Anda di halaman 1dari 13

Klasifikasi mencit,kelinci,marmut,tikus,hamster :

- mencit
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Muridae
pafamili: Murinae
Genus: Mus
Spesies: M. Musculus
- kelinci

Kerajaan: Animalia

Superfilum: Chordata

Filum: Vertebrata

Kelas: Mammalia

Ordo: Lagomorpha

Famili: Leporidae

Genus : lepus

Spesies: Lepus negricollis

- marmut

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Rodentia

Famili: Sciuridae

Genus: Marmota

Spesies: M. Monax

- hamster

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Rodentia

Famili: Cricetidae

Genus: Cricetulus

Spesies: Cricetulus barabensis

- tikus

2. karakteristik mencit dan kelinci :

Karakteristik mencit :Karakteristik utama mencit,Dalam laboratorium mudah ditangani,


ia bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya, mempunyaikecenderungan
untuk bersembunyi dan lebih aktif pada malam hari, kehadiranmanusia akan menghambat
mencit. Suhu tubuh normal (37,4°C). Laju respirasi

Materi Kuliah
METODE FARMAKOLOGI
Pengajar :
USMAR
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----
KARAKTERISTIK DAN CARA PENANGANANHEWAN COBA
Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang
khususditernakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan laboratorium tersebut
digunakans e b a g a i m o d e l u n t u k p e n e l i t i a n p e n g a r u h b a h a n k i m i a a t a
u o b a t p a d a m a n u s i a . Karakteristik dari beberapa jenis hewan serta beberapa cara
penanganannya diterangkan berikut ini
1. Mencit
a) Data biologik normalGenus dan jenis mencit laboratorium adalah
Mus musculus
dan termasuk dalamordo
Rodentia
. Jenis telah banyak dijinakkan dan diternakkan selama bergenerasi danmudah
ditangani. Hewan ini memiliki pendengaran yang sangat tajam, penciuman
yangcukup baik, tetapi penglihatannya lemah. Mencit adalah hewan laboratorium yang
palingumum digunakan untuk penelitian. Adapun karakteristik yang lain adalah sebagai
berikut:-
EMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN HEWAN COBA

Karakteristik Hewan Coba Mencit dan Kelinci


Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboiratorium.
Hewan tersebut tersebar du seluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau di
dalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Mencit juga dapat ditemukan
banyak ditemukan didaerah lain yang tidak dekat dengan manusia, asal ada
makanan dan tmpat berlindung. Semua galur mencit laboratorium yang ada pada
waktu ini merupakan turunan dari mencit liar sesudah melalui peternakan selektif.
Adapun karakteristik dari mencit yaitu bulu mencit liar berwarna keabu-abuan, dan
warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Berat
badan bervariasi, tetapi umumnya pada 4 minggu berat badab mencapai 18-20
gram. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 gram pada umur 6 bulan atau lebih.
Mencit liar makan segala makanan (omnivorus), dan mau coba makan apapun
penganan yang tersedia bahkan bahan yang tidak bias di makan. Akan tetapi bahan-
bhan yang tidak bias di makan akan dicicipi dahulu dan hanya akan kembali makan
lagi jika ada akibat-akibat buruk setelah mencicipinya. Mencit liar dapat masuk
lubang yang sangat kecil, liang di dinding dan celah-celah pada atap. Hewan ini
dapat berjalan amat jauh dalam pipa yang mempunyai gari tengah sebesar 2,5 cm,
dan dengan mudah dapat memanjat dinding batu bata. Meskipun mencit l;iat lebih
suka suhu lingkungan tinggi, mencit liar dapat hidup terus dalam suhi rendah.
Selain mencit, kelinci juga dapat dijadikan sebagai hewan coba. Adapun karakteristik
dari kelinci yaitu kelinci mempunyai kemampuan untuk hidup dalam habitat sangat
berbeda yang bervariasi mulai dari padang pasir hingga daerah subtropics. Akan
tetapi, kelinci berkembang bauk paling baik di daerah beriklim sedang. Biasanya,
kelinci liar tinggal dalam lubang-lubang dalam tanah.kelinci mempunyai tabiat
menarik sekali dan juga sangat penting, yaitu makan tinjanya (coprophagy). Kelinci
mengeluarkan dua mavam tinja. Pada siang hari, butir tinja keras dan kering. Akan
tetapi pada malam hari tinja lembek dan berlendir.
Pemeliharaan Kandang Hewan
Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak
dapat dibuat dari berbagai mavam bahan, misalnya plastic, aluminium atau baja
tahan karat. Kandang-kandang mencit dapat ditempatkan dikandang yang
mempunyai dinding dan lantai dari kawat. Prinsip dasar yang perlu dicamkan kalau
memilih kotak mencit ialah bahwa kotak harus mudah dibersihkan dan disterilkan.
Kotak mencit harus tahan lama, tahan digigit dan mencit tidak dapat lepas. Biasanya
kotak yang dibuat dari plastic polivinil klorida (PVC) tidak begitu memuaskan karena
plastic ini lunak dan dapat dikerta oleh mencit. Plastic ini juga sukar disterilkan
karena tidak begitu tahan panas.
Penting sekali tersedia alas tidur (bedding) dengan kualitas bagus dan bersih. Alas
tidur harus tidak begitu menarik mencit binatang lainnya, misalnya kutu. Selanjutnya,
alas tidur harus dapat menghisap air dan tidak mengandung zat-zat yang dapat
mengganggub penelitian. Alas tidur harus diganti sesering mungkin. Dalam praktek,
kalau tercium ammonia dari kotak mencit, maka alas tidur perlu diganti. Makin
banyak mencit dalam tiap kotak, makin cepat berbau. Tetapi meskipun lambat
berbau, alas tidur harus diganti sekurang-kurangnya satu kali tiap minggu. Selama
musim hujan, pada waktu kelembapan udara tinggi, alas tidur cepat basah, sehingga
harus lebih sering diganti, mungkin dua sampai tiga tiap minggu.
Pada umumnya, gedung kelinci laboratorium mempunyai persyaratan sederhana
yang meliputi kebersihan, hewan terlindungi dari angin, hujan, dan cahaya matahari
langsung danm lama, dan memperoleh cahaya cukup dan udara segar. System
mengandangkan kelinci sedikit berbeda dengan system pada mencit, tikus dan
marmot, itu biasanya hanya seekor kelinci dalam satu kandang. Gedung untuk
kelinci tidak perlu mempunyai standar sama dengan gedung hewan percobaan lain
kecuali kalau perlu perlindungan terhadap suhu tinggi. Namun, kalau dipakai
kandang dengan lantai luas diperlukan gedung dengan kualitas sama dengan
gedung hewan percobaan lain tersebut.
System perkandangan yang cocok din pakai di daerah pegunungan, didaerah tropis,
misalnya 500-1000 meter diatas permukaan laut. Kandang semacam ini dapat
dibuta dari kayu dan bamboo. Atap kandang harus tahan hujan, dinding dibuat dari
papan kayu dan mempunyai celah, lantai terdiri atas bilah bamboo supaya tinja
dapat jatuh. Kandang tidak perlu diletakkan dalam gedung, tetapi system ini dapat
dipakai di dalam gedung di daerah sedikit lebih panas.
Makanan dan Minuman Hewan Coba
Persiapan dalam menyediakan makanan mencit yang lengkap termasuk
memperhatikan kira-kira 50 komponen penting. Persiapan ioni meliputi membuat
resep dan membuat makanan sehingga mengandung komponen-komponen dengan
kadar yang diperlukan dengan mempertimbangkan factor-faktor lain yang ada
hubungannya denga kualitas makanan. Factor-falktor yang mempunyai pengaruh
terhadap kualitas makanan termasduk apakah bahan makanan mudah dicerna, enak
dan mencit mau makan, cara menyiapkan dan menyimpan makana serta
konsentrasi zat kimia atau bahkan kuman pencemar.
Pada umunya, makanan mencit dengan kualitas tetap harus tersedia, sebab
perubahan kualitasa dapat menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga. Akan
tetapi, bahan dasar makanan mencit dapat sedikit bervariasi misanya dengan
susunan sebagai berikut : protein, 20-25%; lemak, 10-12%; pati, 45-55%; serat
kasar, 4% atau kurang; dan abu, 5-6%. Selanjutnya, makanan mencit harsu berisi
vitamin A (15.000-20.000 IU/kg); vitamin D (5000 IU/kg); al;fa tokofenol (50 mg/kg);
asam linoleat (5-10 g/kg); timin (15-20 mg/kg); riboplavi (8 mg/kg); pantotenat (20
mg/kg); viotamin B12 (30 UG/kg); biotin (80-200 UG/kg); piridoksin (5 mg/kg); intisol
(10-1000 mg/kg); dan kolin (20 h/kg). tiap hari, seekor mencit dewasa makan 3 g – 5
g makanan. Kalau mencit sedang bunting ataun menyusui, nafsu makannya
bertambah.
Seperti untuik semua jenis hewan percobaan lain, kualitas makanan kelinci
merupakan factor penting yang mempengaruhi kamampuan kilinci dalam mencapai
kemampuan genetic untuk pertumbuhan, pembiuakan, panjangan umur maupun
reaksi terhadap perlakuan dan lain-lain.
Pada dasarnya, makanan kelinci tidak banyak berbeda dengan makanan marmot.
Yang pasti, kelinci tidak memer;lukan vitamiun C dan serat kasar secara khusus
seperti marmot, tetapi karena bahan ini biasanya diberikan kepada marmot dfalam
bentuk suplemen, resep rangsum kelinci biasanya sama dengan resep rangsum
marmot, dan cara pembuatannyajuga sama. Bahan penyusun makanan kelinci
dapat sedikit bervariasi, misalnya terdiri dari protein 16 – 20 %, lemak, 5 – 10 %;
pati, 40 – 5-b %; seta kasar, 10 – 20 %; dan abu, 5 %. Selanjutnya makanan kelinci
harus berisi vitamin A (9000 IU/kg); niasin (1 -2 vgr/kg), asam nikotinal (50 mh/kg)
Dn kolion (mg/kg). tiap hari seekor kelinci dewasa makan 75 g sampai 100 g
makanan.

BAB II
PEMBAHASAN
a. Siklus Estrus pada hewan uji coba

 mencit
Siklus Estrus Pada Mencit
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang
dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Berikut adalah
penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi:
1. Fase Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” (Campbell
et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone
(GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi
pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi
ovulasi (Gilbert, 2006). Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan
mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif,
dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase
estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan
perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit
jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz –
110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina,
sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar
preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian
mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal
yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Anonim, 2009 A). Pada tahap ini vagina pada
mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua
tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti,
dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12
jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam.
Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap
matesterus ( A.Tamyis, 2008).
2. Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan
mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran
yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif,
terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur
tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak
adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008).
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini
terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami
pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski
kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama
sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel
berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif,
ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008).
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel
pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen
sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan
terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel
cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan
sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum
terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini
disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada
saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan
penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun
keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini
berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang
(A.Tamyis, 2008).

Tikus putih /Marmut


Siklus estrus merupakan sederetan aktivitas seksual dari awal hingga akhir dan terus
berulang. Panjang waktu siklus estrus pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) yaitu 4 sampai
5 hari. Siklus ini dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu fase folikuler dan fase luteal. Fase
folikuler adalah pembentukan folikel sampai masak sedangkan fase luteal adalah setelah
ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai. Siklus estrus pada hewan berasal dari folokel
graff ke korpus luteum. Siklus estrus dapat dibedakan menjadi 4 fase, yaitu :

1. Fase proestrus
Ditandai dengan adanya sel-sel epitel normal. Terjadi pembentukan folikel sampai tumbuh
maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan estrogen sehingga dinding uterus menjadi
lebih tebal dan halus serta lebih bergranula. Selain itu digetahkan cairan yang agak pekat
yang dinamakan cairan milk uteria. Struktur histologis epitel vagina pada fase proestrus
adalah sebagi berikut :

- Berlapis banyak (10-13)


 Stratum korneum kornifikasi aktif.
 Leukosit sedikit.
 Mitosis aktif.

2. Fase estrus
Fase ini ditandai dengan :
 Adanya sel-sel epitel menanduk.
 Produksi estrogen akan bertambah dan terjadi ovulasi sehingga dinding mukosa uterus akan
menggembung dan mengandung sel-sel darah.
 Pada fase ini folikel matang dan terjadi ovulasi dan betina siap menerima sperma dari jantan.
Sel-sel epitel menanduk merupakan indikator terjadinya ovulasi.
 Menjelang ovulasi leukosit makin banyak menerobos lapisan mukosa vagina kemudian ke
lumen. Selama masa luteal pada ovarium dengan pengaruh hormon progesteron dapat
menekan pertumbuhan sel epitel vagina.

Struktur histologis epitel vagina pada fase estrus sebagai berikut :


 Lapisan superficial berinti.
 Struktur korneum sedikit dan melepas leukosit di bawah epitel.
 Mitosis berkurang.
 Leukosit tidak ada.

3. Fase Diestrus
Pada fase diestrus ditandai dengan adanya sel epitel normal dan banyak leukosit. .
4. Fase anestrus
Fase anestrus merupakan fase istirahat jika tidak terjadi fertilisasi atau kehamilan. Ditandai
dengan sel epitel normal atau sel epitel biasa dan sel epitel menanduk. Dimana lapisan
epiteliumnya 4-7 dan terdapat leukosit pada lapisan luar.

Kelinci
Induk kelinci memiliki sifat superovulasi dalam melepaskan sel telur, artinya dapat melepas
beberapa sel telur yang matang lebih dari satu secara serentak dari ovarium. Pada masa
folikuler (pembentukkan folikel), banyaknya bakal sel telur mengakibatkan kadar hormon
estrogen yang tinggi sehingga masa estrus pun terjadi. Masa estrus mengakibatkan adanya
ereksi pada bagian vagina dan vulva kelinci. Induk kelinci yang estrus akan memiliki bentuk
vagina yang bengkak, agak lembap dan merah tua karena banyaknya aliran darah. Proses
ovulasi pada kelinci tidak akan terjadi ketika tidak ada rangsangan dari pejantan. Ketika
pejantan melakukan coitus (bersetubuh), maka penis pejantan akan merangsang hormon LH
pada induk betina melalui reseptor mekanik sehingga ovulasi pun terjadi. Ketika sang induk
tidak dikawinkan, maka sel telur yang terdapat pada induk akan mengalami peluruhan. Masa
estrus pada kelinci akan berlangsung selama empat hari dan merupakan masa subur untuk
mengawinkan kelinci. Pada masa estrus, kelinci betina akan mengangkat punggung bagian
belakang ketika disentuh atau dielus di bagian tersebut.
Induk kelinci akan bunting selama kurang lebih 30 hari. Dari sisi tingkah laku
ternak, induk kelinci yang telah bunting tidak ingin melakukan coitus ketika dipindahkan ke
kandang pejantan dan terkadang mengeluarkan suara rintihan yang bersifat keengganan.
Induk kelinci akan berusaha menjauhi pejantan ketika sedang bunting. Di alam liar, induk
kelinci yang sedang bunting akan mencari ketenangan dan menjauhi pejantan dengan cara
menggali lubang dan membuat sarang di bawah tanah. Ketika induk kelinci bunting,
terkadang menjadi dilema bagi peternak, apakah induk benar-benar bunting atau tidak. Maka
peternak pun biasanya memeriksa induk kelinci setelah dua minggu untuk melihat apakah
fase estrus terjadi atau tidak. Dari hal ini perlu diwaspadai bagi para peternak untuk
mengawinkan induk kelinci kembali setelah dikawinkan sebelumnya. Fase pembentukkan
folikel pada kelinci bunting akan tetap terjadi sehingga menimbulkan gejala estrus. Ketika
umur embrio masih muda dan induk kelinci dikawinkan kembali, maka resiko keguguran
sangat tinggi dan meningkatkan stress bagi induk.
Pembentukkan folikel pada induk kelinci yang sedang bunting sehingga menimbulkan
gejala estrus disebut juga fase stadium mifase. Fase stadium mifase tidak hanya terjadi pada
kelinci, namun terkadang terjadi pula pada hewan ruminansia seperti sapi perah. Fase ini
terjadi karena perkembangan folikel tetap berjalan sehingga menghasilkan hormone estrogen.
Namun folikel yang berkembang tidak akan dapat mencapai optimal (de graff) karena
terdapat hormon progesterone yang bersifat menghambat fase folikuler untuk memelihara
kebuntingan. Pada masa bunting tua pun induk kelinci dapat mengalami fase stadium mifase.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fase-fase pada hewan
percobaan adalah meliputi
1. Fase Estrus
2. Fase Metestrus
3. Fase Diestrus
4. Fase Proestrus

II.1.3 Hewan-Hewan Percobaan

1. Mencit (Mus musculus) (Malole, 1989)

Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium
farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat
penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di
malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya.
- Cara Memegang mencit

Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan, biarkan
menjangkau / mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang). Kemudian tangan kiri
dengan ibu jari dan jari telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor
dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan kiri.
Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan.

Gambar 1. Cara memegang mencit

- Cara Pemberian

· Cara pemberian oral

Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi
jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula ini dimasukkan ke dalam mulut, kemudian
perlahan-lahan diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai esophagus
kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara peluncuran/pemasukan
kanus yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaannya yang mudah adalah cara
pemberian yang benar. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran pernafasan
atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian.

· Cara pemberian intra peritoneal

Mencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit abdomennya tegang, kemudian
jarum disuntikkkan dengan membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi
abdomen dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari terkenanya kantung kemih
dan hati.

· Cara pemberian subkutan

Penyuntikkan dilakukan di bawah kulit pada daerah kulit tengkuk dicubit di antara jempol
dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan di bawah kulit di antara kedua jari tersebut.

· Cara pemberian intramuskular

Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha.

· Cara pemberian intravena

Penyuntikan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan ke dalam kandang individual
yang sempit dengan ekor dapat menjulang ke luar. Dilatasi vena untuk memudahkan
penyuntikan, dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan air hangat.

- Bobot Badan hewan Coba yang Digunakan


Mencit : 17-25 gram

II.1 Uraian Hewan Coba

II.1.1 Mencit (Mus musculus) (Syafri, M. 2010)

a. Sistem taksonomi mencit adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Mencit memiliki beberapa data biologis, diantaranya:

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan

Lama bunting : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari

Umur dikawinkan : 8 minggu

Siklus kelamin : poliestrus

Perkawinan : pada waktu estrus

Berat dewasa : 20-40 gram (jantan)

18-35 gram (betina)


BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Kandang mencit

2. Penutup kandang yang kasar (kawat)

3. Kotak atau kandang individu kelinci

III.1.2 Bahan

Berupa hewan percobaan seperti :

1. Kelinci (Oryctolagus caniculus)

2. Mencit (Mus musculus)

III.2 Cara kerja

III.2.1 Kelinci

1. Kelinci dipegang kulit tengkuknya

2. Pantat diangkat dengan tangan kanan dan didekapkan ke badan

3. Dapat digunakan kotak atau kandang individu kelinci agar tidak banyak bergerak

III.2.1 Mencit

1. Ujung ekor diangkat dengan tangan kanan

2. Mencit dibiarkan mencengkram alas penutup kandang yang kasar (kawat) sehingga
tertahan ditempat

3. Ibu jari dan jari telunjuk kiri menjepit kulit tenguk seerat mungkin

4. Ekor dipindahkan, dijepit di antara jadi manis dankelingking tangan kiri

5. Mencit siap diberi perlakuan dengan tangan kanan

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Pengamatan

IV.2 Pembahasan

Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang
khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk
penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan yang sering
dipakai dalam penelitian maupun praktikum yaitu:Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Marmut
(Cavia parcellus), Mencit (Mus musculus), Tikus (Rattus novergicus).

Percobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan hewan coba
sebelum kita melakukan pemberian obat terhadap hewan coba maka dari itu kita harus
mengetahui bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik dan benar terlebih dahulu.

Langkah awal dari percobaan ini adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu mulai
mempraktekkan cara memperlakukan hewan percobaan yang sebelumnya telah dijelaskan
oleh asisten. Hewan yang dipakai dalam percobaan ini adalah Kelinci (Oryctolagus
cuniculus) dan Mencit (Mus musculus).

Pertama-tama dilakukan perlakuan terhadap kelinci dengan cara dielus-elus bagian kepala
sampai bagian belakang tubuhnya agar kelinci tenang dan mudah di pegang. Kemudian
digenggam atau dipegang pada leher kelinci dengan tangan kanan. Lalu bagian pantat atau
bagian belakang ekornya dengan tangan kiri diangkat bersamaan dengan pegangan pada
lehernya dan langsung didekapkan di badan kita agar agar kelinci tidak mudah lepas atau
melompat. Setelah itu kelinci siap diberi perlakuan. Untuk percobaan tertentu pada hewan
coba kelinci, biasanya kelinci dimasukkan pada kotak percobaan agar tidak banyak bergerak
dan memudahkan peneliti atau praktikkan mengambil sampel misalnya darah kelinci.
Selain itu, kita tidak diperbolehkan sekali-kali memegang telinga kelinci pada saat
penanganan karena pada telinga kelinci syaraf dan pembuluh darahnya dapat terganggu
dan telinga kelinci juga sangat sensitif, sehingga bila telinganya dipegang, maka dapat
mempengaruhi system saraf pada kelinci.

Untuk mencit cara penanganannya adalah yang pertama ujung dari ekor mencit diangkat
dengan tangan kiri, dibiarkan mencit mencengkram alas penutup kandang yang kasar yang
berupa kawat sehingga tertahan ditempat, setelah itu mencit di elus-elus agar tenang dan
mudah dipegang. Kemudian ibu jari kita dan jari telunjuk kanan menjepit tengkuk mencit
seerat mungkin tetapi tidak boleh terlalu kencang karena mencit terlalu kecil selanjutnya
ekor mencit dipindahkan, dijepit di antara jadi manis dan kelingking tangan kanan dengan
demikian, mencit yang telah terpegang oleh tangan kanan siap untuk diberi perlakuan.

BAB V

PENUTUP
V.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai macam hewan uji digunakan di
laboratorium, seperti Mencit (Mus musculus) yang memerlukan penanganan khusus. Cara
perlakuan hewan coba seperti mencit awalnya harus diperhatikan kondisi dari hewan coba
tersebut agar hewan coba tidak mengalami stres. Untuk perlakuan mencit awalnya ujung
ekor mencit diangkat dengan tangan kanan ataupun kiri ( tergatung kenyamanan praktikan
dalam memegang mencit ). Selanjutnya telunjuk dan ibu jari tangan kiri menjepit kulit
tengkuk, sedangkan ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan (ataupun sebaliknya).
Kemudian, posisi tubuh mencit dibalikkan, sehingga permukaan perut menghadap kita dan
ekor dijepitkan diantara jari manis dan kelingking tangan kiri. Sedangkan untuk kelinci
awalnya dipegang kulit tengkuknya, kemudian pantat diangkat dengan tangan kanan dan
didekapkan ke badan.

V.2 SARAN

Sebaiknya dalam menangani hewan coba perlu diperhatikan etika-etika penanganan hewan
coba di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi, Bagad. 2007. Biologi kelas 2 SMA. Jakarta: Yudistira

Gan Gunawan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: FK-UI

Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi. Makassar: AKFAR
YAMASI

http://www.scrib.com/farmakologi dan toksikologi/farmaseutika, diakses 12 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai