Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

“PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI LABORATORIUM ”


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium

Dosen Pengampu:
Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd

Oleh:

NAMA : BINTAMA SIHOTANG

NIM : 4192421023

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Book Report” ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah saya yaitu “Fisika SMA Berorientasi Laboratorium”.

Tugas Critical Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran
tentang “Pembelajaran Fisika Berorientasi Laboratorium”. Saya menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa.

Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Book
Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatian-nya saya
mengucapkan terima kasih .

Medan, November 2021


Penulis

Bintama Sihotang
NIM. 4192421023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1

1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 1

1.4. Identitas buku yang direview .......................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................. 3

2.1. Buku 1 ............................................................................................................................. 3

2.2. Buku 2 ............................................................................................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 12

3.1. Pembahasan Isi Buku .................................................................................................... 12

3.2. Kelebihan dan Kekurangan Buku .................................................................................. 12

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 14

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 14

4.2 Saran .............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Critical Book Report merupakan kegiatan mengevaluasi suatu buku atau
artikel. Critical Book Report sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau
artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang
bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian
tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Report akan
menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki. Dan Critical Book Report bukan merupakan pembuktian
benar atau salah suatu buku, namun menganalisis tentang keunggulan dan kelemahan suatu
buku juga yang akan dijadikan pertimbangan bagi reviewer. Sebagai mahasiswa seringkali
kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya
dari segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu penulis membuat CBR ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan CBR ini adalah:
1. Pemenuhan tugas pokok mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium.
2. Menambah kemampuan berpikir lebih kritis dan analitis.
3. Meningkatkan minat untuk membaca seksama.
4. Menguatkan rasa keingintahuan terhadap karya seseorang
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang materi dalam mata kuliah Fisika SMA
Berorientasi Laboratorium yaitu mengenai pembelajaran fisika berorientasi
laboratorium.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.

1
1.4.Identitas buku yang direview
Identitas buku yang akan saya analisis/riview adalah:
Buku 1
1. Judul buku : Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Laboratorium
2. Pengarang : Djeli Alvi Tulandi
3. Kota terbit : Surabaya
4. Tahun terbit : 2019
5. Penerbit : R.A.De.Rozarie
6. Tebal buku : v+162 halaman
7. ISBN : 978-602-1176-71-9

Buku 2
1. Judul buku : Laboratorium Virtual Konsep Dan Pengembangan Simulasi Fisika
2. Pengarang : Wandah Wibawanto
3. Kota terbit : Semarang
4. Tahun terbit : 2020
5. Penerbit : LPPM UNNES
6. Tebal buku : xi+177 halaman
7. ISBN : 978-623-7618-84-3

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Buku 1

A. Tinjauan Umum Laboratorium IPA di Sekolah Menengah


1. Pentingnya Laboratorium IPA
Belajar IPA atau sains pada hakekatnya adalah belajar tentang fenomena alam.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan
pemahamannya. Carin mendefinisikan science sebagai the activity of questioning and
exploring the universe and finding and expressing it‟s hidden order, yaitu “Suatu
kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan
pengungkapan serangkaian rahasia alam” (Kholil, 2009). Berdasarkan definisi di atas,
belajar sains tentunya memiliki karakteristik khusus dibandingkan belajar ilmu-ilmu
yang lain.Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep,
prinsip, hukum dalam wujud „pengetahuan deklaratif‟, akan tetapi belajar sains juga
belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja
dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan
metode ilmiah dan sikap ilmiah. Pada hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen,
yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan
pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses
aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Pendekatan dan
metode pembelajaran sains/IPA yang sesuai dengan definisi IPA di atas antara lain
dengan eksplorasi, inkuiri dan eksperimen.
2. Kompetensi Guru Sains/IPA Kaitan dengan Laboratorium
Untuk pembelajaran sains/IPA (Permendiknas No 24 Tahun 2007). Untuk
menyelenggarakan pembelajaran IPA dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium
maka sesuai dengan Standar dan kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru diperlukan guru yang memiliki
kompetensi antara lain: a) Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah. b) Kreatif
dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA. c) Menguasai prinsip-prinsip
dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA
sekolah. d) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak

3
komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium. e)
Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau penelitian.
3. Pengertian, Fungsi dan Peran Laboratorium IPA di Sekolah

Pengertian Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperi men,


pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Sukarso
(2005), secara garis besar mengemukakan bahwa laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam;
mengem-bangkan keterampilan motorik siswa. Tujuan pembelajaran fisika yang
terdiri dari ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif dapat
digali, diungkapkan, dan dikembangkan. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
atau wadah proses pembelajaran, terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya
peralatan untuk melakukan percobaan.

