Anda di halaman 1dari 23

MK : FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1-PEND. TEKNIK


ELEKTRO

Skor Nilai:

FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA : Akbar Maulana

NIM : 5223131007

DOSEN PENGAMPU : Dra. Eva Betty Simanjuntak,M.Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas ‘’CRITICAL BOOK REVIEW’’. Terimakasih juga saya ucapkan
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada
Dosen Pengampu Bpk Drs. Elizon Nainggolan MP.d. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah saya yaitu ‘’FILSAFAT PENDIDIKAN’’.

Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal filsafat pendidikan. Kami menyadari bahwa tugas
critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang belum
seberapa. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas critical book
report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya, atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.

Medan, November 2022

Akbar Maulana
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4

1.2 TUJUAN CRITICAL BOOK REPORT ......................................................................... 5

1.3 MANFAAT CRITICAL BOOK REPORT .................................................................... 5

2.1 IDENTITAS BUKU ....................................................................................................... 6

A. Buku Utama ..................................................................................................................... 6

B. Buku Pembanding ............................................................................................................ 6

2.2 ISI RINGKASAN BUKU............................................................................................... 7

A. Ringkasan Buku Utama ................................................................................................... 7

B. Ringkasan Buku Pembanding ........................................................................................ 11

BAB III RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................ 20

3.1 PENILAIAN TERHADAP KEDUA BUKU ............................................................... 20

3.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU ......................................................... 20

4.1 KESIMPULAN............................................................................................................. 22

4.2 SARAN ......................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................................... 23


BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah produk dari sistem sosial mayarakat yang menjadi unsur
kebudayaan. Karena itu, format pendidikan seperti yang dewasa ini bukanlah sesuatu yang
sekali jadi. Sebagai makhluk hidup, manusia juga senantiasa memiliki kesadaran diri dan
kemampuan belajar. Bagaimanapun, rangkaian perjalanan waktu pada usia kanak-kanak dari
manusia, seseorang belajar menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup.

Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan, apa yang dipahami
sebagai fakikat, kenyataan, kebenaran, kebaikan dan keindahan. Filsafat menangani
keseluruhan pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Suatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan
dengan mengajukan pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban yang akan menciptakan
kebermaknaan hidup seseorang.Untuk melakukan filsafat, maka harus diciptakan kesadaran
yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia masa kini dalam kesadaran diri
sepenuhnya. Sebagai cara dan tujuan bagai pandangan pendidikan, maka filsafat disini
memberikan seseorang kemampuan untuk menjaga berbagai masalah yang muncul dari
keseluruhan proses pendidikan.

Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah
upaya mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bia hidup optimal baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan
sosial sebagai pedoman hidupnya. Pendidikan tidak jauh dari roda filsafat, karena hal itu
terjadi maka tidak semua persoalan pendidikan akan dapat dipecahkan dengan renungan
sederhana dan pengamatan sepintas. Dengan menguasai filsafat pendidikan tersebut
diharapkan para ahli dan praktisi pendidikan akan sukses dalam menjalankan tanggung jawab
dan profesi pendidikan.
1.2 TUJUAN CRITICAL BOOK REPORT

1. Untuk mengulas isi dan materi yang terdapat dari sebuah buku

2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.

3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap bab
dari sebuah buku

4. Membandingkan isi buku pada keadaan nyata

1.3 MANFAAT CRITICAL BOOK REPORT

1. Terpenuhnya Tugas CBR pada mata kuliah Filsafat pendidikan

2. Untuk memahami tentang filsafat pendidikan dalam pengembangan pertisipasi masyarakat


dalam pendidikan di sekolah daar

3. Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana objek material filsafat pendidikan dan
apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.

