Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM II BOTANI

“MENGAMATI STOMATA, TRIKOMATA,


ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN
PADA TANAMAN MONOKOTIL DAN
DIKOTIL”

Disusun Oleh :
Lucky Ridwan
D1A021184

Dosen Pengampu :
Dr.Dra.Arzita,M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii
BAB I STOMATA................................................................................................................................. 4
1.1 Tujuan Praktikum ...................................................................................................................... 4
1.2 Landasan Teori ........................................................................................................................... 4
1.3 Alat dan Bahan ............................................................................................................................ 4
1.4 Cara Kerja ................................................................................................................................... 4
1.5 Hasil Pengamatan ....................................................................................................................... 5
1.6 Pembahasan ................................................................................................................................. 6
1.7 Kesimpulan ................................................................................... ..........................................8
BAB II TRIKOMATA (RAMBUT-RAMBUT) ................................................................................. 9
2.1 Tujuan Praktikum ....................................................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori ........................................................................................................................... 9
2.3 Alat dan Bahan ............................................................................................................................ 9
2.4 Cara Kerja ................................................................................................................................... 9
2.5 Hasil Pengamatan ..................................................................................................................... 10
2.6 Pembahasan ............................................................................................................................... 10
2.7 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
BAB III ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN ...................................................................... 14
3.1 Tujuan Praktikum .................................................................................................................... 14
3.2 Landasan Teori ......................................................................................................................... 14
3.3 Alat dan Bahan .......................................................................................................................... 15
3.4 Cara Kerja ................................................................................................................................. 15
3.5 Hasil Pengamatan ..................................................................................................................... 16
3.6 Pembahasan ............................................................................................................................... 17
2.7 Kesimpulan ................................................................................... ........................................23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 24

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunianyalah saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum tentang Mengamati Stomata,
Trikomata, Anatomi Akar, Batang dan Daun Pada Tanaman Monokotil dan Dikotil ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu
Dr.Dra.Arzita,M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Botani yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah botani
sebagai sebagai syarat penilaian proses belajar mengajar semester dua yang telah dilaksanakan.
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai stomata, trikomata, anatomi akar, batang dan daun, dan juga bagaimana
proses kegiatan praktikum. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan juga usulan demi perbaikan karya yang akan saya buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tulisan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Mendalo Darat, 5 April 2022

Penyusun :

(LUCKY RIDWAN)

iii
BAB I
STOMATA

1.1 Tujuan Praktikum

a. Untuk melihat dan mempelajari tipe stomata


b. Untuk melihat dan mempelajari sel-sel disekitar stomata
c. Untuk memacu ketelitian dalam mengamati objek meski tanpa bantuan mikroskop
d. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai stomata

1.2 Landasan Teori


Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang sel penjaga
yang bisa menimbulkan celah sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan antara bagian
dalam dari stomata dengan lingkungan. Sebuah stomata terdiri dari sel-sel penutup dan
celahnya. Sel epidermis yang berdekatan dengan sel penutup disebut sel tetangga.
Berdasarkan hubungan ontogeny antara sel penutup dan sel tetangga, stomata dapat
dibedakan menjadi :
 Stomata mesogen (sel tetangga dan sel penutup berasal dari sel yang sama)
 Stomata perigen (sel tetangga berkembang dari sel ptotoderm yang berdekatan dengan
sel induk stomata
 Stomata mesoperigen (satu atau beberapa sel tetangga mempunyai asal usul yang
sama dengan sel penutup, sedangkan sel yang lain tidak)
Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut
adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk. Stomata
berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan
penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernapasan (respirasi).

1.3 Alat dan Bahan


a. Gambar daun padi (sel penutup berbentuk halter)
b. Gambar daun alpukat (jumlah sel tetangga : 5)
c. Gambar daun Rhoeo discolor (sel tetangga : 2; letak sama tinggi dengan epidermis
atau disebut faneropor
d. Gambar daun cabai (stomata menonjol)

1.4 Cara Kerja


a. Carilah gambar daun padi, daun alpukat, daun Rhoeo discolor dan daun cabai
b. Carilah gambar irisan epidermis daun padi, daun alpukat, daun Rhoeo discolor dan
daun cabai
c. Amatilah gambar tersebut satu persatu
d. Tuangkan hasil pengamatan kedalam laporan praktikum

4
1.5 Hasil Pengamatan

Gambar dari lensa kamera Gambar dibawah mikroskop Keterangan

Gambar daun padi

Gambar daun
alpukat

Gambar daun
Rhoeo discolor

Gambar daun cabai

5
1.6 Pembahasan

Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang
berbentuk sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut sebagai sel
tetangga.

A. Daun padi (Oryza sativa L.)

HASIL YANG DITEMUKAN :

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel dapat di lihat bahwa Oryza sativa
diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, terlihat bagian stomata yakni celah,
sel penjaga dan sel tetangga. yang memiliki sel penutup yang berbentuk halter, yaitu
pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga
membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel penutup membuka
ke arah sejajar dengan permukaan epidermis. Tipe daun padi (Oryza sativaini) terdapat
pada famili gramineae.

 Tipe stomata daun padi (Oryza sativa L.) adalah tipe Graminae ,yaitu sel penutup
dikelilingi olwh dua sel tetangga yang sejajar satu sama lain.

 Menurut Fahn (1991),Hidayat (1995),dan Kartasapoetra (1987) Stomata pada


suku Gramineae memiliki sel penutup seperti halter dan dinding bagian tengah
tebal

B. Daun alpukat (Persea americana)

HASIL YANG DITEMUKAN :

Hasil pengamatan pada tabel diatas dihasilkan bahwa pada bagian atas
permukaannya tidak ditemukan stomata, sedangkan pada bagian bawah permukaan
daun terlihat jelas stomata bertipe parasitik yaitu stoma mempunyai dua buah sel
tetangga dengan poros panjang sejajar dengan poros panjang stoma. Banyakditemukan
pada Rubiaceae.

 Stoma pada daun alpukat (Persea americana) memiliki stomata bertipe


anomositik.
 Tipe anomositik yaitu sel penutup dikelilingi oleh beberapa sel yang bentuk dan
ukuran sama dengan sel epidermis lainnya.Masing-masing tumbuhan tersebut
berturut-turut tergolong famili Brassicaceae,Amaranthaceae,danLauraceae
 Merupakan tumbuhan dikotil tipe stomata anomositik.
 Preparat tipe anomositik terdapat pada sayatan membuyur daun alpukat (Persia
americana)
 Pada gambar stomata daun alpukat terlihat ada epidermis,sel penutup,dan celah
stoma

6
C. Daun Rhoeo discolor (sel tetangga: 2, letak sama tinggi dengan
epidermis atau disebut faneropor)

HASIL YANG DITEMUKAN :

Pada tabel dapat dilihat bahwa bentuk stomata dari Rhoeodiscolor ini tampak
seperti memiliki sel penjaga yang sejajar dengan sel penutupnya. Dimana hal ini dapat
disimpulkan bahwa tipe stomata dari tumbuhan ini adalah parasitik stomata.
Tipestomata parasitik yaitu berupa setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih
sel tetangga yangletaknya sejajar dengan stomata. Stomata tipe parasitik adalah jenis
yang paling umum terlihat. Ukuran dan jenis stomata bervariasi sesuai dengan organ
atau bagian yang ada stomanya. Stomata pada lamina dan epicarp disusun secara acak
stomata diatur paralelisasi untuk bundel vaskular.

 Daun tumbuhan Rhoeo discolor pada mikroskop cahaya terlihat jaringan


erpidermis pada tumbuhan Rhoeo discolor yang berbentuk persegi panjnag dan
susunan selnya rapat.
 Berbentuk Panjang dan susunan selnya rapat yang berfungsi sebagai pelindung
sel-sel yang ada dibawahnya.
 Stomata ini terdiri dari satu porus atau celah dan dua sel pentutup
 Stomata berperan penting dalm proses respirasi dan transpirasi pada tumbuhan.
 Tipe stomata Daun Rhoeo discolor berdasarkan pada bentuk dan letak penebalan
dinding sel penutup serta arah membukanya stomata adalah amarylidaceae :
Bentul seperti ginjal,sejajar dengan permukaan epidermis,dan dinding
perut&punggung lebih tipis dari pada dinding luar&dalam.
 Tipe stomata daun Rhoeo discolor menurut letak sel penutup : Tipe panerofe yaitu
stomata dimanas sel-selnya penutupnya terdapat pada permukaan daun dengan
bentuk menonjol.Sel penutup sejajar dengan permukaan lapisan epidermis,dan
terdapat [pada tumbuhan berdaun tipis agak tebal.

D. Daun Cabai (sotmata menonjol) Capsicum frutescens

HASIL YANG DITEMUKAN :

Pada tabel diatas terlihat bahwa stomata dengan tipe anisositik yaitu stoma
dikelilingi oleh tiga sel tetangga, sebuah sel tetangga lebih kecil dari pada sel tetangga
lainnya. Sel penutup pada cabai rawit berbentuk ginjal.Banyak ditemukan pada
Solaneceae.

