RAJAWALI PERS
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya,kami dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL
BOOK REPORT” dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Kami mengharapkan agar tugas ini tidak hanya untuk memenuhi tugas
kuliah,tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua pembaca,dan semoga juga dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Kami sadar bahwa kami masih dalam proses belajar,dan makalah ini pun tidak
luput dari kesalahan. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan pada penulisan dan
tata bahasa dalam makalah ini. Kami juga memohon kepada pembaca agar kiranya
mau memberikan kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini.
Medan,Oktober 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Rasionalisasi pentingnya CBR....................................................................................................1
B. Tujuan penulisan CBR................................................................................................................1
C. Manfaat CBR..............................................................................................................................1
D. Identitas buku yang direview....................................................................................................1
BAB II RINGKASAN BUKU..................................................................................................................3
Ringkasan buku utama..................................................................................................................3
Ringkasan buku pembanding......................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................................33
A. Kelebihan dan kekurangan buku.............................................................................................33
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................35
A. Kesimpulan..............................................................................................................................35
B. Saran.......................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Adapun manfaat dari CBR ini adalah
RINGKASAN BUKU
Ringkasan buku utama
A. BAB I: PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
a) Pengertian filsafat
Kata filsafat yang dalam bahasa inggris philosophy, dan dalam bahasa arab
falsafah yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni philosophia.
Philosophia terdiri atas dua suku kata yakni philein dan sophia,philein berarti
cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang sedalam-dalamnya.
b) Pengertian terminologi
d) Alasan berfilsafat
e) Peranan filsafat
1. Filsafat dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada
menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan
kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Nilai-nilai yang ada dalam pancasila akan terwujud dalam laku dan
perilaku setiap warga masyarakat-bangsa dan negara indonesia sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Nilai-nilai itulah sebagai ciri
kepribadian masyarakat bangsa dan negara indonesia.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; sila ini menempatkan manusia sebagai
bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab; sila ini menekankan bahwa
pembangunan dan pelaksanaan pendidikan harus menjaga keseimbangan
antar daerah,keberadaan masyarakat dan warga negara sehingga dapat
tercapai berdiri sama tinggi duduk sama rendah dan bahu membahu
membangun bangsa.
Sila persatuan indonesia;sila ini memberikan kesadaran bahwa rasa
nasionalisme merupakan modal dasar bagi persatuan dan kesatuan
bangsa. Nilai kesatuan dan persatuan mengikat bangsa indonesia dalam
membangun,seperti semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan;sila ini mendasari bahwa setiap warga
negara memiliki kebebasan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan
potensinya,masing-masing warga negara menghormati kebebasan
berkarya demi kemajuan dan perkembangan bangsa ynag berdasarkan
pancasila.
Sila keadilan sosial;sila ini mengandung nilai bahwa manusia indonesia
harus menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pancasila dalah sumber nilai bagi
pembangunan bangsa indonesia.
2. Tujuan pendidikan
3. Pilar pendidikan
UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan disokong empat pilar yang
disebut dengan empat pilar pendidikan yakni;Learning to know,learning to
do,learning to be,dan learning to live together.
4. Aliran-aliran pendidikan
a. Natifisme;aliran ini berpendapat bahwa manusia lahir dengan pembawaan
baik dan buruk.
b. Naturalisme;aliran ini berpendapat semua adalah baik pada waktu baru
datang dari tangan sang pencipta,tetapi semua menjadi buruk ditangan
manusia.
c. Empirisme;aliran ini berpendapat bahwa dalam perkembangan anak
menjadi manusia dewasa sama sekali ditentukan oleh lingkungannya.
d. Konfergensi;aliran ini berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan
kedua-duanya menentukan perkembangan manusia.
5. Lingkungan pendidikan
B. Pendidikan karakter
C. Hakekat manusia
1. Latar belakang
Berfilsafat artinya berpikir, pola pikir. Namun tidak semua berpikir berarti
berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Obyek material filsafat
yang diteliti adalah sesuatu, sedangkan subyek materialnya yaitu mencari
hakekat. Maka dari itu berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal usul
dari segala-galanya untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.
Zaman modern ini pada umumnya manusia mempelajari ilmu filsafat dengan
dua cara, yaitu dengan mempelajari sejarah perkembangan sejak dahulu kala
hingga sekarang(historis), dan dengan cara mempelajari isi atau lapangan
pembahasannya yang diatur dalam bidang-bidang tertentu(metode sistematis).
3. Manusia
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas nilai baik dan buruk
serta indah dan jelek. Nilai selalu menjadi pertimbangan dalam merumuskan
tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial kultural dan
keagamaan tidak dapat lepas dari sistem nilai.
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang
berasal dari kata benda logos yang berarti sesuatu yang diutarakan, suatu
pertimbangan akal(pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme yang berarti ilmu logika.
Sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut
sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika,
matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memikirkan dengan
bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Kemudian jawaban
mereka itulah yang nanti akan disebut sebagai sebuah jawaban filsafati.
Banyak yang bertanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah
yang berperadaban lain kala itu seperti Babilonia, Yudea(Israel) atau Mesir.
Jawabannya, karena di Yunani tidak seperti daerah lainnya, tidak ada kasta
pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Filsafat Yunanai kembali muncul pada masa kejayaan islam dinasti Abbasyah
sekitar awal abad 9 M. Tetapi dunia filsafat islam mulai mengalami kemunduran
ketika antara para kaum filso yang diwakili oleh Ibnu Rusyd dengan para kaum
ulama ooleh Al-Ghazali yang menganggap filsafat dapat menjerumuskan manusia
ke dalam atheis bergolak. Hal ini setelah Ibnu Rusyd sendiri menyatakan bahwa
jalan filsafat merupakan jalan terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding
jalan yang ditempuh oleh ahli atau nistikus agama.
a. Filsafat Yunani
Filsafat Yunani sebagai filsafat tertua, mulai ada sejak munculnya Thales
sebagai bapak filsafat yang mengatakan bahwa intisari alam adalah air. Filsuf
lain yang sejaman dengan Thales, Anaxinemes berpendapat bahwa dasar
utama segala sesuatu adalah bilangan.
b. Filsafat Hindu sejak abad ke 10 M
b. Filsafat Islam
Secara etimologis “Epistemologi” berasal dari dua suku kata (Yunani), yakni
‘epistem’ yang berarti pengetahuan atau ilmu (pengetahuan) dan ‘logos’ yang
berarti ‘disiplin’ atau teori. Dalam Kamus Webster disebutkan bahwa
epistemologi merupakan “Teori ilmu pengetahuan (science) yang melakukan
investigasi mengenai asal-usul, dasar, metode, dan batas-batas ilmu
pengetahuan.”
Definisi epistemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan
membahas tentang batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan,
validitas, dan kebenaran ilmu, makrifat, dan pengetahuan manusia.
Free Public Sphere adalah masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan public. Mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam
menyampaikan pendapat,berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasi kepada publik.
2. Demokratisasi
3. Toleransi
4. Pluralisme
6. Partisipasi Sosial
7. Supremasi Hukum
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David
Hume, George Berkeley, dan John Locke.
C. Idealisme (Plato, Elea dan Hegel, Immanuel Kant, David Hume, dan al-
Ghazali)
Memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak
lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa
yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari
generasi ke generasi.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan
dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang
menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya
realitas di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad
kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal
atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela
yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme
didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis
mengenai alam semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh
idealisme subyektif yang berpendapat bahwa alam semesta itu pada hakikatnya
adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual.
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme
muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan
progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak
pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, terbuka untuk perubahan, toleran dan
tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar, menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisik, tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data
empiris.
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik
modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar
guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-
besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian,
kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima
secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang
mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus
mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin
dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
P. Individualisme
Q. Konstruktivisme (Gestalt)
R. Humanisme
S. Neoliberalisme
Nihilisme dimengerti sebagai gerakan historik di Eropa Barat pada abad XIX.
Obyek pembahasan nihilisme adalah dunia supraindrawi dan hubungannya
dengan hakikat manusia. Kalau Allah sebagai dasar dunia suprainderawi yang
menciptakan segala sesuatu itu telah mati, manusia menjadi nihilistik. Sebab,
kematian Allah berarti juga manusia kehilangan orientasi nilai di dunia ini.
Nihilisme demikian adalah sikap tidak percaya pada realitas empirik karena
segala sesuatu tidak mempunyai arti lagi. Manusia terancam oleh bahaya
nihilisme karena semua nilai kristiani akan lenyap.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah adalah suatu
pemikiran yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang berusaha untuk
mencari sedalam dalamnya sebuah pemahaman. Filsafat memiliki hubungan
yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat pendidikan karena Filsafat dijadikan
sebagai media untuk menyusun proses pendidikan ,menyelaraskan dan
mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang akan dicapai.
B. Saran
Saran saya sebaiknya sebagai calon guru kita harus menguasi dan
mendalami filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam
berbagai hal kehidupan karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran
pendidikan sebab masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan
masalah-masalah filsafat umum, seperti hakikat kehidupan yang baik,
pendidikan akan berusaha untuk mencapainya.
DAFTAR PUSTAKA