Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN DAN INDUSTRI


EFEK TOKSIK LOGAM BERAT
MERKURI (Hg)
Disusun untuk memenuhi tugas makalah toksikologi industry dengan Dosen
pengampu Dwi Astuti SKM, M.Kes.

Disusun oleh:

Akbar Andy Pratama (J410120099)

Wiwin Prasiwi (J410130057)

Heri Setiawan (J410130116)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan makalah Efek Toksik Logam Berat Merkuri pada mata kuliah
Toksikologi Lingkungan dan Industri tanpa kendala suatu apapun.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah yaitu Toksikologi Lingkungan dan Industri program studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini berkat bantuan
berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan keseluruhannya. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dwi Astuti, S.KM., M.Kes., selaku dosen pembimbing mata
Toksikologi Lingkungan dan Industri yang telah memberi kemudahan dan
membimbing pembelajaran di perkuliahan dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaan.
2. Teman-teman program studi Kesehatan Masyarakat peminatan K3 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, selaku teman
sejawat yang telah membantu terlaksananya makalah ini.
3. Semua pihak yang telah ikut membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa isi makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
sempurnanya makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat untuk kemajuan pendidikan dalam Bangsa dan Negara kita.

Surakarta, 8 April 2016

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR. .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ................ ii
BAB I PENDAHULUHAN4 ....................................................................................... 1
BAB II ISI
A. Karakteristik Zat Merkuri ............................................................................ 2
B. Jenis Merkuri ................................................................................................ 3
C. Mekanisme Kerja Merkuri dalam Tubuh .................................................... 5
D. Kadar Batas Aman Merkuri (Hg) ................................................................. 7
E. Kegunaan Merkuri. ...................................................................................... 8
F. Efek Toksik ................................................................................................. 8
G. Cara Merkuri Masuk ke dalam Tubuh Manusia .......................................... 10
H. Pencemaran Merkuri ................................................................................... 12
I. Cara Merkuri Mencemari Lingkungan ......................................................... 12
J. Contoh Kasus Keracnan Merkuri ................................................................. 13
K. Bioakumulasi Merkuri oleh Organisme laut ............................................... 14
L. Diagnosis Keracunan Merkuri ..................................................................... 16
M. Gejala Klinis ............................................................................................... 16
N. Upaya Penanggulangan Keracunan Merkuri ............................................... 17

BAB III PENUTUP


Kesimpulan......................................................................................................... 19
Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

Merkuri merupakan logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25 C),
berwujud keperakan, tidak berbau, dan mengkilap.Apabila dipanaskan hingga
suhu 37C logam Hg akan menguap. Logam ini memiliki nomor atom 80,massa
atom 200.59, massa jenis 13,55 g/cm3, titik beku -38,9C, titik didih 357,3C ,
tekanan uap 163 x 10−3 Pa, kelarutan dalam air 60 µg/L pada 20 C,250 µg/L
pada 50C dengan faktor konversi 1mg/kg =8,34 mg/𝑚3 , dan 1 mg/𝑚3 = 0,12
mg/kg. Logam Hg terdapat dalam bentuk Hg(murni),Hg anorganik, dan Hg
Organik (Suhendra dan Ridawati, 2013).
Kelimpahan Hg di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen
lainnya pada kerak bumi. Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk bebas di
alam, tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk mendapatkan Hgs dari bijih
tersebutdilakukan pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga mennghasilkan
logam Hg.
Hg banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien
yang konstan, yaitu tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi maupun
rendah.Hg juga digunakan sebagai peralatan pompa vakum, barometer, electric
rectifier dan electric switches, lampu asap merkuri sebagai sumber sinar
ultraviolet, dan untuk sterilisasi air. Hg mudah membentuk aalloy amalgama
dengan logam lainnya, seperti emas (Au), perak (Ag), Platinum (Pt), dan tin
(Sn). Garam merkuri yang penting antara lain HgCl 2 yang bersifat sangat toksik.
Hg2Cl2 digunakan dalam bidang kesehatan, Hg(ONC)2 digunakan sebagai bahan
detonator dalam bidang kesehatan. HgS digunakan sebagai pigmen cat berwarna
merah terang dan bahan antiseptic.

4
BAB II
ISI

A. Karakteristik Zat Merkuri


Merkuri merupakan logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25
C), berwujud keperakan, tidak berbau, dan mengkilap.Apabila dipanaskan
hingga suhu 37C logam Hg akan menguap. Logam ini memiliki nomor atom
80,massa atom 200.59, massa jenis 13,55 g/cm3, titik beku -38,9C, titik didih
357,3C , tekanan uap 163 x 10−3 Pa, kelarutan dalam air 60 µg/L pada 20
C,250 µg/L pada 50C dengan faktor konversi 1mg/kg =8,34 mg/𝑚3 , dan 1
mg/𝑚3 = 0,12 mg/kg. Logam Hg terdapat dalam bentuk Hg(murni),Hg
anorganik, dan Hg Organik (Suhendra dan Ridawati, 2013).
Merkuri dilambangkan dengan Hg, akronim dari Hydragyrum yang
berarti perak cair Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang terletak
pada golongan II B pada sistem periodik, dengan nomor atom 80 dan nomor
massa 200.59. Logam merkuri dihasilkan secara alamiah diperoleh dari
pengolahan bijihnya, Cinabar, dengan oksigen. Bentuk senyawa Hg
menentukan tingkat toksisitas HgCl₂ dosis 29 mg/kg berat badan. Hgl₂ dosis
357 mg/kg berat badan. Hg (CN)₂ sebesar 10 mg/kg berat badan yang bisa
menyebabkan kematian (Palar,2008).
Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi
tahan terhadap basa. Hg mudah membentuk alloy amalgama dengan logam
lainnya, seperti emas (Au), perak (Ag), platinum (Pt), dan tin (Sn).
Garam merkuri yang penting antara lain HgC12 yang bersifat sangat
toksik. Hg2C12 digunakan dalam bidang kesehatan, Hg(ONC)2
digunakan sebagai bahan detonator yang eksplosif, sedangkan HgS
digunakan pigmen cat berwarna merah terang dan bahan antiseptik
(Widowati et al, 2008).
Menurut Sutarni (2007) Merkuri organilk ialah senyawa merkuri yang
terikatdengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Sednagkan
merkuri anorganik biasanya berbentuk Hg+ (Mercurous) dan Hg ++

5
(mercuric). Dalam hal toksik, Merkuri anorganik memiliki racun yang
biasanya berasal dari lingkungan kerja.
Kebanyakan merkuri yang ditemukan di alam terdapat dalam bentuk
gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk
elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah,
udara, air dan organisme hidup melalui proses-proses fisik, kimia dan bahan
biologi yang kompleks. Beberapa sifat merkuri menurut Fardiaz (1992)
sebagai berikut :
1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar (250C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu
-390C.
2. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
3. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor
yang terbaik dari semua logam.
4. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen
yang disebut amalgam (alloy).
5. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup

B. Jenis Merkuri
1. Senyawa Merkuri Elemental
Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer,
tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat.
Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan
desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida. Rute utama
dari pajanan merkuri metal adalah melalui inhalasi; sebanyak 80 %
merkuri metal disabsorpsi. Merkuri metal dapat di metabolismekan
menjadi ion anorganik dan dieksresikan dalam bentuk merkuri anorganik.
Organ yang paling sensitif adalah system syaraf (peripheral dan pusat).
Gejala neurotoksik spesifik adalah tremor, perubahan emosi (gugup,
penurunan percaya diri, mudah bersedih), insomania, penurunan daya
ingat, sakit kepala,penurunan hasil pada tes kognitif dan fungsi

6
motorik. Gejala dapat bersifat irreversibel jika terjadi peningkatan durasi
dan atau dosis merkuri. (Widowati, dkk, 2008)
2. Senyawa Merkuri(Hg) Anorganik.
Merkuri anorganik adalah logam murni yang berbentuk cair pada
suhu kamar 25ºC, sehingga mudah menguap. Uap merkuri dapat
menimbulkan efek samping yang sangat merugikan bagi kesehatan. Di
antara sesama senyawa merkuri anorganik, uap logam merkuri (Hg),
merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan karena uap merkuri
tidak terlihat dan sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernafasan
yang dilakukan. (Palar, 2008)
Pada saat terpapar oleh logam merkuri sekitar 80% dari logam
merkuri akan terserap oleh alveoli paru-paru dan jalur-jalur pernafasan
untuk kemudian ditrasfer ke dalam darah. Dalam darah akan mengalami
proses oksidasi, yang dilakukan oleh enzim hidrogen peroksida katalese
sehingga berubah menjadi ion Hg2+. Ion merkuri ini selanjutnya dibawa
ke seluruh tubuh bersama dengan peredaran darah. Logam ini juga
terserap dan akan menumpuk pada ginjal dan hati. Namun demikian
penumpukan yang terjadi pada organ ginjal dan hati masih dapat
dikeluarkan bersama urine dan sebagian akan menumpuk pada
empedu. (Palar,2008).
3. Senyawa Merkuri (Hg) Organik
Contoh senyawa-senyawa merkuri organik adalah senyawa alkil-
merkuri, sekitar 80% dari peristiwa keracunan merkuri bersumber dari
senyawa-senyawa alkil-merkuri. Beberapa senyawa alkil-merkuri yang
banyak digunakan terutama di kawasan negara- negara sedang
berkembang metil merkuri khlorida (CH3HgCL) dan etil khlorida
(C2H5HgCL). Senyawa-senyawa tersebut di gunakan sebagai pestisida
dalam bidangpertanian. Beberapa bentuk senyawa alkil-merkuri
lainnya cukup banyak digunakan sebagai katalis dalam industri kimia.
(Palar, 2008).
Keracunan yang bersumber dari senyawa ini adalah melalui
pernafasan. Peristiwa keracunan melalui jalur pernafasan tersebut lebih

7
disebabkan karena senyawa- senyawa alkil-merkuri terutama yang
mempunyi rantai pendek sangat mudah menguap. Uap merkuri yang
masuk bersama jalur pernapasan akan mengisi ruang-ruang dari paru- paru
dan berikatan dengan darah. Di samping itu, senyawa organik merkuri
lainnya seperti metil merkuri, juga merupakan penyebab keracunan
merkuri yang besar, lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam
tubuh akan ditranportasi dalam sel darah merah utuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh. Sejumlah kecil lainnya terakumulasi dalam plasma
protein. Akumulasi paling tinggi ditemukan pada bagian cortex dan
cerellum yaitu merupakan bagian-bagian dari organ otak. Lebih lanjut
hanya sekitar 10% dari merkuri tersebut yang ditemukan dalam sel otak.
(Palar, 2008).

C. Mekanisme Kerja Merkuri dalam Tubuh


Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (oksida, klorida, dan
nitrat) dan organik (alkil dan aril). Logam merkuri dan uap merkuri termasuk
kedalam merkuri anorganik (Palar, 2008). Adapun mekanisme kerja merkuri
dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Absorpsi
Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru dalam
bentuk uap atau debu. Sekitar 80 % uap merkuri yang terinhalasi akan
diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya
dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri
larut air mudah diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan
anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.
2. Distribusi
Dari segi toksisitas, konsentrasi dalam darah merupakan indikator
yang sesuai dari dosis yang diserap dan jumlah yang ada secara sistemik.
Metilmerkuri terikat pada hemoglobin, dan daya ikatnya yang tinggi pada
hemoglobin janin berakibat pada tingginya kadar merkuri pada darah uri
dibandingkan dengan darah ibunya. Dari analisis, konsentrasi total merkuri

8
termasuk bentuk merkuri anorganik, merkuri pada darah tali uri hampir
seluruhnya dalam bentuk termetilasi yang mudah masuk ke plasenta.
Metilmerkuri sangat mudah melintas batas sawar darah-otak maupun
plasenta. Hal ini lebih disebabkan oleh sifat lifopilisitas yang tinggi dari
metilmerkuri. Metilmerkuri sendiri mudah berdifusi melalui membran sel
tanpa perlu sistem transport tertentu. Kerena reaktifitasnya yang tinggi
terhadap gugus sulfhidril yang terdapat pada berbagai protein, maka
jumlah metilmerkuri bebas dalam cairan biologis menjadi sangat kecil.
Suatu transpor aktif pada sawar darah otak diperkirakan membawa
metalmerkuri masuk ke dalam otak. Dalam darah, logam yang sangat
neurotoksik ini terikat secara eksklusif pada protein dan sulfhidril berbobot
molekul rendah seperti sistein. Kompleks MeHg-sistein yang terbentuk
beraksi sebagai analog asam amino, mempunyai struktur mirip metionin,
sehingga dapat diangkut oleh pembawa Sistem-L untuk asam amino bebas
untuk melintas melalui sawar darah otak.
Asam amino yang penting pada rambut adalah sistein. Metilmerkuri
yang bereaksi dan terikat dengan gugus sulfhidril pada sistein kemudian
terserap dalam rambut, ketika pembentukan rambut pada folikel. Tetapi,
membutuhkan waktu paling tidak sebulan untuk dapat terdeteksi dalam
sampel potongan rambut pada pengguntingan mendekati kulit kepala.
Tergantung dari panjang rambut pada sampel, konsentrasi merkuri dapat
merefleksikan pemaparan merkuri dimasa lalu. Namun, karena waktu
paruh merkuri dalam tubuh kira-kira 1,5 – 2 bulan, sampel rambut dekat
kulit kepala merefleksikan pemaparan merkuri yang baru terjadi yang juga
terkait pada konsentrasi dalam darah pada saat ini.
3. Metabolisme
Metilmerkuri dapat dimetabolisme menjadi merkuri anorganik oleh
hati dan ginjal. Metilmerkuri dimetabolisme sebagai bentuk Hg++.
Metilmerkuri yang ada dalam saluran cerna akan dikonversi menjadi
merkuri anorganik oleh flora usus.
4. Ekskresi

9
Metilmerkuri dikeluarkan dari tubuh terutama melalui tinja sebagai
merkuri anorganik. Proses ini sebagai hasil dari ekskresi empedu dari
senyawa dan konversi menjadi bentuk anorganik oleh flora usus.
Kebanyakan metilmerkuri yang diekskresi empedu diserap kembali
melalui sirkulasi enterohepatik dalam bentuk organiknya. Kurang dari 1%
metilmerkuri dapat dikeluarkan dari tubuh setiap harinya, hal ini karena
waktu paruh biologisnya yang kira-kira 70 hari. Metilmerkuri juga
dikeluarkan melalui ASI dengan kadar kira-kira 5% dari kadar dalam
darah. Pengeluaran merkuri anorganik melalui ekshalasi, ludah, dan
keringat yang berasal dari metabolisme merkuri organik.

D. Kadar Batas Aman Hg


Menurut Widowati et al (2008), Kadar normal Hg dalam berbagai jenis
bahan pangan, tanah, dan perairan yaitu pada biji-bijian 1-20 ppb, berbagai
jenis bahan pangan mencapai 0,01 ppm, telur 0,004-0,007 µg/L, tanah 0,05
ppm, serta udara 0,02 µg/L. Kadar maksimum Hg yang diizinkan dan boleh
dikonsumsi pada berbagai jenis pangan adalah bahan pangan secara 0,01,
ikan laut 0,5 ppm, organ hewan potong 0,5 ppm, dan air minum 0,001 ppm.
Kadar Hg pada makanan ternak yang diijinkan tidak boleh melebihi 0,1ppm,
konsentrasi tertinggi daerah/wilayah kerja sebesar 0,1 mg/m3,sedangkan uap
Hg anorganik dan Hg organiksebesar 0,01 mg/m3.
Dalam Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air terdapat standar baku mutu
bahwa standar kandungan atau kadar maksimal yang diperbolehkan Hg pada
peraian ialah 0,001 µg/L. Sedangkan menurut WHO batas tolerir kadar
merkuri dalam urin manusia rata-rata maksimal 4 µg/l. jika kadar merkuri
dalam urin melebihi 10 µg/l akan menimbulkan gejala simptomatik.

Menurut SNI (2006) batas maksimum cemaran logam berat merkuri


untuk ikan segar bagian I spesifikasi tentang persyaratan mutu dan
keamanan pangan yaitu 0,5 mg/kg berdasarkan SK Dirjen POM
No.03725/B/SK/VII/89 yaitu sebesar 0,5 mg/kg (Hikmawati dan
Sulistyorini, 2006).

10
E. Kegunaan Merkuri
Berbagai produk yang mengandung Hg diantaranya adalah bola lampu,
penambal gigi, dan termometer. Hg di gunakan dalam kegiatan penambang
emas, produksi gas klor dan soda kaustik, serta dalam industri pulp, kertas
dan baterai. Merkuri dengan klor, belerang, atau oksigen akan membentuk
garam yang digunakan dalam pembuatan krim pemutih dan krim antiseptik.
Logam tersebut digunakan secara luas untuk mengekstrak emas (Au) dari
bijihnya. Ketika Hg dicampur dengan bijih emas, Hg akan membentuk
amalgama dengan emas (Au) dan perak (Ag). Amalgama tersebut harus
dibakar untuk menguapkan merkuri guna menangkap dan memisahkan butir-
butir emas dari butir-butir batuan. Hg bersifat sangat toksik sehingga
penggunaan Hg dalam berbagai industri sebaiknya dikurangi, termasuk
dalam industri farmasai, kedokteran gigi, industri pertanian, industri baterai,
dan lampu fluorecence (Widowati et al, 2008).

F. Efek Toksik
Berdasarkan sifat kimia dan fisik merkuri (Hg), tingkat atau daya
racun logam berat terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri (Hg),
kadium (Cd), Seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt
(Co). urutan toksisitas logam dari yang paling toksik terhadap manusia adalah
Hg²⁺ > Ag²⁺ > Ni²⁺ > Pb²⁺ > As²⁺ > Cr²⁺ > Sn²⁺ > Zn²⁺. Toksisitas logam berat
bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari
unsure-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn bersifat toksik sedang, yang terdiri
unsure-unsur Cr, Ni dan Co dan bersifat toksik rendah, yang terdiri atas
unsure Mn dan Fe (Widowati et al,2008)
Keracunan akut oleh Hg bisa terjadi pada konsentrasi Hg uap sebesar
0,5 – 1,2 mg/ mᶾ. keracunan akut oleh Hg uap menunjukan gejala faringitis,
sakit pada bagian perut, mual-mual dan muntah yang disertai darah, dan
shock. Apabila tidak segera diobati, akan belanjut dengan terjadinya
pembengkakan kelendir ludah, nefritis, dan hepatitis. Penelitian terhadap
kelinci dengan uap Hg 28,8 mg/mᶾ mengakubatkan kerusakan yang parah

11
pada berbagai organ ginjal, hati, otak, jantung, paru-paru, dan usus besar.
Keracunan akut karena terhirupnya uap Hg berkonsentrasi tinggi menimpa
pekerja dalam industry pengelolahan logam Hg serta penambangan emas.
Inhalasi uap Hg secara kronis bisa mengakibatkan bronchitis, pneumonitis,
serta menyebabkan munculnya gangguan sistem syarf pusat seperti tremor,
pembesaran kelenja tiroid, takikardia, demografisme gingivitis, perubahan
hematologis, serta peningkatan ekskresi Hg dalam urin. Gejala akan
meningkat lebih spesifik, yaitu tremor pada jari-jari, mata, bibir, dan
bergetarnya seluruh tubuh disertai kekakuan pada alat ekstremitas, lalu diikuti
dengan kehilangan memori, peningkatan eretisme, depresi, delirium,
halusinasi dan salvias (Klaasen et al., 1986).
Efek toksik Hg berkaitan dengan susunan syaraf yang sangat peka
terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, lalu ataksia, disartria,
ketulian, dan akhirnya kematian. Terdapat hubungan antara dosis Hg dengan
gejala toksisitas, seperti keracunan metal merkuri di Irak yang menunjukkan
kadar Hg pada rambut korban minimum 100 ppm sehingga mincul kadar Hg
pada rambut korban minimum 200 ppm. Apabila kadar Hg pada rambut lebih
besar dari 200 ppm. Maka akan semakain besar kasus ataksia. Kasus disarreia
terjadi bila kadar Hg pada rambut korban mencapai 380 ppm. Kadar Hg pada
rambut yang lebbih besar dari 380 ppm akan semakin memperbesar kasus
disartria. Kasus kematian terjadi bila kadar Hg pada rambut mencapai 800
ppm. Jika kadar Hg rambut lebih besar dari 800 ppm, maka akan semakain
besar kasus kematian (Lu, 1995).
Terdapat hubungan kadar Hg dalam rambut dengan tingkat gejala
klinis. Semakin tinggi kadar Hg dalam darah semakin nyata pula gejala
klinis. Kadar Hg dalam darah 0-28 µg/100 mL menunjukan kasus parestesia
sebesar 10% dan kadar Hg > 28 µg/100 mL menunjukan kasus parestesia
sebesar >10 % dan terus meningkat sesuai kadar Hg dalam darah (klaaseen et
al,. 1986).

12
G. Cara Merkuri Masuk ke dalam Tubuh Manusia
Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah
metil merkuri (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuric khlor
(HgCl2). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air
yang bersifat asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif
pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di
dalam tubuh 10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai
makanan, misal merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan
mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang telah tercemar merkuri.
Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan
manusia, terutama dari pembakaran sampah rumah tangga, limbah industri,
dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung
merkuri dapat ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan
maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan.
Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung
dalam kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah
diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg 2+) yang
dibantu oleh enzim katalase. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri
dapat mengakibatkan:
1. Memperlambat pertumbuhan janin.
2. Keguguran dan mandul.
3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian
dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakin bertambah
parah.
4. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat pemakaian
kosmetik tersebut dihentikan.
5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul flek yang
sangat para.
6. Dapat menyebabkan kanker kulit.
Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel
darah merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang
sebagian akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan.

13
Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun
moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini
dapat berubah bentuk menjadi merkuri organik dengan cepat pada
lingkungan. Metil merkuri 50 kali bersifat racun daripada merkuri organik.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan, kadar maksimum merkuri di dalam aor
adalah 0,001 mg/l.
Beberapa produk pemutih meliputi sabun dan kosmetik yang
diindikasikan palsu atau kosmetika yang tidak terdaftar di Badan POM di
ketahui mengandung merkuri. Pemakaian yang tidak bijaksana dari produk
pemutih seperti ini akan menimbulkan efek negatif berupa timbulnya belang
pada kulit. Dalam jangka panjang kandungan merkuri tersebut akan mereka
ke tubuh melalui kulit untuk kemudian terakumulasi dalam tubuh.

Organ target merkuri :

Sistem syaraf merupakan target utama dari toksisitas merkuri, tetapi di


samping itu ada organ target lain seperti ginjal, hati, dan paru-paru. Dosis
yang tinggi dapat menyebabkan fatalitas pada manusia, sedangkan pada dosis
yang rendah, merkuri dapat menimbulkan dampak serius terhadap sistem
syaraf, kardiovaskuler, imunitas dan reproduksi. Efek yang dapat ditimbulkan
berupa tremor, terganggunya penglihatan dan pendengaran, kelumpuhan,
insomnia, dan ketidakstabilan emosi. Selama kehamilan, merkuri dan
senyawanya menembus lapisan plasenta dan dapat mengancam
perkembangan fetus, dan pada akhirnya akan menyebabkan gangguan mental
pada masa kanak-kanak (Yanuar,2000)
Tabel 1. Target Organ Merkuri dan Efeknya
Organ Target Efek yang Ditimbulkan
Sistem Syaraf Gangguan mental, gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan fungsi motorik,
gangguan fungsi otak, degradasi IQ
Sistem Kardiovaskuler Tekanan darah tinggi, ketidaknormalan denyut
jantung, meningkatkan risiko serangan jantung
Sistem imunitas, sistem Gangguan dan disfungsi Sistem imunitas,
reproduksi, hati, dan ginjal sistem reproduksi, hati, dan ginjal

14
H. Pencemaran Merkuri
Sumber pencemaran Hg yaitu dari kegiatan alam dan industri. Secara
almiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air
tanah yang melewati deposit Hg. Keberadaan Hg dari alam dan masuk ke
suatu tatanan lingkungan tidak akan menimbulkan efek Tersebarnya logam
berat Hg di tanah, perairan ataupun udara bisa melalui berbagai jalur, seperti
pembuangan limbah industri secara langsung, baik limbah padat maupun
limbah cair yang dibuang ke tanah, udara, dan air (Widowati et, al 2008).

I. Cara Merkuri Mencemari Lingkungan


Menurut Sudarmaji (2006) mekanisme kerja suatu bahan kimia
terhadap suatu organ sasaran pada umumnya melewati suatu rantai reaksi
yang dapat dibedakan menjadi 3 fase utama, yaitu fase eksposisi, fase
toksokinetik dan fase toksodinamik.
1. Fase eksposisi adalah ketersediaan biologis suatu polutan di lingkungan
dan hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat fisikomikianya.
Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi
kimia atau fisika menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang
toksik. Jalur intoksikasinya lewat oral, saluran pernafasan dan kulit.
Polutan pada fase eksposisi di lingkungan industri memiliki sifat fisik
berupa padatan, larutan dan gas. Paparan di industri terbanyak melalui
inhalasi, karena bahan kimia pencemar berada di udara ambien sebagai
airbone toxicant, yaitu gas, uap, debu, fume, kabut dan asap.
2. Fase toksokinetik merupakan fase dimana sebagian dari jumlah zat yang
diabsorbsi mencapai organ target suatu zat toksik di dalam tubuh
organisme. Prosesnya dibedakan dengan menjadi, absorbsi dan distribusi
(invasi), biotransformasi, akumulasi dan ekskresi.
3. Fase toksodinamik merupakan suatu fase dari hasil interaksi dari
sejumlah proses yang sangat rumit dan kompleks.

15
Merkuri dapat mencemari lingkungan dengan adanya limbah dari
industri yang mengandung merkuri dan dibuang ke lingkungan sekitar.
Sumber merkuri dapat berasal dari alam, industri maupun dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil.

J. Contoh Kasus Keracunan Merkuri


Sebanyak 60 bayi di Desa Jendi dan Desa Keloran, Kecamatan Selogiri,
Wonogiri, dideteksi menderita gangguan kesehatan akibat menghirup merkuri
dari pengolahan pertambangan rakyat di wilayah setempat. Hal itu
disimpulkan berdasarkan hasil penelitian pemerhati lingkungan hidup dari
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Gadjah Mada
(UGN) Yogyakarta. Pemerhati lingkungan hidup dari Undip, Onny Setiani,
mengatakan pertambangan rakyat di Selogiri berdekatan dengan pemukiman
penduduk. Hal ini menyebabkan merkuri yang terkandung dalam logam emas
dapat membahayakan warga setempat, karena merkuri yang dihirup manusia
dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf terutama bagi ibu hamil dan
anak-anak.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel berupa rambut 60 bayi di Desa
Jendi dan Desa Keloran menunjukkan para anak balita tersebut menderita
gangguan kesehatan akibat menghirup merkuri dari pengolahan
pertambangan emas milik rakyat yang tersebar sebanyak 353 unit
pertambangan di sekitar kedua desa tersebut. Hal ini diperparah karena
sebagian pengolahan pertambanagan emas dilakukan di pemukiman
penduduk. (Wicaksono, 2014).
Pertambangan emas di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
Wonogiri merupakan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Kegiatan
penambangan dilakukan dengan cara tradisional tanpa teknik perencanaan
yang baik dan menggunakan peralatan seadanya dengan membuat
terowongan dan sumur bawah tanah mengikuti arah urat kuarsa yang
diperkirakan memiliki kadar emas tinggi. Urat kuarsa yang mengandung biji
emas ditumbuk sampai berukuran 1-2 cm, selanjutnya digiling dengan alat
gelundungan (trommel) sampai berbentuk serbuk pasir. Kemudian diolah

16
dengan teknik amalgamasi, yaitu mencampur serbuk pasir urat kuarsa dengan
Merkuri membentuk amalgam (alloy). Amalgam kemudian dipisahkan
melalui proses penggarangan (pemijaran) sampai didapat logam paduan emas
dan perak (bullion), sebelumnya dicuci dengan menyemprotkan air pada
campuran amalgam kemudian diperas dengan kain parasut. Semua proses
pencampuran dengan menggunakan Hg seperti di atas, dilakukan oleh pekerja
tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan
karet, sepatu boot dan pakaian panjang. Seluruh proses yang dilakukan di
atas, sampai dengan mendapatkan emas murni dibutuhkan waktu sekitar 10
jam.
Tailing atau limbah penambangan dari proses amalgamasi yang banyak
mengandung merkuri langsung dibuang ke lingkungan (sungai) tanpa
diproses terlebih dahulu, sehingga sangat memungkinkan menyebabkan
pencemaran bagi lingkungan. Selain itu, lingkungan yang terkontaminasi oleh
merkuri dapat membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai
makanan. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang mengalami
biomagnifikasi melalui rantai makanan dan sangat mudah mengalami
transformasi menjadi bentuk - bentuk organik yang lebih toksik (metil -
merkuri, dimetil - merkuri, etil - merkuri, dan lain - lain).
Dampak dari pengolahan emas yang masih sederhana ini sudah
dirasakan oleh masyarakat, dimana salah satunya adalah menimbulkan
pencemaran pada sumber air bersih (sumur) yang ada di sekitar lokasi
penambangan, pada Tahun 2005 tim survei dari Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta melakukan pengambilan dan pemeriksaan salah satu air
sumur yang berada di sekitar pengolahan bijih emas dan hasilnya dinyatakan
positif telah tercemar merkuri (Hg). Berdasarkan hasil pemeriksaan
keracunan merkuri yang dilakukan oleh tim dari Balai Tehnik Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Yogyakarta, pada survei terdahulu bulan Mei 2009
terhadap 10 penambang emas di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
Wonogiri di peroleh hasil bahwa 5 orang (50 %) penambang ditemukan
adanya kandungan Merkuri di dalam darahnya dengan kadar antara 50 - 200
ìg/lt. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa penambang emas tradisonal

17
memiliki risiko untuk terpapar merkuri yang dalam jangka pendek maupun
jangka panjang akan berpengaruh terhadap kesehatan diri dan keluarganya
(Rianto, dkk, 2012)
K. Bioakumulasi Merkuri oleh Organisme Laut
Bioakumulasi dalam suatu organisme laut adalah langkah pertama
sebelum organisme tersebut menunjukan responya terhadap
pencemar/kontaminan dalam siklus geokimia (Fisher,2003). Proses
bioakumulasi logam berat secara kimiawi merupakan reaksi pembentukan
senyawan kompleks antara logam berat dengan sel-sel organisme yang
berfungsi sebagai ligan. Proses ini diterangkan melalui teori Ligon Biotic
Modal (model ligan biotik) (Suseno, 2011).
Model ligan biotik (Biotic Ligand Model/BLM) untuk ion logam
bebas atau derivatnya dirancang untuk memprediksi bagaimana logam-
logam terlarut berinteraksi dengan organisme aquatik (Marohasy, 2007 ).
Model ini pertama kali digunakan untuk menerangkan fenomena
bioakumulasi pada sel algae, perkembangan berikutnya dapat digunakan
untuk sel-sel eukariotik atau pada tingkatan yang lebih tinggi. Untuk
terakumulasi dalam sel dan memberikan efek biologis, suatu logam
pertama-tama harus berinteraksi dengan membran biologi. Dalam sisitem
larutan logam berada dalam bentuk ion bebas atau dalam bentuk kompleks
ligan. Mendekati permukaan sel, logam dalam berbagai bentuk ini harus
melewati dinding sel (Suseno, 2011)
Makromolekul dalam dinding sel bersifat porus dan mengandung
gugusfungsional sederhana yang didominasi oleh grup oksigen sebagai donor
elektron (- CHO; -COOH; -P(O) (OH2). Pada pH netral kebanyakan gugus
fungsional tersebut mengalami ionisasi menghasilkan matris hidrofilik
bermuatan negatif sehingga ion logam dan bentuk kompleksnya dapat
melewati membran plasma. Interaksi logam dengan sel mengikuti beberapa
langkah yaitu: difusi logam dari larutan kepermukaan biologis, sorpsi
logam pada sisi ikatan pasif dalam lapisan pelindung dan pengambilan atau
internalisasi logam yang diangkut sepanjang membran plasma (Suseno,
2011).

18
L. Diagnosis Keracunan Merkuri

Ada 3 hal yang memerlukan pemeriksaan laboratorim untuk menentukan


keracunan merkuri, yaitu :

1. Batas tertinggi merkuri dalam darah ialah 0,03-0,04 ppm.


Karena metilmerkuri terkumpul dalam eritrosit dan merkuri anorganik
tidak, maka distribusi merkuri total antara eritrosit dan plasma merupakan
petunjuk yang membedakan keracunan merkuri organik atau anorganik.
2. Kadar merkuri dalam urin juga digunakan sebagai ukuran kandungan
merkuri dalam tubuh. Batas tertinggi untuk ekskresi merkuri dalam urin
pada orang normal ialah 25 µg/L. Tetapi, ekskresi merkuri dalam urin
bukan merupakan indikator bagi jumlah metilmerkuri dalam darah, karena
sebagian besar dieliminasi dalam tinja.
3. Rambut kaya akan gugus sulfhidril, dan kadar merkuri dalam rambut kira-
kira 300 kali kadarnya dalam darah. Pertumbuhan rambut yang paling
akhir mencerminkan kadar merkuri mutakhir dalam darah. Rambut
manusia tumbuh kira-kira 20 cm setahun, dan riwayat
mengenaipajanan dapat diperoleh dengan analisis segmen rambut yang
berbeda(Lubis,2002).

M. Gejala klinis
1. Keracunan akut
a. Melalui mulut:
Keracunan garam merkuri melalui mulut menimbulkan rasa logam,
haus, sakit perut yang berat,muntah,dan diare berdarah.diare berdarah
dapat terjadi selama beberapa minggu.antara 1 hari sampai 2 minggu
setelah keracunan, pengeluaran urin dapat terhenti, dan kematian dapat
terjadi disebabkan oleh uremia.pada keracunan merkuri klorida dapat
terjadi penyempitan esophagus, usus, dan lambung (Sartono,2002)
b. Melalui Inhalasi
Keracunan akut timbul dari inhalasi dalam konsentrasi tinggi pada uap
atau debu merkuri. Pneumonitis interstitialis akut, bronchitis dan

19
bronkiolitis dapat timbul pada inhalasi uap merkuri secara akut. Jika
konsentrasi uap merkuri cukup tinggi, pajanan menimbulkan dada
terasa berat/atau nyeri dada, kesulitan bernafas, dan batuk. Gejala
keracunan uap ini menimbulkan rasa logam,mual, nyeri abdomen,
muntah, diare, nyeri kepala dan kadang-kadang albuminuria, bicara
tidak jelas, pada anak-anak gejala ini dapat berakibat fatal (Sutarni,
2007).
2. Keracunan Kronik
Menurut Sartono (2002) keracunan kronik merkuri dibedakan menurut alur
atau paparan, keracunan tersebut meliputi :
a. Keracunan melalui mulut dan suntikan
keracunan melalui mulut dan suntikan oleh senyawa merkuri
organikatau garam merkuri yang tidak larut dalam waktu lama dapat
menyebabkan urtikaria yang dapat berkembang menjadi dermatitis,
stomatitis, salivasi, siare, anemia, leukopenia, kerusakan hati, dan
kerusakan ginjal akut dengan anuria. Suntikan senyawa organic sebagai
obat diuretika, menyebabkan fungsi jantung tidak teratur atau depresi,
dan reaksi anafilaktik.
b. Keracunan melalui inhalasi dan kontak kulit
Inhalasi debu dan uap merkuri serta senyawa merkuri organic melalui
kulit dalam waktu yang lama dapat menyebabkan “Merkurialisme”
dengan gejala yang timbul bervariasi termasuk tremor, salivasi,
stomatitis, gigi rontok, garis biru-hitam pada gusi, rasa sakitdan kebas
pada seluruh anggota badan, nefritis, diare, gelisah, sakit kepala, berat
badan turun, anoreksia, depresi mental,insomnia,iritabilitas, instabilitas,
halusinasi dan kemerosotan mental.

N. Upaya Penanggulangan Keracunan Merkuri


Menurut BAPELDA Sulawesi Utara (2002) untk mengurangi pencearan
limbah Hg di daerah pertambangan emasdilakukan berbagai cara sebagai
berikut:

20
1. Memilih teknik penggalian yang ramah lingkungan,yaitu menerapkan
sistem pertambangan tertutup sehingga memperkecil keluarnya Hg dai
dalam tanah.
2. Menggunakan teknologi pemrosesan batuan tambang yang tidak
menggunakan Hg, tetapi diganti dengan sianida atau menggunakan
bioteknologi, yaitu proses pencucian menggunakan
Mikroba.Mikroorganisme yang banyak digunakan adalah Thiobacillus
feroxidans.
Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberpa rekomedasi
untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.
2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya
dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.
3. Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah
industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai
batas normal.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sifat-sifat yang dimiliki oleh merkuri (Hg) ialah :
a. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar (250C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam,
yaitu -390C.
b. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
c. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan
konduktor yang terbaik dari semua logam.
d. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk
komponen yang disebut amalgam (alloy).
e. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.
2. Jenis merkuri ada 3 yaitu Merkuri Elemental, Anorganik, dan Organik
yang ketiganya memiliki efek toksik tersendiri.
3. Mekanisme kerja merkuri dalam tubuh memiliki beberapa tahapanseperti
Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan ekskresi.
4. Kadar maksimal yang diperbolehkan Hg pada peraian ialah 0,001 µg/L.
Sedangkan menurut WHO batas tolerir kadar merkuri dalam urin manusia
rata-rata maksimal 4 µg/l.
5. Penggunaan Hg dalam sehari-hari dimanfaatkan dalam industri farmasai,
kedokteran gigi, industri pertanian, industri baterai, dan lampu
fluorescence.
6. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan:
7. Organ target merkuri meliputi : Sistem saraf, sistem kardiovaskular, sistem
imunitas, sistem reproduksi, hati, dan ginjal.
8. Keracunan merkuri menyebabkan keracunan akut dan kronik.
9. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran merkuri
antara lain :

22
a. Memilih teknik penggalian yang ramah lingkungan,yaitu menerapkan
sistem pertambangan tertutup sehingga memperkecil keluarnya Hg dai
dalam tanah.
b. Menggunakan teknologi pemrosesan batuan tambang yang tidak
menggunakan Hg, tetapi diganti dengan sianida atau menggunakan
bioteknologi, yaitu proses pencucian menggunakan
Mikroba.Mikroorganisme yang banyak digunakan adalah Thiobacillus
feroxidans.
c. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.
d. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya
dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.
e. Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah
industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai
batas normal.

B. Saran
1. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk
menghindari kasus pencemaran maupun keracunan merkuri.
2. Berhati-hatilah dalam menggunakan produk-produk yang mengandung
merkuri.
3. Manfaatkan Sumber Daya yang ada sebaik mungkin tanpa memberikan
dampak yang negative bagi lingkungan sekitarnya.
4. Jagalah lingkungan kita dari bahaya pencemaran.

23
Daftar Pustaka

Fardiaz, S.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta:Konisius.


Lu, Frank C. 2006. Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, Dan Penilaian
Risiko. Jakarta:UI-Press.
Lubis, Halinda Sari. 2002. “ Toksisitas Merkuri dan
Penanganannya”. (online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/3717/1/k3-halinda4.pdf tanggal akses 1 April 2016).
Marohasy,Jennifer.2007.Politics and Environment IPA Review July
Palar, H.2008.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Rianto, S., Settiani, O., & Budiyono.2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keracunan Merkuri pada Penambang Emas
Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten
Wonogiri. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol.11 No.1, 54-60.
Sartono. 2002. Racun Dan Keracunan.Jakarta:Widya Medika.
Sudarmaji,dkk. 2004. Hubungan Tingkat Konsumsi Ikan Laut Terhadap Kadar
Mercury Dalam Rambuut Dan Kesehatan Nelayan Di Pantai Kenjeran
Surabaya. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT. 5 (1): 17-23.
(online),(http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal/index.php/JTL/article/view/380/5
35 , Diakses 5 April 2016).
Suhendra, Al dan Ridawati.2013. Bahan Toksik dalam Makanan.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suseno, Heny.2011.Disertasi.Bioakumulasi Merkuri dan Metil Merkuri oleh
OreochromismossambicusMenggunakan Aplikasi Perunut Radioaktif :
Pengaruh Konsentrasi,Salinitas,Partikulat, Ukuran Ikan dan Kontribusi
Jalur Pakan.Depok:FMIPA_Universitas Indonesia.
Sutarni.2007.Sari Neurotoksikologi.Yogyakarta:Pustaka Cendekia Press.
Wicaksono, B.E.2014. Pencemaran Merkuri : 60 Bayi Wongiri Keracunan
Merkuri,(on-line),(www.solopos.com , diakses 6 April 2016)

24
Widowati, W., Sastiono, A., dan Raymond, J. R.2008. Efek Toksik Logam
"Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran". Yogyakarta:Andi.
Yanuar, A. 2000. Toksisitas Merkuri di Sekitar Kita. Jakarta: Departemen Farmasi
FMIPA Universitas Indonesia.

25

Anda mungkin juga menyukai