 Tipe stomata daun cabai ini adalah tipe Anisosistik adalah sel penutup yang
dikelilingi oelh beberapa sel yang bentuk dan ukurannya sama dengan sel
epidermis lainnya.
 Bentuk seperti ginjal dan sel penutup dikelilingi tiga sel tetangga,salah satu lebih
besar atau lebih kecil dari dua sel tetangga lainnya.

7
 Stomata memiliki 3-4 sel tetangga dengan bentuk dan ukuran yang berbeda serta
tidak berbentuk
 Tipe stomata anisositil sering dijumpai pada fimili Cruciferaceae,Nicotiana dan
Solanaeacea
 Sampel dari famili Solanaceae pada penelitian ini diwakili oleh Cabai (Capsicum
frustescens)

1.7 Kesimpulan

Berdasarkan tipe-tipe stomata diatas, dapat diketahui bahwa ada beberapa tipe stomata
pada daun diantaranya adalah tipe anomositik/ranuculaceae, tipe anisositik/cruiferae, tipe
parasitic/rubiceae dan tipe diasitik. Kesimpulan dari praktikum ini adalah, daun padi
termasuk ke dalam tipe stomata graminae, daun alpukat termasuk ke dalam tipe stomata
anomositik/ranuculaceae, daun Rhoeo discolor termasuk ke dalam tipe stomata
parasitic/rubiceae dan daun cabai termasuk kedalam tipe stomata anisositik/cruiferae.

8
BAB II
TRIKOMATA (RAMBUT-RAMBUT)

2.1 Tujuan Praktikum


a. Untuk melihat, mempelajari dan membedakan trikoma glandular (kelenjar) dan
trikoma non glandular (rambut-rambut biasa) pada daun durian dan juga kembang
sepatu
b. Untuk memacu ketelitian dalam mengamati objek meski tanpa bantuan mikroskop
c. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai trikomata (rambut-rambut)

2.2 Landasan Teori


Trikomata berasal dari bahasa Yunani τρίχωμα yang berarti "rambut", adalah hasil
yang baik atau tambahan pada tanaman, ganggang, lumut, dan protista tertentu. Mereka
memiliki struktur dan fungsi yang beragam. Contohnya adalah rambut, rambut kelenjar,
sisik, dan papilla.
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel
epidermis, struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh
jaringan epidermis atau jaringan di bawah epidermis (emergens). Trikomata terutama
terdapat pada daun tetapi ada juga pada organ tumbuhan lain. Trikomata berbeda antar
tanaman berdasarkan bentuk, struktur dan fungsinya. Trikomata dapat berupa sebuah sel
yang sederhana atau beberapa deretan sel yang terdiri atas bagian tangkai dan bagian
kelapa.

2.3 Alat dan Bahan


a. Gambar daun durian dan bunga kembang sepatu
b. Gambar irisan epidermis daun durian dan bunga kembang sepatu
c. Gambar trikomata daun durian dan bunga kembang sepatu

2.4 Cara Kerja


a. Carilah gambar daun durian dan bunga kembang sepatu
b. Carilah gambar irisan epidermis daun durian dan bunga kembang sepatu
c. Carilah gambar trikomata daun durian dan bunga kembang sepatu
d. Amati gambar tersebut satu persatu
e. Tuangkan hasil pengamatan kedalam laporan hasil praktikum

9
2.5 Hasil Pengamatan

Gambar dari lensa kamera Gambar dibawah Keterangan


mikroskop

Gambar daun durian

Gambar bunga
kembang sepatu

2.6 Pembahasan
Pada sel-sel epidermis ada yang membentuk struktur berupa rambut-rambut yang
menonjol kearah luar yang disebut denga trikoma. Dilihat dari fungsinya trikoma ini
memiliki peran yang bermacam-macam. Dilihat dari kemampuan menghasilkan
secret, trikoma dibagi menjadi dua yakni trikoma glandular dan trikoma non-
glandular.
a. Trikoma Glandular
Trikoma glandular merupakan jenis trikoma yang memiliki secret dan berfungsi
untuk sekresi. Trikoma glandular memiliki sel kelenjar yang dapat mengeluarkan
zat seperti garam, gula dan terpen. Trikoma glandular tidak hanya bervariasi dalam
jenis zat yang mereka keluarkan dan lokasinya, tetapi juga berkaitan dengan cara
mereka menghasilkan sekresi ini. Ada trikomata glandanular bersel tunggal dan
multiselular. Selain itu, mereka juga bisa uniseriate (mereka disusun dalam satu seri
atau lapisan) atau multiseriate (disusun dalam beberapa seri). Glandular uniselular
– untuk jenis rambut ini dimungkinkan untuk melihat perbedaan morfologis antara
bagian apical dan sadal sel. Mereka juga dapat terjadi bercabang atau tidak
bercabang. Trikomata glandular multiseluler – trikoma jenis ini mucul sebagai hasil
perkembangan epidermis dengan kepala yang terdiri dari sel-sel yang
mengeluarkan dan menyimpan sejumlah besar metabolit khusus.
10
Trikoma glandular merupakan jenis trikoma memiliki secret dan berfungsi
unutk sekresi. Trikoma glandular memiliki sel kelenjar yang dapat mengeluarkan
zat seperti garam, gula dan terpen. Trikoma sekresi dapat bersel satu, bersel banyak,
atau berupa sisik. Trikam glandular tidak hanya bervariasi dalam jenis zat yang
mereka keluarkan dan lokasinya, tetapi juga berkaitan dengan cara mereka
menghasilkan sekresi ini. Ada trikoma glandular bersel tunggal dan multiseluler.
Selain itu mereka juga bisa uniseriate (mereka disusun dalam satu seri atau lapisan)
atau multiseriate (disusun dalam beberapa seri). Glandular uniseluler –
untuk jenis rambut ini dimungkinkan untuk melihat perbedaan morfologis antara
bagian apical dan basal sel. Mereka juga dapat terjadi bercabang atau tidak
bercabang. Trikomata glandular multiseluler – trikomata jenis ini muncul sebagai
hasil perkembangan epidermis dengan kepala yang terdiri dari sel-sel yang
mengeluarkan dan menyimpan sejumlah besar metabolit khusus.
b. Trikomata non-Glandular
Trikomata non-glandular merupakan jenis trikomata yang tidak memiliki secret
dan juga tidak memiliki fungsi sekresi. Seperti trikomata kelenjar (glandular),
trikomata non-kelenjar juga ada sebagai uniseluler atau multiseluler. Namun,
mereka juga bisa ada sebagai bercabang atau tidak bercabang. Mayoritas dari ini
telah terbukti bercabang, sederhana dan berbentuk seperti bintang. Adapun
trikomata non-kelenjarbercabang, mereka dapat ada sebagai uniseriate, biseriate
atau multiseriate. Mereka juga bervariasi dalam bentuk, ukuran dan panjangnya
dapat ditemukan diberbagai tanaman (trikomata non-kelenjar uniseluler pada
Coridothymus capitatus) trikomata dua sel dapat ditemukan di dasar sisi abaksial
daun.
Fungsi trikomata pada tumbuhan adalah mengurangi penguapan, meneruskan
rangsangan, mengurangi gangguan dari hewan herbivora dan membantu penyerbukan.
Sel kersik adalah bagian sel epidermis yang berbentuk bulat, elips dan berisi kristal
kersik. Sel kersik berfungsi untuk memperkuat batang. Fungsi trikomata pada daun
yaitu untuk mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan.

A. Daun Durian (Durio zibethinus Murr)

HASIL YANG DITEMUKAN :

Pada pengamatan trikoma daun durian (Durio zibethunus) didapatkan hasil


yaitu bentuk trikoma seperti bunga atau lebih dikenaldengan nama sisik (Olea),
dan sering disebut juga seperti perisai. Trikoma ini termasuk kedalam trikoma
non-glandular. Dan trikoma sel yang termasuk kedalam multiseluler. Trikoma
yang tidak menghasilkan sekret (trikoma non-glandular) yaitu salah satunya
ialah Rambut sisik yang memipihdan bersel banyak, contohnya pada daun
durian (Durio zibethinus).

 Trikoma daun durian (Durio zibethunus) di perbesaran 4x10 didapatkan


hasil yaitu bentuk trikoma seperti bunga atau lebih dikenal dengan nama
sisik (Olea), dan sering disebut juga seperti perisai.

11
 Trikoma ini termasuk kedalam trikoma non-glandular. Dan trikoma sel
yang termasuk kedalam multiseluler.
 Trikomata yang tidak menghasilkan secret (Trikoma non-glamdular)
yaitu salah satu ialah Rambut sisik yang memipih dan bersel
banyak,contohnya Durio zibithnus
 Trikoma berbentuk sisik,pipih,dan multisel.Ada yang tidak bertangkai
(sessile),disebut sisik dan ada yang bertangkai sehingga seperti
perisai,misalnya Olea
 Trikoma membedakan dengan memperhatikan kepala bentuknya yaitu :
 Trikoma rambut:trikoma unicesululer
 Trikoma sisik (peltate hair,scale) yaitu trikoma yang dianggap
berbentuk peltatus atau perisai/sisik,bagian bawah trikoma
melekat pada permukaan epidermis.

B. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

HASIL YANG DITEMUKAN :

Hibiscus rosa-sinensis mempunyai tipe trikoma yang sama pada kedua


permukaan epidermis daunnya, yaitu tipe trikoma nonglandular dangan bentuk
uniseluler sederhana, Hibiscus rosa-sinensis yang diamati terdapat bentuk
trikoma yang berbeda antar species.

 Trikomata yang ditemukan pada daun Hibiscus rosa sinesis memiliki


bentuk menyerupai bintang tanpa ditemukan adanya struktur berupa
keenjar (non-glandular).
 Serta penelitian Hidayat (2013) bahwa H. rosa-sinensis mempunyai tipe
trikoma yang sama pada kedua permukaan epidermis daunnya, yaitu tipe
trikoma non glandular.
 Trikoma non glandular umumnya dikenal sebagai sel-sel yang tidak
menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai pelindung fisik dengan
melindungi tanaman dari kerusakan akibat serangga, mengurangi atau
menjaga suhu daun, dan mencegah penguapan (Parker et al., 2014).

12
2.7 Kesimpulan
Trikoma adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari atas satu atau lebih sel yang
terdapat tumbuhan contohnya pada daun. Trikomata dapat digolongkan atas trikomata
glandular (rambut kelenjar) dan non-glandular (bukan rambut kelenjar). Pada praktikum
kali ini daun durian termasuk kedalam trikomata non-glandular dan daun kembang sepatu
termasuk kedalam trikomata glandular.

13
BAB III
ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN

3.1 Tujuan Praktikum


a. Untuk mengetahui tentang anatomi akar, batang dan daun pada tanaman dikotil dan
monokotil
b. Untuk membedakan anatomi akar, batang dan daun pada tanaman dikotil dan
monokotil
c. Untuk memacu ketelitian dalam mengamati objek meski tanpa bantuan mikroskop
d. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai anatomi akar, batang dan
daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil

3.2 Landasan Teori


Akar adalah organ tumbuhan yang berperan penting dalam menahan berdirinya
tumbuhan dan menyerap air serta nutrisi ke dalam tubuh tumbuhan, yang memungkinkan
tumbuhan tumbuh lebih tinggi dan lebih cepat. Akar sering kali terletak di bawah
permukaan tanah, tetapi akar juga bisa mengalami modifikasi dan terspesialisasi.
Misalnya akar udara atau akar aerial, jenis akar ini biasanya tumbuh di atas tanah atau
terutama di atas air.
Batang berasal dari bahasa latin yaitu caulis merupakan salah satu dari organ dasar
tumbuhan berpembuluh. Batang adalah sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain
bertumpu, dan tumbuh. Daun dan akar dianggap sebagai perkembangan lanjutan dari
batang untuk menjalankan fungsi yang lebih khusus. Batang merupakan bagian dari
tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya
batang mempunyai sifat-sifat berikut:

 Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
 Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-
buku inilah terdapat daun.
 Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrope).
 Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda.

Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya
matahari untuk fotosntesis. Daun merupakan organ penting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotroph obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi
energi kimia.

14
3.3 Alat dan Bahan
a. Gambar akar dan batang Ricinus communis, gambar akar, batang dan daun Zea mays dan
gambar daun karet (Ficus elastic)
b. Gambar irisan epidermis akar dan batang Ricinus communis, gambar akar, batang dan
daun Zea mays dan gambar daun karet (Ficus elastic)

3.4 Cara Kerja


1. Carilah gambar akar dan batang Ricinus communis, gambar akar, batang dan daun Zea
mays dan gambar daun karet (Ficus elastic)
2. Carilah gambar irisan epidermis akar dan batang Ricinus communis, gambar akar, batang
dan daun Zea mays dan gambar daun karet (Ficus elastic)
3. Amati gambar tersebut satu persatu
4. Tuangkan hasil pengamatan dalam laporan hasil praktikum

15
3.5 Hasil Pengamatan

Gambar dari lensa Gambar dibawah Keterangan


kamera mikroskop

Gambar akar
Ricinus
communis

Gambar batang
Ricinus communis

Gambar akar Zea mays

Gambar batang Zea


mays

Gambar daun Zea mays

Gambar daun Ficus


elistica

16
3.6 Pembahasan
Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup yang mampu membuat makannya
sendiri. Tanaman di bedakan menjadi dua yaitu tanaman dikotil dan juga tanaman
monokotil.
a. Monokotil
Tumbuhan biji tunggal atau monokotil adalah salah satu dari dua kelompok besar
tumbuhan berbunga yang berbiji tidak membelah karena hanya memiliki satu daun
lembaga. Kelompok ini sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan
dan memiliki berbagai nama, seperti monochotyledoneae, liliopsid dan lilidae.
 Batang monokotil memiliki bentuk seperti ruas-ruas dan tidak memeiliki ruang
yang cukup besar. Itu bisa dilihat pada ja gung dan tebu yang terbentuk atas ruas-
ruas batang. Batang monokotyil tidak punya jaringan pengangkut xylem maupun
floem. Maka dapat menyebabkan tidak adanya kambiaum pada batang tumbuhan.
 Akar monokotil adalah akar serabut yang tipis dan kecil serta umumnya memiliki
tudung akar. Sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang yang bercabang
dan kuat serta umumnya tidak memiliki tudung akar. Akar monokotil ini tersusun
oleh beberapa macam jaringan dengan fungsi tertentu.
 Daun monokotil memiliki bentuk tulang daun yang lurus dan juga memiliki
bentuk daun yang sejajar. Pada tanaman monokotil tidak memiliki jaringan
palisade
b. Dikotil
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping
dua. Pada tumbuhan dikotil bijinya dilindungi oleh daun buah atau disebut karpel.
Tumbuhan yang tergolong dikotil memiliki sepasang daun lembaga atau kotiledon.
Daun lembaga ini sudah terbentuk sejak tahap biji, oleh karenanya Sebagian besar
anggotanya memiliki biji-bijian yang mudah terbelah menjadi dua bagian.
 Batang dikotil memiliki lapisan-lapisan yang terbagi jelas dan memiliki lapisan
cambium yang memungkinkan adanya pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan
dikotil umumnya bercabang serta memiliki cambium pada perbatasan antara
jaringan xylem dan floem. Batang dikotiol adalah batang yang dapat dikenal dari
bentuk luarnya, terutama apada tumbuhan batang berkayu. Batang dikotil
bercabang, dan tidak beruas. Adanya cambium pada batang dikotil, membuat
batang mengalami pertumbuhan membesar. Struktur dalam batang dikotil terdiri
atas kulit kayu, kayu dan empulur.
 Akar dikotil tumbuhan dikotil memiliki jenis akar tunggang. Akar jenis ini
merupakan perpanjangan batang dan terdapat cabang akar kecil. Pada tanaman
dikotil umumnya akar tidak memiliki tudung akar.
 Daun dikotil umumnya memiliki bentuk tulang daun menyirip dan menjari. Daun
dikotil memiliki jaringan epidermis di atas dan bawah daun yang melindungi daun,
sel-selnya rapat dan memiliki stomata sebagai jalur pertukaran udara, jaringan
tiang/palisade di bagian atas daun di bawah epidermis, bagian ini mengandung
banyak kloroplas untuk fotosintesis, jaringan bunga karang/spons di bagian bawah
daun yang bentuknya tidak teratur dan berongga agar udara mudah masuk,
jaringan pengangkut/vaskuler yang terdiri dari xilem (mengangkut zat2 dan air
dari tanah) dan floem (mengangkut hasil fotosintesis).

17
1. Tanaman Ricinus communis

A. Akar Ricinus communis

HASIL YANG DITEMUKAN :


Akar jarak memiliki akar tunggang yang dalam dan akar samping yang melebar
dengan akar rambut yang banyak. Hal ini menandakan bahwa tanaman jarak tahan
terhadap angin dan kekeringan.

B. Batang Ricinus communis

HASIL YANG DITEMUKAN :


 Tanaman ini tergolong perdu(Dikotil)
 Kulit batang bertekstur halus,dengan warna hijau muda sampai hijau tua.dan
merah muda sampai kecoklatan.
 Permukaaan batang pada umumnya terdaoat suatu lapisan lilin,ada yang tipis
dan ada oula yang tebal
 Batang berdiri tegak,berbuku-buku dan setiap buku dibatasi gelang-gelang
dimana terdapat titik tumbuh daun dan cabang pada setiap gelang,
 Berkayu lunak dan berongga di di tengah.
 Diameter batang berkisar 3-5 cm,dengan tinggi tanaman antara 1-4 meter
 Tanaman jarak memiliki batang berbentu silindris yang jika terluka akan
mengeluarakan getah
 Tumbuhan jarak merah memiliki morfologi batang yang keras
dan berkayu (lignosus), berbentuk bulat, dan memperlihatkan bekas- bekas
daun.
 Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), arah tumbuh cabangnya condong
ke atas, dan macam percabangannya simpodial. Batang jarak merah
merupakan jenis batang yang keras dan berkayu.

18
2. Tanaman Zea mays

A. Akar Zea mays

HASIL YANG DITEMUKAN :


 Bobot total kaar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar
nodal
 Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan
pemupukan
 Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman
aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar.
Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan
perkembangan (plasticity) sistem perakaran jagung.
 Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu :

 Akar seminal:hanya sedikit berperan dalam siklus hidup


jagung.Berkembang dari radikula dan embrio dan pertumbuhan akar
seminal melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan
pertumbuhan akar seminal akan berhenti setelah fase V3.
 Akar adventif :berkembang menjadi serabut akar tebal .Berkembang
dari buku di ujung mesokotil,kemudian berkembang dari tiap buku
secara beruntun dan teris le atas anatara 7-10 buku,semuanya di bawah
permukaan tanah.
 Akar kait/Penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau
tiga buku ke atas permukaan tanah.funginya adalah menjaga tanaman
agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang.Akar ini juga membantu
penyerapan hara dan air.

B. Batang Zea mays

HASIL YANG DITEMUKAN :


 Batang jagung termasuk batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak
keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga. Batang
19
jagung bulat (teres), licin (leavis), arah tumbuhnya tegak lurus (erectus) dan
cara percabangan monopodial.
 Batang tanaman jagung dapat tumbuh membesar dengan diameter sekitar 3-4
cm DAN Batang jagung beruas dan pada bagian pangkal batangnya beruas
pendek, jumlah ruas batang berkisar 8–21 ruas, tergantung dari varietasnya,
sedangkan varietas berumur genjah, tinggi batang mencapai lebih dari 90 cm
 Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,berbentuk
silindris,dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas.Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol.Dua tunas teratas berkembang
menjadi tongkol yang produktif
 Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis),
jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles
vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang
tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan
bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles
vaskuler yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah.

C. Daun Zea mays

HASIL YANG DITEMUKAN :


 Panjang daun jagung bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan
ibu-tulang daun yang sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-
kadang berombak. Terdapat juga lidah daun (ligula) yang transparan dan tidak
mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian atas epidermis umumnya berbulu
dan mempunyai barisan memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform.
 Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung,
yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki
sudut antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok.
 Tanaman jagung memilii lebar helai daun, sudut daun, bentung
ujung daun yang beragam dan terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak
(erect) dan menggantung (pendant) Terdapat ligula diantara pelepah daun dan
helai daun. Ibu tulang daun sejajar dengan tulang daun.
 Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan
helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan tangkai daun terdapat
lidah-lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
 Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah

20
daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang
terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.
 Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal,
sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari
sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11
cm), hingga sangat lebar (>11 cm).

3. Daun karet (Ficus elastica )

HASIL YANG DITEMUKAN :

Sel
tetangga

Celah
(porus)
Sel
penutup

Secara umum, daun terdiri atas struktur anatomi yang sama, seperti epidermis, stomata,
mesofil, dan berkas pengangkut. Namun, yang membuat perbedaan antar komponen tersebut
ditentukan oleh lingkungan fisik, seperti ketersediaan air, intensitas cahaya, dan ekologi.
Melalui tekanan seleksi tersebut, membuat terjadinya perbedaan dalam struktur daun,
misalnya pada sel epidermis bisa terdiri atas satu lapis epidermis dan bisa juga lebih dari satu
lapis epidermis, seperti hipodermis yang berasosiasi dengan epidermis. Stomata yang dapat
terdistribusi pada kedua permukaan daun atau hanya pada salah satu permukaan daun. Selain
itu, pada mesofil dapat mengalami spesialisasi atau tidak terspesialisasi. Mesofil dapat
terspesialisasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang.
Perbedaan struktur juga terjadi pada Ficus. Ficus memiliki karakter tersendiri berupa sel
litosit. Litosit merupakan hasil spesialisasi dari sel epidermis yang terdapat pada daun,
mengandung kristal kalsium karbonat yang disebut sistolit. Kristal kalsium karbonat jarang
dijumpai pada tumbuhan dan merupakan sisa metabolisme. Pada umumnya sel litosit pada
Ficus dijumpai pada sel epidermis atas daun, namun adapula yang terletak pada sel epidermis
atas maupun sel epidermis bawah . Sel litosit memiliki ukuran yang sangat besar serta memiliki
bentuk ovoid atau ovoid memanjang.
Ficus juga merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki multilayer epidermis
yang disebut epidermis ganda. Epidermis ganda diturunkan dari protoderma melalui
pembelahan perikrinal. Pada daun Ficus juga terdapat derivat epidermis berupa stomata dan
trikoma. Secara umum, stomata ditemukan di sisi bawah daun. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Beck, bahwa stomata pada daun banyak ditemukan di sisi bawah daun.
Stomata merupakan derivat epidermis yang memiliki peranan sangat penting dalam
kelangsungan hidup tumbuhan, khususnya proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena
proses fotosintesis tumbuhan terjadi pada stomata. Stomata terdiri atas celah stomata dan
21
dikelilingi oleh dua sel penjaga. Stomata memungkinkan terjadinya hubungan antara bagian
dalam tumbuhan dengan lingkungan luar.
Derivat epidermis yang kedua adalah trikoma. Trikoma terdiri atas satu sel atau banyak
sel. Beberapa trikoma ada yang berupa glandular dan adapula non-glandular, namun secara
umum trikoma yang ditemukan pada Ficus berupa trikoma non- glandular. Trikoma berfungsi
untuk melindungi diri dari gangguan luar serta mengurangi penguapan. Struktur anatomi
berupa bentuk stomata, kerapatan stomata, bentuk sel epidermis, serta struktur mesofil pada
daun merupakan penciri yang bersifat konstan sehingga dapat digunakan sebagai data dalam
melakukan identifikasi tumbuhan.
Ciri khas tersendiri pada anatomi daun, Ficus racemosa L., juga memiliki banyak potensi
yang sangat bermanfaat khususnya dalam bidang medis, di antaranya sebagai antikanker,
antioksidan, antiseptik, dan tiduretik, serta masih banyak potensi lain yang terkandung pada
Ficus racemosa L. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dilakukanlah
penelitin mengenai anatomi daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi
daun pada Ficus racemos L., dan potensinya yang ditemukan di Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung. Manfaat penelitian ini adalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan keilmuan
mengenai struktur anatomi tumbuhan.

22
3.7 Kesimpulan
Terdapat dua jenis tumbuhan yaitu tumbuhan monokotil dan dikotil. Tumbuhan
monokotil adalah tumbuhan yang berkeping biji tunggal, sedangkan tanaman dikotil
adalah tanaman yang memiliki keping biji dua. Dalam praktikum ini dapat disimpulkan
bahwa tanaman Ricinus communis dan tanaman karet termasuk pada tanamn dikotil,
sedang kan tanaman Zea mays termasuk kedalam tanamn monokotil.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ficus racemosa L., memiliki
keunikan secara anatomi. Pada sayatan melintang terdapat sel litosit sebagai ciri khas pada
tumbuhan Ficus dengan bentuk ovoid dan ditemukan di jajaran sel epidermis bawah.
Kemudian, terdapat hipodermis yang ditemukan pada kedua sisi epidermis, mesofil
mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang. Berkas
pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Selain itu, terdapat derivat epidermis berupa
stomata dan trikoma. Stomata berupa tipe diasitik yang terdapat pada sisi bawah dauan
(hipodermis), trikoma yang terdapat pada kedua sisi daun (abaksial dan adaksial) yang
berbentuk non-glandular bersel satu. Ficus racemosa L., juga memiliki banyak potensi
yang dikandungnya berupa anti inflamasi, anti diuretik, anti diabetes, antioksidan, anti
bakteri, serta mengandung fitokimia.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pak Dosen. (Maret, 2022). Trikoma


Diakses pada 25 Maret 2022 melalui https://pakdosen.co.id/2017/03/trikoma-adalah
Media Indonesia. (Desember, 2021). Yuk Mengenal Tumbuhan dikotil Dan Ciri-cirinya Diakses pada
25 Maret 2022 melalui
https://mediaindonesia.com/humaniora./yukmengenaltubuhandikotildanciricirinya
Ariyanto, J. 2016. Taksonomi Polypodiaceae Ditinjau dari Type Stomata. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Baas, P., dkk. 2015. Plant Anatomy: Development, Function and Evolution. Harvard University.
Balai TN. Bantimurung Bulusaraung. 2008. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Periode 2008—2027 Kab. Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Maros: Balai TN. Bantimurung Bulusaraung.
Barclay, G. 2002. Plant Antomy. Macmillan Publishers Ltd, Nature Publishing.
Beck. C. B. 2005. An Introduction to Plant Structure and Development: Plant Anatomy for The Twenty-First Century. New York:
Cambridge University Press.
Bhogaonkar, dkk. 2014. Nutritional Potential of Ficus Racemosa L. Fruits. Bioscience Discovery: 5 (2).
Cutler, D. F., dkk. 2007. Plant Anatomy. USA: Blackwell Publishing Ltd.
Deep, P., dkk. 2013. Pharmacological Potential of Ficus Racemosa. International Journal of Pharmmaceutical Science Review
and Research. 22 (1).
Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gremedia.
Hafiz, P., dkk. 2013. Karakteristik Anatomi Daun dari Sepuluh Spesies Hoya Sukulen serta Analisis
Hubungan Kekerabatannya (The Anatomical Characteristics of Ten Succulent Hoya Leaves and Its
Hierarchical Cluster Analysis). Buletin Kebun Raya: Vol. (16) (1)

24
25

Anda mungkin juga menyukai