4. Menambah wawasan tentang filsafat pendidikan.


BAB II
ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

A. Buku Utama

1.Judul buku : Filsafat Pendidikan: Sistem & Metode

2.Pengarang : Prof. Imam Barnadib, M.a., Ph.D

3.Penerbi : Ombak

4.Tahun Terbit : 2017

5.Kota Terbit : Yogyakarta

6.ISBN : 602-258-034

7.Tebal Buku :122 Halaman

B. Buku Pembanding

( Buku II )

1.Judul Buku : Filsafat Pendidikan:Suatu Pengantar

2.Pengarang : Dr. Redja Mudyahardjo

3.Penerbit : PT Remaja Rosdakarya

4.Tahun Terbit : 2004

5.Kota Terbit : Bandung

6.ISBN : 978-602-8650-39-7

7.Tebal Buku : 246 Halaman


( Buku III )

1.Judul Buku : Filsafat Pendidikan

2.Pengarang : Dr. Edward Purba, MA, Prof. Dr. Yusnaldi, MS

3.Penerbit : UNIMED PRESS

4.Tahun Terbit : 2016

5.Kota Terbit : Medan

6.ISBN : 978-602-7938-38-0

7.Tebal Buku : 163 Halaman

2.2 ISI RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku Utama


BAB I

Ilmu Pendidikan atau pendagogik, adalah ilmu yang membicarakan masalah –


masalah umum pendidikan, secara meyeluruh dan abstrak. Pendagodik, selain bercorak
teoretis, juga bersifat praktis. Pedagonik, sebagai ilmu pokok dalam lapangan pendidikan dan
sesuai dengan jiwa dan isinya: agar dapat memenuhi persyaratan landasan konsep dan
fungsinya, sudah barang tentu memerlukan landasan – landasan yang berasal dari filsafat.

Sejarah Filsafat adalah kaya dengan ide – ide mengenai pendidikan. Ide - ide ini ada
yang tercetus pada masa silam dan berlaku pada masa lampau tertentu saja; tetapi ada kalanya
ide – ide yang dimaksud berlaku dalam zaman atau periode berikutnya, dan malahan untuk
masa sekarang.

Peranan filsafat yang mendasari berbagai aspek pendidikan ini, sudah barang tentu
merupakan sumbangan utama bagi pembinaan pedagogic. Teori – teori yang tersusun karena
adanya dapat disebut pendidikan yang berdasarkan filsafat.

BAB II
Filsafat, yang berarti ‘cinta dalam kebajikan’ dalam arti yang seluas – luasnya, berarti
merupakan suatu ilmu yang mengandung ideal yang tinggi bagi manusia. Batasan klasik ini
tidak berkurang nilainya pada zaman modern ini.

Manusia mulai dengan berfilsafat, bila ia berpikir dengan teliti dan teratur untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan dan memandang permasalahannya dari sudut yang
hakiki. Maka dari itu pada hakikatnya, filsafat mengemukakan pandangan-pandangan yang
bersifat akar dari ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu filsafat dan ilmuilmu lain
terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa semuanya tertarik pada pengetahuan dan
masing – masing adalah lapangan yang mengadakan pemeriksaan dan penemuan, mempunyai
objek, metode penelitian dan sistem.

Fakta pada ilmu filsafat baru mempunyai arti, bila telah merupakan hasil penafsiran
dengan mengingat lingkungan-lingkungan yang lebih luas. Dalam hubungan ini berarti
bahwa filsafat memandang objeknya serba total dan luas, sedangkan ilmu pengetahuan
melihatnya dari sudut bagian demi bagian serba detail. Sehubungan dengan ini dapatlah
diutarakan sebuah fakta dalam filsafat misalnya, jawab atas pertanyaan bagaimanakah
kedudukan penemuan ilmu atom dalam rangka pengembangan peri kemanusiaan?

Dengan menggunakan pandangan John Dewey sebagai dasar bahwa filsafat adalah
teori umum dari pendidikan dan adanya hubungan hakiki timbal balik antara filsafat dan
pendidikan, maka berdirilah filsafat pendidikan sebagai suatu sistem menjawab dan
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan yang memerlukan
jawab secara filosofis juga.

BAB III

Hubungan antara filsafat dan pendidikan dapat ditunjukan dengan adanya kenyataan
bahwa problema – problema utama dari filsafat juga merupakan problema-problema utama
dari pendidikan. Dengan demikian, terciptalah landasan utama eksistensi filsafat pendidikan.

Pandangan di atas mendorong pemikiran bahwa identifikasi filsafat berdasarkan


perkembangannya dalam sejarah dapat merupakan landasan pengembangan sistematika
filsafat pendidikan bedasarkan problema pendidikan yang timbul dalam sejarah pula. Dengan
mengingat fokus ini, salah satu masalah yang dapat dipertanyakan adalah: Pandangan
filosofis yang bagaimanakah yang dapat timbu sehubungan dengan kenyataan adanya
perubahan dan perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang di sebabkan oleh makin
meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam menanggapi pertanyaan tersebut dari sudut konsepsi, maka sistem-sitem


filsafat utama yang ada menjadi pendukung sistem-sistem filsafat pendidikan. Naturalisme,
realism dan pragmatism untuk progresivisme; idelialisme untuk perenialisme; sedangkan
realism dan idealism untuk esensialisme.
Secara konsepsi, progresivisme bersifat evolusionistis dan percaya pada anggapan
tentang adanya kemampuan manusia untuk mengadakan perubahan-perubahan. Esensialisme
bersifat konservatif. Perenialisme bersifat regresif, sedangkan rekonstruksianisme bersifat
radikal. Tulisan ini menguraikan sistem-sistem itu selain rekontruksianisme.
Rekontruksianisme sama dengan progresivisme, maka bila dibicarakan tersendiri uraiannya
akan merupakan redudansi.

Progresivisme berpendapat bahwa karena adanya peranan sebagai pembawa


kemajuan, beberapa ilmu modern adalah inti kebudayaan. Sedangkan dalam merintis dan
mengalami kemajuan manusia dibantu oleh jiwa dan akalnya.

Progresivisme cenderung untuk meniadakan pemisah tentang pengertian, nilai


interistik dan instrumental serta individual dan sosial. Lain daripada itu progresivise
menggambarkan bahwa nilai itu tidak bersifat mutlak, tiada lepas dari prinsip-prinsip
operasional. Nilai dapat berkembang karea ada kesamaan sifat antara nilai individual dan
nilai sosial.

Esensialisme menghendaki agar landasan-landasan pendidikan adalah nilai-nilai yang


esensial, yaitu yang telah diuji oleh waktu,bersifat menuntun dan telah turun-menurun dari
zaman ke zaman, dengan mengambil zaman Renaisans sebagai permulaan. Landasanlandasan
ini dihasilkan dari sifat eklektik dengan titik berat pada idelisme dan realism modern.

Idealisme modern dengan berpijak pada bermacam hal yang di lingkungan yang dekat
dengan manusia, mengembangkan pandangan yang mengenai realita yang tidak

“melambung tinggi”. Demikian pula dengan realisme modern, yang antara lain bersendikan
atas data mekanistis dan pandangan evolusionisme dari alam, memandang realitas sebagai
kenyataan yang serba objektif, artinya tanpa mencampurkan individu dengan kancah.
Pandangan mengenai pengetahuan dari idealisme tersusun berdasarkan sikap
optimisme kosmis, ialah berpijak pada pandangan mengenai makrokosmos dan
mikrokosmos. Baik idealisme maupun realisme mencari esensi nilai atas dasar sifatnya yang
turun-temurun. Idealisme berpendapat bahwa Tuhan adalah sumber terakhir dan tertinggi.
Pada realisme sikap subjek (yang menghayati nilai) dipandang ikut menentukan hakikat nilai.
Ini berarti bahwa dalam proses ini ada keikutsertaan dari lingkungan.
Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno
dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusun konsep filsafat dan pendidikan zaman
sekarang. Menurut perenialisme kenyataan dan pidato kan itu berada di balik alam pernyataan
setinggi bersifat penuh kedamaian dan supernatural ia adalah Tuhan sendiri Tuhan adalah
aktualisasi murni dan bentuk murni dan sama sekali sunyi atau sepi dari substansi. Adanya
sifat rasional pada manusia berkembanglah pemikiran dasar tentang kebebasan. Sedangkan
pendidikan berusaha membimbing dan mengembangkan agar otoritas tersebut dapat mantap
dan wajar.