Peranan Laboratorium Sekolah

Peranan laboratorium sekolah antara lain:


1) Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus
sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
2) Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan
menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
3) Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta
didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau
diamatinya.
4) Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik
bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5) Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya

4
B. Pemanfaatan Laboratorium Sains/IPA dalam Pembelajaran yang dapat Melatih
Pengembangan Keterampilan Proses Sains
1. Tahapan Langkah Dasar Penggunaan Laboratorium dalam Pembelajaran Sains/IPA
yang dapat Mengembangkan Kete rampilan Proses Sains
Komponen-komponen Indikator Keterampilan Proses Sains
Menurut Carin (2007), indikator-indikator Keterampilan Proses Sains, yaitu:
a. Memanipulasi Bahan i. Menginterpretasi Data
b. Mengamati j. Memprediks
c. Mengklasifikasi k. Menformulasi hipotesis
d. Mengukur l. Menggambarkan konklusi
e. Menggunakan bilangan berdasarkan fakta
f. Mencatat Data m. Mengkreasi Model
g. Mereplikasi n. Membuat keputusan
h. Mengidentifikasi variabel
Dalam implementasi kurikulum 2013, indikator-indikator keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA meliputi (diangkat dari bahan diklat PLPG tentang kurikulum
2013):

a) mengamati, f) merumuskan hipotesis,


b) mengelompokkan/mengklasifikasi g) merencanakan percobaan,
c) menafsirkan, h) menggunakan alat/bahan,
d) meramalkan, i) menerapkan konsep,
e) mengajukan pertanyaan, j) mengkomunikasika
Keterampilan proses IPA itu diklasifikasi dalam dua kelompok berasarkan tingkat
kompleksitasnya, yaitu:

 Keterampilan Proses Dasar dengan komponen indikator, meliputi pengamatan,


pengukuran, menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan, mengkomunikasi-
kan.
 Keterampilan Proses Terpadu dengan komponen indikator, meliputi
pengontrolan variabel, interpretasi data, perumusan hipotesis, pendefinisian
variabel secara operasional, dan merancang eksperimen.
2. Penggunaan Lab Virtual dalam Pembelajaran IPA-Fisika dan Pendekatannya
Mata pelajaran Fisika di Sekolah ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu
mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Hal ini

5
didasari oleh tujuan Fisika, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala-
gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Kemampuan observasi dan
eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental
yang mencakup tatalaksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan
dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan
siswa. Kemampuan berpikir dilatihkan melalui pengelolaan data untuk selanjutnya
dengan menggunakan perangkat matematis dibangun konsep, prinsip, hukum dan
teori (Depdiknas, 2003).

Penggunaan Komputer Dalam Pembelajaran IPA-Fisika

Komputer dalam perkembangan masa kini dapat dimanfaatkan dalam


pendidikan dan pembelajaran. Dengan memanfaatkan kelebihan kelebihan
komputer, maka komputer dapat dijadikan sebagai media dan sumber belajar dalam
bidang studi tertentu di samping media yang lain. Penggunaan komputer dalam
pembelajaran di sekolah, menurut Coburn (1985) dapat diklasifika-sikan ke dalam
beberapa jenis, yaitu:
a. Program latihan (drill and practice), yaitu program yang dirancang untuk
digunakan siswa dalam melakukan latihan-latihan soal.
b. Program tutorial, yaitu program yang dirancang supaya komputer dapat digunakan
sebagai tutor dalam proses pembelajaran.
c. Program demonstrasi, yaitu program yang digunakan untuk memvisualisasikan
konsep yang abstrak.
d. Program simulasi, yaitu program yang digunakan untuk memvisualisasikan proses
yang dinamik.
e. Program permainan instruksional, yaitu program yang digunakan untuk permainan
dengan menggunakan instruksi-instruksi komputer dengan tujuan untuk
meningkat-kan pemahaman materi yang diajarkan.

