Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE ANATOMI TUMBUHAN

PEMANFAATAN TEKNIK CLEARING LEAF DALAM MEMISAHKAN LAPISAN


EPIDERMIS DAN VENASI DAUN AGAR DAPAT DIAMATI DENGAN JELAS

KELOMPOK 2
Yuliani sueng (4222441001)
Nayla Nazmyra Siregar (4222441005)
Dinda Sangkuti (4221141003)
Naomi Stefani Pohan (4213141015)
Nurtri Pasaribu (4223341045)
Risalina Septiani br. Tarigan (4221141001)

Kelas : PSPB 2022 A


Dosen pengampu : Dra. Cicik Suriani, M. Si

JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini. Tugas Rekayasa Ide ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Anatomi tumbuhan. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini,
terutama kepada dosen kami Ibu "Dra. Cicik Suriani, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Anatomi Tumbuhan, yang telah membimbing kami dalam pelaksanaan tugas ini.
Terlepas dari itu semua penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik
dari susunan kalimat,kajian teoritas dan tata bahasa. Maka itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan tugas ini kedepannya agar lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada seluruh pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 05 Oktober 2023

Penulis, Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
B. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................................4
C. MANFAAT PENELITIAN................................................................................................................5
D. TEMUAN YANG DITARGETKAN.................................................................................................5
E. KONTRIBUSI PENELITIAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN...........................................5
F. LUARAN PENELITIAN...................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya, semua teknik clearing memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan sampel
biologi menjadi semakin transparan. Biasanya, sampel tidaklah transparan sehingga menyulitkan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Salah satu solusi dari permasalah ini adalah
dengan memotong beberapa bagian jaringan biologi hingga tipis (sekitar 10 μm). Namun untuk
sampel yang relative menggunakan mikroskop masih merupakan kendala karena untuk sel yang
tebal tidak bisa dijangkau. Pemahaman mengenai bagaimana Teknik clearing dapat bekerja, perlu
dipahami mengapa kebanyakan jaringan tidak transparan. Beberapa sampel biologis terdiri dari
mayoritas air yang didalamnya juga terdapat bentukan lemak dan protein; semua komponen
tersebut akan berinteraksi dengan cahaya yang mengenai jaringan. Pada makalah ini akan
dijelaskan bagaimana pemanfaatan Teknik clearing leaf dalam memisahkan lapisan epidermis
dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas.
Epidermis adalah lapisan paling luar pada alat-alat tumbuhan seperti akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji. Bentuk, ukuran dan susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai
jenis tumbuhan dan organnya, tetapi semuanya menunjukkan tanda sama yaitu rapat satu sama
lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Ada beberapa bentuk khusus (derivate)
epidermis. Diantaranya adalah stoma yang berarti lubang. Diantara sel- sel epidermis terdapat
celah (porus) kecil yang diapit oleh dua sel berbentuk khusus yang berbeda dengan sel epidermis
lainnya. Kedua sel berbentuk khusus itu disebut sel penutup (guard cellls). Kedua sel penutup
bersama- sama celah /lubangnya disebut stoma. Sel epidermis yang berdekatan dengan sel
penutup ini (jumlahnya bisa dua sel atau lebih) disebut sel tetangga. epidermis hamper Rambut-
rambut yang tumbuh dari semua organ tumbuhan. Bentuk dan fungsinya bermacam-macam.
Berdasarkan susunan selnya dibedakan atas trikoma uniseluler, yang terdiri satu sel, bisa
bercabang dan tidak bercabang dan trikoma multiseluler, yang terdiri dari banyak sel, bisa satu
deretan atau beberapa lapisan sel.

B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan makalah rekayasa ide mengenai pemanfaatan Teknik clearing leaf dalam
memisahkan lapisan epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian dan hal lain mengenai teknik clearing leaf
2. Mengetahui manfaat teknik clearing leaf
3. Mengetahui bagaimana pemanfaatan Teknik clearing leaf dalam memisahkan lapisan
epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas

4
C. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penulisan rekaya ide berdasarkan studi literatur adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pemaparan yang jelas mengenai pengertian, manfaat dari teknik clearing
leaf
2. Memberikan kontribusi dalam pengembangan teknik clearing leaf dalam pemisahan
lapisan epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas.

D. TEMUAN YANG DITARGETKAN


Teknik clearing leaf merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan lapisan
epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas. Temuan yang ditargetkan dari tehnik
ini adalah agar lebih efisien dan efektif dalam mengamat lapisan epidermis dan venasi daun
sebagai gambaran jelas mengenai morfologi dan struktur anatomi daun, termasuk kepadatan sel
sekretorik, serta bentuk sel parenkim, serabut, dan pembuluh floem.
Teknik clearing leaf memiliki keuntungan dalam memisahkan lapisan epidermis dan venasi
daun, yang kemudian dapat diamati dengan jelas. Epidermis adalah lapisan paling luar pada alat-
alat tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bentuk, ukuran dan susunan sel
epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan dan organnya, tetapi semuanya
menunjukkan tanda sama yaitu rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang
antar sel. Ada beberapa bentuk khusus (derivate) epidermis. Diantaranya adalah stoma yang
berarti lubang. Diantara sel- sel epidermis terdapat celah (porus) kecil yang diapit oleh dua sel
berbentuk khusus yang berbeda dengan sel epidermis lainnya. Kedua sel berbentuk khusus itu
disebut sel penutup (guard cells). Kedua sel penutup bersama sama celah /lubangnya disebut
stoma. Teknik ini melibatkan penggunaan larutan pembersih yang melarutkan klorofil dan
pigmen lain di dalam daun, sehingga membuatnya transparan. Larutan tersebut dioleskan pada
daun, yang kemudian dipanaskan untuk mempercepat proses pembersihan. Daun yang telah
dibersihkan selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop untuk mempelajari morfologi dan
struktur anatomi daun, termasuk kepadatan sel sekretorik, serta bentuk sel parenkim, serabut, dan
pembuluh floem.
Teknik clearing leaf tersebut juga berguna untuk mempelajari anatomi berbagai bagian
tumbuhan, antara lain rimpang Curcuma aeruginosa, Zingiberaceae, dan lain-lain serta juga dapat
digunakan untuk preparasi struktur anatomi dan kepadatan trikoma dengan metode parafin.

E. KONTRIBUSI PENELITIAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

F. LUARAN PENELITIAN

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Epidermis adalah lapisan paling luar pada alat-alat tumbuhan seperti akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji. Bentuk, ukuran dan susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai
jenis tumbuhan dan organnya, tetapi semuanya menunjukkan tanda sama yaitu rapat satu sama
lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Ada beberapa bentuk khusus (derivate)
epidermis. Diantaranya adalah stoma yang berarti lubang. Diantara selsel epidermis terdapat
celah (porus) kecil yang diapit oleh dua sel berbentuk khusus yang berbeda dengan sel epidermis
lainnya.

6
Semua teknik clearing memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan sampel biologi
menjadi semakin transparan. Biasanya, sampel tidaklah transparan sehingga menyulitkan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Salah satu solusi dari permasalah ini adalah
dengan memotong beberapa bagian jaringan biologi hingga tipis (sekitar 10 µm). Namun untuk
sampel yang relative besar, pengamatan dengan menggunakan mikroskop masih merupakan
kendala karena untuk sel yang tebal tidak bisa dijangkau.

Metode leaf clearing merupakan metode yang digunakan untuk mengamati epidermis
daun dengan menghilangkan klorofil yang ada pada daun. Metode leaf clearing dapat digunakan
untuk mengamati dan mengukur meliputi bentuk sel epidermis, tepi sel epidermis, indeks
stomata, jumlah stomata dan trikomata per satuan luas bidang pandang, tipe stomata, dan tipe
serta kisaran panjang trikoma (Maryani et al., 2009).

Clearing leaf adalah suatu teknik, yang awalnya digunakan untuk memisahkan kayu,
yang menghasilkan sediaan epidermal dan venasi daun yang sangat baik yang secara jelas
menunjukkan rincian sel epidermis, hidatoda, trikoma, tepi daun, dan venasi daun, dalam waktu
maksimal tiga hari. Teknik clearing yang tepat, akan membuat jaringan akan terlihat menjadi
transparan yang akan berpengaruh pada pengamatan di bawah mikroskop. Teknik ini digunakan
untuk memisahkan lapisan epidermis dan venasi daun, sehingga dapat diamati dengan jelas.
Proses pembersihan dirancang untuk mendegradasi jaringan interveinal daun tanpa merusak
arsitektur venasi. Teknik ini juga digunakan untuk memeriksa daun angiospermae yang terinfeksi
jamur.

Pemahaman mengenai bagaimana tissue clearing dapat bekerja, perlu dipahami kenapa
kebanyakan jaringan tidak transparan. Beberapa sampel biologis terdiri dari mayoritas air yang
didalamnya juga terdapat bentukan lemak dan protein; semua komponen tersebut akan
berinteraksi dengan cahaya yang mengenai jaringan. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap
komponen tersebut adalah indeks refraksi (RI). Ketika material yang terdiri dari beberapa
komponen ukuran kecil dengan indeks refraksi yang berbeda, cahaya akan berinteraksi dengan
komponen yang terlihat transparan. Semua metode tissue clearing memiliki strategi yang sama
yaitu dengan cara menghomogenkan indeks refraksi sampel dengan cara mengganti dan
memodifikasi komponen

7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Adapun metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dasar (Basic
research), yaitu metode penelitian yang diperuntukkan bagi pengembangan suatu ilmu
pengetahuan dan diarahkan pada pengembangan teori untuk menemukan sebuah teori baru. Kami
juga menggunakan metode deskriptif, yang dimana dalam penjelasan mengenai Teknik clearing
akan kami bahas berdasarkan berbagai literatur yang kami dapat dan akan kami jelaskan dalam
bentuk deskriptif. Nantinya kami akan berusaha memberikan secara sistematis dan cermat
mengenai fakta-fakta aktual serta sifat Teknik clearing dalam memisahkan lapisan epidermis dan
venasi daun agar dapat diamati dengan jelas. Untuk menemukan ide penelitian kami, sebelumnya
kami telah melakukan review terhadap jurnal. Metode penelitian berdasarkan literatur sering
disebut sebagai literature review atau review of literature. Dalam metode ini, kami melakukan
analisis terhadap literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian kami. Tujuannya adalah
untuk menyajikan gambaran menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dalam bidang yang sama. Literature review membantu kami untuk memahami
perkembangan pengetahuan yang telah ada, mengidentifikasi celah penelitian yang belum
terpenuhi, dan menyusun dasar teoritis untuk penelitian kami. Metode ini melibatkan
penelusuran, pemilihan, kritik, dan sintesis literatur-literatur ilmiah yang relevan dengan topik
penelitian. Hasil dari literature review ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan
pertanyaan penelitian, menyusun kerangka teoritis, dan mengembangkan metodologi penelitian
yang lebih mendalam.

8
B. Tahapan Penelitian
1. Daun utuh atau ruas daun dicerna sebagian dengan larutan Franklinpada suhu kamar
hingga 24 jam, tergantung ketebalan daun. Untuk daun yang lebih kasar, pencernaan dapat
dibantu dengan panas (60°C) atau dengan memperpanjang waktu pencernaan dalam larutan
Franklin. Ini mencerna jaringan parenkim, meninggalkan epidermis dan urat dauN tetap utuh.
Jika diperlukan, setelah daun dibersihkan dengan air, sampel daun dapat dimasukkan ke dalam
larutan natrium lemah hipoklorit (25-50% dalam air) untu membuat epidermis transparan.
2. Kesalahan dalam pemisahan lapisan pada teknik clearing leaf dapat mempengaruhi
validitas hasil pengamatan. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi antara lain:

1. Ketidakakuratan pemisahan lapisan: Jika lapisan-lapisan daun tidak terpisah dengan baik, hasil
pengamatan mikromorfologi daun dapat menjadi tidak akurat. Misalnya, jika ada lapisan yang
masih menempel atau tercampur dengan lapisan lain, informasi yang diperoleh dari pengamatan
akan terdistorsi.

2. Kerusakan pada lapisan daun: Jika pemisahan lapisan daun dilakukan dengan kasar atau tidak
hati-hati, dapat menyebabkan kerusakan pada struktur daun. Hal ini dapat mengubah tampilan
mikromorfologi daun dan menghasilkan data yang tidak valid.

3. Kehilangan lapisan daun: Jika lapisan daun yang penting atau relevan hilang selama proses
pemisahan, hasil pengamatan akan menjadi tidak lengkap dan tidak mencerminkan kondisi asli
dari daun tersebut.

4. Variabilitas dalam pemisahan: Jika pemisahan lapisan daun dilakukan oleh beberapa orang
atau dengan metode yang berbeda-beda, dapat menyebabkan variasi dalam hasil pemisahan. Hal
ini dapat menghasilkan ketidakpastian dalam pengamatan dan mengurangi validitas hasil.
3.Preparat yang jelas dan mudah di amati akan memudahkan analisis data pengamatan contoh
dari hasil pengamatan yang di dapat dari jurnal bahwa rata-rata hasil scoring teknik clearing I
(campuran kloralhidrat dan air perbandingan 5 : 2) memiliki hasil tertinggi sebesar 3 ; 3,6 dan
3,4. Teknik clearing II (larutan kloralhidrat terdiri dari 160 gr kloralhidrat dengan gliserol)
memiliki rata-rata penilaian 2 ; 2,6 dan 1,4. Rata- rata teknik clearing III (kloralhidrat 45 gr
dalam 4,2% HCl dengan 10 ml gliserol) 1,2 ; 1,2 dan 1. Penggunaan teknik clearing I memiliki
hasil yang paling baik daripada teknik II dan III.

9
4. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui adanya perbedaan rata--rata
teknik clearing pada daun.Teknik clearing I (larutan kloralhidrat jenuh) menunjukkan
karakteristik mikromarfologi terlihat jelas untuk semua parameter.
Perlakuan teknik clearing II ((larutan kloralhidrat terdiri dari 160 gr kloralhidrat dengan gliserol),
stomata tidak terlalu jelas Pada perlakuan teknik III (Khloral hidrat dan HCl), karakteristik
mikromarfologi tidak terlihat sama sekali pada ketiga jenis tumbuhan. Keberadaan asam kuat
(HCl) akan menyebabkan terhidrolisis protoplasma sehingga sel akan lisis .
5.Semua teknik clearing memiliki tujuan yang sama yaitu : menjadikansampel biologi menjadi
semakin transparan. Biasanya, sampel tidaklah transparan sehingga menyulitkan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Salah satu solusi dari permasalah ini adalah
dengan memotong beberapa bagian jaringan biologi hingga tipis (sekitar 10 μm).
Namun untuk sampel yang relative besar, pengamatan dengan menggunakan mikroskop masih
merupakan kendala karena untuk sel yang tebal tidak bisa dijangkau [6]. Pemahaman mengenai
bagaimana tissue clearing dapat bekerja,perlu dipahami kenapa kebanyakan jaringan tidak
transparan. Beberapa sampel biologis terdiri dari mayoritas air yang didalamnya juga terdapat
bentukan lemak dan protein; semua komponen tersebut akan berinteraksi dengan cahaya yang
mengenai jaringan. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap komponen tersebut adalah indeks
refraksi (RI). Ketika material yang terdiri dari beberapa komponen ukuran kecil dengan indeks
refraksi yang berbeda, cahaya akan berinteraksi dengan komponen yang terlihat transparan.
Semua metode tissue clearing memiliki strategi yang sama yaitu dengan cara menghomogenkan
indeks refraksi sampel dengan cara mengganti dan memodifikasi komponen.

C. Prosedur Penelitian
1. Dibuat potongan segi empat dari sampel daun dengan sisi sekitar 10 mm dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berisi masing-masing formulalarutan clearing (3 macam).
2. Teknik clearing I : Tabung reaksi yang berisi potongan daun diisi dengan
larutan kloralhidrat (campuran kloralhidrat dan air perbandingan 5 :2) dan dipanaskan selama 15
menit;
3. Teknik clearing II : Tabung reaksi yang berisi potongan daun diisi dengan larutan kloralhidrat
terdiri dari 160 gr kloralhidrat dengan gliserol;
4. Teknik clearing III : Tabung reaksi yang berisi potongan daun diisi dengan campuran
kloralhidrat 45 gr dalam 4,2% HCl dengan 10 ml gliserol.

10
5. Masing-masing teknik tersebut diatas setelah perlakuan, potongan daun diletakkan di atas
obyek glass dan di tetesi dengan entellan kemudian ditutup cover glass. Preparat diamati
menggunakan mikroskop Cahaya dengan perbesaran 400x.

D. Luaran dan Indikator Capaian


Pada penelitian ini target luarannya adalah:
1. Pembaca bisa mengetahui bagaimana Teknik clearing leaf dalam memisahkan lapisan
epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas
2. Menyajikan kesimpulan dari perbandingan epidermis dan venasi daun
3. Laporan akhir

Indikator capaian dalam penelitian ini adalah:


1. Transparansi Lapisan Epidermis dan Venasi
Indikator ini menunjukkan sejauh mana teknik clearing leaf berhasil dalam membuat lapisan
epidermis dan venasi daun menjadi transparan. Semakin transparan, semakin baik struktur dapat
diamati.
2. Ketepatan Pemisahan Lapisan
Evaluasi apakah teknik clearing leaf memungkinkan pemisahan yang jelas antara lapisan
epidermis (baik epidermis atas maupun bawah) dan venasi daun. Kesalahan dalam pemisahan
dapat mempengaruhi validitas hasil pengamatan.
3. Kemudahan Pengamatan
Pertimbangkan sejauh mana preparat yang dihasilkan memudahkan pengamatan di bawah
mikroskop. Preparat yang jelas dan mudah diamati akan memudahkan analisis dan interpretasi
hasil.
4. Keberhasilan dalam Identifikasi Struktur
Evaluasi sejauh mana teknik clearing leaf memungkinkan identifikasi struktur tertentu, seperti
stomata, sel-sel epidermis, dan pembuluh darah. Keberhasilan dalam identifikasi struktur-
struktur ini penting untuk analisis ilmiah yang akurat.
5. Kesesuaian dengan Tujuan Penelitian
Indikator penting lainnya adalah sejauh mana teknik clearing leaf sesuai dengan tujuan
penelitian.

11
E. Teknik Pengumpulan Data
Kami melakukan pengumpulan data berdasarkan data dari penelitian terdahulu dengan
menggunakan berbagai jurnal mengenai Teknik clearing, khususnya dalam mengamati epidermis
pada daun. Teknik pengumpulan data yang kami lakukan disebut juga Teknik dengan
menggunakan studi pustaka. Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang relevan atau sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk penelitian. Seperti dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun sumber kredibel (dapat
dipercaya) lainnya yang reliabel dan juga sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan.

F. Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dan pembahasan dari berbagai literatur, kami melakukan analisis
data kami secara deskriptif juga. Dari data yang sudah kami kumpulkan, kami menganalisis data
dengan merangkum, dan menyajikan data dengan cara yang mudah dimengerti. Kami
menyimpulkan hasil dan mengembangkan ide dari penelitian yang terdahulu.

G. Menyimpulkan
1.Teknik clearing leaf merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan lapisan
epidermis dan venasi daun agar dapat diamati dengan jelas. Temuan yang ditargetkan dari tehnik
ini adalah agar lebih efisien dan efektif dalam mengamat lapisan epidermis dan venasi daun
sebagai gambaran jelas mengenai morfologi dan struktur anatomi daun, termasuk kepadatan sel
sekretorik, serta bentuk sel parenkim, serabut, dan pembuluh floem.
Metode leaf clearing dapat digunakan untuk mengamati dan mengukur meliputi bentuk sel
epidermis, tepi sel epidermis, indeks stomata, jumlah stomata dan trikomata per satuan luas
bidang pandang, tipe stomata, dan tipe serta kisaran panjang trikoma
2.Memungkinkan pengamatan yang lebih akurat: Teknik clearing leaf memungkinkan pemisahan
lapisan-lapisan daun sehingga memungkinkan pengamatan yang lebih akurat terhadap struktur
dan morfologi daun. Hal ini dapat membantu dalam penelitian botani, fisiologi tumbuhan, dan
taksonomi.Meningkatkan transparansi: Dengan menggunakan teknik clearing leaf, lapisan
epidermis dan venasi daun dapat menjadi lebih transparan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk
melihat dengan jelas struktur dan pola venasi daun, yang penting untuk memahami struktur
tertentu, seperti stomata, sel-sel epidermis dan pembuluh darah
Meningkatkan pemahaman tentang struktur daun: Dengan memungkinkan pengamatan yang
lebih detail, teknik clearing leaf dapat membantu meningkatkan pemahaman kita tentang struktur
daun, termasuk epidermis, stomata, trichome, dan venasi.
3.Teknik clearing leaf dapat memperoleh transparansi yang cukup pada lapisan epidermis dan
venasi daun. Hal ini memungkinkan pengamatan yang lebih akurat terhadap struktur dan

12
morfologi daun.Dengan menggunakan teknik clearing leaf, lapisan epidermis dan venasi daun
dapat terpisah dengan baik, menghasilkan lapisan yang lebih jelas dan terlihat lebih
detail.Pemanfaatan teknik clearing leaf memungkinkan peneliti untuk mengamati dengan lebih
baik struktur dan pola venasi daun, yang dapat memberikan informasi penting tentang
transportasi air, nutrisi, dan fotosintesis pada tanaman.
Dengan lapisan epidermis dan venasi daun yang terpisah dengan baik, teknik clearing leaf
memudahkan pengamatan mikroskopis dan analisis lebih lanjut terkait parameter seperti
ketebalan, distribusi, dan hubungan antara lapisan-lapisan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

García‐Gutiérrez, E., Ortega‐Escalona, F., & Angeles, G. (2020). Sebuah teknik baru dan cepat
untuk membersihkan jaringan daun. Aplikasi dalam ilmu tanaman , 8 (9), e11391.

Trimanto, T., Dwiyanti, D., & Indriyani, S. (2018). Morfologi, anatomi dan uji histokimia
rimpang Curcuma aeruginosa Roxb; Curcuma longa L. dan Curcuma heyneana Valeton
dan Zijp. Berita Biologi, 17(2), 123-133.
Trisiswanti, T. Efektivitas Teknik Clearing Daun Untuk Pengamatan Mikromarfologi. Indonesian
Journal of Laboratory, 2(3), 47-53.
García‐Gutiérrez, E., Ortega‐Escalona, F., & Angeles, G. (2020). A novel, rapid technique for
clearing leaf tissues. Applications in plant sciences, 8(9), e11391.
Trisiswanti, T. Efektivitas Teknik Clearing Daun Untuk Pengamatan Mikromarfologi.
Indonesian Journal of Laboratory, 2(3), 47-53

14

Anda mungkin juga menyukai