Belajar, menurut perenialisme, adalah latihan mental dan disiplin jiwa. Berhubung
dengan itu pandangan tentang belajar gnhth hendak lah berdasarkan atas paham bahwa
manusia itu pada hakekatnya rasionalistis maka dari dasar itu belajar adalah tidak lain
mengembangkan berpikir logis, deduktif, dan induktif.

Pendidikan menengah berfungsi untuk lebih meningkatkan peranan pendidikan dasar


dengan meningkatkan program pendidikan umum. program ini berisikan pelajaran-pelajaran
kunci untuk memperkembangkan penalaran dan pengetahuan mengenai mengenai nilai-nilai
utama sepanjang sejarah manusia.

BAB IV

Oleh karena metode suatu disiplin mempunyai peranan sebagai pengembang disiplin
tersebut, makalah pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat mutlak. Hal ini
berlaku baik untuk filsafat maupun filsafat pendidikan. Baik filsafat maupun filsafat
pendidikan memandang objek objek persoalannya dari sudut hakikat; maka dengan
sendirinya problema yang perlu menjadi objek penelitian filsafat pendidikan adalah masalah-
masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Tinjauan untuk ini dapat bersifat historiko-
filosofis atau dengan melewati filsafat kritis.
Tinjauan historiko-filosofis bersifat statis bila dibandingkan tinjauan kritis, oleh
karena untuk yang pertama data diperoleh dari adanya menurut sejarah, sedang untuk yang
kedua pemikiran logis kritis memili mempunyai kedudukandukan utama.

Bahasa yang dijadikan "alat" adalah yang rasional; maka, dalam mengadakan
interpretasi tinjauan perlu menghubungkan tiap konsep atau peristilahan (kunci) dalam
konteks yang semestinya. Hal ini sangat diperlukan agar analisa bahasa (linguistik) dapat
menghasilkan tinjauan yang mendalam.
Analisa konsep akan berarti analisa mengenai definisi.secara historiko-filosofis maka
suatu definisi adalah gantung pada tokoh-tokoh atau lembaga yang menciptakan. Di samping
definisi descriptive semacam ini, perlu ditinjau definisi jenis lain ialah stipulatif. Dengan
menciptakan kriteria dengan definisi stipulatif pendidikan dapat dilihat dari sudut proses.
Dengan demikian selain dimungkinkan adanya tinjauan mengenai hakikinya juga mengenai
jangkauan yang jauh.

B. Ringkasan Buku Pembanding

BUKU 2

BAB I

Filsafat umum bukanlah filsafat umum atau filsafat Murni tetapi filsafat khusus atau
Filsafat Terapan.Apabila di lihat dari karakteristik objeknya,filsafat dapat di bedakan menjadi
dua macam yaitu :

1. Filsafat Umum atau Filsafat Murni


2. Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan

Berbeda dengan Filsafat Umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu,
filsafat khusus mempunyai kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting
misalnya : filsafat Hukum, filsafat Sejarah, filsafat Seni, filsafat Ilmu, filsafat pendidikan.

B. Objek dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan


Sosok pendidikan yang dapat di kenali dalam kehidupan manusia dapat dibedakan dalam dua
macam,yaitu :

1. Praktek pendidikan
2. Ilmu pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan.

Istilah filsafat sosial pendidikan antara lain kemukakan oleh T.W. Moore dalam philosophy
of Education yang di bataskan sebagai pembahasan hubungan antara penataan masyarakat
manusia dengan pendidikan. Filsafat sosial pendidikan merupakan analisis kritis dan
komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan di selenggarakan dalam
mewujudkan tatanan masyarakat manusia idaman.

BAB II

Menurut May Brodbeck dalam Logic and scientifec method in Research,yang di muat
dalam Handbook of research on Teaching.Setiap ilmu berisi sejumlah besar istilah yang
disebut konsep,yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman
(Novak: 18 dan Brodbeck: 48).

