Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

Disusun Oleh:
Kelompok I

1. Meina Elsa Putri (A1D019001)


2. Shella Astina (A1D019003)
3. Digna Amanda W.R (A1D019005)
4. Dina Utfatul Latifah (A1D019007)
5. Shendy Ayu Marta Vera (A1D019009)
6. Novla Balianti (A1D019011)

Dosen Pengampu:
Dr. Bhakti Karyadi M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
A. Pendahuluan
Dalam pemilihan model pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemandirian belajar adalah model Problem Based Learning. Hal ini dikarenakan model PBL
merupakan suatu model pembelajaran yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang
otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri siswa
(Suprihatiningrum, 2016).
Hal ini juga diucapkan oleh Ibrahim dan Nur (Trianto, 2011: 96) bahwa pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan banyak informasi kepada
siswa, tetapi untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan
masalah, keterampilan intelektual, mempelajari peran orang dewasa juga belajar mandiri.
Melalui PBL yang diterapkan diharapkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dapat
menumbuhkan keterampilan komunikasi dan mampu membentuk kepribadian siswa menjadi
belajar mandiri dalam berbagai masalah yang dihadapi siswa. PBL juga mencoba membantu
siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan diatur sendiri, dibimbing oleh guru yang selalu
memberikan semangat dan penghargaan ketika mereka mengajukan pertanyaan dan
menemukan solusi mereka sendiri untuk masalah nyata, akankah siswa belajar untuk
melakukan pekerjaannya secara mandiri.

B. Pembahasan
1. Pengertian Model Problem Based Learning
Problem Based Learning atau PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Dimana siswa akan bekerja dalam
suatu kelompok untuk memecahkan masalah nyata dan kompleks yang akan
mengembangkan pemecahan masalah keterampilan, penalaran, komunikasi, dan
keterampilan evaluasi diri melalui pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan guru
memiliki peran dalam memberikan berbagai permasalahan, pertanyaan, dan mendukung
pembelajaran siswa.
Menurut Sheryl (dalam Rustam dkk, 2017), pembelajaran berbasis masalah sebagai
model pembelajaran, dibangun dengan ide konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswa. Bila menggunakan pembelajaran berbasis masalah, guru membantu
siswa fokus pada pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata yang akan mendorong
siswa untuk memikirkan situasi masalah ketika siswa mencoba untuk memecahkan
masalah. Model pembelajaran ini dilakukan melalui kerjasama siswa dalam kelompok-
kelompok kecil, menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru
bertindak sebagai fasilitator dan menggunakan situasi kehidupan nyata sebagai fokus
pembelajaran.
2. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning
No Langkah-Langkah Penjelasan
1 Orientasi siswa pada Guru menyampaikan kepada siswa tentang tujuan
masalah pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian,
disajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan
siswa. Masalah digunakan untuk meningkatkan rasa
ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif.
Selain itu, harus dipastikan bahwa setiap anggota
paham berbagai istilah serta konsep yang ada dalam
masalah. Terakhir, guru berperan sebagai pemberi
motivasi agar setiap siswa terlibat langsung dalam
pemecahan masalah.
2 Mengorganisasi siswa Setiap anggota dalam kelompok akan
untuk belajar menyampaikan informasi yang sudah dimiliki
perihal masalah yang ada. Kemudian, akan terjadi
diskusi yang membahas informasi faktual, dan juga
informasi yang dimiliki setiap siswa. Peran guru
disini adalah membantu siswa untuk
mengorganisasikan tugas belajar yang terkait dengan
masalah tersebut.
3 Membimbing penyelidikan Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
individu/kelompok yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari
penjelasan dan solusi.
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil karya menyiapkan bahan-bahan untuk dipersentasikan.
Beberapa di antaranya video, model, laporan, dan
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
5 Menganalisis dan Membantu siswa merefleksikan atau mengevaluasi
mengevaluasi proses proses penyelididikan yang mereka gunakan dalam
pemecahan masalah menyelesaikan masalah. Kelompokkan bagian yang
sudah dianalisis keterkaitannya satu dengan lain.
Manakah yang paling menunjang, bertentangan, dan
lain-lain.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning


a. Kelebihan
1) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
3) Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
b. Kekurangan
1) Siswa tidak mendapat pengetahuan dasar secara utuh.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan model pembelajaran ini cukup
lama.
3) Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat mengapa siswa harus berupaya
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari
C. Hasil Penelitian
1. Jurnal 1
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwarmi dkk (2015) dalam jurnal yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan
Menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatan Hasil Belajar Biologi Kelas XI
IPA SMA Negeri 2 Tambusai Tahun Pembelajaran 2015/2016” menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar kognitif sebesar 23,34 % dengan menyajikan masalah
pada LKPD yang diberikan kepada peserta didik. Terlihat peserta didik lebih paham
dalam mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunakan
pendekatan saintifik, selain itu peserta didik mampu menyajikannya dalam bentuk karya
ilmiah dan sudah memenuhi karakter yang diharapkan yakni telah memecahkan masalah
sesuai dengan tahapan yang terdapat dalam LKPD berdasarkan hal tersebut terlihat
bahwa model pembelajaran PBL dengan pendekatan saintifik sangat baik dipadukan,
karena proses pembelajarannya sejalan dan menuntut peserta didik untuk terampil dalam
pemecahan masalah.
2. Jurnal 2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsaniyyah, dkk (2019) yang
berjudul “Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Materi Sel dengan
Model Problem Based Learning Berbantuan Tutor Sebaya”. Berdasarkan hasil penelitian
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada
kelas eksperimen, rerata peningkatan KPS dasar sebesar 101,57% dan KPS terintegrasi
sebesar 130,32%. Sedangkan pada kelas kontrol, rerata peningkatan KPS dasar sebesar
60,46% dan KPS terintegrasi sebesar 89,54%. Dimana keterampilan proses dasar
meliputi mengobservasi, menginferensi, mengukur, mengkomunikasikan,
mengklasifikasikan dan memprediksi, sedangkan yang termasuk dalam keterampilan
proses terintergrasi adalah mengontrol variabel, memberikan definisi oprasional,
merumuskan hipotesis, menginterpretasikan data, melakukan eksperimen, dan
merumuskan model.
Pada pembelajaran kelas kontrol dilakukan oleh guru dengan memberikan materi
melalui media power point dan ringkasan materi yang dikemas dalam Unit Kegiatan
Belajar Mengajar (UKBM) sedangkan pada kelas eksperimen guru memberikan materi
dengan model PBL. Pembelajaran dengan model PBL ini juga dipadukan dengan tutor
sebaya dimana dalam kelompok kecil siswa, ada satu orang siswa yang berperan sebagai
tutor yang telah dilatih terlebih dahulu oleh guru di luar jam sekolah. Siswa yang
bertugas sebagai tutor tersebut kemudian bertugas untuk mempersiapkan kegiatan
belajar di dalam kelas.
Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran materi sel dengan model PBL
berbantuan tutor sebaya berpengaruh positif terhadap KPS siswa. Dimana, pembelajaran
yang dilakukan dengan PBL dapat merangsang siswa untuk mengidentifikasi masalah
dan dilanjutkan dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah yang dilakukan siswa tentu sangat
membutuhkan kemampuan KPS. Pembelajaran dengan PBL berbantuan tutor sebaya
dapat melatih KPS karena pembelajaran dimulai dengan sebuah permasalahan yang
ditemukan pada kehidupan keseharian siswa, kemudian tutor dan teman satu kelompok
secara bersama menganalisis permasalahan yang sudah diberikan, setelah itu siswa
melakukan presentasi secara singkat hasil diskusi kelompok.
3. Jurnal 3
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Problem Based
Learning dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD
FKIP UMK Kudus pada mata kuliah Pembelajaran Sains. Salah satu keunggulan dari
model pembelajaran problem based learning, yaitu mampu melatih mahasiswa dalam
menggunakan berbagai konsep, prinsip dan keterampilan yang telah mereka pelajari
untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan
dengan penerapan model Problem Based Learning, kemampuan berpikir kritis dapat
berkembang karena pada kemampuan berpikir kritis yang diamati dalam penelitian ini
berupa kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah, berpikir
logis dan membuat keputusan dengan tepat serta dapat menarik kesimpulan. Selain itu,
mahasiswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran melalui kegiatan pemecahan
masalah. Pada kegiatan memecahkan masalah inilah mahasiswa dituntut untuk dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis sebagai langkah memecahkan
permasalahan yang dibahas serta dapat mengambil kesimpulan berdasarkan pemahaman
mereka.
D. Rancangan Implementasi Model Problem Based Learning

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/ MA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Sel
Sub Materi : Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Gerak
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran


3.5 Menjelaskan mekanisme gerak 3.5.1 Menjelaskan secara lisan maupun
serta gangguan fungsi yang tertulis hasil pembelajaran mengenai
mungkin terjadi pada sistem mekanisme gerak serta gangguan
gerak manusia fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem gerak manusia.
3.6 Menganalisis hubungan antara 3.6.1 Memberikan penjelasan singkat
struktur jaringan penyusun mengenai hasil analisis mengenai
organ pada sistem gerak dengan hubungan antara struktur jaringan
mekanisme gerak penyusun organ pada sistem gerak
3.6.2 Menyimpulkan hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dengan mekanisme
gerak
3.6.3 Memecahkan masalah yang berkaitan
dengam hubungan antara struktur
jaringan penyusun organ pada sistem
gerak dengan mekanisme gerak
4.5 Menyajikan hasil analisis 4.5.1 Menyajikan data hasil analisis
tentang kelainan pada struktur tentang kelainan pada struktur dan
dan fungsi jaringan gerak yang fungsi jaringan gerak yang dapat
menyebabkan gangguan sistem menyebabkan gangguan sistem gerak
gerak manusia melalui berbagai melalui berbagai bentuk media
bentuk media presentasi dan presentasi
laporan hasil pengamatan 4.5.2 Menyajikan data hasil analisis
tentang kelainan pada struktur dan
fungsi jaringan gerak yang dapat
menyebabkan gangguan sistem gerak
melalui laporan hasil
Pengamatan
C. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menjelaskan secara lisan maupun tertulis hasil pembelajaran
mengenai mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
gerak manusia dengan benar.
2. Peserta didik mampu memberikan penjelasan singkat mengenai hasil anaslisis
mengenai hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak
melalui tanya jawab dengan benar.
3. Peserta didik mampu menyimpulkan hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada sistem gerak dengan mekanisme gerak melalui diskusi dengan tepat.
4. Peserta didik mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dengan mekanisme gerak melalui
diskusi dengan tepat.
5. Peserta didik mampu menyajikan data hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan
fungsi jaringan gerak yang dapat menyebabkan gangguan sistem gerak melalui
berbagai bentuk media presentasi dengan benar.
6. Peserta didik mampu menyajikan data hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan
fungsi jaringan gerak yang dapat menyebabkan gangguan sistem gerak melalui
laporan hasil pengamatan dengan benar.

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi

E. Alat, Bahan dan Media Pembelajaran


1. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Proyektor
c. LKPD
2. Media Pembelajaran
a. Power Point
b. Video
F. Sumber Belajar
1. Buku K13 Kelas XI Edisi revisi karangan Ririn Safitri
2. Buku K13 Kelas XI Edisi revisi karanagn Enda Sulistyowati dkk

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Pembelajaran Waktu yang


Aktivitas Pembelajaran dibutuhkan
ma

Tahapan Umum Tahapan Aktivitas Guru Di dalam Kelas


Model Alokasi
Waktu
Pembelajaran
A. Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kondisi kelas 15 menit
(Apersepsi, agar lebih kondusif untuk proses
motivasi, dan pembelajaran sehingga terdapat
tujuan beberapa hal yang dilakukan oleh
pembelajaran) guru, yaitu mengisi presensi
peserta didik, mengevaluasi
kebersihan kelas, menyiapkan alat
dan media pembelajaran yang
diperlukan.
2. Guru memberikan motivasi kepada
siswa dengan membimbing siswa
memahami materi struktur dan
fungsi sel penyusun jaringan pada
sistem gerak
3. Guru mengulas kembali mengenai
materi pembelajaran
pada pertemuan
sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan
dipelajari.
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
terkait dengan materi yang akan
dipelajari.
B. Kegiatan Inti Orientasi peserta Guru mengemukakan masalah yang 60 menit
didik pada akan dipecahkan melalui tanya jawab
masalah antara guru dengan peserta didik,
masalah yang akan diangkat dapat
ditemukan melalui video
pembelajaran ataupun buku
mengenai materi struktur dan fungsi
sel penyusun
jaringan pada sistem gerak.
Mengorganisasikan Guru memastikan peserta didik
memahami
peserta didik
mengenai tugas serta hal yang
untukbelajar
dimaksudoleh guru.
Membimbing Guru mengawasi serta memantau
peyelidikan proses penyelidikan yang dilakukan
individumaupun peserta didik dengan cara tanya
kelompok jawab diskusi ataupun
debat antar peserta didik.
Mengembangkan Guru memantau peserta didik dalam
dan menyajikan proses tanya jawab antara peserta
hasil karya didik, diskusi serta debat antar
peserta didik.
Guru membimbing peserta didik
untuk
membuat laporan hasil diskusi.
Menganalisis dan Guru menunjuk secara acak peserta
mengevaluasi didik untuk melakukan presentasi
proses pemecahan serta memberikan penghargaan serta
masalah masukan kepada peserta didik.
Guru bersama peserta didik
menyimpulkan
materi berdasarkan pendapat peserta
didik
C. Kegiatan 1. Guru membimbing peserta didik 15 menit
Penutup untuk menyimpulkan materi
(Kesimpulan, struktur dan fungsi sel penyusun
umpan balik, jaringan pada sistemgerak yang
evaluasi) telah didapat.
2. Guru dan peserta didik
merefleksi hasil pembelajaran.
3. Guru memberikan umpan
balik
mengenai materi serta proses
pembelajaran yang telah
dilakukan.
4. Guru melakukan evaluasi
mengenai materi pembelajaran
melalui tanya jawab antara
peserta didik dengan guru.
5. Guru menutup pembelajaran
dengan
6. ucapan salam.
H. Hasil Pembelajaran

1. Penilaian proses
Alat : Rubrik atau lembar penilaian
Tabel sikap dan perilaku dalam proses diskusi
No Nama siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode

BS JJ TJ DS skor sikap nilai

1 .................... 75 75 75 75 300 75 B
dst

Keterangan :
a. BS : Bekerja Sama
b. JJ : Jujur
c. TJ : Tanggung Jawab
d. DS : Disiplin
Catatan :
1) Aspek perilaku dinilai dengan kriteria :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
20 = Kurang
2) Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria. Contohnya,
75 x 4 = 300
3) Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai. Contohnya, 300 : 4 =
75
4) Kode nilai/predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Soal uraian
Kisi-kisi :
No Indikator Butir Instrumen
1 Menjelaskan mekanisme gerak yang Soal tes tertulis nomor 1
terjadi pada tubuh manusia
2 Menjelaskan keterkaitan antara Soal tes tertulis nomor 2
mekanime gerak pada tubuh manusia
dengan gangguan fungsi yang terjadi
pada sistem gerak manusia
3 Menyimpulkan hubungan antara Soal tes tertulis nomor 3
struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dengan
mekanisme gerak pada tubuh
manusia

4 Mengemukakan salah satu masalah Soal tes tertulis nomor 4


serta solusi yang berkaitan dengan
gangguan struktur jaringan penyusun
organ pada sistem gerak dengan
mekanisme gerak
3. Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar observasi
Kisi-kisi : Menyajikan data hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan
fungsi jaringan gerak yang dapat menyebabkan gangguan sistem
gerak melalui presentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Fakhriyah, F. 2014 Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan


Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Vol. 03, No.
1, hlm: 95-101
Lubis Suwarni, Rena Lestari dan Riki Rihaji. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatan Hasil
Belajar Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Tambusai Tahun Pembelajaran 2015/2016.
Jurnal Inkuiri. 1 (2). 21-25
Suprahatiningrum, J. 2016. Strategi Pembelajaran, Teori & Aplikasi. Malang: Arruz- Media.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Tsaniyyah, D., Marianti, A dan Isnaeni, W. 2019. Keterampilan Proses Sains Siswa Pada
Pembelajaran Materi Sel dengan Model Problem Based Learning Berbantuan Tutor
Sebaya. Jurnal Phenonemon. Vol. 09, No. 1, hlm: 21-35

Anda mungkin juga menyukai