Banyak keuntungan diperoleh dari penggunaan media komputer sebagai alat bantu
pembelajaran. Jackson (dalam Paramata, 1996) menyatakan bahwa pengajaran yang
menggunakan komputer dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Selain
itu penggunaan media komputer dapat menyeimbangkan kebutuhan waktu dan
keperluan pemrosesan dari tugas tugas tertentu, serta memungkinkan pengembangan
pendekatan pembelajaran bervariasi. Coburn (1985), mengemukakan bahwa komputer
dapat merupakan media pengajaran yang dapat memvisualisasikan berbagai fakta,

6
keterampilan, konsep dan komputer juga menampilkan gambar-gambar yang bergerak
sesuai dengan keperluannya. Selain itu, penggunaan komputer dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat berinteraksi dengan pemakainya.

Penggunaan Laboratorium Virtual

Laboratorium ini berupa software yang tentu saja dijalankan oleh sebuah
komputer. Semua peralatan yang diperlukan oleh sebuah laboratorium terdapat di
dalam software tersebut. Dengan memiliki sebuah laboratorium komputer dan
berbagai software simulasi praktikum maka sekolah tersebut sama saja dengan
memiliki berbagai laboratorium lain yang sifatnya maya, misalnya laboratorium
fisika, kimia, biologi, matematika, bahasa, seni rupa dan lain-lain tergantung kepada
macam software yang dimiliki.

Menurut Akpan (2001), simulasi harus dirancang dengan maksud


membenamkan siswa kedalam keadaan kehidupan nyata sains, mengalami aktivitas
hands-on, berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking), dan pemecahan masalah
secara kolaboratif. Sejumlah penelitian memperoleh kenyataan bahwa simulasi
komputer mempunyai kemampuan untuk menyajikan visualisasi dan gambar yang
realistik dan dapat menciptakan lingkungan belajar yang konstruktif sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa ataupun mahasiswa. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Eksperimen Sungguhan (Eksperimen Rill) dan Pendekatannya

Apabila sarana peralatan praktikum tersedia di laboratorium secara memadai,


maka siswa dapat langsung menyentuh peralatan dan bahan yang diperlukan,
mengatur atau memanipulasinya, serta melakukan berbagai kegiatan lainnya yang
tercakup dalam keterampilan proses sesuai skenario yang dirancang. Pendekatan dan
strategi yang digunakan dalam melakukan eksperimen rill sama dengan yang
digunakan dalam eksperimen virtual, yaitu haruslah lebih diutamakan yang berbasis
pendekatan saintifik. Untuk dapat mewujudkan harapan ini, maka sangat perlu untuk
menyiapkan penutun dalam bentuk LKS/LKM/LKPD (Lembar Kerja Siswa/Lembar
Kerja Murid/Lembar Kerja Peserta Didik) yang memungkinkan siswa terlibat
melakukan kegiatan keterampilan proses dengan indikator-indikator seperti yang telah
dikemukakan. Untuk pembuatan LKS baik untuk eksperimen maupun non-

7
eksperimen, ada dua hal yang harus dikerjakan guru dalam mengembangkan
keterampilan proses, yaitu mengikuti langkah-langkah penyusunan LKS dan
memperhatikan aturan-aturan penyusunan LKS sebagai media hands-outs
pembelajaran (Kamalia Devi, cs, 2009). LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja
yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat dan bahan-bahan.
Sistimatika LKS umumnya terdiri dari judul, pengantar, tujuan, alat bahan, langkah
kerja, kolom pengamatan, pertanyaan.

2.2. Buku 2
A. Konsep Dasar Laboratorium Virtual

Di bidang sains, terdapat salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran
yaitu pendekatan saintifik dimana peserta didik terlibat langsung atau mempunyai
pengalaman terhadap benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan belajar.
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating),
dan menyimpulkan, menyajikan data atau informasi (mengomunikasikan/
communicating), dan menciptakan serta membentuk jaringan (networking). Peter C. Gega
merumuskan enam keterampilan proses yang dikembangkan dalam pembelajaran sains
yang dalam hal ini dikhususkan pada bidang fisika, yaitu: mengamati, mengklasifikasi,
mengukur, mengkomunikasikan, menyimpulkan, dan merencana kan eksperimen.

