Halaman : 123 halaman

2. Buku Pembanding I

1
Judul Buku : Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Fisika

Nama Penulis : Totok Suprayitno

No ISBN : 978 – 979 – 068 – 166 - 8

Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2011

Jumlah Halaman : 113 Halaman

3. Buku Pembanding II

Judul Buku : Pengenalan Laboratorium IPA SD

Nama Penulis : Dr.Risda Amini,M.P

No ISBN : 978 – 979 – 068 – 802 - 5

Penerbit : Universitas Kristen Indonesia

Kota Terbit : Kediri, Jawa Timur

Tahun Terbit : 2020

Jumlah Halaman : 135 Halaman

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Report merupakan kegiatan mengulas buku agar dapat mengetahui dan
memahami apa yang disajikan dalam suatu buku. Kritik buku sangat penting karena dapat
melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan
peneliti.Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.
Mengkritik buku tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca keseluruhan
buku tersebut. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas buku
dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta
dapat memberikan masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap
sistematika penulisan, isi, dan keterkaitan materi. Selain itu untuk para pembaca, Critical
Book Report ini mempunyai tujuan agar pembaca mendapat bimbingan dalam memilih
buku. Setelah membaca hasil review buku ini diharapkan timbulnya minat untuk membaca
atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam hasil review. Dan apabila tidak memiliki
waktu untuk membaca isi buku, maka ia dapat mengandalkan hasil review sebagai sumber
informasi.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam tugas mata kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium
2. Mengulas isi sebuah buku
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, serta
memberi kritik pada buku.

1.3 Manfaat
1. Meningkatkan kemampuan dalam mengkritisi suatu buku.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritisi
3. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
4. Memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana penulisan buku yang baik
melalui buku yang dikritisi.

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku Utama

Bab I Pengelolaan Laboratorium

1.1. Pengertian Laboratorium

Laboratorium sebagai unit penunjang akademik pada lembaga pendedikan, berupa


ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Laboratorium
adalah sarana untuk para peneliti menghasilkan ilmu dan teknologi yang berstandar tinggi,
serta untuk para mahasiswa menggali ilmu sedalam-dalamnya.

1.2. Pengelolaan Laboratorium

Pengelolaan merupakan suatu proses merancang kegiatan, mengoperasikan,


memelihara, dan merawat peralatan dan bahan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu sehingga mencapai
hasil yang optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.Pengelolaan
laboratorium dijalankan meliputi :

 Perancangan kegiatan laboratorium


 Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
 Pemeliharaan peralatan dan bahan
 Pengevaluasian sistem kerja laboratorium
 Pengembangan kegiatan laboratorium

1.2.1 Perancangan Kegiatan Laboratorium

Perancangan adalah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien, diantaranya adalah :

 Penyusunan program kegiatan tahunan


 Penyusunan kebutuhan peralatan laboratorium
 Penyusunan kebutuhan bahan laboratorium
 Penyusunan SOP

1.2.1. Pengoperasian Peralatan dan Penggunaan Bahan

Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan meliputi :

4
 Persiapan peralatan dan bahan
 Penjelasan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan (tidak lepas dari kegiatan
supervisi)
 Supervisi proses pengujian, kalibrasi dan produksi
 Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
 Pengelolaan material handling (sisa bahan)
 Verifikasi hasil (pengukuran, kalibrasi, kinerja alat)

1.2.2. Pemeliharaan/PerawatanPeralatan dan Bahan

Untuk pemeliharaan dan perawatan peralatan peran laboran sangat penting yaitu
bertanggung jawab atas administrasi laboratorium, bertanggung jawab atas kelancaran
kegiatan laboratorium, mengusulkan kepada kepala laboratorium mengenai pengadaan alat
dan bahan, bertanggung jawab atas kebersihan penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat-
alat laboratorium.

1.2.3. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium

Pengelolaan laboratorium memerlukan pengevaluasian sistem kerja laboratorium


meliputi :

 Evaluasi SOP pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan (umum)


 Evaluasi SOP pemeliharaan peralatan dan bahan (umum)
 Evaluasi pedoman penilaian peralatan dan bahan (umum)
 Evaluasi pemeliharaan peralatan dan bahan (khusus)
 Evaluasi hasil kalibrasi
 Evaluasi kinerja alat

1.2.4. Pengembangan kegiatan laboratorium

Dalam rangka mengembangkan kegiatan laboratorium perlu dilakukan kegiatan


meliputi :

 Pengembangan kinerja peralatan


 Pengembangan metode kerja peralatan
 Pengembangan metode pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
 Pengembangan mutu produk
 Pengembangan sistem pengelolaan laboratorium

Soal-soal

1. Jelaskan pengertian laboratorium.


2. Menurut anda bagaimana peranan laboratorium dalam pengembangan ilmu dan
teknologi sekarang ini.
3. Jelaskan unsur yang diperlukan dalam pengelolaan laboratorium.

5
4. Jelaskan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja laboratorium.
5. Rancanglah sebuah sistem pengelolaan laboratorium mini.

Bab II Sistem Pengelolaan Mutu

2.1. Dokumentasi Sistem Mutu

Salah satu persyaratan mutlak yang dibutuhkan oleh suatu laboratorium bila ingin
diakreditasi laboratorium adalah dokumen sistem mutu. Dokumen sistem mutu
dipersiapkan dibuat dan diterapkan oleh laboratorium yang bersangkutan. Penerapan
sistem mutu pada dasarnya menggunakan filosopi jaminan mutu yaitu Say What You
Do yang berarti tulis apa yang anda kerjakan; Do What You Say yang berarti kerjakan
apa yang anda tulis; Record For All Your Activity yang berarti rekam semua kegiatan
anda dan Action Any Different yang berarti perbaikan terus menerus.

Hirarki dokumen mutu digambarkan sebagai berikut :

2.1.1. Panduan Mutu

Panduan mutu merupakan interpretasi yang menyatakan kebijakan mutu dan


menguraikan sistem mutu laboratorium yang berisikan sekumpulan dokumen yang
menguraikan metode dan prosedur dari laboratorium dalam mencapai tujuan mutu dan
memberikan kepercayaan dalam pekerjaan.

2.1.2. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan memberi petunjuk


bagi personil bagaimana kebijakan dan tujuan sistem mutu tertuang dalam panduan mutu
dilaksanakan dan tercapai di laboratorium.

2.1.3 Instruksi Kerja

Instruksi kerja adalah pedoman yang telah distandarkan dan digunakan oleh para
pelaksana dalam melaksanakan suatu pekerjaan secara benar sejak awal.
6
Tujuan instruksi kerja sebagai pelengkap prosedur pelaksanaan serta membantu
dalam proses pengendalian.

Bab III Laboratorium Sains

3.1 Pengajaran Sains

Tujuan pengajaran sains disekolah tingkat dasar, menengah adalah pengembangan


sikap dan nilai, dan pendekatan ketrampilan personal dan sosial. Pengajaran sains dapat
diwujudkan melalui pengajaran sains di laboratorium.

3.2 Eksperimen

Eksperimen dan praktik laboratorium merupakan bagian dari metoda pengajaran


sains. Praktik laboratorium melibatkan benda nyata dan mengamati perubahan yang
dapat diamati.

Bab IV Organisasi Pendidikan Sains

4.1. Pendahuluan

Setiap sekolah memiliki organisasi diantaranya adalah organisasi guru-guru mata


pelajaran sejenis.

4.2. Struktur Organisasi Laboratorium

Dalam pelaksanaan pengoperasian laboratorium sains, struktur laboratorium tersebut


minimal melibatkan personal yang meliputi :

a. Kepala sekolah
b. Wakil kepala sekolah
c. Penanggung jawab teknis laboratorium
d. Koordinator laboratorium
e. Laboran

4.3. Perlengkapan Laboratorium

Perlengkapang laboratorium minimal adalah : meja demonstrasi, meja praktikum


siswa, lemari biasa, lemari gantung, laci meja, bak suci, rak, panggung, papan tulis,
lemari asap, listrik PLN atau generator, air dan gas.

7
Bab V Persyaratan Teknis Laboratorium

5.1. Membangun Laboratorium

Membangun laboratorium adalah tugas arsitek, tetapi bila ada kesempatan bagi dosen
atau guru dapat membantu arsitek merancang laboratorium baru untuk universitas atau
sekolah yang akan dibagun atau untuk universitas atau sekolah yang belum memiliki
laboratorium sains.

5.2. Jumlah Laboratorium

Jumlah laboratorium yang akan dibuat bergantung pada dana, lahan yang tersedia,
jumlah kelas, kurikulum, pandangan terhadap pendidikan sains (tradisional/ non
tradisional) dan lain-lain.

Bab VI Keselamatan Kerja Di Laboratorium

6.2 Keselamatan Kerja di Laboratorium


Laboratorium sebagai tempat kegiatan dapat menimbulkan kecelakaan. Usaha
mencegah terjadinya kecelakaan perlu diadakan. Untuk dapat mencegah terjadinya
kecelakaan diperlukan pengetahuan tentang kecelakaan yang sering terjadi di
laboratorium antara lain :
a. Luka oleh benda tajam, pecahan kaca dan kena bakar
b. Terkena/percikan oleh cairan zat kimia (karosif/asam/basa pekat)
c. Tertelan zat-zat beracun
d. Pingsan disebabkan bau gas yang memusingkan
e. Terkena kejutan listrik
f. Kebakaran yang disebabkan peletusan dari hasil percobaan.

2.2 Buku Pembanding I


Teknik Penyimpanan Alatdan Keselamatan Kerja Laboratorium IPA Fisika

2.2.1 Penyimpanan Alat

Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan


karakteristik dan spesifikasinya. Ini didasarkan pada alas an keamanan alat, kemudahan
pencarian, pemeriksaan, perawatan, pemeliharaan, dan kerapihan penyimpanan alat.
Masalah penyimpanan alat biasanya ditentukan oleh keadaan laboratorium, yaitu dimana
laboratorium berada, keadaan alat dan ada tidaknya gudang dan ruang persiapan.

Kriteriaklasifikasi penyimpanan alat-alat laboratorium antara lain :

1. Bahan utama pembuatan ; misalnya kayu, plastik, kaca, logam, dan lainnya.

8
2. Massa alat. Alat laboratorium dikelompokkan berdasarkan bobot dan massanya
apakah alat-alat itu ringan atau berat.
3. Bentuk dan volume alat ; misalnya besar, kecil, bola, kubus, balok, silinder dan
lainnya.
4. Pabrik pembuat Alat. Alat laboratorium dikelompokkan berdasarkan produsen atau
pabrik pembuatnya. Pengelompokan ini tentu dengan menyebutkan nama
perusahaan pabrik pembuat dan negaranya.
5. Usia pakai. Usia pakai adalah waktu yang menyatakan berapa lama atau berapa kali
alat dapat digunakan dan berfungsi sesuai dengan spesifikasi pembuatannya.
6. Konsep fisika ; misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat optik,
dan lainnya.
7. Fungsi dan kegunaan. Misalnya, alat ukur digunakan pada lebih dari satu percobaan
atau tergabung dalam satu set percobaan, alat peraga atau yang lainnya. Adapun alat-
alat yang digunakan untuk beberapa percobaan, misalnya termometer yang dipakai
untuk percobaan panas dan listrik.
8. Frekuensi pemakaian & boleh tidaknya diambil sendiri oleh siswa. Alat yang sering
digunakan sebaiknya disimpan sedemikan sehingga mudah diambil dan mudah
dikembalikan. Gunakan lemari pada meja demonstrasi yang menghadap ke siswa
sehingga iswa dapat mengambil dan mengembalikan sendiri alat-alat tersebut.
9. Harga alat. Alat-alat seperti alat ukur listrik, mikroskop, stopwatch, dan termometer
sebaiknya disimpan tersendiri dalam laci atau lemari yang terkunci, karena alat-alat
tersebut selain mahal harganya juga peka dan mudah rusak.
10. Letak dan cara penyimpanan. Gabungkan alat-alat dalam satu set percobaan karena
akan membantu mempermudah pemasangan alat atau letakkan alat berdasarkan
besar dan kecilnya alat tersebut sehingga mudah terlihat apabila dibutuhkan.

2.2.2. Klasifikasi Penyimpanan Lebih Dari Satu Kriteria

1. Bahan habis
a. Bahan material ; Bahan habis yang berupa bahan materialmisalnya timah patri,
pita kertas ticker timer,kertas karbon, benang, tali, paku keling, spiritus,
alkohol, minyak tanah, bensin, pelumas, danlainnya.
b. Alat-alat yang umur pakainya pendek ; Bahan habis yang berupa alat yang
umurpakainya pendek bahkan sekali pakai habis, rusakatau tidak dapat dipakai
lagi misalnya pegas,neraca pegas, termometer, hydrometer, batubaterai, berbagai
komponen elektronika sepertihambatan, kapasitor, transistor, dan lainnya.
2. Alat-alat permanen

Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan sekaligus dipasang di
tempat tertentu dan tidak boleh dipindahkan tempatnya. Contoh alat-alat permanen sebagai
berikut:

 Barometer untuk mengukur tekanan udara di laboratorium.


 Termometer suhu ruangan untuk mengukur suhu udara di laboratorium.

9
 Higrometer untuk mengukur kelembaban udara dalam ruangan laboratorium.
 Bandul fisis.
 Pesawat atwood.
 Foto, diagram, gambar, poster, contoh grafik.
 Pembakar Bunsen dan instalasi gasnya.
3. Alat tidak permanen

Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permanen. Alat-alat tidak
permanen adalah alat alat yang penyimpanan dan pemakaiannya dapat berpindah-pindah
tempat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penyimpanan atau penggunaannya. Contoh alat
tidak permanen sebagai berikut:

 Alat ukur yang dapat digunakan dalam lebih dari satu macam percobaan,
 Asesoris yang dapat digunakan pada lebih dari satu alat yang lain,
 Asesoris khusus untuk satu alat tertentu,
 Satu set percobaan yang tidak dapat dipisahpisahkan lagi komponen-komponennya,
 Satu set peraga yang tidak dapat dipisahpisahkan lagi komponen-komponennya.
4. Alat perbaikan

Alat-alat perbaikan adalah alat-alat yang digunakan untuk memperbaiki atau bahkan
membuat alat alat laboratorium. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai alat perbaikan
adalah:

 Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium.


 Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah dicari.
 Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan ke tempat yang sudah
ditentukan.
 Jumlah, jenis dan kualitas alat perbaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan.
 Tidak usah mengadakan, membeli atau memiliki alat perbaikan yang guru dan
laboran tidak dapat menggunakannya.
 Alat-alat perbaikan harus terpelihara dan terawat, baik jumlah, jenis dan kualitasnya
sehingga alat berfungsi dengan benar ketika digunakan untuk memperbaiki.
 Sebagian dari alat-alat perbaikan dapat merupakan bahan habis, misalnya adalah
mata bor, mata gergaji, pisau cutter, dan lainnya.
 Alat perbaikan berupa tools kit dapat dianggap sebagai contoh minimal alat
perbaikan yang harus ada di laboratorium.

2.2.3. Penyimpanan Macam-Macam Alat Laboratorium IPA

1. Macam peralatan laboratorium


a. Alat ukur seperti termometer, barometer, respirometer,gelas ukur, stopwatch,
mikrometer sekrupdan sebagainya.
b. Alat siap pakai (rakitan) seperti kit listrik, kitmagnet, kit optik dan sebagainya.

10
2. Perlengkapan pendukung (perkakas)
a. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni
basah.
b. Kotak pertolongan pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka).
c. Alat kebersihan seperti sapu, serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
d. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dan sebagainya.
3. Alat-alat laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya
a. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labuerlenmeyer dan pembakar spiritus.
b. Alat dari logam, seperti jangka sorong, pegas,peralatan bedah.
c. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi.
d. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
e. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksidari ijuk, sumbat gabus dan
mortar dari porselain.

2.2.4. Keselamatan Kerja

1. Tata tertib laboratorium

Tata tertib laboratorium dapat dibedakan atas tata tertib umum dan tata tertib khusus.
Tata tertib umum adalah tata tertib yang berlaku bagi semua orang yang bekerja di
laboratorium baik itu siswa, guru ataupun pegawai lain yang memasuki laboratorium. Tata
tertib khusus menyangkut tata tertib yang berhubungan dengan prosedur kerja dan berlaku
di kalangan tertentu misalnya para guru atau pimpinan sekolah dan tidak perlu diketahui
siswa.

Hal-hal yang perlu diatur dan dikemukakan dalam tata tertib umum berhubungan
dengan:

 Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan laboratorium.


 Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium.
 Cara bertutur kata dan berperilaku di dalam laboratorium.
 Barang bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa ke dalam dan luar
laboratorium.
 Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium.
 Keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium.
 Pemeliharaan keamanan, kebersihan dan kenyamanan laboratorium.
2. Pedoman kegiatan

Pedoman kegiatan laboratorium merupakan petunjuk teknis perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium. Berikut merupakan
pedoman kegiatan laboratorium yang ditujukan kepada mereka yang akan melaksanakan
kegiatan laboratorium.

 Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium.


 Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium.

11
 Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium.
 Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium.
 Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan
laboratorium non rutin.
 Petunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratorium.
 Petunjuk pelaksanaan kegiatan yang harus dipenuhi, serta pembagian tugas dan
tanggung jawab perencanaan pelaksanaan kegiatan laboratorium yang akan
dilaksanakan.
3. Manual penggunaan alat

Buku manual alat atau biasa disebut secara singkat sebagai manual alat adalah buku
atau lembaran kertas yang berisi informasi mengenai spesifikasi alat, fungsi alat, teknik
pengoperasian dan cara menggunakannya.

4. Penuntun percobaan

Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran


maupun oleh guru sebagai pengajar baik ketika mempelajari sendiri maupun ketika
memperagakan alat percobaan.

5. Alat-alat keselamatan

Alat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam
percobaan untuk menjaga keselamatan alat dan kerja percobaan tersebut dan alat-alat atau
bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan pertolongan pertama kepada kecelakaan
kerja yang terjadi di dalam laboratorium.

Beberapa alat-alat bantu yang digunakan untuk menjaga keselamatan alat dan
keselamatan kerja dilaboratorium misalnya adalah sebagai berikut:

 Tang penjepit
 Statif dan klem
 Benang atau tali
 Capit buaya yang dihubungkan denganpenghantar untuk dipasang pada kaki
komponenelektronik yang akan di solder sehingga komponenelektronik tidak terlalu
kena panas solder.
 Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidakterlalu besar.
 Pakaian yang digunakan laboran harus simpel dan memberikan kemudahan bergerak.

12
2.3 Buku Pembanding II

Bab I Hakikat Laboratorium IPA


1.1 Pengertian Laboratorium
Menurut Jafarmadina 2012, laboratorium yaitu tempat riset ilmiah eksperimen.
Pengukuran atau pelatihan ilmiah yang dilakukan laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatankegiatan tersebut secara terkendali. Pengertian
laboratorium sebagai sumber belajar. Pengertian laboratorium sebagai sumber belajar suatu
tempat dimana dilakukannya kegiatan kerja untuk menghasilkan kamar, ruangan terbuka.
Misal kebun dan lain-lain. Jika ditilik dari pengertian tersebut hakikat laboratorium adalah
tempat untuk melakukan kegiatan praktikum. Penelitian pelayanan masyarakat dan
menunjang kegiatan belajar mengajar. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya. Misal laboratorium fisika. Laboratorium kimia, laboratorium komponen
dan lain-lainnya.
Pengertian laboratorium sebagai sumber belajar. Pengertian laboratorium sebagai
sumber belajar suatu tempat dimana dilakukannya kegiatan kerja untuk menghasilkan
kamar, ruangan terbuka. Misal kebun dan lain-lain. Laboratorium adalah tempat belajar
mengajar melalui media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejalagejala yang
dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

1.2 Macam-Macam Laboratorium


Terdapat beberapa macam laboratorium, diantaranya sebagai berikut:

1. Laboratorium Pendidikan
Laboratorium yang digunakan untuk pendidikan terutama SD, SMP dan SMA.
2. Laboratorium Riset
3. Laboratorium yang digunakan oleh para ahli praktisi, keilmuan dalam upaya
menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal dibidangnya.

1.3 Manfaat Laboratorium


Manfaat laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan. Sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar. Menurut Sukarso, secara garis besar laboratorium dalam
proses pendidikan adalah sebagai berikut:Sebagai tempat untuk berlatih
mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan
dan mengkaji gejala-gejala lain.
o Mengembangkan keterampilan motorik siswa, siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
o Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang ilmuan.
o Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

13
o Memberi rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Laboratorium


Kelebihan laboratorium
o Melibatkan siswa secara langsung dalam mengamati suatu proses.
o Siswa dapat menyakini akan misalnya, karena langsung mendengar , melihat, meraba
dan mencium yang sedang dipelajari.
o Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di dalam sekitarnya.
o Membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja dan
pengembangan ilmiah.
Kelemahan laboratorium
o Guru harus benar-benar mampu menguasai materi dan keterampilan.
o Tidak semua mata pelajaran dipraktekkan dan tidak semua diajarkan dengan metode
praktek
o Alat dan bahan-bahan mahal harganya, dapat menghambat untuk melakukan praktek.

1.5 Tujuan laboratorium


Tujuan laboratorium sebagai salah satu sumber belajar harus menjadi perhatian
utama pengelola laboratorium.Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan suatu
manajemen pelayanan yang berfokus pada pembelajaran sebagai pelanggan. Pelayanan
harus memperhatikan dan menerapkan kaidah manajemen kualitas pelayanan.

Bab II Analisis Laboratorium


2.1 Analisis Laboratorium
Dalam analisis laboratorium sebagai sumber belajar ini banyak sekali dampak
posifit atau kelebihan diantaranya:
1. Siswa dapat menyakini akan kebenaran karena melihat langsung
,mendengar,melihat, meraba dan mencium yang sedang dipelajari atau dianalisis
siswa tersebut.
2. Siswa cenderung tertarik pada objek nyata di dalam sekitarnya.
3. Membangkitkan rasa ingin tahu, dan memperkaya pengalaman dan ketermpilan kerja
dan pengembagan ilmiah.

2.2 Instruksi Laboratorium


Laboratorium sebagai tempat latihan dan bekerja, menuntut kesungguhan yang
tinggi. Persiapkan diri untuk percobaan yang akan dilakukan, dengan memahami
petunjuk praktikum sebelum datang di laboratorium.

14
Bab III Laporan Laboratorium
Laporan Laboratorium
1. Semua data yang diperoleh di laboratorium, tuliskan dalam buku catatan
pratikum, segera setelah membuat pengamatan. jika terjadi kekeliruan,
jangan dihapus, tetapi coretlah dengan garis tunggal. pada setiap percobaan,
tulislah nama, tanggal dan judul percobaan.
2. Masukkan data dan pengamatan serapih mungkin. Gunakan bentuk tabel jika
memungkinkan. Tabel data yang diperlukan, sebaiknya dipersiapkan dari
rumah jika hal tersebut memungkinkan.
3. Tuliskan dan resapkan cara membuat perhitungan, yang penting adalah
contoh cara membuat perhitungan, bukan perhitungannya itu sendiri.
Nyatakan satuan-satuan yang digunakan pada setiap pengamatan atau
pengurangan.
4. jawablah sejumlah pertanyaan yang timbul, dan jadikan jawaban anda
sebagai bagian dari laporan laboratorium. Jawaban pertanyaan sebaiknya
ringkas tetapi padat.
5. Jawaban atas pertanyaan yang timbul pada bagian pendahuluan serta
prosedur, jangan anda tuliskan pada laporan.

Bab IV Tahap Pratikum


4.1 Persiapan
Pada tahapan ini praktikan harus mempersiapkan segala yang diperlukan dalam
praktikum, antara lain:
1. Menentukan tujuan praktikum.
2. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
3. Memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja selama praktikum.
4. Mempersiapkan langkah kerja agar tidak bingung apa yang harus dilakukan nantinya
saat praktikum berlangsung.

4.2 Pelaksanaan
Pada tahapan ini praktikan melakukan praktikum sesuai dengan prosedur langkah
kerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan diamati oleh guru.

4.3 Tindak Lanjut


Tahapan ini dilakukan setelah praktikum, pada tahapan tindak lanjut ini yang harus
dilakukan oleh praktikan yaitu:
1. Mendiskusikan masalah yang muncul saat praktikum untuk di pecahkan sehingga
praktikan mengerti sebab, akibat dan cara pemecahan masalah tersebut.
2. Mengumpulkan laporan praktikum yang dilengkapi dengan data-data pengamatan.
3. Membersihkan dan menyimpan peralatan sehingga dapat digunakan untuk praktikum
selanjutnya.

15
Bab V Kriteria Laboratorium
5.1 Perlengkapan
1. Perabot (meja, kursi, almari, dan rak)
2. Alat-alat peraga, yang terdiri dari :
a. Instrumen (alat-alat pengukur listrik, pengarah arus, dsb).
b. Alat-alat dari kaca (gelas ukur, gelas kimia, erlenmeyer, tabung
reaksi, dll).
c. Carta/gambar (gambar batang penampang batang, daun, dll).
d. Model (model atom, model mesin uap).
e. Contoh-contoh tumbuhan dan hewan
f. Bahan kimia g. Film (termasuk slide, film strip dan film biasa).
3. Perkakas (obeng, tang, pisau, catut, gergaji, kikir, gunting, pemotong kaca,
pelubang gabus, dll).
4. Alat-alat untuk membersihkan (sapu, lap, tempat sampah, dll)
5. Kumpulan buku (katalog, petunjuk praktikum, kumpulan LKS, dll)
6. Ruangan-ruangan yang merupakan bagian dari laboratorium antara lain:
a. Ruang Persiapan
b. Ruang penyimpanan (gudang)
c. Ruang gelap
d. Ruang timbang
e. Kebun Sekolah atau Rumah Kaca

5.2 Tata Letak atau Lay Out


Laboratorium harus memperhatikan :
o Arah angin, tidak terletak di arah angin, karena untuk menghindarkan
pencemaran udara ke ruang-ruang lain.
o Jarak cukup jauh dengan sumber air.
o Punya saluran limbah sendiri.
o Jarak cukup jauh dengan bangunan lain, agar memperoleh ventilasi dan
penerangan alami yang optimum (mineral jaraknya sama dengan tinggi
bangunan, kira-kira 3 meter).
o Terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks (dalam hal
pencurian dan kebakaran).

5.3 Pengelolaan Laboratorium


Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium :
o Harus ada jadwal yang jelas tentang penggunaan laboratorium
o Harus ada tata tertib laboratorium, dan dilaksanakan dengan tertib
o Harus selalu dalam keadaan siap pakai
o Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam
laboratorium

16
Keselamatan Laboratorium, beberapa komponen yang erat hubungannya dengan
keselamatan laboratorium :
o Adanya air yang cukup
o Gas
o Listrik
o Kotak PPPK
o Sebaiknya pada dinding laboratorium atau pada dinding kotak PPPK
tertera nomor telepon penting.
o Alat pemadam kebakaran baik, busa, gas CO2 atau jenis lain
o Disediakan kotak berisi pasir kering dengan skopnya
o Disediakan selimut anti api

Bab VI Tata Tertib Penggunaan Laboratorium


6.1 Tata Tertib Penggunaan Lab. IPA untuk Umum
1. Guru harus melapor kepada laboran minimal 1 hari sebelum menggunakan
lab.
2. Siswa sudah hadir 5 menit sebelum praktikum dilakukan.
3. Siswa tidak diperkenankan mencoret-coret meja dan tembok yang ada di
ruang lab.
4. Siswa tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan praktikum tanpa
sepengetahuan guru yang mengajar atau laboran.
5. Siswa dan guru harus menggunakan alat-alat yang ada di lab dengan sebaik-
baiknya.
6. Siswa yang masuk lab ada di bawah pengawasan guru yang mengajar di lab.
7. Siswa dilarang membawa makanan atau minuman ke ruang lab demi menjaga
kebersihan lab. 8. Siswa harus menjaga sikap dan perilaku selama berada di
lab.
8. Bagi siswa maupun guru yang ingin meminjam atau mengembalikan alat dan
bahan praktikum harus melapor pada laboran.
9. Siswa dan guru harus menjaga keselamatan kerja dan keselamatan alat
laboratorium.
10. Siswa dan guru harus menjaga keselamatan kerja dan keselamatan alat
laboratorium.
11. Setelah melakukan praktikum/menggunakan lab, kursi harus dirapikan
kembali.

6.2 Tata Tertib Penggunaan Lab. IPA untuk Guru


o Guru harus melapor kepada laboran minimal 1 hari sebelum menggunakan lab.
o Guru memberikan penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata
tertib laboratorium untuk siswa.
o Guru harus mengawasi siswa yang sedang melaksanakan kegiatan lab.
o Guru harus menggunakan alat-alat yang ada di lab dengan sebaik-baiknya.

17
o Bagi guru yang ingin meminjam atau mengembalikan alat dan bahan praktikum
harus melapor pada laboran.
o Guru harus menjaga keselamatan kerja dan keselamatan alat laboratorium.
o Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratorium IPA dinamis, tidak
gaduh, dan tertib.
o Untuk praktikum yang menggunakan arus listrik pln, penggunaannya harus
dengan sepengetahuan/petunjuk guru yang mengajar.
o Setelah melakukan praktikum/menggunakan lab, kursi harus dirapikan kembali.
o Guru harus menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah
dilaksanakan pada jurnal kegiatan lab lab yang tersedia.

6.3 Tata Tertib Penggunaan Lab. IPA untuk Siswa


1. Siswa sudah hadir 5 menit sebelum praktikum dilakukan.
2. Siswa tidak diperkenankan mencoret-coret meja dan tembok yang ada di ruang
lab.
3. Siswa dilarang membawa makanan atau minuman ke ruang lab demi menjaga
kebersihan lab.
4. Siswa yang masuk lab ada di bawah pengawasan guru yang mengajar di lab.
5. Siswa tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan praktikum tanpa
sepengetahuan guru yang mengajar atau laboran.
6. Siswa harus menggunakan alat-alat yang ada di lab dengan sebaik-baiknya.
7. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan
kecelakaan dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
8. Siswa harus menjaga keselamatan kerja dan keselamatan alat laboratorium.
9. Siswa harus menjaga sikap dan perilaku selama berada di lab.
10. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
11. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia, anggaplah itu semua beracun bagi mata,
kulit, mulut, atau tubuh kita.Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
12. Bagi siswa yang ingin meminjam atau mengembalikan alat dan bahan praktikum
harus melapor pada laboran.
13. Kembalikan alat-alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
14. Untuk praktikum yang menggunakan arus listrik pln, penggunaannya harus
dengan sepengetahuan/ petunjuk guru yang mengajar.
15. Setelah melakukan praktikum/menggunakan lab, kursi harus dirapikan kembali.

Bab VII Perawatan Laboratorium


7.1 Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium:
1. Aman. Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan
sehingga fungsinya berkurang.