Konsep-konsep pendidikan yang menjadi unsur isi ilmu pendidikan.Asumsi yang


berupa aksioma,postulat atau pendapat yang diharapkan,proposisi tersembunyi atau pendapat
yang menjadi acuan pendapat lain.

Menurut Raymond Boudon dalam The Logic of sosiological Explanation ada 4 macam
polahubungan, yaitu : Implikasi, Inklusi, Korelasi atau Asosiasi, Kausalitas atau hubungan
sebab-akibat.

Aristoteles yang dipandang sebagai bapak ilmu mencoba mengklasifikasikan ilmu


berdasarkan pada tujuan dan objeknya.

BAB III

Yang terkandung dalam kondisi-kondisi aktual tersebut dimensi-dimensi psikologis,


sosiologis, antropologis, ekologis, teknologis, historis (waktu). Kegiatan pendidikan adalah
kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi ideal. Kegiatan pendidikan berlangsung
dalam satuan waktu tertentu yang berbentuk dalam berbagai proses pendidikan, yang
merupakan serangkaian kegiatan atau langkah-langkah yang digunakan untuk mengubah
kondisi awal peserta didik sebagai masukan.

Tonggak kedua dalam sejarah perkembangan metode riset dicetuskan oleh Francis Bacon
(1561-1626) melalui karangannya “Novum Organon” yang merupakan bagian dari
“Instauratio Magna” Francis Bacon melalui Instauratio Magna secara positif hendak
membangun kembali ilmu baru.

Menurut Francis Bacon,jiwa rasional mempunyai tiga macam daya,yaitu :

1. Ingatan
2. Imajinasi
3. Pikiran
Daya imajinasi menciptakan puisi.Sedangkan daya pikir menghasilkan filsafat.Filsafat terdiri
atas tiga bagian, yaitu :

· Filsafat tantang Tuhan atau Teologi Alam/Rasional

· Filsafat tentang Alam,dan

· Filsafat tentang manusia

BAB IV

Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan sistematis turut serta


dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya.
Selanjutnya, kejelasan ini memberi rasa aman dan rasa pasti mampu dalam mengerjakan
tugas-tugas profesional, sehingga terciptalah rasa percaya diri. Menurut penelitian,percaya
diri merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh. Konsepkonsep
yang dihasilkan ilmu Pendidikan, secara langsung atau tidak langsung dapat berguna bagi
upaya peningkatan kelancaran dan keberhasilan praktek pendidikan, baik dalam bentuk
kegiatan pendidikan maupun pengelolaan pendidikan. Pengenalan yang mantap tentang
konsep-konsep ilmiah pendidikan (prinsip-prinsip pendidikan) menumbuhkan kepercayaan
diri atau keyakinan diri pendidik.

Dalam kegiatan pendidikan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan


sosial,melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini
mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek
pendidikan perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas,
rasa senang, atau rasa sejenisnya.

Perlu pula di sadari bahwa banyak konsep-konsep ilmiah pendidikan khususnya,d an


teori-teori pendidikan pada umumnya mempunyai pengaruh kecil terhadap praktek
pendidikan.Sehubungan dengan hal ini, Jerome S. Bruner dalam The Relevance of Education
mengemukakan tiga alasan mengapa hal itu dapat terjadi. Pertama, karena teori
pendidikannya salah. Kedua, karena tidak sesuai dengan masalah inti dalam praktek
pendidikan. Ketiga, karena teori pendidikannya terlalu abstrak sehingga tidak dapat dikelola.

BAB V

Riset Kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah yang


terencana dan cermat dengan desain yang cukup longgar,pengumpulan data lunak,dan tertuju
pada penyusunan teori yang disimpulkan melalui induktif langsung.Desain dalam riset
kualitatif tidak dirumuskan secara ketat terhadap variabel penelitiannya , tetapi cukup
dirumuskan secara garis besar dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan penelitian.Oleh
karena itu, desain riset kualitatif bersifat berkembang (evolving), lentur (flexible), dan umum
(general).

Pengumpulan data yang dilakukan secara lentur, berarti sampel penelitian tidak sejak
awal ditentukan dengan tegas. Sampel penelitian ditentukan dalam proses perjalanan
pelaksanaan pengumpulan data dengan berpegangan teguh pada prinsip kecukupan yang
ditentukan oleh penelitian sendiri. Pengumpulan data tidak menggunakan instrumen baku
yang telah dipersiapkan,tetapi lebih tertuju pada data lunak,yaitu data yang kaya dengan
gambaran tentang orang,tempat-tempat kejadian,dan percakapan-percakapan. Pengelolahan
data tertuju pada penyusunan teori deskriptif tentang makna,yang disimpulkan langsung
secara induktif dari data lunak yang dapat diperoleh (grounded theory).

Dalam penelitian kualitatif belum terdapat format baku tahapan-tahapan atau


sistematika yang dapat dijadikan patokan dalam penelitian. Akan tetapi,meskipun demikian
para ahli sependapat bahwa setidaknya terdapat lima tahapan sebagai patokan dalam
penelitian,yaitu sebagai berikut :

· Mengangkat permasalahan
· Memunculkan pertanyaan penelitian

· Mengumpukan data yang relevan

· Melakukan analisis data

· Menjawab pertanyaan penelitian.

BUKU 3

BAB I

Dengan demikian pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi,yakni :

a. Pengertian secara Etimologi

b. Pengertian Terminology
Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli (Surajiyo,
2008,3-4)

a. Piato g. Hasbullah Bakry

b. Aristoteles h. N.Driyarkara

c. Al Faribi i. Notonagoro

d. Rena Descartes j. Poedjawijatna

e. Immanuel Kant k. Harol Titus (Jalauddin dan Idi, 1997)

f. Langeveld l. Ali Mudhofir (Surajiyo, 2008,4-6)


Dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang ada secara
mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran. Filsafat adalah usaha
untuk mengetahui segala sesuatu,ada (being). Jadi filsafat membahas lapisan yang terakhir dari
segala sesuatu atau membahas masalah-masalah yang paling dasar. 1) Tujuan dan Ciri-ciri
Pikiran Kefilsafatan

a. Tujuan

b. Ciri-ciri pikiran kefilsafatan

2) Alasan Berfilsafat
a. Keheranan

b. Kesangsian

c. Kesadaran akan keterbatasan 3) Peranan filsafat

a. Pendobrak

b. Pembebas

c. Pembimbing

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses,dimana pendidikan merupakan usaha


sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan
mengarahkan peserta didik dengan berbagai problem atau persoalan dan pertanyaan yang
mungkin timbul dalam pelaksanaannya.
Masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan masalah filsafat umum,seperti:

a. Hakikat kehidupan yang baik

b. Hakikat manusia

c. Hakikat masyarakat

d. Hakikat realitas akhir.

BAB II

Ontologi berasal deari bahasa yunani “onto” yang berarti sesutu yang
sungguhsungguh ada,dan ‘logos’ yang berarti teori atau ilmu. Ontologi mempelajari
keberadaan dalam bentuk yang paling abstrak (Surajiyo, 2008,158). Epistemologi
pendidikan dimaksudkan mencari sumber-sumber pengetahuan dan kebenaran dalam
praktek pelaksanaan pendidikan.

Landasan aksiologis dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan pada


nilainilai dasar yang terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar 45. Filsafat
pendidikan terwujud dengan menarik garis linier antara filsafat dan pendidikan. Selain
pendekatan linier, filsafat pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan
tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian
dari fundasi-fundasi pendidikan.Pancasila dan Undang-Undangt Dasar 1945 dan
undangundang pendidikan merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksanaan pendidikan.

Roh dan jiwa Undang-Undang dasar 1945 harus mendasari landasan praktis dan
praktik pendidikan.

Menurut Jhon Dewey,filsafat merupakan teori umum,sebagai landasan semua


pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitan filsafat dengan
filsafat pendidikan,Hasan Langgulung (dalam Jalaluddin, 1997, 22).

BAB III

A.Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat,yang berarti bahwa filsafat


pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasilhasil
kajian dari filsafat. Aliran filsafat pendidikan yang didasarkan pada empat aliran pokok
tentang realita dan fenomena yakni :

1. Filsafat Pendidikan Idealisme

Idealisme berpendirian, bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan (ide-ide)


atau spirit. Segala benda yang nampak berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktivitas
kejiwaan.

2. Filsafat Pendidikan Realisme

Realisme dalam berbagai bentuk menurut Kattsoff (1996:126) menarik garis pemisah
yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui,dan pada umunya cenderung ke arah
dualisme atau monisme materialistik.

3. Filsafat Pendidikan Materialisme


Suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran kebendaan,dimana benda
merupakan sumber segalanya,sedangkan yang dikatakan materialisme menurut
(Poerwadarminta, 1984: 638).

4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli,kenyataan yang sebenarnya adalah
berpangkalan pada filsafat empirisme Inggris,yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan
manusia adalah apa yang manusia alami.Tokoh yang terkenal dalam filsafat ini adalah
Charles Sandre Pierce (1839)-1914),William James (1842-1910).

BAB IV

Pancasila merupakan dasar dari pembentukan negara Indonesia.Pancasila sebagai


ideology bangsa Indonesia telah terbukti,sejak masa penjajahan sampai dewasa ini,

1. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia


2. Pandagan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat
3. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
4. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Nilai

Tata cara bernegara di Indonesia di atur dalam UUD 1945 yang selama ini belum
pernah mengalami amandemen, kecuali setelah bergulir reformasi tahun 1998. Kendatipun
amandemen keempat telah rampung bulan Agustus 2002, namun pembukaan UUD 1945
masih tetap, tidak di Amandemen.

BAB V

Menurut bahasa Belanda,pendidikan berasal dari kata Ofvooden yang artinya


memberi makan. Menurut pemahaman mereka sesuatu yang diberi makan akan tumbuh dan
berkembang.Dalam bahasa Inggris, pendidikan adalah Education yang artinya adalah the
process of training and developping the knoeledge,skill,mind,character,etc,by formal
(Neufeld and Guralnik.1996).

Tujuan pendidikan yang merupakan suatu pernyataan yang jelas merupakan dasar
utama bagi pemilihan metode, bahan atau materi pendidikan, dan pemilihan alat-alat untuk
menilai apakah pendidikan itu telah terlaksana dengan baik atau telah berhasil.Robert F.
Mager (dalam M. Ngalim Purwanto.2000:38).

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran aagar peserta didik secara aktif.UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan
disokong empat pilar pendidikan yakni: Learning to know,Learning to Do,Learning to Be,dan
Learning to live Together.

Pengembangan dan pembentukan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan
oleh lembaga pendidikan,keluarga sekolah,dan masyarakat.

1. Pengertian Karakter

2. Pendidikan karakter
BAB III RINGKASAN ISI BUKU

3.1 PENILAIAN TERHADAP KEDUA BUKU


Dari setiap materi yang dipaparkan didalam buku Filsafat Pendidikan yang saya
kritikalisasi ini materi yang disajikan sangat lengkap dan hamper memiliki pembahasan yang
sama dari sertiap bab maupun subbab yang dibahas. Begitu juga pemaparan dari isi materinya
tidak jauh berbeda, oleh karena itu untuk mengerti penjabaran dari setiap materi didalam buku
filsafat pendidikan ini pembaca tidak terlalu rumit didalam memahaminya karena pemaparan
materinya cukuplah lengkap baik dari buku utama maupun buku pembanding,tetapi pada
intinya tidak ada buku yang sempurna pasti terdapat kesalahan dan kekurnagan tetapi dari
keseluruhan banyak terdapat kelebihan dari kedua buku ini.adapaun untuk pembahasan
mengenai kelebihan dan kekurnagn dari buku utama dan buku pembanding saya paparkan
pada point di dibawah ini.

3.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU


A. Kelebihan buku

1) Penulis dalam menyajikan buku Redja Mudhayardjo ini selalu disertai dengan sumber, jadi
setiap teori ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber.

2) Dalam penyajian buku Redja Mudhayardjo penulis menggunakan bahasa formal dengan
pemilihan ukuran huruf .

3) Isi buku dan penjelasan dalam buku Edward Purba ini sangat menjelaskan tentang
penjelasan-penjelasan materi yang terpapar didalam buku ini. Karena setiap
pengertianpengertian yang ada didalam buku ini selalu melampirkan pendapat tentang para
ahli.

4) Lebih banyaknya mengemukakan pendapat para ahli, sehingga banyaknya pengetahuan


yang didapat.

5) Adanya bahan latihan yang dapat menambah pemahaman pembaca.

6) Menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian, teori-teori.dan pendekatan pendidikan


sebelum masuk ke filsafat pendidikan

7) Membahas lebih rinci tentang aliran-aliran filsafat pendidikan


8) Menguraikan landasan-landasan pendidikan menguraikan asas-asas pendidikan 9)
Keuggulan dari buku Edward Purbabini adalah mampu memberikan informasi tentang
nilai, sumber nilai dan bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut karena
pendidikan pada prinsipnya tidak dapat dipisahkan dari nilai.

B. Kelemahan buku

1)Dalam Buku Edward Purba ini bahasanya terlalu kaku sehingga sulit untuk dipahami,ada
beberapa kata yang dalam penyusunannya kurang enak dibaca sehingga menjadikan pembaca
harus mengulang kembali membaca agar dapat memahaminya.

2) Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan pada buku Redja
Mudhayardjo namun tidak dijelaskan.

3) Tidak adanya halaman pada daftar isi,sehingga mempersulit para pembaca untuk
menemukan materi yang dicari

4) Tidak menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian,teori-teori.dan pendekatan


pendidikan sebelum masuk ke filsafat pendidikan

Banyaknya pengulangan pengertian yeng berbeda-beda

5) Kelemahan dalam buku Pembanding ini kurangnya memberikan pemahaman bagi


pembaca khususnya para pemula sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak
tersampaikan pada pembaca
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Filsafat adalah induk dari ilmu.Dalam melahirkan ilmu,filsafat ilmu pendidikan yang
merupakan cabang filsafat tidaklah meninggalkan induk.Yang menjadi esensi paling penting
dalam ilmu pendidikan. Pendidikan yang bercorak Indonesia dapat dikembangkan dengan
berdasarkan filsafat umum dari falsafah Negara yaitu pancasila. Meliputi nilai-nilai budaya
dan sosiologi serta geografis wilayah Indonesia. Kemudian menjadi tugas para ahli fikir ilmu
pendidikan untuk mengungkapkan pemikiran sistematik dan mendasar tentang implikasi
filsafat pendidikan nasional.

4.2 SARAN
1. Sebaiknya buku Redja Mudhayardjo ini dimiliki mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang filsafat pendidikan yang lebih mendalam lagi.

2. Sebaiknya buku Edward Purba ini pembahasannya lebih luas agar dapat menjadi buku
pedoman yang baik bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi
3. Sebaiknya kedua buku ini kita miliki sebagai pedoman karena cakupan dari pendidikan
dan pengembangan masyarakat ini sangat luas dan mendalam.Semoga dengan penulisan
CBR ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari Filsafat
Pendidikan. Jadikanlah sebagai penentuan terhadap penentuan hidup dan pegangan dalam
memecahkan masalah politik, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi dalam
masyarakat yang setiap saatnya akan berubah dan berkembang dalam konteks aksel.
DAFTAR PUSAKA

Barnadib, Imam. 2017. Filsafat Pendikan. Yogyakarta: Ombak


Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Purba, Edward, Yusnaldi, MS .2016.Filsafat Pendidikan. Medan: UNIMED PRESS

Anda mungkin juga menyukai