Keterkaitan pengamatan eksperimental dengan teori adalah dua hal yang


mendasari pemahaman yang koheren di bidang sains. Pemahaman teoritis konsep-konsep
sains perlu dilengkapi dengan pengalaman praktis di laboratorium. Laboratorium
merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen-eksperimen dari teori
yang telah diberikan di kelas. Fungsi dari eksperimen itu sendiri sebagai penunjang
pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi yang
telah dipelajari. Laboratorium setidaknya memiliki tiga fungsi dasar, yaitu sebagai (1)
sumber belajar, dimana laboratorium digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dengan melakukan percobaan,
(2) metode pendidikan, yang meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3)

8
sarana penelitian, yaitu tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk
pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah.

Laboratorium virtual dapat didefinisikan sebagai perangkat lunak multisensori


yang memiliki interaktivitas untuk mensimulasikan praktikum-praktikum tertentu dengan
mereplikasi laboratorium konvensional. Laboratorium virtual memungkinkan siswa untuk
belajar melalui pendekatan studi kasus, berinteraksi dengan peralatan laboratorium,
melakukan eksperimen, menganalisis eksperimen sekaligus mengevaluasi proses yang
dilakukan. Siswa dapat melihat ke dalam perangkat yang mereka operasikan melalui
tampilan visual, animasi dan representasi yang diadaptasi dari laboratorium yang
sesungguhnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan laboratorium virtual,
kemungkinan untuk menjelajahi, bereksperimen, dan belajar menjadi lebih dinamis.

Dalam penggunaannya, laboratorium virtual membutuhkan perangkat keras yang


mendukung input tertentu dari penggunanya. Input yang dimaksud antara lain: menekan
tombol, menyentuh layar, atau melalui gerakan anggota tubuh pengguna (gesture). Jenis
perangkat keras untuk mengoperasikan laboratorium virtual semakin beragam seiring
perkembangan teknologi, mulai dari komputer, konsol (Digital Player Console), proyeksi
dinding CAVE (Cave Automatic Virtual Environment), gawai (mobile phone), dan
perangkat realitas virtual (Head Mounted Display).

B. Tujuan dan Keunggulan Penggunaan Laboratorium Virtual

Secara spesifik, beberapa tujuan dan keunggulan dari penggunaan laboratorium


virtual adalah sebagai berikut :

1. Personalisasi Pembelajaran
Laboratorium virtual menyediakan sarana teknologi untuk menghadirkan pendekatan
pembelajaran yang lebih personal dan khusus, dengan mempertimbangkan kecepatan
dan kebutuhan pembelajaran individu.
2. Mengatasi sumberdaya yang terbatas
Laboratorium virtual dapat menyediakan laboratorium lengkap dengan peralatan yang
mahal, namun dengan biaya rendah. Hal ini dapat menjadi solusi yang menarik bagi
sekolah yang memiliki sumber daya terbatas, ruang, dan sarana prasarana fasilitas
laboratorium terbaru. Melalui laboratorium virtual, siswa dapat memiliki akses tanpa
batas ke pengaturan laboratorium yang canggih dan peralatan mahal seperti

9
fermentor, sequencer, mikroskop, dan perangkat generasi baru yang biasanya mereka
tidak memiliki kesempatan untuk menggunakannya.
3. Visualisasi yang Kompleks
Dengan laboratorium virtual, siswa dapat melihat apa yang tidak terlihat. Siswa tidak
terbatas pada deskripsi kata-kata atau ilustrasi pada buku. Kemampuan untuk
memvisualisasikan fungsi atau mekanisme kompleks yang tidak terlihat oleh mata
telanjang akan membuat sebuah konsep lebih mudah untuk dipahami.
4. Pembelajaran berbasis kasus
Aplikasi laboratorium virtual, pada umumnya memiliki sebuah tema yang spesifik.
Memiliki pilihan eksperimen, dan tidak jarang memiliki praktikum berdasarkan kasus
tertentu.
5. Fleksibilitas Waktu
Dalam laboratorium virtual variabel waktu dapat diatur sedemikian rupa, dipercepat,
diperlambat, dihentikan, atau diulang.
6. Menjadikan kegagalan sebagai hal yang produktif
Di laboratorium virtual, siswa dapat menjalankan praktikum dengan berbagai kondisi,
yang memungkinkan terjadinya kesalahan praktikum. Simulasi akan menganalisis
kondisi dan kesalahan yang dilakukan, kemudian memberikan umpan balik kepada
siswa.
7. Praktikum menjadi menyenangkan melalui gamifikasi
8. Permainan menjadi sistem dimana pemain berpartisipasi dalam tantangan abstrak,
ditentukan oleh aturan, interaktivitas dan umpan balik, yang menghasilkan suatu hasil
diukur dan sering menimbulkan reaksi emosional. Hal inilah yang mendorong
motivasi tinggi dalam bermain.