18
2. Mudah dicari. Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan,
perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan
alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan
seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat:
1. Pengelompokan alat–alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
2. Pengelompokan alat–alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi,
Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat–alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti:
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal– hal di atas, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu:
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

7.2 Keselamatan Kerja di Laboratorium


Beberapa hal umum yang harus ditepati, yaitu:

1. Menggunakan alat pelindung, yaitu: jas praktikum dan kacamata pelindung


2. Jika zat mengenai tubuh, bersihkan dengan air yang banyaj dan jika zat tertumpah
segera dibersihkan.
3. Mengindari keracunan
4. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat-zat atau reaksi yang menghasilkan uap
beracun.

Bab VIII Bentuk Kegiatan di Laboratorium


8.1 Jenis Kegiatan Yang Efektif Dilakukan

19
Dengan memperhatikan berbagai keterbatasan pengajaran IPA dengan metoda
laboratorium dan hasil yang diinginkan, van den Berg dan Giddings (1992) menyarankan
jenis kegiatan yang efektif dilakukan adalah:
1. Pelatihan, fokus dari kegiatan ini adalah mengembangkan keterampilan praktek dan
teknik siswa. Kebutuhan akan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan siswa dan
melibatkan mereka lebih dekat lagi dengan alat, bahan dan prosedur kerja di
laboratorium. Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pengamatan
(observasi), pengukuran, pendugaan (estimasi) dan manipulasi. Diharapkan melalui
jenis kegiatan ini siswa mempunyai pengetahuan dan keterampilan penting sebelum
melakukan kegiatan lainnya di laboratorium.
2. Pengalaman, yang dimaksud dengan pengalaman adalah kegiatan laboratorium yang
sifatnya memberikan interaksi langsung yang nyata pada siswa melalui panca
inderanya. Karena pelajaran IPA salah satunya bertujuan untuk memberi arti tentang
dunia fisik dimana kita hidup, maka sudah sewajarnya siswa dapat merasakan dan
mengalami petualangan belajar IPA melalui kegiatan eksperimentasi. Kegiatan
eksperimentasi pengalaman bermaksud mengajarkan konsep IPA dengan kegiatan
praktek/percobaan secara terintegrasi dan juga bisa mengarah pada ilustrasi dimana
guru dan siswa sudah sedikit tahu tentang konsep IPA dan kesimpulan yang
kemungkinan dituju.
3. Investigasi, setelah siswa menguasai berbagai keterampilan kerja di laboratorium dan
memahami serta mengenali beragam konsep IPA yang penting, maka mereka dapat
melakukan aktivitas laboratorium yang lebih tinggi tingkatannya, kegiatan ini
dinamakan investigasi. Kegiatan investigasi paling tidak terdapat dua jenis, pertama
jawaban akhir tidak diberikan tetapi terdapat bimbingan mengenai bagaimana cara
untuk menyelesaikan masalah dan ada harapan hasil seperti apa yang diinginkan;
kedua adalah investigasi yang bersifat terbuka, aktivitas ini tidak harus selalu
mendapat jawaban bahkan mungkin tidak terdapat penyelesaian yang memuaskan
sehingga siswa bertanggungjawab penuh terhadap seluruh proses dari upaya
penyelesaian masalah, koleksi data, membuat kesimpulan dan kemungkinan
penyelesaian.

8.2 Contoh-contoh Kegiatan di Laboratorium


1. Pengukuran Tinggi dan Massa
a.Topik : Mengukur tinggi dan massa orang
b.Tujuan : Agar mahasiswa mampu menggunakan alat-alat ukur panjang dan massa
dengan tepat
c.Alat/ Bahan
1) Materi dan berbagai bahan (meteran plastic, meteran kayu, meteran gulung)
2) Timbangan beban
3) Benda-benda yang akan diukur (orang)
d.Cara Kerja
1) Siapkan semua alat-alat yang akan digunakan

20
2) Suruh salah seorang temanmu berdiri lurus didinding kelas, ukur tingginya
dengan menggunakan masing-masing rol yangtelah disediakan catat hasilnya
3) Bandingkan hasil pengukuran dari setiap alat ukur
4) Ukur tinggi 3 orang anggota kelompok, kemudian hitung tinggi rata-rata
5) Ukurlah massa anggota kelompok dengan menggunakan timbangan badan
sebanyak 3 orang catat hasilnya
6) Hitung massa rata-rata.
e. Hasil Pengamatan.
f. Kesimpulan

2. Hukum Archimedes
a. Pendahuluan Jika Anda sedang menimba air di sumur, tentu Anda akan
merasakan beratnya air yang terangkat ke atas. Tetapi sewaktu air yang
ditimba tersebut masih berada di bawah permukaan air akan terasa lebih
ringan dibandingkan dengan keadaan di atas permukaan air sumur. Hal ini
dikarenakan adanya suatu gaya ke atas dalam zat cair. Gaya ke atas yang
dilakukan oleh zat cair besarnya sama dengan berat zat cair yang diisahkan
oleh suatu benda yang berada di dalamnya.
b. Tujuan Setelah melakukan kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami
adanya gaya Archimedes yang dilakukan oleh suatu zat cair.
c. Alat dan Bahan
1) Timbangan sama lengan
2) Piring timbangan plastic
3) Benang kasur
4) Pasir
5) Air
6) Ember plastic kecil atau gelas
7) Batu yang menyerupai kubus
d. Langkah Kerja
1) Rakitlah sebuah timbangan sama lengan yang ada dalam kit.
2) Kemudian ikatlah potongan batu dengan benang dan gantungkan
pada salah satu ujung lengan timbangan yang lain gantungkan
piring timbangan yang telah diisi dengan pasir.
3) Seimbangkan kedudukan antara berat pasir dengan berat batu dan
diamkan beberapa saat.
4) Ambil ember (gelas) yang telah diisi dengan air dan letakkan tepat
berada di bawah batu.
5) Angkat ember kecil (gelas) secara perlahan=lahan sampai batu
tersebut tenggelam 1/3 bagian. Amati apa yang terjadi pada lengan-
lengan timbangan tersebut. Jika lengan timbangan bergerak ke arah
berat pasir, kurangi sedikit demi sedikit pasir tersebut sampai
keadaan setimbang kembali dan simpanlah pasir tersebut jangan
sampai tercampur dengan yang lain.

21
6) Lakukan kegiatan tersebut secara berulangulang dengan cara
menyeimbangkan lagi seperti kegiatan no 3.
7) Kemudian ulangi percobaan seperti langkah 5 dimana batu tersebut
tenggelam ½ bagian, kemudian 2/3 bagian.
8) Bandingkan hasil pengamatan dengan cara melihat banyaknya
pengurangan pasir sewaktu batu tenggelam 1/3, ½ 2/3, dan 1 bagian.
9) Lihat setiap kegiatan untuk batu tenggelam ½ bagian, 2/3 bagian,
dan 1 bagian harus memulai dari awal (kegiatan no 3).
10) Tuliskan hasil pengamatan, kemudian apa yang dapat Anda
simpulkan dari percobaan di atas!
e. Hasil Pengamatan
f. Pertanyaan
1) Mana yang lebih berat jika suatu benda berada dalam zat cair
dibandingkan benda yang sama berada di udara?
2) Bandingkan suatu benda berada dalam zat cair 2/3 bagian dengan
jika benda tersebut berada dalam zat cair ½ bagian. Mana yang lebih
berat?
g. Kesimpulan

22
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku


 Buku Utama
1. Dari segi cover, buku ini memiliki cover yang terlihat ceria dan menarik
2. Buku ini memberikan pembahasan dan penjelasan yang mudah dipahami dan
cocok sebagai referensi
3. Pembahasan buku ini masih berdasarkan judul materi, sehingga materi yang
dideskripsikan tidak terlalu luas dan keluar dari konteks yang sedang dibahas.
4. Pembahasan buku yang menarik, disertai dengan soal latihan

 Buku Pembanding I
1. Dari segi cover, warna buku pembanding I terlihat lebih simpel dan elegan
2. Buku ini mudah dipahami, serta bahasa yang digunakan juga komunikatif
sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
3. Pembahasan buku ini cukup lengkap mengenai laboratorium
4. Buku ini berisi gambar dan gambar didalam buku berwarna

 Buku Pembanding II
1. Dari segi cover, buku pembanding II terlihat sangat menarik karena pada
tampilan awal cover dilengkapi dengan berbagai gambar ilustrasi sehingga
buku dapat menarik minat pembaca.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termsuk penggunaan font
pada buku pembanding II yaitu mulai dari layout dan tata letak semuanya
disusun dengan baik dan berurutan sehingga mudah diikuti oleh pembacanya.
Sedangkan aspek tata tulis dan font yang digunakan sudah sesuai standar,
tetapi ada sedikit kesalahan ketik kata di beberapa bagian buku.
3. Dari aspek isi buku yaitu buku pembanding II sudah membahas semua topik
pada materi laboratorium.
4. Dari aspek tata bahasa buku yang diriview yaitu menggunakan bahasa baku
dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga buku tersebut
cocok sebagai pedoman.

23
3.2 Kekurangan Buku
 Buku Utama
1. Ada beberapa ejaan kata yang salah atau human error
2. Penggunaan font tulisan yang sedikit padat dan berbeda sehingga terkadang
sulit untuk memahami maksud dari buku tersebut.

 Buku Pembanding I
1. Di akhir bab tidak ada ringkasan materi dalam bab
2. Cover pada buku terlihat kurang menarik

 Buku Pembanding II
1. Tidak terdapat ringkasan pada setiap akhir bab
2. Ada beberapa ejaan kata yang salah atau human error

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum, kedua buku ini telah menjelaskan dengan baik model pembelajaran
secara mendalam, detail dan dapat dipahami. Dari ketiga buku tersebut, masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan dari segi materi. Keunggulan tersebut dapat dilihat
dari kedalaman materi yang disampaikan, relevansi materi dan kebenaran atau relevansi
isi buku dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Ketiga buku ini juga perlu ditingkatkan
kualitasnya baik dari segi isi maupun kualitas lainnya seperti sumber aktual dalam
sebuah buku. Namun terlepas dari kelebihan dan kekurangan buku ini, buku ini dapat
dijadikan sebagai bahan literasi bagi para pembaca dan khususnya bagi pelajar di dunia
pendidikan.

4.2 Saran

Ketiga buku ini sangat menambah pengetahuan ketika mempelajarinya dengan baik.
Siswa harus mendalami materi tentang laboratorium yang dapat digunakan dalam
praktikum pembelajaran fisika.

25
DAFTAR PUSTAKA

Amini, R. (2020). Pengenalan Laboratorium IPA SD. Kediri: Aksara Rentaka Siar .
Rahmatsyah., Rita, J., dkk (2013) Pengelolaan Laboratorium. Medan : Unimed Press

Suprayitno, T (2011) Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Fisika.


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas : Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai