Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOKREVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN PRODI


S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021 A

Skor Nilai:
FILSAFAT PENDIDIKAN
(MUHAMMAD ANWAR,KENCANA,2017 )

FOTO
Mah- siswa

NAMA MAHASISWA:CITRA NADA F SIMATUPANG


NIM:4213111023 DOSENPENGAMPU :
Dr,DEMMU KARO KARO,Mpd
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
setember 2021
KATA PENGANTAR
Pertama tama saya mengucapkan syukur kepada yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmad, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) dengan mata
kuliah Filsafat Pendidikan. Critical book review ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
belajar mahasiswa jurusan PENDIDIKAN MATEMATIKA untuk memahami tentang
Konsep Filsafat Pendidikan
Saya ucapkan rasa terima kasih kepada bapak Drs. Demmu karo karo, M.Pd.   selaku
dosen mata kuliah filsafat pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i
agar dapat memahami dalam pembelajaran filsafat pendidikan.
 Terlepas dari semua itu, Saya  menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
            Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
             

Medan,,September 2021

Citra nada f simatupang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................   i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................   ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.....................................................................................................   1
B.     Tujuan.................................................................................................................   1
C.     Manfaat...............................................................................................................   1

BAB  II ISI BUKU


A.    Identitas Buku....................................................................................................   2
B.     Ringkasan Isi Buku.............................................................................................   4

BAB III PEMBAHASAN 


A.    Pembahasan Buku...............................................................................................   35
B.     Keunggulan Buku...............................................................................................   35
C.     Kelemahan Buku.................................................................................................   35

BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................................   36
B.     Saran................................................................................................................. ..  36

DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................               36

BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru
mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan
pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.Filsafat sudah sebagai ilmu
pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari filsafat berakhir
dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah
merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam
memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping
menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar
kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang direview.  

B.  TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
a.       Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan
b.      Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan
c.       Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik

C.       MANFAAT

a. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik.
b.      Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan
c.       Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat

BAB II
ISI BUKU
A.   IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
a.Judul buku    :  Filsafat Pendidikan
b.Pengarang    :  Muhammad Anwar
c.Penerbit        :   Kencana
d.Tahun terbit :   2017
e.Kota terbit    :   Makassar
f.Tebal buku    :   176 halaman
g.ISBN            :    978-602-1186-52-7

BUKU PEMBANDING
a.Judul buku    : Pengantar Filsafat Pendidikan
b.Pengarang    : Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd
c.Penerbit        :  Alfabeta Bandung
d.Tahun terbit :  2017
e.Kota terbit    :  Bandung
f.Tebal buku    :  183   halaman
g.ISBN            :   979-8433-71-5

B.   RINGKASAN BUKU
BAB 1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
DAN KEHIDUPAN MANUSIA
A.PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah.
Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan atau pembahasan masalah. Filsafat dari segi bahasa pada hakikatnya dalah
menggunakan rasio(berfikir). Tetapi tidak semua berfikir disebut filsafat. Filsafat juga
merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain, sebenarnya arti filsafat
mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusahan untuk memiliki
mutiara-mutiara kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup sehingga filsafat
mengandung sesuatu yang dalam bagi manusia. Filsafat dipandang sebagai induk ilmu
pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini berasal
dari filsafat. Uraian tentnag pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah:
·         Pengetahuan tentang kebijaksanaan
·         Mencari kebenaran, dan
·         Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip.
Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahani, mendalami, dan menyelami secara
radikal, integral dan sistematik mengenai ketuhanan , alam semesta, dan manusia. Sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimna seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan yang diinginkan.
B.KEHIDUPAN DFILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEDUDUKAN
MANUSIA
1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan snetaral, dan asal pokok.
Karena, filsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha menusia dibidang kerohanian
untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak pernah merasa puas dengan
meninjau sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal-hal yang
khusus. Ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat dengan rincian sebagai berikut:
·         setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem
·         filsafat juga memberikan dasr-dasr yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, d dnegan
dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan
·         disamping itu, filsafat juga memberikan dasar-dasar khusu yang digunakan dalam setiap
ilmu pengetahuan.
·         dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan
·         filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.
2. Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan Manusia
Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia dapat diuraikan sebagai berikut:
·         memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filsafat
·         berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup
kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat disekitar manusia sendiri,
seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui bahawa alat-
alat kewajiban manusia meliputi akal, rsa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan
pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa  dan kehendak,
maka filsafat memberikan pedoman tentang  kesusilaan mengenai baik dan buruk.
·         dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan
·         filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.