C. Terminologi dalam Laboratorium Virtual

Dalam penggunaan istilah laboratorium virtual, maka kita akan mengaitkannya


dengan beberapa istilah lain yang memiliki kedekatan baik itu dari segi definisi atau dari
segi operasional. Setidaknya dalam buku ini terdapat beberapa istilah yang terkait, yaitu :

1. Simulasi Simulasi merupakan suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta
lingkungan di sekelilingnya.
2. Imersi (immersion, terjemahan: perendaman) merupakan persepsi pengguna yang
merasakan kehadiran secara fisik di dunia non-fisik (maya).

10
3. Augmented Reality Augmented reality (AR) adalah pengalaman visual interaktif di
mana objek yang berada di dunia nyata dan ditambahkan informasi baru oleh sebuah
perangkat untuk menghasilkan persepsi baru.
4. Virtual Reality Virtual reality (VR, terjemahan : realitas maya) adalah sebuah
teknologi yang menempatkan pengguna di lingkungan maya.
5. Mixed Reality Mixed reality ( MR, terjemahan: realitas campuran ) adalah
penggabungan dunia nyata dan virtual untuk menghasilkan lingkungan dan visualisasi
baru, di mana objek fisik dan digital ditampilkan bersama-sama secara berdampingan
dan berinteraksi.

D. Mendesain dan Mengembangkan Laboratorium Virtual


1. Metodologi pengembangan laboratorium virtual
Pengembangan laboratorium virtual, pada dasarnya termasuk ke dalam
kategori penelitian pengembangan berbasis produk atau lebih dikenal dengan istilah
Research and Development (R&D). Mengacu pada konsep R&D menurut Borg dan
Gall, penelitian riset dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Terkait
dengan pengembangan laboratorium virtual sebagai media pembelajaran, model
pengembangan yang secara umum dipakai adalah model prosedural Dick and Carrey
yang mana menekankan pada penerapan prinsip desain pengembangan yang
disesuaikan dengan langkah-langkah berurutan. Model prosedural Dick and Carey ini
merupakan model penelitian yang berorientasi pada pemaparan tahapan penelitian
secara deskriptif yang terdiri atas tiga tahapan yakni tahap pra-pengembangan,
pengembangan, dan pasca-pengembangan.
2. Pengetahuan dasar dalam pengembangan laboratorium virtual
Secara ringkas, pengetahuan dasar yang diperlukan dalam pengembangan
laboratorium virtual adalah :
a. Pengetahuan dasar tentang prosedur praktikum, perangkat laboratorium dan
operasionalnya.
b. Pengetahuan untuk mengadaptasi praktikum dalam bentuk simulasi.
c. Pengetahuan dasar dalam mengembangkan grafis.
d. Pengetahuan dasar pemrograman.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan Isi Buku

Pada buku pertama ini berisi tentang pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran.
Dalam buku ini dijelaskan tentang mulai dari hakekat sains sampai pada penerapan
pembelajaran laboratorium baik secara virtual maupun secara real. Dimana dalam buku ini
dijelaskan bahwa hakikat dari sains ada tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap
ilmiah. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru serta pengertian, peranan dan fungsi laboratorium dalam pembelajaran.
Dalam buku ini juga penulsi memberikan penjelasan tentang keterampilan proses sains serta
yang terakhir tentang pembelajaran laboratorium baik secara virtual mapun secara real.
Dimana dalalam pembelajaranlaboratorium secara real guru harus mengembangkan suatu
LKPD maupun buku panduan yang harus digunakan siswa dalam praktikum.

Pada buku kedua ini membahas tentang laboratorium virtual dimana dalam buku ini
dijelaskan konsep dari laboratorium virtual, tujuan dan penggunaan laboratorium virtual,
terminology laboratorium virtual dan cara mendesain laboratorium virtual. Dalam buku ini
jelaskan bahwa dalam pembelajaran bidang sains terdapat salah satu aspek penting dalam
proses pembelajaran yaitu pendekatan saintifik dimana peserta didik terlibat langsung atau
mempunyai pengalaman terhadap benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan
belajar. Dimana dalam pendekatan saintifik pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
melalui praktikum di lab. Laboratorium virtual menjadi salah satu solusi yang dapat
dilakukan untuk dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa dan sekaligus dapat
membantu siswa dalam mengeksplorasi konsep dan juga teori.

3.2. Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan Buku
Kelebihan buku pertama ini yaitu, disajikan pembahasan tentang pemanfaatan
laboratorium dalam pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang mudah diketahui
maksud dan tujuannya oleh pembaca. Penyajian buku yang cukup baik dan runtun
mempermudah pembaca untuk memahami isi, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari
materi yang dibahas dalam buku ini. Pada buku pertama ini disajikan secara lengkap langkah-
langkah dalam penggunaan laboratorium dalam pembelajaran dan juga disajikan langkah-

12
langkah dalam membuat LKPD dalam pembelajaran berbasisis lab. Dalam buku ini juga
penulis memberikan contoh laboratorium virtual yang dapat digunakan dalam pembelajaran
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami dan dapat dengan langsung mencoba
praktikum yang ada di dalam buku. Pada buku pertama ini juga penulis menyajikan ringkasan
dari materi yang telah dijelaskan.

Pada buku kedua ini memiliki kesamaan dengan buku pertama, dimana dalam buku kedua
ini membahas tentang laboratorium virtual. Dalam buku kedua ini dimana setiap materi
disajikan dengan cukup baik dan runtun, sehingga mempermudah pembaca untuk memahami
isi dari buku kedua ini. Dalam buku kedua ini disajikan secara lengkap tentang pemabahsan
dari laboratorium virtual, mulai dari pengertian, tujuan, kegunaan, manfaat dan cara
mendesain laboratorium virtual. Jika dilihat dari bahasa yang dipaki dalam buku ini sudah
memenuhi kaidah ejaan yang disempurnakan, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.
Dalam kecukupan isi buku sudah mencukupi, karena materi yang berhubungan laboratorium
virtual sudah dimuat dengan baik dalam buku ini. Dan dalam buku ini juga penulsi
memberikan beberapa referensi laboratorium virtual yang dapat digunakan dalam oleh siswa
maupun mahasiswa dalam belajar.

Kelemahan Buku

Sebuah buku pasti memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Dalam buku pertama
ini terdapat kelemahan dibandingkan buku pertama yaitu pada penyajian tentang
laboratorium virtual penulis tidak menjelaskan tentang apa saja pengetahuan dasar yang
diperlukan dalam pengembangan laboratorium virtual dan tidak ada dijelaskan keunggulan
menggunakan laboratorium virtual dalam pemeblajaran.

Kelemahan buku kedua dibandingkan buku pertama, yaitu pada buku pertama
disajikan mengenai penggunaan computer sebagai media dalam pembelajaran. Padahal
computer meruapakan media yang harus digunakan dalam melakukan praktikum di
laboratorium virtual. Dalam buku kedua ini penulis tidak menyajikan ringkasan dari materi
yang telah dijelaskan. Dan pada buku ini penulis tidak ada menjelaskan pengertian dari
laboratorium secara umum serta fungsi laboratorium secara umum.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap buku memiliki
keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini
juga memiliki kelemahan seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang
diberikan. Dengan tugas dalam membuat kritikal buku ini maka terciptalah dalam diri kita
rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut,
bagaimana kita menemukan kelemahan dan kelebihan buku. Dan tanpa kita sadari rasa mau
tau dalam diri kita membuat kita belajar keras demi mendapatkan hasil yang memuaskan.

4.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga critical book report ini dapat bermanfaat bagi
Anda, dengan membaca critical book report ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam
pembuatan sebuah kritikal. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dari pembaca. Penulis sangat menyadari critical book report ini masih banyak kesalahan
dalam pembuatan. Mohon maaf jika dalam pembuatan critical book report ini terdapat
kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan
bahasa, dll. Untuk itu penulis mohon maaf karena penulis sangat menyadari bahwa setiap
manusia tidak ada yang sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tulandi, Djeli Alvi. 2019. Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Laboratorium. Surabaya:
R.A.De.Rozarie

Wibawanto, Wandah. 2020. Laboratorium Virtual Konsep Dan Pengembangan Simulasi


Fisika. Semarang: LPPM UNNES

15

Anda mungkin juga menyukai