Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUMPERKEMBANGAN HEWAN

“PENGEMBANGBIAKAN MENCIT”

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Nama : 1. Meina Elsa Putri K (A1D019001)


2. Zahrotin Salehah (A1D019013)
3. Agrezia Rahmanda (A1D019025)
4. Shiba Ranasiha (A1D019037)
5. Lusie Maharani Malik (A1D019049)
6. Novita Lisnawati (A1D019061)
Dosen Pengampu : Drs. Aceng Ruyani, M.Si
Dr. Bhakti Karyadi, M, Si
Asisten Dosen : 1. Deni Parlindungan. M.Pd
2. Ririn Farlindungan (A1D018010)
3. Anggun Diyan Nur H (A1D017036)
4. Yunidar (A1D017047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari biasanyapara ilmuan menggunakan hewan
Mencit (Mus musculus)sebagai hewan percobaan di laboratorium, yaitu sekitar
40%-80%. Walaupun Mencit (Mus musculus)memiliki struktur fisik dan anatomi
yang jelas berbeda dengan manusia tetapi Mencit (Mus musculus) merupakan
hewan mamalia yang memiliki banyak keunggulan sebagai hewan percobaan,
yaitu karna Mencit (Mus musculus) memiliki kesamaan fisiologis dengan
manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak,
variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan.
Reproduksi merupakan ciriaktivitas hidup yang bertujuan untuk
melestarikan jenisnya. Reproduksi merupakan faktor penting dalam kehidupan.
Reproduksi pada mamalia erat kaitannya dengan siklus estrus. Hormon progesteron
merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam siklus estrus. Kadar
progesteron dan estradiol dalam tubuh dapat dijadikan parameter dalam penentuan
fase pada siklus estrus. Perkembangbiakan secara seksual adalahperkembangbiakan
yang melibatkanduaindividu yang berbeda jeniskelaminnya atau melibatkan fusi
duabuah gamet yang berbeda seperti spermadan telur. Organ–
organreproduksisecara umum dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu alat
reproduksi utamaatau gonad dan alat reproduksi tambahan.Gonad terdiri atas testis
dan ovarium,sedangkan alat reproduksi tambahanterdiri atas saluran-saluran
reproduksibeserta kelenjar-kelenjar yangberhubungan dengannya.
Oleh karena itu kami melakukan pengamatan terhadap Mencit (Mus
musculus) yang berjudul “Pengembangbiakan Mencit” dengan tujuan mengetahui
proses pengembangbiakan Mencit (Mus musculus).

B. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui proses pengembangbiakan Mencit (Mus musculus).

II. Tinjauan Pustaka


Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi
dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan
pada laboratorium, yaitu sekitar 40%-80%. Banyak keunggulan yang dimiliki oleh
mencit sebagai hewan percobaan, yaitu memiliki kesamaan fisiologis dengan
manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak,
variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan (Yuningsih,m. 2018)
Klasifikasi dari mencit (Mus musculus) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Kandang mencit biasanya berupa kotak yang terbuat dari plastik atau
metal dengan kawat kasa sebagai penutup bagian atas kandang. Kelengkapan
lain yang diperlukan yaitu tempat pakan, tempat minum, dan alas kandang.
Kandang mencit memiliki luasan 97 cm2/ekor untuk mencit dewasa sedangkan
untuk betina dan anak-anaknya yaitu 390 cm2 (Rakhmadi, 2008).
Syarat yang harus dipenuhi untuk kandang mencit yaitu, kandang harus
memiliki luasan yang cukup sehingga mencit bebas bergerak dan mempunyai
tempat untuk sarang beranak. Satu kandang biasanya terdapat 5-6 ekor
mencit. Mencit sebaiknya ditempatkan dalam kondisi yang redup atau agak
gelap dengan cahaya kurang dari 60 lux terutama untuk mencit albino.
Kandang tidak boleh ditempatkan pada daerah yang bising, lembab dan berdebu
serta yang paling penting adalah bahwa mencit lebih menyukai tempat yang
gelap (Rakhmadi, 2008).
Kebutuhan dan Konversi Pakan Mencit dewasa dapat mengkonsumsi pakan
3-5 g/hari. Zat-zat makanan yang dibutuhkan seekor mencit adalah protein kasar
20%-25%, kadar lemak 10%-12% , kadar pati 44%-45%, kadar serat kasar
maksimal 4% dan kadar abu 5%-6%. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh
jenis kelamin, ukuran tubuh, tingkat produksi, temperatur lingkungan,
kecepatan partum-buhan, keseimbangan zat-zat makanan dalam ransum dan
cekaman yang dialami ternak tersebut (Anggorodi, 1994).
Mencit (Mus musculus) termasuk hewan poliestrus yang artinya, dalam
periode satu tahun terjadi siklus reproduksi yang berulang-ulang. Siklus estrus
mencit (Mus musculus) bisa selesai dalam 6 hari. Meskipun pemilihan waktu siklus
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksteroseptif seperti cahaya, suhu, status
nutrisi dan hubungan sosial. Setiap fase dari daur estrus dapat dikenali melalui
pemeriksaan apus vagina. Melalui apus vagina dapat dipelajari berbagai tingkat
(Akbar, 2010).
Kualitas spermatozoa meliputi beberapa aspek, yaitu motilitas spermatozoa
yang dapat dibagi menjadi tiga kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan
tidak motil), morfologi spermatozoa meliputi bentuknya (normal atau abnormal,
abnormalitas dapat terjadi pada kepala, midpiece atau ekor), konsentrasi atau
jumlah spermatozoa danviabilitas (daya hidup) spermatozoa. (Tiwuk
Susantiningsih,2015)
Sistem reproduksi mencit (Mus musculus) betina terdiri atas ovarium,
oviduk, uterus, servikdan vagina. Ovarium mencit berjumlah sepasang yang terletak
bagian kri dan kanan uterus yang terletak dalam rongga pelvis dan diikatkan ke
dinding dorsal tubuh oleh mesovarium (Partodihardjo, 1985).
Siklus birahi pada hewan menunjukkan variasi yang berbeda pada setiap
spesies hewan. Pada umumnya setiap perubahan siklus birahi yang terjadi secara
normal menunjukkan perubahan-perubahan yang sifatnya teratur. Birahi adalah saat
dimana hewan betina bersedia menerima pejantan untuk berkopulasi yang dapat
mengahasilkan kebuntingan dan menghasilkan anak (Partodihardjo, 1985)
Untuk mengetahui siklus birahi mencit (Mus musculus) dilakukan dengan
cara pemeriksaan mikroskopis melalui preparat hapusan vagina. Dari preparat ini
akan tampak perbedaan dari tiap tahap siklus birahi mencit (Mus musculus). Siklus
birahi mencit (Mus musculus) dapat dibagi menjadi empat fase yaitu proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus (Fox, 1984).
Siklus birahi pada mencit berlangsung dalam empat sampai lima hari
meskipun waktu siklus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cahaya, suhu
dan status nutrisi. Siklus ini akan berulang secara periodik dengan jarak waktu
tertentu, kecuali bila mencit (Mus musculus) sedang berada dalam keadaan bunting
(Hafez, 2000).
Fase proestrus disebut juga fase persiapan. Fase ini berlangsung singkat,
yaitu kurang lebih 12 jam, ditandai dengan adanya perubahan pada tingkah laku
dan alat kelamin luar. Setiap folikel mengalami pertumbuhan yang cepat selama 2-3
hari sebelum estrus sistem reproduksi memulai persiapan-persiapan untuk
pelepasan ovum dari ovarium. Perubahan tingkah laku secara umum yaitu betina
mulaimenerima pejantan walaupun belum mau melakukan kopulasi. Perubahan
pada alatkelamin luar, yaitu terlihat telah terjadi peningkatan peredaran darah pada
daerah tersebut. Epitel vagina menebal karena terjadi proliferasi sel di bagian basal,
terdapat penimbunan butir-butir keratohialin dalam sel. Perubahan juga terjadi pada
alat kelamin bagian dalam yaitu ovarium, tuba fallopi, uterus dan serviks.
Perubahan fisiologis tersebut meliputi pertumbuhan folikel, meningkatnya
pertumbuhan endometrium, uteri dan serviks serta peningkatan vaskularisasi dan
keratinisasi epitel vagina pada beberapa spesies. Pada ovarium mulai terjadi
pertumbuhan folikel tersier menjadi folikel de graaf. Tuba fallopi dan uterus
mendapat vaskularis lebih banyak. Kelenjar endometrium tumbuh memanjang,
terjadi relaksasi pada serviks, dan kelenjar lendir dalam lumen serviks mulai
memproduksi lendir. Pada apusan epitel vagina ditandai akan tampak jumlah sel
epitel berinti dan sel darah putih berkurang, digantikan dengan sel epitel bertanduk,
dan terdapat lendir yang banyak (Nadayatu,k.2017).
Fase estrus merupakan stadium terpenting dalam siklus birahi karena mencit
(Mus musculus) memperlihatkan gejala yang khusus yang ditandai oleh penerimaan
pejantan oleh betina untuk berkopulasi. Fase ini berlangsung selama 12 jam. Folikel
de graaf membesar dan menjadi matang serta ovum mengalami perubahan-
perubahan ke arah pematangan. Tanda-tanda yang diperlihatkan antara lain nafsu
makan berkurang atau hilang sama sekali, gelisah, aktivitas berkurang dan mau
menerima pejantan. Ovulasi hanya terjadi pada fase ini dan terjadi menjelang akhir
siklus estrus. Perubahan pada alat kelamin luar terlihat epitel vagina menebal dan
terdapat lapisan sel epitel diatas permukaan vagina. Pada preparat apus vagina
ditandai dengan menghilangnya leukosit dan epitel berinti, yang ada hanya epitel
bertanduk dengan bentuk tidak beraturan dan berukuran besar (Fox, 1984).
Fase metestrus pada mencit berlangsung sekitar 21 jam yang lalu yang
ditandai mencit (Mus musculus) betina tidak mau menerima pejantan. Pada vagina
terlihat lapisan epitel terlepas dari mukosa vagina. Pada preparat apusan vagina
terdapat lendir kental, sel-sel epitel dengan beberapa leukosit. Pada ovarium
terjadipembentukan korpus luteum, sel telur yang baru keluar terdapat dalam tuba
fallopi menuju uterus. Kelenjar-kelenjar endometrium lebih panjang sehingga di
beberapa tempat terlihat mulai berkelok-kelok. Pada preparat apus vagina ciri yang
tampak yaitu epitel berinti dan leukosit terlihat lagi dan jumlah epitel menanduk
makin lama makin sedikit (Sitasiwi, 2008).
Fase diestrus pada mencit (Mus musculus) berlangsung sekitar 57 jam dan
ditandai mencit (Mus musculus) betina tidak mau menerima pejantan. Mukosa
vagina kembali normal dengan lapisan sel epitel menipis. Pada preparat apusan
vaginaterlihat banyak sel-sel leukosit dan sel-sel epitel dengan inti yang letaknya
tersebardan homogen. Kelenjar endometrium mengalami degradasi dan corpus
luteum menjadi mengkerut. Pada akhir periode ini corpus luteum memperlihatkan
perubahan-perubahan retrogresif dan vakualisasi secara gradual (Galuh,C. 2013).
Tahap embriogenesis adalah tingkat diferensiasi sel sangat inensif sehingga
dapat bekerja pada organ yang paling peka. Kepekaan terhadap zat teratogen dapat
bekerja pada organ yang paling peka. Kepekaan terhadap zat teratogen menurun
dengan cepat pada tahap fetogenesis tetapi sejumlah kecil alat tubuh seperti
serebelum, korteks serebri dan sebagian susunan kemih serta kelamin masih terus
mengalami diferensiasi mengalami sehingga dari susunan tubuh tetap peka terhadap
pengaruh teratogen (Sadler, 2000).
Pertumbuhan makhluk baru yang terbentuk sebaga hasil dari perubahan
ovum oleh spermatozoa dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu: periode ovum,
perkembangan embrio dan periode fetus. Periode ovum adalah periode yang
dimulai dari fertilisasi sampai implantasi. Periode embrio dimulai dari implantasi
sampai pembentukan organ tubuh dan sampai dilahirkan disebut periode fetus
(Partodihardjo, 1985).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Kaca objek
b. Cover glass
c. Mikroskop
d. Cawan arloji
e. Pisau silet
f. Pipet tetes
g. Kaca hemositometer
h. Nampan plastic
i. Ram kawat
j. Timbangan digital
2. Bahan :
a. Mencit (Mus musculus)
b. Cotton bud
c. Metilen blue
d. Aquadest
e. NaCl 0,9%
f. Sekam
g. Akohol 96%
B. Langkah kerja :

Pengamatan Fase Esterus

1. Diambil 5 ekor mencit betina.


2. Disiapkan Cutton bud, Metilen Blue dan Aquadest.
3. Dioleskan pada Vagina mencit betina dan dioleskan pada kaca objek.
4. Ditetesi metilen blue dibiarkan selama 5 menit.
5. Ditutup dengan cover glass dan diamati dengan mikroskop.
6. Diamati sel dan dicocokan dengan tabel standar (Proesterus,
Esterus,Metestrus,Diestrus).
7. Disajikan data pada table 1.

Pembuatan Suspensi Sperma Mencit

1. Dilakukan pembedahan pada mencit jantan.


2. Dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens.
3. Dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9%.
4. Dipotong dengan pisau silet.
5. Diambil dengan pipet tetes.
6. Dimasukkan ke dalam kaca hemositometer improved neubauer.
7. Diamati dibawah mikroskop.
8. Dilakukan penghitungan sperma yang hidup dan mati.Disajikan data
pengamatan pada tabel 2.

Penyediaan dan Pengawinan Mencit

1. Kandang mencit dibuat dari nampan plastik yang diberi sekam padi sebagai alas
dan ditutup dengan ram kawat.
2. Dimasukan dalam 1 kandang berisikan 1 jantan dan 3-4 betina.

Pengamatan Bobot setelah kawin

1. Jika sudah ditemukan sumbat vagina pada hari pengamatan (H0) maka
dilanjutkan penimbangan setiap hari.
2. Ditimbang bobot mencit selama usia kehamilan ke-18.
3. Pada hari ke-18 mencit di bunuh dengan cara didislokasi leher.
4. Uterusnya diangkat, dibersihkan dengan larutan salin (NaCl 0,9%). Fetus yang
didapat dibersihkan dengan NaCl.
5. Dihitung jumlah embrio (Hidup,Mati,Absorbsi) dimasukan dalam tabel.
6. Difiksasi dalam alkohol 96%.
7. Disajikan data pada tabel 3.
8. Didokumentasikan dengan Foto dan Video yang baik.
IV. HASIL PERCOBAAN

Tabel.1 Pengamatan bobot induk setelah kawin


N Usia Foto Bobot Tubuh Jumlah embrio
Jumlah Jumlah Absorsi
o Kehamilan Induk
Hidup Mati
(UK) (gram)
1 0 Hari (ada 29
sumbat
vagina)

2 3 Hari 34

3 6 Hari 41

4 9 Hari 44

5 12 Hari 49
6 15 Hari 58

7 18 Hari 61 16 0 0

Tabel 2 Sajian Data Pengamatan Fase Esterus

No Fase Hasil Pengamatan Apusan Vagina Mencit


Foto Deskripsi
1 a. Diestrus Berat badan mencit 33,38 gr.
(Mencit 4) Merupakan fase pematangan
corpus luteum, didominasi oleh sel
leukosit dan muncul sel epitel
berinti.

2 b. Proestrus Berat badan mencit 33,16 gr.


(Mencit 1) Masa puncak keinginan untuk
kawin, ditandai dengan manisfetasi
birahi, berlangsung selama 1-2
hari.
3 c. Estrus Berat badan mencit 2 =34,22 gr
(Mencit 2 dan dan mencit 5=26,68
5) gr.
Sel epitel berubah menjadi sel
superfisial dan sel tanduk,
berlangsung selama 4-6 hari

4 d. Metestrus Berat badan mencit 31,72 gr


(Mencit 3) Sel menanduk berkurang, dan
ovary mengandung korpus luteum
yang tidak berinti

Tabel 3 Sajian data Sperma Mencit


No Testis Foto Hasil Pengamatan Sperma Mencit
Jumlah Jumlah Mati Jumlah
Hidup total
1 Kanan
372 223
595
62,52% 37,48% 

2 Kiri
278 465
743
37,41% 62,59%

Tabel 4 Sajian Data Embrio mencit


Jumlah Embrio : 16 (10 di uterus kanan dan 6 di uterus kiri)
Embrio mati :0
Aborsi :0
Embrio Berat (gram) Embrio Berat (gram)

1 0,78 9 0,78

2 0,84 10 0,92
3 0,84 11 0,78
4 0,84 12 0,82
5 0,84 13 0,78
6 0,82 14 0,76
7 0,90 15 0,76
8 0,92 16 0,76

16 Embrio Mencit

*Data Tambahan
Tabel 5 Sajian Data Berat testis mencit

(Berat mencit jantan yang dibedah: 26,04 gram)

Berat Testis Mencit


Kanan Kiri
0,08 gram 0,10 gram

V. PEMBAHASAN
Perlakuan yang pertama dilakukan adalah mengawinkan hewan mencit (Mus
musculus) dengan cara memasukkan 1 jantan dan 3 betina ke dalam satu kandang setelah
dilakukan penyatuan kandang kemudian dilakukan pengecekan setiap hari untuk
menemukan adanya sumbat vagina pada mencit. pengecekan terhadap sumbat vagina
dilakukan setiap hari sekitar jam 6 pagi, hal tersebut dilakukan untuk menemukan adanya
sumbat vagina, jika terlalu sian maka sumbat vaigina dapat jatuh dan akan sulit
membedakan antara mencit (Mus musculus) yan telah melakukan perkawianan dan
mencit (Mus musculus) yang belum melakukan perkawinan. Adanya sumbat vagina
dapat diketahui bahwa mencit (Mus musculus) telah melakukan perkawinan dengan
mencit jantan dan di hitung sebagai hari ke 0 kehamilan mencit tersebut serta dilakukan
pemisahan kandang pada mencit (Mus musculus) yang telah diidentifikasi mengalami
perkawinan yaitu adanya sumbat vagian pada bagian vagina mencit.
Satu hari setelah ditemukan sumbat vagina pada Mencit (Mus musculus) yang
diidentifikasi telah mengalami perkawinan, di lakukan penimbangan berat badan setiap 3
hari sekali adanya pertambahan berat badan diidentfikasi bahwa mencit (Mus musculus)
mengalami kehamilan. Pada praktikum yang telah dilakukan, hari pertama bobot indukan
ditimbang memiliki berat sebesar 29 gram, pada hari ke tiga memiliki bobot tubuh 34
gram, pada hari ke 6 memiliki berat badan 44 gram, pada hari 9 memiliki berat badan 44
gram dan pada hari ke 12 memiliki berat badan 49 gram serta pada hari ke 18 memiliki
berat badan 61 gram. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap berat badan mencit (Mus
musculus) dapat terlihat adanya pertambahan berat badan yang sangat signifikan,
berdasarkan pengaman tersebut dapat dientifikasi bahwa mencit (Mus musculus)
mengalami kehamilan.
Dalam satu siklus birahi terjadi perubahan-perubahan fisiologik dari alat kelamin
betina. perubahan ini bersifat sambung menyambung satu sama lain, hingga akhirnya
bertemu kembali pada permulaannya. Pada umumnya yang disebut permulaan adalah
timbulnya gejala birahi itu sendiri. Untuk memperoleh dasar yang lebih baik dalam
menerangkan fisiologi kelamin, sering pula peristiwa ovulasi yang mengikuti kejadian
birahi digunakan sebagai titik permulaan dari siklus birahi, sedangkan untuk dapat
menrangkan siklus birahi berdasarkan gejala yag terlihat dari luar tubuh, satu siklus birahi
terbagi menjadi 4 fase yaitu proesterus, estrus, melestrus dan diesterus.
Proesterus adalah fase persiapan. fase ini biasanya pendek, gejala yang terlihat
berupa perubahan-perubahan tingkah laku dan perubahan alat kelamin bagian luar.
Tingkah laku betina agak lain dengan kebiasaanya, missal menjadi sedikit gelisah,
memperdengarkan suara yang tidak biasa terdengar atau malah diam saja. Alat kelamin
betina luar mulai memprlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan peredaran darah
di daerah itu. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan gairah seks, namun
hewan betina ini masih menolak pejantan yang datang karena tertarik oleh perubahan
tigkah laku tersebut. Pada pengamatan yang dilakukan fase proesterus ditemukan pada
mencit (Mus musculus) yang dilabeli sebagai mencit satu, pengamatan terhadap apusan
vagina terlihat adanya kepingan-kepingan sel, kepingan sel tersebut adalah kumpulan sel
epitel berinti banyak fase ini menandakan akan datangnya birahi. Pengamatam terhadap
apusan vagina mencit yang dilabeli sebagai mencit 1, diidentifikasi mengalami fase
proesterus, dengan berat badan mencit 33,16 gram. Dari apusan vagina terlihat adanya
kepingan sel epitel biasa dan jika diperhatikan lebih seksama terlihat adanya inti sel
dengan ukuran yang relative lebih kecil dan cenderung membulat.
Esterus adalah fase terpenting dalam siklus birahi karena dalam fase ini hewan
betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini
pula hewan betina mau menerima penjantan untuk kopulasi. ciri khas dari esterus adalah
terjadinya kopulasi. berdasarkan pengamatan yang dilakukan tehadap apusan vagina
mencit (Mus musculus), preparat apusan vagina yang dilabeli sebagai mencit 2 dan 5
diidentifikasi mengalami fase esterus hal tersebut terlihat dengan adanya sel menanduk
sebagai gambaran banyaknya mitosis yang terjadi di dalam mukosa vagina. Pada preparat
apusan vagina yang dilabeli sebagai mencit 2 terlihat bahwa fase esterus akan berakhir
yaitu terliohat adanya lumen vagina membentuk sel menanduk berkurang dan ovary
menganung korpus leuteum yang mengandung sel-sel lutein dan folikel-folikel kecil yang
tidak berinti, hal terebut tampak berbeda jika diabndingkan dengan preparat apusan
vagina yang dilabeli sebagai mencit 5 yang masih tampak adanya folikel-folikel kecil
yang berinti.
Melesterus adalah fase dalam siklus birahi yang terjadi segera setelah esterus
selesai. Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak nyata, namun pada umumnya masih
didapatkan sisa-sisa gejala esterus. Bedanya dengan esterus ialah bahwa meskipun gejala
esterus ialah bahwa meskipun gejala esterus masih dapat dilihat tetapi hewan betina telah
menolak pejantan untuk aktivitas kopulasi. serviks telah menutup, kelenjar –kelenjar
serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental. Lendir kental ini
berfungsi sebagai sumbat lumen serviks.
Diesterus adalah fase dalam siklus birahi yang ditandai dengan tidak adanya
kebuntingan, tidak adanya aktivita kelamin dan hewan menjadi tenang. Dalam periode
permulaan diesterus corpus hemorragicum mengkerut karena di bawah lapisan
hermorhagik ini tumbuh sel-sel yang disebut luteum . Pengamatan terhadap preparat
apusam vagina mencit yang dilabeli sebagai mencit 4 dengan berat badan mencit 33,38
gr, didentifikasi mengalami fase diestrus yaitu merupakan fase pematangan corpus
luteum, didominasi oleh sel leukosit dan muncul sel epitel berinti.
Pengamatan terhadap hasil organ testis mencit yang dilakukan pencacahan untuk
melihat adanya sperma pada mencit jantan. Caranya yaitu dengan melakukan pencacahan
terhadap organ testis kemudian ditambahkan cairan NaCl dan diamati di bawah
mikoskop. Pengamatan terhadap preparat tersebut terlihat adanya sperma hidup dan
sperma mati. Pengamatan terhadap preparat yang dilabeli sebagai testis kanan terlihat
595 perma diantaranya yaitu, 372 sperma hidup dan 223 sperma mati, jika
dipresentasikan hasil tersebut adalah 62,52% dan 37,48%. Jumlah yang berbeda terlihat
pada preparat cacahanm organ testis yang dilabeli sebagai testis kiri yaitu dapat terhitung
adanya 743 sperma diantaranya 278 sperma hidup dan 465 sperma mati, jika
dipresntasekan maka sebanyak 37,41 % sperma hidup dan 62,59 % sperma mati.
Selanjutnya, dilakukan pembedahan untuk mengetahui jumlah embrio pada mencit.
Menurut Partodihardjo (1985), periode embrio dimulai dari implantasi sampai
pembentukan organ tubuh dan sampai dilahirkan disebut periode fetus. Embrio tersebut
ditemukan pada bagian uterus. Uterus (rahim) sendiri merupakan salah satu organ
reproduksi betina yang berfungsi sebagai penerima dan tempat perkembangan ovum yang
telah dibuahi. Dari pembedahan, diperoleh jumlah embrio mencit sebanyak 16 buah,
yakni 10 embrio di uterus kanan dan 6 sisanya di uterus kiri. Dimana hal ini sesuai
dengan pernyataan Partodiharjo (1995) bahwa uterus pada hewan rodentia termasuk
mencit, berupa tabung ganda, disebut tipe dupleks. Pada rahim tipe ini memang mampu
menampung banyak embrio, yakni sebanyak 16 buah. Pada uterus dupleks , tidak
dijumpai bentukan korpus uteri . Tetapi memiliki dua buah serviks dan kornua yang
saling terpisah satu sama lain.
Terakhir ialah data tambahan berupa penimbangan bobot testis mencit yang terdiri
dari testis kanan dan kiri. Dimana testis kanan dengan bobot 0,08 gram ternyata lebih
ringan dibanding testis kiri dengan bobot 0,10 gram. Testis sendiri berfungsi untuk
memproduksi sperma dan hormon testosterone. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penghitungan jumlah sperma mencit, yakni pada bagian testis kiri dengan bobot lebih
besar, jumlah sperma yang terhitung pun lebih banyak dibanding jumlah sperma pada
bagian kanan.

VI. KESIMPULAN

Tanda mencit sudah melakukan perkawinan ialah ditemukannya sumbat vagina


pada Mencit (Mus musculus) betina, lalu di lakukan penimbangan bobot setiap 3 hari
sekali agar diketahui pertambahan berat badan mencit (Mus musculus) yang diduga
mengalami kehamilan, yakni dipuncaknya pada hari ke 18 bobot indukan mencit
mencapai 61 gram, yang awalnya hanya 29 gram. Kemudian, satu siklus birahi pada
mencit terbagi menjadi 4 fase yaitu proesterus, estrus, melestrus dan diesterus yang
diamati melalui apusan vagina mencit. Selanjutnya, penghitungan jumlah sperma pada
mencit, pada testis kanan terdapat 595 sperma dengan persentase sperma hidup sebesar
62,52%, sedangkan pada testis kiri terhitung adanya 743 sperma 37,41 % sperma hidup.
Jumlah sperma pada testis kiri yang lebih banyak dibanding pada testis kanan dapat
dilihat pula dari perbedaan testis mencit tersebut. Terakhir, dari pembedahan, diperoleh
jumlah embrio mencit sebanyak 16 buah, yakni 10 embrio di uterus kanan dan 6 sisanya
di uterus kiri, banyaknya embrio ini dikarenakan oleh uterus pada mencit bertipe duplex
yang mampu menampung banyak embrio.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B, 2010. Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Uji Coba. Makassar : Mizam media
utama
Anggorodi, R., 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta : PT Gramedia.
Galuh,C. 2013. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daging Buah Pare Hijau (Momordica charantia
L.) Terhadap Siklus Birahi Mencit (Mus musculus) yang Disuperovulasi dengan PMSG
dan HCG. Jurnal Veterinaria Medika Vol 6, No. 2 ISSN : 1979-1305
Hafez. 2000. Semen Evaluation. In : Reproduction in farm Animal 7th Edition. Los Angeles:
Wester Press
Nadayatul Khaira, 2017. Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees.)
Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L. Swiss Webster). Jurnal Eksakta Vol. 18
No. 2 E-ISSN : 2549-7464 P-ISSN : 1411-3724
Partodihardjo, Soebadi. 1985. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Rakhmadi; Muladno, Siregar, H.C.H.; Siagian, P.H. 2008 Performa Mencit Jantan (Mus
musculus) Umur 28-63 Hari pada Alas Kandang Sekam, Pasir dan Zeolit dengan dan
Tanpa Sekat Alas. Jurnal Zeolit Indonesia,, No 2, Vol 8, 53-65.
Sadler TW. 2000. Embriologi kedokteran Langman. 7th ed. Jakarta: EGC
Sitasiwi, A.J. 2008. Buku Ajar Histologi Edisi V. Jakarta : Kedokteran EGC.
Tiwuk Susantiningsih,2015. Pengaruh Perlakuan Treadmill terhadap Jumlah dan Motilitas
Sperma Mencit (Mus musculus L.) Obesitas. Jurnal Agromed Unila . Vol2 No3 :343-346
Yuningsih , M. 2018. PROFILE OF GROWTH AND PERCENTAGE OF ORGAN WEIGHT
INTERNAL MICE (Mus musculus L.) MALE GIVING MORINGA LEAF EXTRACT
(Moringa oleifera Lamk.). Jurnal Biotropikal Sains Vol. 15, No. 1, April 2018 (Hal 57 –
73)

LAMPIRAN
Foto ketika mencit Penyumbatan vagina Vagina mengalami
sedang kawin mencit pembengkakkan

Foto ketika mencit Foto perut mencit ketika usia Foto mencit sudah
sedang ditimbang sekitar 9 hari melahirkan

Penghitungan jumlah

embrio mencit

Penghitungan bobot Penghitungan jumlah Pengamatan apusan

testis mencit sperma mencit vagina mencit

Penghitungan jumlah Penghitungan bobot Dokumentasi kegiatan praktikan


embrio mencit
setiap embrio mencit

Anda mungkin juga menyukai