.
. BAB 2 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA
PERANANNYA.
A.PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendiidkan terlebih dahulu perlu diketahui dua
istilah yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
pedagodi dan paedagoiek. Pedagodi berarti pendidikan. Sedangkan paeda artinya ilmu
pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini beral dari kata pedagogia(yunani) yang berarti
pergaiulan dengan anak-anak.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai
usaha  manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan. Baik
jamsani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaaan.
Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri, yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagi cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Berikut ini beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
·         Pendidikan mengandung tujuan yag ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan dirinya
berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, baik sbegai seorang individu
maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat.
·         Untuk mencapai tujuan tersebut , pendidikan perlu melakukan usaha ynag disengaja dan
terncana untuk memilih isi, strategi kegitan, dan teknik penilaian yang sesuai.
·         Kegiatan tersebut dapat diberikan dilingkungan keluarga, sekolah, dan msyarakat, berupa
pendidikan  jalur sekolah(formal) dan pendidikan jalur luar sekolah(non formal).

B.SELUK BELUT FILSAFAT PENDIDIKAN


Pada mulanya, filsafat pendidikan adlah cara pendektana terhadap maslah pendidikan
yang biasa dilakukan dinegara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, filsafat
pendidikan dimualai dengan pengkajaina terhadap beberapa aliran filsafat tertentu seperti
pragmatisme, idealisme,  realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri dengan implikasi ke
dala aspek-aspke pendidikan. Di Inggris, filsafat apendidikan dustkan pada prinsip-prinsip
yang mendasar sekali dalm pendidikan. Di Belanda  tidak dikenal filsafat pendidikan tetapi
yang ada hanya pedagogik, theoretische pedagogik dan opvoedkunde, pedagogik adlah suatu
ilmu yang menyellidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Demikan
pula di Jerman Barat, tidak dikenal adanya istilah filsafat pendidikan, yang ada hanya
pedagogi dan erziehungswissenscheaff

C.PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


1.Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah berkembang
dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan filosofis. Filsafat
pendidikan yang menggunakan filsafat traadisional dalam bentuknya yang murni, bahwa
dialog filsafta dengan topik-topik yang disampaikna terikat oleh metode pendekatan
tradisional sebagaimana yang telah dijelaskan. Dalam perkembangan tradisi sejarah , filsafat
memang sekadar program usualan atau bandingan usulan, dimana tradisi tersebut bermula.
2.Filsafat Pendidikan Dengan Menggunakan Pendekatan Yang Bersifat Kritis
Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama.  Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan terikat periodesasi waktu serta dapat
menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu kini maupun yang akan
datang.  Demikian pula alat yang digunakan  untuk menemukan jawaban filosofis terhadap
pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan yang bersifat kritis yaitu: (1)
analisis bahasa(Linguistik), dan (2) Analisis konsep.Analisis bahasa menurut Harry S
Schofield adlah usaha untuk mengadakan interprestasi yang menyangkut pendapat atau
pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
Sedangkan analisis konsep adalah suatu analisis mengenai istilah (kata-kata) yang
mewakili gagasan atau konsep.  Jika dalam suatu analisis berusaha untuk menemukan
jawaban sesuatu, maka apa yang dilakukannya ini adalah analisis filosofis.  Dan dalam
analisis konsep, jawabannyaberbentuk definisi-definisi, dan definisi yang tergantung pula
pada tokoh-tokohnya atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya.
D.PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adlah sebagai pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Dengan kata lain, ide filsafat
telah memberikan asa sistem nilai dan/atau normatif bagi peranan pendidikan yang telah
melahirkan ilmu pendidikan, lembaga-lembaga paendiidkan, dan segala aktivitasnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat pendiidkan sebagai jiwa, pedoman, adn sumber
pendorong adanya pendidikan. Untuk mengetahui bagaimna peranan filsafat pendidikan lebih
jauh, dapat kita ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan. Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme, sedangkan pendiidkan adlah
suatu usaha yang sengaja terncana, untuk merealisasikan ide-ide itu menjadi kenyataan dalan
tindakan dan perilaku serta pembinaan kepribadian. Adapaun perbandingan pengaruh dan
beberapa ide filsafat dalam pendiidkan dapat diketahui melalui sejarah pendidikan, antara lain
tersimpul dalam pandangan-pandanagan berikut ini.
Ø  Aliran emprialisme, empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman.menurut teori
ini, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang didapatnya, atau perkembangan
jiwa seseoranag semata-mata bergantung pada pendidikan. Menurut teori ini pendidik dapat
berbuat sekehendat hati dalam pembentukan pribadi anak didik untk menjadi apa saja yang
sesuai yang diinginkannya
Ø  Navitisme dan naturalisme, pendidikan menurut aliran navitisme ialah tidak mepunyai
kekuatan sama sekali. Apa yang patut dihargai dan pendidik atau manfaat yang diberikan
oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku
sosial. Sedangkan pandangan aliran naturalisme hampir sama dnegan nativisme, karena
pandangan ini sering mengemukakan teori yang ganjil tentang kemungkinan manusia dapat
di didik. Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena berpandangan bahwa pendidik
hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan sendirinya, dan selanjunya
diserahkan kepada alam.
Ø  Teori konvergensi, dari pandangan konvergensi dapat disimpulkan bahwa, pendiidkan itu serba
mungkin diberikan kepada anak didik, pendiidkan diartikan sebagai pertolongan yang
diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan  yang baik dan mencegah yang
buruk,dan hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan lingkungan.

