Dosen Pengampu:
Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd
Oleh:
NIM : 4192421023
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Book Report” ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah saya yaitu “Fisika SMA Berorientasi Laboratorium”.
Tugas Critical Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran
tentang “Pembelajaran Fisika Berorientasi Laboratorium”. Saya menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Book
Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatian-nya saya
mengucapkan terima kasih .
Bintama Sihotang
NIM. 4192421023
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical Book Report merupakan kegiatan mengevaluasi suatu buku atau
artikel. Critical Book Report sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau
artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang
bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian
tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Report akan
menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki. Dan Critical Book Report bukan merupakan pembuktian
benar atau salah suatu buku, namun menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan suatu
buku juga yang akan dijadikan pertimbangan bagi reviewer. Sebagai mahasiswa seringkali
kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya
dari segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu penulis membuat CBR ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.
1
1.4.Identitas buku yang direview
Identitas buku yang akan saya analisis/riview adalah:
Buku 1
1. Judul buku : Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Laboratorium
2. Pengarang : Djeli Alvi Tulandi
3. Kota terbit : Surabaya
4. Tahun terbit : 2019
5. Penerbit : R.A.De.Rozarie
6. Tebal buku : v+162 halaman
7. ISBN : 978-602-1176-71-9
Buku 2
1. Judul buku : Laboratorium Virtual Konsep Dan Pengembangan Simulasi Fisika
2. Pengarang : Wandah Wibawanto
3. Kota terbit : Semarang
4. Tahun terbit : 2020
5. Penerbit : LPPM UNNES
6. Tebal buku : xi+177 halaman
7. ISBN : 978-623-7618-84-3
2
BAB II
2.1. Buku 1
3
komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium. e)
Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian.
3. Pengertian, Fungsi dan Peran Laboratorium IPA di Sekolah
Pengertian Laboratorium
4
B. Pemanfaatan Laboratorium Sains/IPA dalam Pembelajaran yang dapat Melatih
Pengembangan Keterampilan Proses Sains
1. Tahapan Langkah Dasar Penggunaan Laboratorium dalam Pembelajaran Sains/IPA
yang dapat Mengembangkan Kete rampilan Proses Sains
Komponen-komponen Indikator Keterampilan Proses Sains
Menurut Carin (2007), indikator-indikator Keterampilan Proses Sains, yaitu:
a. Memanipulasi Bahan i. Menginterpretasi Data
b. Mengamati j. Memprediks
c. Mengklasifikasi k. Menformulasi hipotesis
d. Mengukur l. Menggambarkan konklusi
e. Menggunakan bilangan berdasarkan fakta
f. Mencatat Data m. Mengkreasi Model
g. Mereplikasi n. Membuat keputusan
h. Mengidentifikasi variabel
Dalam implementasi kurikulum 2013, indikator-indikator keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA meliputi (diangkat dari bahan diklat PLPG tentang kurikulum
2013):
5
didasari oleh tujuan Fisika, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala-
gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Kemampuan observasi dan
eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental
yang mencakup tatalaksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan
dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan
siswa. Kemampuan berpikir dilatihkan melalui pengelolaan data untuk selanjutnya
dengan menggunakan perangkat matematis dibangun konsep, prinsip, hukum dan
teori (Depdiknas, 2003).
Banyak keuntungan diperoleh dari penggunaan media komputer sebagai alat bantu
pembelajaran. Jackson (dalam Paramata, 1996) menyatakan bahwa pengajaran yang
menggunakan komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Selain
itu penggunaan media komputer dapat menyeimbangkan kebutuhan waktu dan
keperluan pemrosesan dari tugas tugas tertentu, serta memungkinkan pengembangan
pendekatan pembelajaran bervariasi. Coburn (1985), mengemukakan bahwa komputer
dapat merupakan media pengajaran yang dapat memvisualisasikan berbagai fakta,
6
keterampilan, konsep dan komputer juga menampilkan gambar-gambar yang bergerak
sesuai dengan keperluannya. Selain itu, penggunaan komputer dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat berinteraksi dengan pemakainya.
Laboratorium ini berupa software yang tentu saja dijalankan oleh sebuah
komputer. Semua peralatan yang diperlukan oleh sebuah laboratorium terdapat di
dalam software tersebut. Dengan memiliki sebuah laboratorium komputer dan
berbagai software simulasi praktikum maka sekolah tersebut sama saja dengan
memiliki berbagai laboratorium lain yang sifatnya maya, misalnya laboratorium
fisika, kimia, biologi, matematika, bahasa, seni rupa dan lain-lain tergantung kepada
macam software yang dimiliki.
7
eksperimen, ada dua hal yang harus dikerjakan guru dalam mengembangkan
keterampilan proses, yaitu mengikuti langkah-langkah penyusunan LKS dan
memperhatikan aturan-aturan penyusunan LKS sebagai media hands-outs
pembelajaran (Kamalia Devi, cs, 2009). LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja
yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat dan bahan-bahan.
Sistimatika LKS umumnya terdiri dari judul, pengantar, tujuan, alat bahan, langkah
kerja, kolom pengamatan, pertanyaan.
2.2. Buku 2
A. Konsep Dasar Laboratorium Virtual
Di bidang sains, terdapat salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran
yaitu pendekatan saintifik dimana peserta didik terlibat langsung atau mempunyai
pengalaman terhadap benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan belajar.
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating),
dan menyimpulkan, menyajikan data atau informasi (mengomunikasikan/
communicating), dan menciptakan serta membentuk jaringan (networking). Peter C. Gega
merumuskan enam keterampilan proses yang dikembangkan dalam pembelajaran sains
yang dalam hal ini dikhususkan pada bidang fisika, yaitu: mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, mengkomunikasikan, menyimpulkan, dan merencana kan eksperimen.
8
sarana penelitian, yaitu tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk
pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah.
1. Personalisasi Pembelajaran
Laboratorium virtual menyediakan sarana teknologi untuk menghadirkan pendekatan
pembelajaran yang lebih personal dan khusus, dengan mempertimbangkan kecepatan
dan kebutuhan pembelajaran individu.
2. Mengatasi sumberdaya yang terbatas
Laboratorium virtual dapat menyediakan laboratorium lengkap dengan peralatan yang
mahal, namun dengan biaya rendah. Hal ini dapat menjadi solusi yang menarik bagi
sekolah yang memiliki sumber daya terbatas, ruang, dan sarana prasarana fasilitas
laboratorium terbaru. Melalui laboratorium virtual, siswa dapat memiliki akses tanpa
batas ke pengaturan laboratorium yang canggih dan peralatan mahal seperti
9
fermentor, sequencer, mikroskop, dan perangkat generasi baru yang biasanya mereka
tidak memiliki kesempatan untuk menggunakannya.
3. Visualisasi yang Kompleks
Dengan laboratorium virtual, siswa dapat melihat apa yang tidak terlihat. Siswa tidak
terbatas pada deskripsi kata-kata atau ilustrasi pada buku. Kemampuan untuk
memvisualisasikan fungsi atau mekanisme kompleks yang tidak terlihat oleh mata
telanjang akan membuat sebuah konsep lebih mudah untuk dipahami.
4. Pembelajaran berbasis kasus
Aplikasi laboratorium virtual, pada umumnya memiliki sebuah tema yang spesifik.
Memiliki pilihan eksperimen, dan tidak jarang memiliki praktikum berdasarkan kasus
tertentu.
5. Fleksibilitas Waktu
Dalam laboratorium virtual variabel waktu dapat diatur sedemikian rupa, dipercepat,
diperlambat, dihentikan, atau diulang.
6. Menjadikan kegagalan sebagai hal yang produktif
Di laboratorium virtual, siswa dapat menjalankan praktikum dengan berbagai kondisi,
yang memungkinkan terjadinya kesalahan praktikum. Simulasi akan menganalisis
kondisi dan kesalahan yang dilakukan, kemudian memberikan umpan balik kepada
siswa.
7. Praktikum menjadi menyenangkan melalui gamifikasi
8. Permainan menjadi sistem dimana pemain berpartisipasi dalam tantangan abstrak,
ditentukan oleh aturan, interaktivitas dan umpan balik, yang menghasilkan suatu hasil
diukur dan sering menimbulkan reaksi emosional. Hal inilah yang mendorong
motivasi tinggi dalam bermain.
1. Simulasi Simulasi merupakan suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta
lingkungan di sekelilingnya.
2. Imersi (immersion, terjemahan: perendaman) merupakan persepsi pengguna yang
merasakan kehadiran secara fisik di dunia non-fisik (maya).
10
3. Augmented Reality Augmented reality (AR) adalah pengalaman visual interaktif di
mana objek yang berada di dunia nyata dan ditambahkan informasi baru oleh sebuah
perangkat untuk menghasilkan persepsi baru.
4. Virtual Reality Virtual reality (VR, terjemahan : realitas maya) adalah sebuah
teknologi yang menempatkan pengguna di lingkungan maya.
5. Mixed Reality Mixed reality ( MR, terjemahan: realitas campuran ) adalah
penggabungan dunia nyata dan virtual untuk menghasilkan lingkungan dan visualisasi
baru, di mana objek fisik dan digital ditampilkan bersama-sama secara berdampingan
dan berinteraksi.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pada buku pertama ini berisi tentang pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran.
Dalam buku ini dijelaskan tentang mulai dari hakekat sains sampai pada penerapan
pembelajaran laboratorium baik secara virtual maupun secara real. Dimana dalam buku ini
dijelaskan bahwa hakikat dari sains ada tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap
ilmiah. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru serta pengertian, peranan dan fungsi laboratorium dalam pembelajaran.
Dalam buku ini juga penulsi memberikan penjelasan tentang keterampilan proses sains serta
yang terakhir tentang pembelajaran laboratorium baik secara virtual mapun secara real.
Dimana dalalam pembelajaranlaboratorium secara real guru harus mengembangkan suatu
LKPD maupun buku panduan yang harus digunakan siswa dalam praktikum.
Pada buku kedua ini membahas tentang laboratorium virtual dimana dalam buku ini
dijelaskan konsep dari laboratorium virtual, tujuan dan penggunaan laboratorium virtual,
terminology laboratorium virtual dan cara mendesain laboratorium virtual. Dalam buku ini
jelaskan bahwa dalam pembelajaran bidang sains terdapat salah satu aspek penting dalam
proses pembelajaran yaitu pendekatan saintifik dimana peserta didik terlibat langsung atau
mempunyai pengalaman terhadap benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan
belajar. Dimana dalam pendekatan saintifik pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
melalui praktikum di lab. Laboratorium virtual menjadi salah satu solusi yang dapat
dilakukan untuk dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa dan sekaligus dapat
membantu siswa dalam mengeksplorasi konsep dan juga teori.
Kelebihan Buku
Kelebihan buku pertama ini yaitu, disajikan pembahasan tentang pemanfaatan
laboratorium dalam pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah diketahui
maksud dan tujuannya oleh pembaca. Penyajian buku yang cukup baik dan runtun
mempermudah pembaca untuk memahami isi, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari
materi yang dibahas dalam buku ini. Pada buku pertama ini disajikan secara lengkap langkah-
langkah dalam penggunaan laboratorium dalam pembelajaran dan juga disajikan langkah-
12
langkah dalam membuat LKPD dalam pembelajaran berbasisis lab. Dalam buku ini juga
penulis memberikan contoh laboratorium virtual yang dapat digunakan dalam pembelajaran
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami dan dapat dengan langsung mencoba
praktikum yang ada di dalam buku. Pada buku pertama ini juga penulis menyajikan ringkasan
dari materi yang telah dijelaskan.
Pada buku kedua ini memiliki kesamaan dengan buku pertama, dimana dalam buku kedua
ini membahas tentang laboratorium virtual. Dalam buku kedua ini dimana setiap materi
disajikan dengan cukup baik dan runtun, sehingga mempermudah pembaca untuk memahami
isi dari buku kedua ini. Dalam buku kedua ini disajikan secara lengkap tentang pemabahsan
dari laboratorium virtual, mulai dari pengertian, tujuan, kegunaan, manfaat dan cara
mendesain laboratorium virtual. Jika dilihat dari bahasa yang dipaki dalam buku ini sudah
memenuhi kaidah ejaan yang disempurnakan, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.
Dalam kecukupan isi buku sudah mencukupi, karena materi yang berhubungan laboratorium
virtual sudah dimuat dengan baik dalam buku ini. Dan dalam buku ini juga penulsi
memberikan beberapa referensi laboratorium virtual yang dapat digunakan dalam oleh siswa
maupun mahasiswa dalam belajar.
Kelemahan Buku
Sebuah buku pasti memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Dalam buku pertama
ini terdapat kelemahan dibandingkan buku pertama yaitu pada penyajian tentang
laboratorium virtual penulis tidak menjelaskan tentang apa saja pengetahuan dasar yang
diperlukan dalam pengembangan laboratorium virtual dan tidak ada dijelaskan keunggulan
menggunakan laboratorium virtual dalam pemeblajaran.
Kelemahan buku kedua dibandingkan buku pertama, yaitu pada buku pertama
disajikan mengenai penggunaan computer sebagai media dalam pembelajaran. Padahal
computer meruapakan media yang harus digunakan dalam melakukan praktikum di
laboratorium virtual. Dalam buku kedua ini penulis tidak menyajikan ringkasan dari materi
yang telah dijelaskan. Dan pada buku ini penulis tidak ada menjelaskan pengertian dari
laboratorium secara umum serta fungsi laboratorium secara umum.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap buku memiliki
keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini
juga memiliki kelemahan seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang
diberikan. Dengan tugas dalam membuat kritikal buku ini maka terciptalah dalam diri kita
rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut,
bagaimana kita menemukan kelemahan dan kelebihan buku. Dan tanpa kita sadari rasa mau
tau dalam diri kita membuat kita belajar keras demi mendapatkan hasil yang memuaskan.
4.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga critical book report ini dapat bermanfaat bagi
Anda, dengan membaca critical book report ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam
pembuatan sebuah kritikal. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dari pembaca. Penulis sangat menyadari critical book report ini masih banyak kesalahan
dalam pembuatan. Mohon maaf jika dalam pembuatan critical book report ini terdapat
kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan
bahasa, dll. Untuk itu penulis mohon maaf karena penulis sangat menyadari bahwa setiap
manusia tidak ada yang sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
Tulandi, Djeli Alvi. 2019. Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Laboratorium. Surabaya:
R.A.De.Rozarie
15