Anda di halaman 1dari 27

SEL DAN JARINGAN TUBUH

Kelas 1.A S.Tr Keperawatan


Oleh Kelompok 4 :

1. Ni Ketut Desy Adnyani (14)


2. Ni Kadek Ita Pertiwi Suastiarini (15)
3. Ni Putu Parwati (16)
4. I Gusti Ayu Agung Indah Trianadewi (17)

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nyakepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sel dan Jaringan Tubuh”.
Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami dan para pembaca. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan kalimat
maupun tata bahasanya karena masih dalam tahap belajar.Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai sel dan jaringan
tubuh ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi penulis, dan terutama
terhadap pembacanya.

Denpasar, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

D. Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Sel dan Jaringan............................................................................3

B. Sruktur Sel dan Jaringan..................................................................................4

C. Gangguan - Gangguan yang Merusak Sel dan Jaringan...............................17

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

A. Kesimpulan....................................................................................................23

B. Saran..............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi sel merupakan suatu contoh  lain dari peran  yang dimainkan
oleh system DNA-genetik, di  dalam seluruh   proses kehidupan. Gen dan
mekanisme pengaturan menentukan karakteristik  pertumbuhan sel dan juga
kapan sel-sel ini membelah diri  atau  apakah  untuk  membentuk sel-sel baru.
Dengan cara  ini, semua system genetic yang penting dapat mengendalikkaan
setiap tahap perkembangan manusia mulai dari sel tunggal ovum yang sudah
dibuaahi sampai seluruh tubuh yang berfungsi. Jadi, bila ada tema dasar
kehidupan, maka tema dasar iitu adalah system DNA-genetik. Pada makalah
ini akan dibahas mengenai siklus kehidupan sel dan diferensiasi sel juga
proses-proses yang terjadi yang berkaitan dengan reproduksi sel. 
Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari beberapa sekelompok sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Dalam tubuh manusia terdapat atau
dibagi dalam beberapa kelompok jaringan : jaringan pengikat, jaringan otot,
jaringan epithelium, dan jaringan tulang. Jaringan-jaringan ini dikelompokan
karena berdasarkan fungsi yang sama. Misalnya jaringan epitel yang terdiri
atas selapis sel epitel saja, yang berfungsi atau terletak di bagian luar tubuh
untuk membungkus jaringan yang terdapat di dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sel dan jaringan?
2.  Apa saja struktur pembentuk sel dan jaringan?
3. Apa saja gangguan-gangguan yang dapat terjadi pada sel dan jaringan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sel dan jaringan.
2. Untuk mengetahui struktur sel dan jaringan.
3. Untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi pada sel dan jaringan.

1
D. Manfaat
1. Agar kita memahami akan pentingnya sel dan jaringan dalam tubuh.
2. Agar kita memahami fungsi dari sel dan jaringan.
3. Agar kita memperhatikan kesehatan tubuh terutama pada sel dan jaringan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel dan Jaringan


1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cela yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel
bermacam-macam dan bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun
ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan masing-masing
bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria yang terdapat di
dalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi
sebagai pencerna. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang
dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena
sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang
berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel,
dan terhadap rangsangan. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sel
juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Perkembangbiakan
dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan sel dilakukan baik oleh
organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung
sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan
secara mitosis. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentun
sifat-sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk
hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.

3
2. Pengertian Jaringan
Sederhananya, pengetian jaringan dalam biologi adalah sekumpulan
sel yang memiliki kesamaan dari segi bentuk dan fungsi. Jaringan
merupakan salah satu tingkatan organisasi kehidupan. Dimana itu dimulai
dari sel sebagai unit terkecil yang struktual dan fungsional kemudian
jaringan, lalu organ, dilanjutkan dengan sistem organ, dan kemudian
membentuk spesies dan seterusnya. Hal yang perlu diketahui, suatu
organisme dikatakan memiliki jaringan berarti itu merupakan sebuah
organisme multi seluler. Selanjutnya, sebuah kumpulan sel yang sama
mulai dari bentuk (struktual) dan fungsinya haruslah terhubung dengan
kuat. Sebuah sel yang membentuk jaringan bukan hanya karena mereka
mampu, akan tetapi tuntutan untuk tetap lestari membuat mereka harus
membentuk jaringan agar mampu membagi sumber daya yang ada dan
mampu untuk menyalurkannya.
Maka dari uraian diatas pengertian jaringan dapat disimpulkan
bahwa, jaringan merupakan sekumpulan sel pada organisme multi seluler
yang sama yang bekerjasama dan terhubung dan bekerjasama dengan
kumpulan sel lain yang berbeda ataupun sama untuk membentuk organ.

B. Sruktur Sel dan Jaringan


1. Struktur Sel
Struktur sel dibagi menjadi dua yaitu, sel prokariotik dan sel
eukariotik.
a. Struktur sel prokariotik

4
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid
(berupa DNA dan RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom.
Sel prokariotik tidak memiliki membram inti, karena tidak
mempunyai membran inti maka bahan inti yang berada di dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel
prokariotik adalah tidak memiliki sistem endomembran (membran
dalam), seperti retikulum endoplasma dan komplek golgi. Selain itu,
sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, namun
mempunyai struktur yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan
kromatofor. Adapun sel prokariotik meliputi sebagai berikut :
1) Dinding sel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang
tetap. Pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar
masuknya molekul-molekul.

2) Membran sel atau membran plasma, tersusun atas molekul lemak


dan protein. Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap
lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas
molekul dan ion-ion dari sel dan ke dalam sel.

5
3) Sitoplasma, tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-
enzim dipergunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler
dan untuk melakukan proses metabolisme sel.

4) Mesosom, pada tempat tertentu membran plasma melekuk ke


dalam membentuk organel yang disebut mesosom. Mesosom
berfungsi sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak
dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner
sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim
pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk
menghasilkan energi.

5) Ribosom, merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis


protein.

6
6) DNA, asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, di singkat
DNA) merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula
deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi
sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus di
wariskan kepada keturunannya.

7) RNA, asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA)


merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi bagian
tertentu DNA melakukan transkripsi (mengkopi diri) membentuk
RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan
DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan
dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

b. Struktur sel eukariotik


Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel
eukariotik memiliki membram inti, sedangkan sel prokariotik tidak.
Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem endomembran, yakni
memiliki organel-organel bermembran seperti reticulum endoplasma,
kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga
memiliki sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak.

7
Adapun sel eukariotik meliputi sebagai berikut:
1) Membran plasma, membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat
semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan
pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis,
dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfo lipid, protein
dan kolesterol.

2) Sitoplasma, merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas
air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup.

3) Inti sel atau nukleus, merupakan organel terbesar yang berada di dalam
sel. Nukleus berdiameter 10 mikrometer. Nukleus biasanya terletak di
tengah sel dan berbentuk bulat dan oval.

8
4) Sentriol, merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan
pembelahan.

5) Retikulum, berasal dari kata retikular yang berarti anyaman benang


atau jala, karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(endoplasma), maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat
RE).

6) Ribosom, tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom


tidak memiliki membran.

9
7) Kompleks golgi, sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan,
kompleks golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE
dan membran plasma.

8) Lisosom, (lyso = pencernaan, soma =tubuh) merupakan membran


berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut
lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu
mencerna zat-zat yang masuk dalam sel.

9) Badan mikro, disebut karena ukurannya yang kecil, hanya bergaris


tengah 0,3-1,5 mikro meter. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan
glioksisom.

10) Mitokondria, merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi


untuk respirasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria
berbentuk butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis,
artinya bentuknya mudah berubah.

10
11) Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang
panjangnya 2,5 mikrometer dengan diameter 25 nm. Tabung tabung
kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin.

2. Struktur Jaringan
Jaringan penyusun tubuh dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
a. Jaringan Eptelium

Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh,


baik permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam. Permukaan
sebelah luar yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan
permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung epitelium adalah
permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh.

11
Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan
ektoderma, mesoderma atau endoderma. Jaringan epitelium dapat
dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya, serta
berdasarkan struktur dan fungsinya.
1) Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk
Dua kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan
epitelium adalah jumlah lapisan sel dan bentuknya. Berdasarkan
jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi epitelium
sederhana dan epitelium berlapis. Epitelium sederhana adalah
epitelium yang sel-selnya hanya selapis sedangkan epitelium
berlapis adalah epitelium yang terdiri atas beberapa lapis sel.
2) Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium
dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan epitelium penutup dan
jaringan epitelium kelenjar.
a) Jaringan epitelium penutup, berperan melapisi permukaan
tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di
permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau
merupakan lapisan disebelah dalam dari saluran yang ada
pada tubuh.
b) Jaringan epitelium kelenjar, tersusun oleh sel-sel khusus yang
mampu menghasilkan secret atau getah cair. Getah cair ini
berbeda dengan darah dan cairan antar sel.
b. Jaringan Ikat
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen intra seluler
yang disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat.
Dengan demikian, secara garis besar jaringan ikat terdiri atas sel-sel
jaringan ikat dan matriks. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya,
serat pada matriks dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serat
kolagen, elastin, dan retikuler. Serat kolagen berupa berkas
beranekaragam yang berwarna putih. Serat nya mempunyai daya
regang yang tinggi dengan elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat

12
pada tendon. Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis dari serat
kolagen. Seratnya mempunyai elastisitas tinggi. Terdapat pada
pembuluh darah. Serat retikuler hampir sama dengan serat kolagen
tetapi berukuran lebih kecil. Serat ini berperan dalam menghubungkan
jaringan ikat dengan jaringan lain. Bahan dasar penyusun matriks
adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan
dasar ini adalah homogen setengah cair, jika kandungan asam
hialuronat tinggi matriks bersifat lentur. Sebaliknya, jika kandungan
mukopolisakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan ini
terdapat dalam sendi.

Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki
berbagai fungsi antara lain, fibroblast (mensekresikan protein),
makrofag (berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat pembuluh
darah), sel tiang (menghasilkan subtansi heparin dan histamine), sel
lemak (khusus untuk menyimpan sel lemak), dan sel darah putih
(melawan fatogen dan dapat bergerak bebas).Berdasarkan struktur dan
fungsinya jaringan ikat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan
ikat longgar dan jaringan ikat padat.
1) Jaringan ikat longgar, susunan seratnya longgar dan memiliki
banyak sustansi dasar. Fungsinya antara lain, membentuk organ
dalam misalnya, sumsum tulang dan hati. Menyongkong,
mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan

13
lain, misalnya menyelubungi serat otot, melekatkan jaringan di
bawah kulit.

2) Jaringan ikat padat, susunan seratnya padat dan memiliki sedikit


bahan dasar dan sedikit sel jaringan ikat. Jaringan ikat padat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu jaringan padat tak teratur yang terdapat
pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang, jaringan ikat
teratur yang terdapat pada tendon.

c. Jaringan Tulang
1) Tulang rawan ( Kartilago )
Ada tiga jenis tulang rawan yaitu tulang rawan hialin ( memiliki
serat kolagen yang tersebardalam bentuk anyaman halus dan rapat),
tulang rawan elastin (serat kolagen tidak tersebardanbentuk serat elastic
bergelombang), tulang rawan fibrosa(serat kolagen kasar dan tidakteratur,
lacuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-
sel kondrosit).

14
2) Tulang sejati ( Osteon )
Sel tulang disebut osteosit. Osteosit terletak di dalam lacuna.
Osteosit dibentuk oleh osteoblas. Antara osteosit yang satu dengan
yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks penyusuntulang
adalah kolegen dan kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang
lebihkeras. Tulang tersusun atas unit-unit yang dinamakan system havers,
setiap haversmengandung pembuluh darah. Tulang dibungkus oleh selaput
yang disebut periosteum.

d. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri dari tiga jenis yaitu, otot polos, otot lurik, dan
otot jantung.

1) Otot polos
Sel berbentuk gelendong, memiliki satu inti yang terletak di
bagian tengah. Kontraksi otot polos tidak dibawah pengaruh
kesadaran sehingga disebut otot involunter. Contohnya, saluran
pencernaan, kantong kemih, organ reproduksi dan saluran
pernapasan.
2) Otot lurik
Sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang,
memiliki banyak inti yang terletak di bagian tepi sel. Kontraksi
otot lurik dibawah kesadaran sehingga disebut dengan otot
volunter. Contohnya, otot yang melekat pada rongga.

15
3) Otot jantung
Sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau
lebih membentuk sinsitium. Memiliki satu atau dua inti sel yang
terletak di bagian tengah sel. Kontraksi tidak di bawah pengarus
kesadaran.
e. Jaringan Saraf
1) Struktur sel saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak
dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada
neuron.

2) Jenis sel saraf


Neuron sensori (aferen), berfungsi menyampaikan rangsangan dari
organ penerima rangsangan (reseptor) kepada system saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang). Neuron intermediate,
berperan sebagai penghubung implus saraf dari satu neuron ke
neuron lain atau dari neuron mororik ke neuron sensorik. Neuron
motor (eferen), berfungsi mengirimkan implus dari system saraf
pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh.
Pada umumnya, neuron motor menerima implus dari neuron
intermediet. Adakalanya implus ditransmisikan dari neuron snsori
ke neuron motor.

16
C. Gangguan - Gangguan yang Merusak Sel dan Jaringan
1. Gangguan pada Jaringan dan Sel Saraf

Sistem Saraf adalah sistem organ pada makhluk hidup yang terdiri
dari jutaan serabut saraf yang terdiri dari sel-sel saraf yang saling
terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indra, involunter organ atau
jaringan tubuh, aktivitas motorik volunter, dan homeostasis berbagai
proses fisiologis tubuh pada makhluk hidup. Sistem saraf terdiri dari
jaringan yang rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa,
pikiran dan ingatan pada makhluk hidup terutama manusia.
Meski jaringan syaraf dilindungi oleh tengkorak dan tulang yang
keras, gangguan sistem saraf pada manusia tetap bisa terjadi. Gangguan
tersebut sangat beragam, tergantung jenis penyebabnya .Namun secara
umum, penyebab gangguan pada sistem saraf bisa disebabkan karena
benturan (trauma) benda-benda keras, paparan bahan kimia, toksikasi virus
atau bakteri dan adanya radang yang disebabkan oleh regenerasi sel saraf
itu sendiri. Adapun gangguan sistem saraf pada manusia yang sering
terjadi adalah sebagai berikut:
a. Stroke: kerusakan otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah
dalam otak, sehingga saraf tidak cukup oksigen akibatnya sel saraf
mati dan penderita mempunyai masalah dengan pengucapan, gerakan,
dan ingatan.
b. Hidrocephalus: pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif
cairan otak dalam bilik otak.

17
c. Neuritis: radang saraf tepi karena pukulan, tekanan, patah tulang,
defisiensi vitamin B.
d. Alzheimer: penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri
sendiri.
e. Epilepsi: penyakit yang menyerang pada neuron motorik dan sensorik
secara berulang sehingga menimbulkan kontraksi otot berulang tanpa
disadari.
f. Gegar otak: penyakit yang disebabkan oleh benturan. Benturan ringan
menyebabkan pusing dan muntah sedang benturan berat menyebabkan
muntah dan pingsan.
g. Meningitis: peradangan meningitis yang akut oleh bakteri.
h. Amnesia: kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan
pada otak karena benturan, suatu penyakit, guncangan batin dan
trauma.
2. Gangguan pada jaringan otot
Gangguan pada sistem otot, otot berperan penting dalam aktivitas
gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas
gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti
berikut ini:
a. Atrofi, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh penyakit polimielitis yaitu penyakit yang disebabkan
oleh virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang
mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.

b. Hipertrofi, merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan


kuat. Hipertrofi disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter
serabut-serabut otot membesar.

18
c. Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara
terus-menerus berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri Clostridium
Tetani.
3. Gangguan pada jaringan ikat
a. Sindroma Ehlers-Danlos
Pada penyakit tertentu, misalnya sindroma Ehlers-Danlos, terdapat
kolagen (serat protein yang kuat di dalam jaringan ikat) yang lemah.
Kolagen mengelilingi dan menyongkong pembuluh darah yang
melewati jaringan ikat, karena itu kelainan pada kolagen bisa
menyebabkan pembuluh darah sangat peka terhadap perobekan. Tidak
ada pengobatan khusus, penderita sebaiknya menghindari cedera dan
jika terjadi pendarahan harus segera diatasi.
Penyebab tidak terjadinya bekuan darah:
1) Trombositopenia: konsentrasi trombosit yang rendah di dalam
darah.
2) Penyakit von Willebrand: trombosit tidak melekat pada lubang di
dinding pembuluh darah.
3) Penyakit trombosit herediter: trombosit tidak melekat satu sama
lain untuk membentuk suatu sumbatan.
4) Hemofilia: tidak ada faktor pembekuan VII atau IX.
5) DIC (disseminated intravascular coagulation): kekurangan faktor
pembekuan karena pembekuan yang berlebihan.
b. Hipohidrotik Ectodermal

19
Kebanyakan kasus hipohidrotik ectodermal displasia disebabkan
oleh mutasi pada gen EDA yang diwariskan dalam kromosom X
resesif. Karena peyakit ini dibawa oleh kromosom X, maka
penderitanya lebih banyak terjadi pada kaum laki-laki yang hanya
memiliki satu kromosom X sedangkan pada perempuan harus terjadi
di dua kromosom X nya.
Pada perempuan, jika hanya satu kromosom saja yang bermutasi
maka dirinya menjadi carrier (pembawa gen). Sekitar 70 persen kasus
yang terjadi adalah pembawa gen (carrier) dengan adanya tanda-tanda
atau gejala yang ringan seperti beberapa gigi yang hilang atau tidak
normal, rambut tipis dan beberapa masalah fungsi kelenjar keringat.
Kasus yang paling banyak tejadi adalah orangtuanya sebagai
pembawa gen dan tidak menyadari bahwa dirinya adalah individu
dengan kelainan kromosom karena tidak menunjukkan gejala atau
tanda. Penyakit ini bisa dideteksi sejak masih bayi dengan
menunjukkan 3 gejala, yaitu:
1) Hipotrichosis, yaitu memiliki rambut yang tipis atau ringan dan
berpigmen.
2) Hipohidrosis, yaitu berkurangnya kemampuan untuk berkeringat
serta sering mengalami suhu panas dalam tubuh (hipertermia).
3) Hipodontia, yaitu gigi lebih kecil dari ukuran rata-rata,
mengembangkan 9 gigi permanen terutama taring dan geraham
serta melakukan pemeriksaan radiografi gigi.

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus yang bisa diberikan
untuk penderita gangguan ini. Tapi pasien bisa melakukan beberapa
perawatan seperti:
1) Membasuh tubuh dengan air dingin atau semprotan air untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
2) Usahakan untuk tinggal di daerah dengan iklim yang lebih dingin.
3) Menggunakan rambut dan gigi palsu untuk memperbaiki
penampilan.

20
4) Menggunakan air mata buatan untuk mencegah terjadinya
kekeringan dan robeknya selaput mata.
5) Menggunakan semprotan hidung saline untuk menghilangkan
kotoran dan mencegah infeksi.
6) Gangguan pada jaringan epitel
c. Osteoartitis
Pada penderita osteoartitis biasanya bermula dari kelainan pada
sel-sel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen
(serabut protein yang kuat pada jaringan ikat), dan proteoglikan (bahan
yang membentuk daya lenting pada tulang rawan). Akibat dari kelainan
pada sel-sel tersebut, tulang rawan akhirnya menipis dan membentuk
retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk di
dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga
tulang yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha
untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Tetapi perbaikan yang
dilakukan oleh tubuh mungkin tidak memadai, mengakibatkan
timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang terasa nyeri.
Pada akhirnya permukaan tulang rawan akan berubah menjadi
kasar dan berlubang-lubang sehingga sendi tidak lagi bisa bergerak
secara halus. Semua komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul
sendi, jaringan sinovial, tendon, dan tulang rawan) mengalami
kegagalan dan terjadi kekakuan sendi.
Penyebab pasti dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini
masih belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor risiko
yang memungkinkan seseorang untuk menderita osteoartritis, yaitu:
1) Umur, kemungkinan seseorang mengidap osteoartitis makin
bertambah seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
2) Berat badan, makin tinggi berat badan seseorang semakin besar
kemungkinan seseorang untuk menderita osteoartritis. Hal ini
disebabkan karena seiring dengan bertambahnya berat badan
seseorang, beban yang diterima oleh sendi pada tubuh makin besar.
Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan.

21
Orang-orang yang pekerjaanya berhubungan dengan aktivitas yang
membutuhkan pengulangan gerakan secara terus menerus, seperti
atlet, operator mesin, mempunyai risiko tinggi untuk menderita
osteoarthritis.
3) Kelemahan pada otot, kelemahan pada otot-otot di sekeliling sendi
dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis. Penyakit lain yang
dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan
seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, dan akromegali.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, jaringa adalah
sekumpulan sel pada organisme multi seluler yang sama yang bekerjasama dan
terhubung dan bekerjasama dengan kumpulan sel lain yang berbeda ataupun
sama untuk membentuk organ. Dimana jaringan penyusun tubuh dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu jaringan epitelium, jaringan
ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Sedangkan sel adalah unit terkecil dari
makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit
terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih
kecil yang berdiri sendiri. Struktur sel dibagi menjadi dua yaitu, sel prokariotik
dan sel eukariotik. Adapun gangguan-gangguan yang dapat merusak jaringan
dan sel diantaranya stoke, tetanus, sindroma ehlers-danlos dan osteoartitis.
Karena ada gangguan adapula antisipasi yang dapat dilakukan dalamdunia
kecantikan yaitu dengan melakukan spa atau tritmen pijat, melakukan
creambath atau pijat kepala dan refleksi kaki.

B. Saran
Menyangkut akan pentingnya merawat kesehatan untuk jaringan dan sel
dalam tubuh kita disarankan untuk bisa melakukan perawatan-perawatan yang
baik untuk tubuh kita.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://gurugeblog.wordpress.com/2008/10/31/jaringan-sel-jaringandasar-manusia/
[ 13 Januari 2020 ]
http://mily.wordpress.com/2009/09/09/jaringan-sel-manusia/ [ 13 Januari 2020 ]
http://nadashitatkc.blogspot.com/2015/11/makalah-jaringan-dan-sel.html [ 13
Januari 2020 ]

24

Anda mungkin juga menyukai