“PENGEMBANGBIAKAN MENCIT”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari biasanyapara ilmuan menggunakan hewan
Mencit (Mus musculus)sebagai hewan percobaan di laboratorium, yaitu sekitar
40%-80%. Walaupun Mencit (Mus musculus)memiliki struktur fisik dan anatomi
yang jelas berbeda dengan manusia tetapi Mencit (Mus musculus) merupakan
hewan mamalia yang memiliki banyak keunggulan sebagai hewan percobaan,
yaitu karna Mencit (Mus musculus) memiliki kesamaan fisiologis dengan
manusia, siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak,
variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam penanganan.
Reproduksi merupakan ciriaktivitas hidup yang bertujuan untuk
melestarikan jenisnya. Reproduksi merupakan faktor penting dalam kehidupan.
Reproduksi pada mamalia erat kaitannya dengan siklus estrus. Hormon progesteron
merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam siklus estrus. Kadar
progesteron dan estradiol dalam tubuh dapat dijadikan parameter dalam penentuan
fase pada siklus estrus. Perkembangbiakan secara seksual adalahperkembangbiakan
yang melibatkanduaindividu yang berbeda jeniskelaminnya atau melibatkan fusi
duabuah gamet yang berbeda seperti spermadan telur. Organ–
organreproduksisecara umum dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu alat
reproduksi utamaatau gonad dan alat reproduksi tambahan.Gonad terdiri atas testis
dan ovarium,sedangkan alat reproduksi tambahanterdiri atas saluran-saluran
reproduksibeserta kelenjar-kelenjar yangberhubungan dengannya.
Oleh karena itu kami melakukan pengamatan terhadap Mencit (Mus
musculus) yang berjudul “Pengembangbiakan Mencit” dengan tujuan mengetahui
proses pengembangbiakan Mencit (Mus musculus).
B. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui proses pengembangbiakan Mencit (Mus musculus).
1. Kandang mencit dibuat dari nampan plastik yang diberi sekam padi sebagai alas
dan ditutup dengan ram kawat.
2. Dimasukan dalam 1 kandang berisikan 1 jantan dan 3-4 betina.
1. Jika sudah ditemukan sumbat vagina pada hari pengamatan (H0) maka
dilanjutkan penimbangan setiap hari.
2. Ditimbang bobot mencit selama usia kehamilan ke-18.
3. Pada hari ke-18 mencit di bunuh dengan cara didislokasi leher.
4. Uterusnya diangkat, dibersihkan dengan larutan salin (NaCl 0,9%). Fetus yang
didapat dibersihkan dengan NaCl.
5. Dihitung jumlah embrio (Hidup,Mati,Absorbsi) dimasukan dalam tabel.
6. Difiksasi dalam alkohol 96%.
7. Disajikan data pada tabel 3.
8. Didokumentasikan dengan Foto dan Video yang baik.
IV. HASIL PERCOBAAN
2 3 Hari 34
3 6 Hari 41
4 9 Hari 44
5 12 Hari 49
6 15 Hari 58
7 18 Hari 61 16 0 0
2 Kiri
278 465
743
37,41% 62,59%
1 0,78 9 0,78
2 0,84 10 0,92
3 0,84 11 0,78
4 0,84 12 0,82
5 0,84 13 0,78
6 0,82 14 0,76
7 0,90 15 0,76
8 0,92 16 0,76
16 Embrio Mencit
*Data Tambahan
Tabel 5 Sajian Data Berat testis mencit
V. PEMBAHASAN
Perlakuan yang pertama dilakukan adalah mengawinkan hewan mencit (Mus
musculus) dengan cara memasukkan 1 jantan dan 3 betina ke dalam satu kandang setelah
dilakukan penyatuan kandang kemudian dilakukan pengecekan setiap hari untuk
menemukan adanya sumbat vagina pada mencit. pengecekan terhadap sumbat vagina
dilakukan setiap hari sekitar jam 6 pagi, hal tersebut dilakukan untuk menemukan adanya
sumbat vagina, jika terlalu sian maka sumbat vaigina dapat jatuh dan akan sulit
membedakan antara mencit (Mus musculus) yan telah melakukan perkawianan dan
mencit (Mus musculus) yang belum melakukan perkawinan. Adanya sumbat vagina
dapat diketahui bahwa mencit (Mus musculus) telah melakukan perkawinan dengan
mencit jantan dan di hitung sebagai hari ke 0 kehamilan mencit tersebut serta dilakukan
pemisahan kandang pada mencit (Mus musculus) yang telah diidentifikasi mengalami
perkawinan yaitu adanya sumbat vagian pada bagian vagina mencit.
Satu hari setelah ditemukan sumbat vagina pada Mencit (Mus musculus) yang
diidentifikasi telah mengalami perkawinan, di lakukan penimbangan berat badan setiap 3
hari sekali adanya pertambahan berat badan diidentfikasi bahwa mencit (Mus musculus)
mengalami kehamilan. Pada praktikum yang telah dilakukan, hari pertama bobot indukan
ditimbang memiliki berat sebesar 29 gram, pada hari ke tiga memiliki bobot tubuh 34
gram, pada hari ke 6 memiliki berat badan 44 gram, pada hari 9 memiliki berat badan 44
gram dan pada hari ke 12 memiliki berat badan 49 gram serta pada hari ke 18 memiliki
berat badan 61 gram. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap berat badan mencit (Mus
musculus) dapat terlihat adanya pertambahan berat badan yang sangat signifikan,
berdasarkan pengaman tersebut dapat dientifikasi bahwa mencit (Mus musculus)
mengalami kehamilan.
Dalam satu siklus birahi terjadi perubahan-perubahan fisiologik dari alat kelamin
betina. perubahan ini bersifat sambung menyambung satu sama lain, hingga akhirnya
bertemu kembali pada permulaannya. Pada umumnya yang disebut permulaan adalah
timbulnya gejala birahi itu sendiri. Untuk memperoleh dasar yang lebih baik dalam
menerangkan fisiologi kelamin, sering pula peristiwa ovulasi yang mengikuti kejadian
birahi digunakan sebagai titik permulaan dari siklus birahi, sedangkan untuk dapat
menrangkan siklus birahi berdasarkan gejala yag terlihat dari luar tubuh, satu siklus birahi
terbagi menjadi 4 fase yaitu proesterus, estrus, melestrus dan diesterus.
Proesterus adalah fase persiapan. fase ini biasanya pendek, gejala yang terlihat
berupa perubahan-perubahan tingkah laku dan perubahan alat kelamin bagian luar.
Tingkah laku betina agak lain dengan kebiasaanya, missal menjadi sedikit gelisah,
memperdengarkan suara yang tidak biasa terdengar atau malah diam saja. Alat kelamin
betina luar mulai memprlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan peredaran darah
di daerah itu. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan gairah seks, namun
hewan betina ini masih menolak pejantan yang datang karena tertarik oleh perubahan
tigkah laku tersebut. Pada pengamatan yang dilakukan fase proesterus ditemukan pada
mencit (Mus musculus) yang dilabeli sebagai mencit satu, pengamatan terhadap apusan
vagina terlihat adanya kepingan-kepingan sel, kepingan sel tersebut adalah kumpulan sel
epitel berinti banyak fase ini menandakan akan datangnya birahi. Pengamatam terhadap
apusan vagina mencit yang dilabeli sebagai mencit 1, diidentifikasi mengalami fase
proesterus, dengan berat badan mencit 33,16 gram. Dari apusan vagina terlihat adanya
kepingan sel epitel biasa dan jika diperhatikan lebih seksama terlihat adanya inti sel
dengan ukuran yang relative lebih kecil dan cenderung membulat.
Esterus adalah fase terpenting dalam siklus birahi karena dalam fase ini hewan
betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini
pula hewan betina mau menerima penjantan untuk kopulasi. ciri khas dari esterus adalah
terjadinya kopulasi. berdasarkan pengamatan yang dilakukan tehadap apusan vagina
mencit (Mus musculus), preparat apusan vagina yang dilabeli sebagai mencit 2 dan 5
diidentifikasi mengalami fase esterus hal tersebut terlihat dengan adanya sel menanduk
sebagai gambaran banyaknya mitosis yang terjadi di dalam mukosa vagina. Pada preparat
apusan vagina yang dilabeli sebagai mencit 2 terlihat bahwa fase esterus akan berakhir
yaitu terliohat adanya lumen vagina membentuk sel menanduk berkurang dan ovary
menganung korpus leuteum yang mengandung sel-sel lutein dan folikel-folikel kecil yang
tidak berinti, hal terebut tampak berbeda jika diabndingkan dengan preparat apusan
vagina yang dilabeli sebagai mencit 5 yang masih tampak adanya folikel-folikel kecil
yang berinti.
Melesterus adalah fase dalam siklus birahi yang terjadi segera setelah esterus
selesai. Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak nyata, namun pada umumnya masih
didapatkan sisa-sisa gejala esterus. Bedanya dengan esterus ialah bahwa meskipun gejala
esterus ialah bahwa meskipun gejala esterus masih dapat dilihat tetapi hewan betina telah
menolak pejantan untuk aktivitas kopulasi. serviks telah menutup, kelenjar –kelenjar
serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental. Lendir kental ini
berfungsi sebagai sumbat lumen serviks.
Diesterus adalah fase dalam siklus birahi yang ditandai dengan tidak adanya
kebuntingan, tidak adanya aktivita kelamin dan hewan menjadi tenang. Dalam periode
permulaan diesterus corpus hemorragicum mengkerut karena di bawah lapisan
hermorhagik ini tumbuh sel-sel yang disebut luteum . Pengamatan terhadap preparat
apusam vagina mencit yang dilabeli sebagai mencit 4 dengan berat badan mencit 33,38
gr, didentifikasi mengalami fase diestrus yaitu merupakan fase pematangan corpus
luteum, didominasi oleh sel leukosit dan muncul sel epitel berinti.
Pengamatan terhadap hasil organ testis mencit yang dilakukan pencacahan untuk
melihat adanya sperma pada mencit jantan. Caranya yaitu dengan melakukan pencacahan
terhadap organ testis kemudian ditambahkan cairan NaCl dan diamati di bawah
mikoskop. Pengamatan terhadap preparat tersebut terlihat adanya sperma hidup dan
sperma mati. Pengamatan terhadap preparat yang dilabeli sebagai testis kanan terlihat
595 perma diantaranya yaitu, 372 sperma hidup dan 223 sperma mati, jika
dipresentasikan hasil tersebut adalah 62,52% dan 37,48%. Jumlah yang berbeda terlihat
pada preparat cacahanm organ testis yang dilabeli sebagai testis kiri yaitu dapat terhitung
adanya 743 sperma diantaranya 278 sperma hidup dan 465 sperma mati, jika
dipresntasekan maka sebanyak 37,41 % sperma hidup dan 62,59 % sperma mati.
Selanjutnya, dilakukan pembedahan untuk mengetahui jumlah embrio pada mencit.
Menurut Partodihardjo (1985), periode embrio dimulai dari implantasi sampai
pembentukan organ tubuh dan sampai dilahirkan disebut periode fetus. Embrio tersebut
ditemukan pada bagian uterus. Uterus (rahim) sendiri merupakan salah satu organ
reproduksi betina yang berfungsi sebagai penerima dan tempat perkembangan ovum yang
telah dibuahi. Dari pembedahan, diperoleh jumlah embrio mencit sebanyak 16 buah,
yakni 10 embrio di uterus kanan dan 6 sisanya di uterus kiri. Dimana hal ini sesuai
dengan pernyataan Partodiharjo (1995) bahwa uterus pada hewan rodentia termasuk
mencit, berupa tabung ganda, disebut tipe dupleks. Pada rahim tipe ini memang mampu
menampung banyak embrio, yakni sebanyak 16 buah. Pada uterus dupleks , tidak
dijumpai bentukan korpus uteri . Tetapi memiliki dua buah serviks dan kornua yang
saling terpisah satu sama lain.
Terakhir ialah data tambahan berupa penimbangan bobot testis mencit yang terdiri
dari testis kanan dan kiri. Dimana testis kanan dengan bobot 0,08 gram ternyata lebih
ringan dibanding testis kiri dengan bobot 0,10 gram. Testis sendiri berfungsi untuk
memproduksi sperma dan hormon testosterone. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penghitungan jumlah sperma mencit, yakni pada bagian testis kiri dengan bobot lebih
besar, jumlah sperma yang terhitung pun lebih banyak dibanding jumlah sperma pada
bagian kanan.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Foto ketika mencit Penyumbatan vagina Vagina mengalami
sedang kawin mencit pembengkakkan
Foto ketika mencit Foto perut mencit ketika usia Foto mencit sudah
sedang ditimbang sekitar 9 hari melahirkan
Penghitungan jumlah
embrio mencit