BAB 3 MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN


A.OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT
Objek filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut:
§  Objek materi filsafat terdiri atas 3 persoalan pokok yaitu; masalah tuhan, masalah alam, dan
masalah manusia
§  Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya ke akarnya persoalan,
sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan
yang ada pada akal budi manusia
Pandangan atau sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek akan melahirkan
filsafat yang berbeda-beda. Misalnya, mengambil manusia sebagai obyeknya. Jika dilihat dari
segi jiwanya saja, maka akan muncul filsafat tentang jiwa manusia, yang disebut Psikologi.
Jika dilihat dari segi rasa, muncul filsafat yang disebut estetika. Jika dilihat dari segi akal
manusia, muncul filsafat yang dikenal Logika.
Pandangan mengenai hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak dapat
dijadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab kebudayaan menyangkut ketiga segi
dan alat-alat kejiwaan manusia tadi.
B.SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT
1)Pandangan yang berpendapat bahwa setiap mendengar kata “ filsafat “ maka yang ada
dalam bayangan mereka adalah sesuatu yang ruwet dan sulit. Yang dalam yang hanya dapat
dipahami oleh orang tertentu saja.
2)Pandangan yang bersifat skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat bahwa filsafat
adalah sesuatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3)Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat secara negatif,dengan
mengatakan dengan berfilsafat adalah bermain api atau berbahaya. Karena pengertian filsafat
hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan.
4)Golongan yang memandang dari sudut positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan studi,
tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk
berfilsafat.
C.MASALAH ESENSIAL FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari objeknya dari sudut
hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik. Dalam tinjauan dari segi ini filsafat
berhadapan dengan tiga problem utama, yaitu:
·          Realitas;Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran.
Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan yang
telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika.
·         Pengetahuan;Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak pengetahuan, cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis-jenis pengetahuan.
Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
·         Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang  dicari jawanya,
antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia dan yang dapat
digunakan sebagai dasar hidupnya.
Menurut John S. Brubacher, problema-problema filsafat tersebut juga merupakan
problema esensial dan pendidikan, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang
erat. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya, antara lain, dapat
menggunakannya sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-cabang di atas.
BAB 4 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
A.PENDAHULUAN
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa filsafat pendidikan mempelajari
proses kehidupan dan alternatif  proses pendidikan dalam bentuk watak, diman kedua prosaes
itu pada hakikatnya adalah satu. Proses pendidiakn berada dan berkembang bersama proses
pekembangan hidup dan kehidupan manusia. Atau masalah pendidikan juga merupakan
masalah hidup dan masalah kehidupan manusia.
B.PROSES PENDIDIKAN BERSAMA PERKEMBANGAN PROSES KEHIDUPAN
Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita pahami
bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat oendidikan
adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman yang dialami
seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian pendidikan berarti
usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan
menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa.
Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian kecil, tapi menjadi
masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses pendidikan secara
keseluruhan dalam kehiduan ini.Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina
dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi:
1. Potensi jasmani dan pancaindra,Dengan mengembangkan sikap hidup sehat, memlihara
gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih.
2. Potensi pikir (rasional).Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan objektif.
3. Potensi perasaan dikembangkan,
a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan.
b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya, sastra
dan budaya.
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras,Dengan mengembangkan sikap rajin belajar atau
bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa, hidup
hemat dan sederhana.
5. Potensi-potensi cipta,Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi
konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya.
6. Potensi karya,Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya
diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya yang nyata.
7. Potensi budi nurani,Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral yang
meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur, atau insan
kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing.
C.PROSES HIDUP MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa mereka
harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan dengan baik dan
sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, dihutan rimba dan digoa batu,
atau ditempat lainnya, sampai kehidupan umat abad 21 ini. Di dalam kehidupan manusia
yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh kesulitan yang beragam dalam
menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan hewan dan makhluk lainnya dalam
memperebutkan makanan dan tempat tinggal.

Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


o   Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.
o   Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yaitu ada zat yang masuk
dan keluar.
o   Memberikan tanggapan terhadap rangsangan ari dalam dam luar.
o   Memiliki potensi untuk berkembang.
o   Tumbuh dan berkembang.
o   Berinteraksi dengan lingkungannya.
o   Bergerak.
Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial, yaitu berpikir, dan lahirnya
filsafat pendidikan tentang manusia berasal dari pemikiran manusia tantang jati dirinya yang
unik dan misterius.
BAB 5 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A.MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
·         Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan
Kehidupan manusia mememrlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan
hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak merasakan
kebahagiaan. Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada sama
sekali. Atas dasar bentuk pengertian pendidikan seperti inilah, maka pendidikan dimulai sejak
manusia itu ada. jadi jelas, perkembangan kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat
hingga sekarang ini, menurut Edward Burner Tylor (1832-1917), seorang berkebangsaan
Inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan, yaitu from savagrry (kekejaman), through
barbarism (kebiadaban), to civilization (kepada peradaban).
Dalam tingkat berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan, mulai mengetahui
manfaat api untuk membakar, dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan manusia meningkat
dan jumah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup mereka pun semakin bertambah
jelas. Yaitu untuk mencari kepuasan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup, baik dari diri
sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, baik lahiriah maupun rohaniah.
Kini manusia sudah berada pada abad cybernitica, yakni abad ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ditandainya abad ini sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
manusia lebih merasa mudah, cepat, dan lebih merasakan kenikmatan dalam usahanya
memenuhi kebutuhan hidup yang belum pernah dicapai berabad-abad sebelumnya. Dengan
potensi akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia dapat berpikir,
bertindak, dan berkarya. Sehingga, dunia mengalami banyak perubahan dan mampu membuat
jarum jam kecil, dan mampu membuat pesawat ruang angkasa seperti Soyuz, Discovery,
Challenger, dan sebagainya.

B.TUJUAN PENDIDIKAN
·         FUNGSI TUJUAN PENDIDIKAN
Fungsi tujuan pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.Mengakhiri tujuan itu
2.Mengarahkan tujuan itu
3.Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan
baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama
4.memberi nilai(sifat) pada usaha-usaha itu
·         CARA MENENTUKAN TUJUAN PENDIDIKAN
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan cara yang paling baik
bagi seorang pendidik dalam menentukan tujan pendidikan. Menurut John S. Brubacher ada 3
cara dalam menentapkan tujuan pendidikan yaitu;
1.A Historical Analysis of social institutions approach, adalah suatu pendekatan yang
berorientasi kepada raealitas yang sudah ada dan telah tumbuh
2.A Sociological analysis of curent life approach, yaitu pendekatan yang berdasarkan pada
analisis tentang kehidupan yang aktual
3.Normative philosophy approach, yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normatif,
seperti filsafat negara dan moral.
·         KRITERIA KUALIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan dalam pendidikan menunjukkan hasil dari proses alamiah yang membawa kepada
kesadaran, menjadikannya faktor penentuan observvasi dan memilih acara untuk bertindak.
Dengan kata lain, dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang sadar akan tujuan
untuk memberikan ketentuan pasti dalam memilih materi,metode, alat evaluasi, disamping
memberi kan arah tujuan kegiatan
·         SASARAN TUJUAN DAN TUJUAN TERTINGGI DALAM PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan nasional kita dalam upaya mewujudkan masyarakat budaya yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pendidikan nasional harus berfungsi sebagai
alat pengembang pribadi, warga negara kedudukan, dan pengembangan bangsa.
BAB 6   FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BIOLOGIS
A.FUNGSI PENDIDIKAN DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia terlebih-lebih  dalam jaman
modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cybemetica,bahwa pendidikan  diakui sebagi
satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi dan produktivitas di bidang
yang lain,karena menurut Theodore Brameld bahwa: Education as power means compement
and strong enough to enable us, themajority of people,to decide what kind of a word we want
and how to acheve that kind world atau dengan kata lain pendidikan sebagai kekuatan  berati
mempunyai wewenang dan cukup kuat bagi kita,bagi rakyat banyak (khalayak) untuk
menentukan satu dunia yang macam apa yang kita  inginkan dan bagaimana  mencapai dunia
semacam itu.dan tidak ada satu fungsi  dan jabatan di dalam masyarakat tanpa  melalui proses
pendidikan baik didalam maupun di luar lembaga formal .Hubungan dan interaksi sosial yang
terjadi dalam proses pendidikan  di masyrakat mempengaruhi  perkembangan kepribadian
manusia.untuk memperoleh hakekat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman
berturut-turut sepanjang kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan  masyarakat tetap ada
dan berkembang.  Didalam masyarakat yang kompleks,fungsi pendidikan ini mengalami
proses  spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal  yang senantiasa  tetap
behubungan  dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.
Menurut Prof.Lodge tersebut bahwa perkataan pendidikan di pakai kadang-kadang
dalam pengertian  yang lebih luas dan  dalm arti sempit .Dalam pengertian yang lebih luas:
semua pengalaman  dapat dikatakan sebagai pendidikan,sebagai contoh:seorang anak dapat
mendidik orang tuanya sebagaimana halnya seorang murid dapat pula  seorang murid dapat
pula  mendidik gurunya,bahkan seekor anjing pun  dapat pula mendidik tuannya. segala
sesuatu yang kita katakan ,pikiran atau kerjaan,dapat mendidim kita,demikian pula apa yang
dikatakan  atau dilakukukan  sesuatu kepada kita,baik dari benda-benda mati maupun  benda-
benda hidup.Dalam  pengertian yang lebih luas ini,bahwa hidup adalah pendidikan ,dan
pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan,yang berjalan sama,tidak terpisah satu sama
lainnya.sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit,di uraikan selanjutnya olehLodge
bahwa pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas
penyerahan  adat istiadat(tradisi) dengan latar belakang sosialnya,dan demikianlah
seterusnya.
B.PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Sebenarnya adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan jawaban
manusia juga atas problema dari perkembangan manusia itu sendiri. pendidikan yang akan
membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan
tertentu pula .Maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula.jika
pendidikan itu di katakan sebagai suatu propesi, maka anggota pengelola pendidikan yang
menekuninya adalah karena dorongan tertentu pula demikian pula dalam propesi-propesi
lainnya.
sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga,yang berfungsi juga
membantu keluarga untuk medidik anak-anak.anak-anak mendapatkan pendidikan di
lembaga ini,apa yang tidak  di dapat di dalam keluarga atau karena kedua orang tuanya tidak
mempunyai kesempatan  untuk memberikan pendidikan  dan pengajaran kepada anak-
anaknya.Dan salah satu tugas pendidik utuk anak-anak ,oleh orang tua  diserahkan kepada
guru  sebagai pendidik propesional  untuk memberikan  ilmu pengetahuan,keterampilan, jiwa
beragama kepada  anak dan sebagainyabagi sekolah-sekolah negri yang di kelola oleh
pemerintah ,maka masyarakat memperoleh banyak kemudahan dan keuntungan .adanya
kewajiban belajar di tingkat bawah bagi tiap-tiap warga negara adalah  merupakan
perwujudan urgensi pendidikan bagi manusia buat keluarga,masyarakat dan negara .artinya
negara sebagai lembaga hidup bersama  lebih
menyadari urgensi pendidikan bagi kepentingan warga negara ,berdasarkan nilai-nilai dan
tujuan  pendidikan yang berlaku di negara itu.Demi kepentingan warga negara  untuk
membina kesejahteraan hidup brsama di dalam negara,maka pendidikan menjadi tanggung
jawab dan kewajiban negara
BAB 7 DEMOKRASI PENDIDIKAN
A.PENDAHULUAN
Setiap orang atau pendidik boleh merumuskan sendiri apa arti demokrasi pendidikan
baginya. Maksudnya agar mereka memahami makna yang sebenarnya dari demokrasi
pendidikan itu sehingga tidak tergambar makna lain dari isitilah tersebut. Dalam memberikan
penafsisran makna demokrasi pendidikan mungkin terdapat bermacam-macam konsep,
seperti beraneka ragam pandangan dalam memberikan arti demokrasi. Dalam pemerintahan
demokrasi , demokrasi harus dijadikan filsafat hidup yang harus ditanamkan kepada setiap
peserta didik
B.PENGERTIAN DEMOKRASI PENDIDIKAN
demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
1.Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama
dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang
perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau
hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
2.Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat
Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan
pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan
sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-
persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak
didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3.Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
.
C.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :
1.         Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2.         Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3.         Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu
sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka
berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan
banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
E.DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDPONESIA
Sebenarnya  bangsa indonesia telah mneganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan dan
era reformasi sekarang ini. Pelaksanaan demokrasi pendiidkan tidakhanya terbatas pada
pemberian kesempatan belajar, tetapi juga mencukupi fasilitas pendiidkan sesuai jenis dan
jenjang pendidikan yang dibutuhkna masyarakat dengan tetap berorientasi kepada
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan atau keserasian anatar pendidikan dengan
lapangan kerja yang tersedia

BAB 8 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


A.ALIRAN PROGRESIVISME
            Aliran ini meruapakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat
pada permulaan aband XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan pendidikan
B.ALIRAN ESENSIALISME
            Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme
C.ALIRAN PERENNIALISME
            Esensi kepercayaan filsafat ini ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma
yang bersifat abadi
D.ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME
            Aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin
tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia
BAB III
PEMBAHASAN

A.    PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU

Ø  Dari buku utama pengertian filsafat adalah Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang
ditempuh untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan
kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Dari buku
pembanding filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup dan dapat juga disebut
pandangan hidup. Filsafat juga dapat diartikan sebagai berfikir reflektif dan kritis. Jadi
menurut saya filsafat adalah suatu pemikiran yang dilakukan untuk memcahkan masalah
yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya sebuah pemahaman.
Ø  Selanjutnya pengertian filsafat pendidikan dari buku utama yaitu menggunakan dua pendekatan
yaitu menggunakan pendekatan tradisional dan kritis, yang pada intinya dari pendekatan itu
menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan.
Sedangkan pada buku pembanding filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau
umum, yang memiliki arti bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan karakter filsafat.
Jadi menurut saya filsafat pendidikan adalah segala hal yang mempelajari pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan
Pada buku utama dan buku pembanding hanya materi filsafat dan filsafat pendidikan
yang ada pada setiap buku jadi hanya itu yang dapat dibanding kan dan diambil
kesimpulannya.
B.     KEUNGGULAN BUKU
Pada buku utama, buku ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan ajar , Hal ini
dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang
memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap
babnya. Dari segi bahasa juga bagus karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimenegrti pembaca.
Pada buku pembanding isi materi lebih banyak dalam menjelaskan mazhab-mazhab
filsafat
C.     KELEMAHAN BUKU
Kedua buku ini mempunyai kelemahan yang sama yaitu, tidak terdapat indikator yang
membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya, kedua buku tidak  memiliki
latihan  yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan. Selain itu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab pada  buku pembanding, hal itu merupakan salah satu kelemahan
yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari
materi yang ada. Dan juga Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu
penarik perhatian pembaca.

BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah adalah suatu pemikiran yang
dilakukan untuk memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya
sebuah pemahaman. Filsafat memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat
pendidikan karena Filsafat dijadikan sebagai media untuk menyusun proses  pendidikan
,menyelaraaskan dan mengharmoniskan dan menernagkan nilai-nilai dan tujuan yang akan
dicapai.dalam pelaksanaanya filsafat pendidikan

B.SARAN
            Saran saya sebaiknya sebagai calon guru kita harus menguasi dan mendalami filsafat
pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan karena
filsafat pendidikan sangat penting dalam peran pendiidkan sebab masalah-masalah
pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum
Diperlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat oendidikan adalah masalah hidup
dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman yang dialami seseorang selama hidup
data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa
secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan
pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh
disekolah hanya merupakan bagian kecil, tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas
dalam kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan dalam kehiduan ini.Adapun
potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup,
meliputi:
1. Potensi jasmani dan pancaindra,Dengan mengembangkan sikap hidup sehat, memlihara
gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih.
2. Potensi pikir (rasional).Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan objektif.
3. Potensi perasaan dikembangkan,
a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan.
b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya, sastra
dan budaya.
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras,Dengan mengembangkan sikap rajin belajar atau
bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa, hidup
hemat dan sederhana.
5. Potensi-potensi cipta,Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi
konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya.
6. Potensi karya,Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya
diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya yang nyata.
7. Potensi budi nurani,Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral yang
meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur, atau insan
kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai