NIM ; P27827018011
TIMBAL
Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi
dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Timbal yang ada di
48 jam, lebih dari 700 mikrogram/l menyebabkan kondisi gawat secara medis
A. FASE EKSPOSISI
1. Udara
berada di udara, yaitu sekitar 85%. Pencemaran tersebut terutama dari sisa gas
buang dari pembakaran bahan bakar kendaraan yang belum bebas dari timbal.
Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang
Partikel timbal yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor berukuran 0,02–
1,00 µm, dengan masa tinggal di udara mencapai 4–40 hari. Partikel yang
sangat kecil ini memungkinkan timbal terhirup dan masuk sampai ke paru paru.
Timbal dalam bentuk gas akan masuk ke dalam tubuh dan dapat terikat di dalam
darah. Batas normal timbal dalam darah adalah 400 μg/l darah.
2. Sayuran
Sumber pencemaran timbal yang lain berasal dari berbagai komoditi sayuran yang
ditanam di tepi jalan raya. Sayuran tersebut dapat terkontaminasi oleh timbal.
3. Air
Sumber utama adanya timbal di air berasal dari pembuangan limbah yang
WHO menetapkan batas timbal di dalam air sebesar 0,1 mg/L. Timbal yang ada di
dalam air dapat masuk ke dalam organisme di perairan, dan jika air tersebut
merupakan sumber air konsumsi masyarakat maka timbal tersebut tentunya akan
Bahan pangan yang dikonsumsi manusia juga mengandung timbal secara alami.
Pada ikan dan binatang lain yang mengandung timbal 0,2-2,5 mg/kg, pada daging
kebanyakan orang, sumber utama asupan timbal adalah makanan yang biasanya
kaleng, terutama yang bersifat asam, terbukti dari hasil penelitian kadar Pb dalam
kemasan kaleng sebesar 637,64 ± 94,25 ppm dan kadar Pb yang bermigrasi ke
mengandung kadar timbal yang tinggi adalah dari kelompok makanan kaleng,
seperti terlihat pada daftar di bawah . Daftar kelompok makanan yang tercemar
timbal :
c. Daging : 50 mikrogram/kg.
B. FASE TOKSOKINETIKA
Timbal (Pb) dipercaya berinteraksi secara kovalen dengan ion fosfat tertier
gugus sulfidril dan ligan-ligan yang lain pada enzim-enzim dan makromolekul
yang lain. Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun
asetat (merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi). Ada beberapa
bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan kronis. Nilai ambang
toksisitas timbal (total limit values atau TLV) adalah 0,2 miligram/m3. Organ
target utama Pb adalah sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi,
dan ginjal. Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,
asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di
usus mencapai 5 – 15% pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu
40% dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat
besi dan zinc dalam tubuhnya. Yang lebih menghawatirkan adalah efeknya
mereka, walaupun kadar timbal di dalam darah mereka tidak dianggap toksik.
sintesis heme.
C. FASE TOKSODINAMIKA
Gejala dari dampak keterpaparan timbal secara akut maupun kronis secara visual
1. Keracunan Akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak sengaja
yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai
timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul
tergantung pada dosisnya. Keterpaparan timbal secara akut melalui udara yang
terhirup akan menimbulkan gejala rasa lemah, lelah, gangguan tidur, sakit kepala,
nyeri otot dan tulang, sembelit, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan sehingga
2. Keracunan Subakut
Keracunan subakut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis
kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf
yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid
pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan
koma. Gejala umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan depresi.
sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20 - 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.
3. Keracunan Kronik
keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang
terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena itu keracunan
ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf pada percetakan,
pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang
menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan resiko pekerjaan
itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3 , atau 0,007 mikrogram/m3 bila
sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada orang yang minum air
yang dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan
syaraf pusat menunjukkan gejala insomnia (susah tidur), bingung atau pikiran
jaringan target penting toksisitas Pb, terutama bayi dan anak-anak yang system
anak-anak dan orang dewasa. Pb dapat merusak arteriol dan kapiler, sehingga
menyebabkan edema serebral dan penurunan neuronal. Secara klinis kerusakan ini
sistem reproduksi wanita dan pria seperti terjadinya keguguran dan memburuknya
pembuluh darah