Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah sehingga kami bisa

dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum biologi ini dalam benuk maupun isinya yang sangat

sederhana

Dan kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Atip Suherman selaku kepala SMA Ngeri 2 kota bogor

yang telah memberikan kami fasilitas untuk menuntut ilmu serta Ibu Dra. Hj. R . Tati Prihartati,M.Pd. selaku

pebimbing dan guru mata pelajaran Biologi kelas XI.

Kami berharap bahwa laporan praktikum ini dapat berguna sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca dan juga semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca dalam wawasan serta pengatahuan kita mengenai osmosis dan difusi

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini terdapat banyak kekurangan yang jauh dari

kata sempurna karena pengalaman kami sangat kurang. Oleh sebab itu kami menerima kritik, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun

1
Semoga laporan praktikum ini dapat dipahami bgi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah

disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon

maaf apabila terdapat kesalahan , kata-kata yang kurang berkenan dan kami sekian dan terima kasih.

Penulis

Agustus,2018

2
DAFTAR ISI

Hal judul (cover)........................................................................................ i

Kata pengantar.......................................................................................... 1

Daftar isi..................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................5

BAB 2 METODE PRAKTIKUM...................................................................

2.1 Alat & bahan......................................................................... ............12

2.2 Langkah-langkah kerja.......................................................................13

BAB 3 Hasil Pengamatan............................................................................

3.1 Pembahasan sel hidup dan sel mati.... .... .........................................17

BAB 4 Kesimpulan & saran........................................................................

4.1 Kesimpulan...............................................................................19

4.2 Lampiran..................................................................................20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel,

salah satu dari cabang-cabang biologi. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis

sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel,

pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala

mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri

maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.

Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi.

Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya

bagi bidang biologi sel dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan

tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan

digeneralisasikan pada jenis sel lain.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana struktur sel pada jaringan makhluk hidup

2) Apa perbedaan jaringan tumbuhan dikotil dan monokotil

1.3 Tujuan

4
 Menganalisis struktur anatomi ( jaringan ) tumbuhan pada akar,batang,dan daun monokotil

dan dikotil siswa dapat membedakan sel hewan dengan sel tumbuhan.

 Mengidentifikasi berbagai macam modifikasi jaringan tumbuhan

1.4 Variabel

A. Variabel Pengamatan jaringan tumbuhan

 Variabel Kontrol

1. Sel akar pada tumbuhan monokotil

2. Sel batang pada tumbuhan monokotil dan dikotil

3. Sel durian (lapisan tipis warna hijau dan kuning)

4. Sel daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil

5. Sel daun Rhoeo discolor (lapisan tipis warna hijau dan ungu).

 Variabel Bebas

1. Methylen blue.

Variabel Terikat

1. Terlihat struktur sel batang, daun,dan akar monokotil dan dikotil sel pada daun Rheoe

discolor,dan daun durian sel yang merupakan sel hidup.

1.5 Tinjauan Pustaka

jaringan tumbuhan adalah sel-sel yang memiliki tujuan yang sama untuk membentuk suatu energi pada
tumbuhan. Berbeda dengan  jaringan hewan, jaringan ini terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-sel
punca (stem cells) hewan.

5
Jaringan adalah kumpulan beberapa sel yang sama, dalam hal ini sel tersebut akan saling bekerja sama untuk
tujuan tertentu.

Dalam suatu jaringan terdapat tugas pada tiap-tiap jaringan bersamaan dengan sel-sel tersebut. Organisme bertalus,
seperti alga (ganggang) dan fungi (jamur), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk
struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor.

Untuk tumbuhan lumut akan berbeda, lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan tetapi lumut belum memiliki
jaringan pembuluh yang jelas.

Gambar Jaringan Tumbuhan


Berikut ini adalah gambar jaringan pada tumbuhan, simak penjelasan dibawahnya yaitu struktur jaringan
tumbuhan.

Struktur Jaringan Tumbuhan


Jaringan yang menyusun tumbuhan terdiri dari dua yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Berikut ini
adalah struktur dan ciri jaringan meristem dan jaringan dewasa:

1. Jaringan Meristem

6
Jaringan meristem adalah jaringan yang aktif membelah. Jaringan ini terdapat di ujung akar yang biasanya di sebut
meristem apikal. Sel-sel penyusunnya berdinding tipis, penuh dengan protoplasma, dan vakuola relatif kecil.

Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi meristem primer, meristem sekunder dan promeristem. Sel
meristem memiliki sitoplasma berukuran besar dan dinding sel yang tipis. Pertumbuhan pada jaringan ini akan
menghasilkan ranting-ranting baru, perpanjangan akar, pembentukan bunga.

a. Meristem primer
Jaringan meristem primer adalah kumpulan sel yang berkembang langsung dari sel embrionik. Sel ini berada di
ujung tumbuhan, misalnya ujung akar, ujung batang atau ujung daun. Jaringan ini berpengaruh dalam sistem
pertumbuhan tumbuhan itu sendiri.

b. Meristem sekunder
Jaringan sistem skunder adalah jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi. Dalam hal ini jaringan
sekunder sering disebut meristem lateral karena terletak pada samping organ tumbuhan.

Jika meristem primer mengalami pertumbuhan ke atas atau kebawah, sedangkan jaringan skunder ini mengalami
pertumbuhan kesamping dan membesar.

c. Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio. Contohnya
pada lembaga biji tumbuhan.

7
Sifat Jaringan Meristem
 Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
 Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebihdari satu inti
sel.
 Terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
 Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.
 Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-selmeristem

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang tidak lagi aktif. Dalam hal ini jaringan ini mengalami diferensi. Jaringan
dewasa terbentuk dari proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder.

Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
penyokong (terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (terdiri atas xilem
dan floem).

a. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim atau jaringan dasar adalah jaringan dasar yang di miliki semua tumbuhan. Parenkim terdapat di
akar, batang, daun dan xylem floem.

Ketika ada bagian dari organ mengalami kerusakan, maka jaringan yang rusak tadi akan diganti dengan jaringan
yang baru. Secara umum, sel parenkim berfungsi dalam fotosintesis, sekresi, respirasi serta dalam penyimpanan
cadangan makanan dan air

b.       Jaringan Kolenkim

8
Jaringan kolenkim atau jaringan penguat adalah jaringan dari bagian sudut dinding sel dan selusonya akan
menebal.

Kolenkim tidak memiliki protoplas dan dinding sekunder tetapi dinding primernya mengalami penebalan. Jaringan
ini memiliki dinding sel primer yang tidak berlignin. Sehingga jaringan ini menjadi penopang bagi organ-organ
muda.

c. Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim berfungsi menopang organ-organ tua. Berdasarkan bentuknya, jaringan sklerenkim dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu fiber dan sklereid.

Fiber memiliki bentuk seperti pita panjang yang kuat sehingga dapat kita manfaatkan sebagai tali. Sedangkan
sklereid bentuknya tidak beraturan. Kita dapat melihat jaringan sklereid ini pada kulit yang melindungi biji.

d. Jaringan Xilem

9
Jaringan xilem merupakan jaringan yang mengangkut air dan mineral dari dalam tanah menuju daun untuk diolah
menjadi makanan melalui proses fotosintesis. Terdapat dua jenis jaringan xylem yaitu xilem primer dan xilem
sekunder. Xilem primer dibentuk oleh jaringan meristem primer pada saat pertumbuhan awal sedangan xilem
sekunder dibentuk oleh jaringan meristem sekunder.

e. Jaringan Floem

Jaringan floem merupakan jaringan yang mengangkut hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat untuk diedarkan
ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan ini terdiri dua jenis yaitu floem primer dan sekunder. Hal ini sama seperti
pada jaringan xilem.

10
BAB 2

METODE PENELITIAN

2.1 Waktu Pelaksanaan

Kami melaksanakan penelitian tentang difusi dan osmosis pada hari Senin tanggal 23 september 2019 pada

jam 9-10 mata pelajaran biologi di laboratorium biologi

 ALAT DAN BAHAN

Alat :

 Mikroskop

 Kaca Preparat

 Kaca Penutup

 Silet

 Tisu atau Lap

 Tusuk gigi

 Cawan petri

Bahan :

 Daun durian

 Daun rheodiscolours

 Tumbuhan monokotil

 Tumbuhan dikotil

 Mylen blue

11
Mengamati sel tumbuhan (akar) monokotil dan dikotil

 Ambilah sel tumbuhan (akar) yang sudah diawetkan

 Letakkan lapisan tersebut pada kaca preparat

 Tutup dengan kaca penutup

 Letakkan preparat di bawah mikroskop

Mengamati epidermis bawah daun durian

 Ambillah daun durian

 Goreskan tusuk gigi pada daun durian Letakkan hasil goresan tusuk gigi tersebut

pada kaca preparat

 Tetesi hasil goresan tusuk gigi tersebut dengan meylen blue

 Tutup dengan kaca penutup

 Letakkan preparat di bawah mikroskop

 Amati preparat tersebut melalui mikroskop

Mengamati epidermis bawah daun Rheodiscolours

 Ambil daun Rhoeo discolor

 Kemudian secara perlahan kelupas atau buat sayatan tipis lapisan bawah daun.

 Letakkan sayatan tersebut pada kaca objek,

 Teteskan dengan mylen blue lalu tutup dengan kaca penutup.

 Letakkan preparat tersebut di meja mikroskop cahaya

Mengamati pada sel batang tumbuhan monokotil dan dikotil

 Ambillah sel tumbuhan (batang) yang sudah di awetkan

12
Hasil pengamatan melalui mikroskop

 Lalu

taruhlah sel

tersebut di bawah

kaca preparat


Sel daun rheodiscolous Sel daun rheodiscolours Sel daun rheodiscolours
Teteskan dengan

mylen blue lalu

tutup dengan kaca

penutup

Letakan kaca objek

tersebut di

mikroskop

13
BAB 3

HASIL PENGAMATAN

Pembahasan

.Perbedaan Anatomi Akar Monokoti dan Dikotil

Akar monokotil (anatomi)

– Batas ujung akar dan kaliptra jelas

– Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel

– Punya empulur yang luas sebagai pusat akar

– Tidak ada kambiumnya

– Jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12)

14
– Letak xilem dan floem berselang-seling

Akar dikotil (anatomi)

– Batas ujung akar dan kaliptra tidak jelas

– Perisikel terdiri dari 1 lapis sel

– Tidak punya empulur / empulurnya sempit

– Mempunyai kambium

– Jumlah lengan xilem antara 2-6

– Letak xilem di dalam dan floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)

Struktur Anatomi Akar Dikotil

Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks,

endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas

15
xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil

berbeda.

Secara morfologi, kayaknya antara dikotil dan monokotil tidak ada bedanya. Cuma, tanaman monokotil

akarnya serabut dan tanaman dikotil akarnya tunggang.floem di luar (dengan kambium sebagai pembatas)

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga

terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga

mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki

ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi

ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan

kolumela.

2.Perbedaan Anatomi Batang Monokotil dan Dikotil

Batang monokotil (anatomi)

16
Tidak bercabang-cabang, pembuluh angkut (xilem-floem) tersebar, tidak punya jari-jari empulur, tidak ada

kambium vaskular sehingga tidak dapat membesar, empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks.

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak

jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang

artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil

menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi

pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan

menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)

Batang dikotil (anatomi)

Bercabang-cabang, pembuluh angkut teratur, punya jari-jari empulur, mempunyai kambium vaskular

sehingga dapat membesar, dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur, ada kambium di antara xilem

dan floem.

Struktur Anatomi Batang

Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan

dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan

floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada

tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

17
3.Perbedaan Anatomi Daun Monokotil dan Dikotil

Daun pada banyak dikotil (dan sebagian monokotil) bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas

(adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis.

1.Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding

terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas.

Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas.

2.Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari

satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel–sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel–sel persegi

memanjang ke arah epidermis. Masing– masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada system yang telah

terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini.

3.Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding

tipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel–sel ini, tapi dalam

jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade.

18
4.Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki

banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar

yang disebut ruang substomata atau cavity.

5.Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk

xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di

bawah benang vaskuler,m di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel–sel

kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.

Struktur Anatomi Daun

Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan

dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar

(mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil

19
khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang

daun.

PERBEDAAN CIRI PADA TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL BERDASARKAN CIRI FISIK

PEMBEDA YANG DIMILIKI :

1. Bentuk akar

– Monokotil : Memiliki sistem akar serabut

– Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang

2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun

– Monokotil : Melengkung atau sejajar

– Dikotil : Menyirip atau menjari

3. Kaliptrogen / tudung akar

– Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra

20
– Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar

4. Jumlah keping biji atau kotiledon

– Monokotil : satu buah keping biji saja

– Dikotil : Ada dua buah keping biji

5. Kandungan akar dan batang

– Monokotil : Tidak terdapat kambium

– Dikotil : Ada kambium

6. Jumlah kelopak bunga

– Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga

– Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima

7. Pelindung akar dan batang lembaga

21
– Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza

– Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil

8. Pertumbuhan akar dan batang

– Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

– Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Bab 4

Kesimpulan

4.1 Kesimpulan

. Pada penelitian struktur akar, batang, dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil dapat

saya simpulkan bahwa akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil dengan tumbuhan monokotil mempunyai struktur

yang berbeda. Selain itu tumbuhan dikotil dan monokotil mempunyai perbedaan secara fisik.

Perbedaan ciri fisik itu meliputi : bentuk akar, bentuk sumsum atau pola tulang daun,

kaliptrogen atau tudung akar, jumlah keping biji/katiledon, kandungan akar dan batang, jumlah kelopak

bunga, pelindung akar dan batang lembaga, pertumbuhan akar dan batang.

 4.2 Lampiran

22
sel Hewan Sel Tumbuhan
Tidak memiliki dinding Memiliki dinding sel
sel
Memiliki vakuola yang Memiliki vakuola berukuran
berukuran kecil besar
Memiliki Sentriol Tidak memiliki sentriol
Tidak Memiliki Memiliki plastida (kloroplas,
plastida kromoplas, dan leukoplas)

23

Anda mungkin juga menyukai