Disusun oleh:
Sutriadi
1214140002
Biologi
PRODI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala
puji
syukur
terpanjatkan
menyadari
bahwa
selama
penyusunan
Allah
SWT
memberikan
balasan
atas
April 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
IIii
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II ISI...........................................................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
iii
IIiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengaruh
bahan-bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup dan cara kerja
racun. Sehingga terjadi respon-respon antara unsur-unsur tersebut dengan
sistem biologi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem biologi
tersebut. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, banyak diciptakan
pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan berbagai
bahan kimia yang bersifat toksik. Dari mulai makanan yang kita makan,
bahan pewarna, pengawet, pembungkus produk, dan kosmetik.
Salah satunya adalah unsur logam berat, yang merupakan unsur yang
mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm 3. Merkuri atau Hg merupakan logam
berat yang sangat beracun diantara semua logam bert lainnya. Merkuri dapat
berasal dari alam, industri, maupun dari transportasi. Secara alami merkuri
dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Sedangkan
industri yang menghasilkan limbah merkuri antara lain industri pengecoran
logam dan semua industri yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku
maupun bahan penolong. Macam-macam industrinya antara lain, industri klor
alkali, peralatan listrik, cat, termometer, tensimeter, industri pertanian dan
pabrik detonator. Selain itu, sumber pencemaran merkuri juga dapat berasal
dari tempat praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan
penambal gigi. Hasil pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan sumber
merkuri.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari
bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Zat kimia
buatan manusia berupa barang-barang yang kontak dengan pun bisa
membahayakan kesehatan. Sehingga mendorong penulis mengankat judul
makalah Toksi Logam Berat Merkuri (Hg). Agar penulis, teman-teman,
masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan atau menggunakan alat-
alat yang berbahan organik dari pada yang mengandung zat kimia yang
berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan merkuri (Hg) ?
2. Bagaimana proses merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan?
3. Bagaimana merkuri (Hg) dapat masuk ke dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana cara mendeteksi merkuri (Hg) tersebut?
5. Bagaimana cara-cara pengendalian pencemaran merkuri (Hg) ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan hal-hal tentang merkuri (Hg).
2. Mengetahui cara merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan.
3. Mengetahui cara merkuri (Hg) masuk ke dalam tubuh.
4. Mengetahui cara mendeteksi merkuri (Hg).
5. Mengetahui cara mengendalikan pencemaran merkuri (Hg).
BAB II
ISI
A. Merkuri (Hg)
Merkuri atau air raksa diberikan simbol kimia Hg yang merupakan
singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum (air/cairan perak)
dengan nomor atom 80 serta mempunyai massa molekul relatif 200,59. Unsur
golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari
lima
unsur
dan brom)
yang
berbentuk cair dalam suhu kamar (25oC) , dan titik bekunya paling rendah (39oC), serta mempunyai kecenderungan untuk menguap lebih besar, Hg akan
memadat pada tekanan 7.640 Atm. mudah tercampur dengan logam-logam
lainnya dan menghasilkan logam campuran (Amalgam/Alloi), juga dapat
mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi
maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, 2006(a)).
Merkuri merupakan logam berat urutan pertama dalam sifat racunnya.
Metil merkuri merupakan bentuk dari merkuri yang penting yang bermanfaat
bagi manusia. Industri yang berperan dalam pencemaran merkuri ke
lingkungan adalah pabrik tinta, kertas, kimia, kosmetik, farmasi dan tekstil.
Merkuri memiliki efek toksisitas pada susunan saraf pusat dan ginjal
(Achmad,2004).
Menurut Alfian (2006(b)) Merkuri dapat digolongkan sebagai merkuri
organik dan anorganik sebagai berikut:
1. Merkuri Metal
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air.
Pada suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 550 mg/l dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke
dalam bentuk ionik. Uap merkuri hadir dalam bentuk monoatom (Hg).
Rute utama dari pajanan merkuri metal adalah melalui inhalasi; sebanyak
80 % merkuri metal disabsorpsi. Merkuri metal dapat di metabolismekan
menjadi ion inorganik dan dieksresikan dalam bentuk merkuri inorganik.
Organ yang paling sensitif adalah system syaraf (peripheral dan pusat)
(Soemirat,2007).
Gejala neurotoksik spesifik adalah tremor, perubahan emosi
(gugup, penurunan percaya diri, mudah bersedih), insomania, penurunan
daya ingat, sakit kepala,penurunan hasil pada tes kognitif dan fungsi
motorik. Gejala dapat bersifat irreversibel jika terjadi peningkatan durasi
dan atau dosis merkuri. Merkuri elemental berbentuk cair dan
menghasilkan uap merkuri pada suhu kamar. Uap merkuri ini dapat
masuk ke dalam paru-paru jika terhirup dan masuk ke dalam sistem 3
peredaran darah. Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan
akan masuk ke aliran darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan
terserap oleh lambung dan akan keluar tubuh tanpa mengakibatkan
bahaya (Martono,2005).
2. Merkuri Anorganik (Hg2+ dan Hg2 2+)
Di antara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia
dapat membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan
sulfurhidril. Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik,
sebaliknya HgCl tidak larut dan kurang toksik. Merkuri memiliki afinitas
yang tinggi pada terhadap fosfat, sistin, dan histidil rantai samping dari
protein, purin, pteridin dan porfirin, sehingga Hg bisa terlibat dalam
proses seluler (Soemirat,2007).
Toksisitas merkuri umumnya terjadi karena interaksi merkuri
dengan kelompok thiol dari protein. Beberapa peneliti menyebutkan
bahwa konsentrasi rendah ion Hg+ mampu menghambat kerja 50 jenis
enzim sehingga metabolisme tubuh bisa terganggu dengan dosis rendah
merkuri. Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi
protein, merusak mukosa, alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar,
dan merusak membran ginjal ataupun membran filter glomerulus,
menjadi lebih permeabel terhadap protein plasma yang sebagian besar
akan masuk ke dalam urin. Toksisitas akut dari uap merkuri meliputi
gejala muntah, kehilangan kesadaran, mulut terasa tebal, sakit abdominal,
merupakan
benda
cair,hydrargyrum,
air/cairan
perak
unsur golongan transisi berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima
unsur yang berbentuk cair dalam suhu kamar serta mudah menguap. Karena
merupakan benda cair sehingga merkuri dengan mudah meresap ke dalam
tanah. Tanah yang mengandung 50 % pori-pori yang terisi air dan udara lebih
mempermudah merkuri yang merupakan benda cair untuk bereaksi ke dalam
tanah Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau
rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam air
tanah, kemudaia air tanah mengalir masuk menuju ke perairan dengan
system permeabilitas tanah. Merkuri mudah bereaksi dengan unsur yang ada
dalam tanah dan air dan membentuk HgCl (merkurianorganik). Merkuri
anorganik akan berubah oleh peran mikro organisme. Merkuri dapat pula
bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organomerkuri. Senyawa
organo merkuri yang paling umum adalah methyl merkuri yang dihasilkan
oleh mikro organisme dalam tanah dan air (Darmoni, 2009).
6
3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian
dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakin
bertambah parah
4.
5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul flek yang
sangat parah
6. Dapat menyebabkan kanker kulit
Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel
darah merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang
sebagian akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan.
Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun
moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini
dapat berubah bentuk menjadi merkuri organik dengan cepat pada
lingkungan. Metil merkuri 50 kali bersifat racun daripada merkuri organik.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan, kadar maksimum merkuri di dalam aor
adalah 0,001 mg/l (Hutabarat, 1992).
Menurut Achmad (2004), Proses metabolisme sebagian dari alkil
merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik dan akan
terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Senyawa alkil merkuri dalam tubuh
selama 70 hari dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping
metabolisme. Jumlah hasil alkil merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil
samping metabolisme tubuh hanyalah mencapai 1 % dari total alkil yang
masuk, 99 % terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh. Pembuangan
senyawa merkuri organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan sistem
urinaria atau sistem pembuangan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan
terbagi 2:
1.
2.
tidak aktif dan kerusakan membran sel pada kasus keracunan merkuri
(Sudarmaji, 2006).
Metil merkuri merupakan racun yang mampu mengganggu
susunan saraf pusat maupun saraf perifer. Keracunan merkuri dapat pula
berpengaruh terhadap fungsi ginja yaitu mengakibatkan proteinuria. Selain
mempunyai efek pada susuna saraf, merkuri juga dapat menyebabkan
kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, pusing, mudah lupa, tremor
dan depresi. Pada dasarnya besar resiko akibat terpapar merkuri tergantung
dari sumber merkuri di lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan
sampel, analisis sampel dan hubungan dosis dengan respon (Sudarmaji,
2006).
E. Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Pencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara
penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini
karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan
10
merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan
suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh,
kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga
merkuri bisa dinetralisir. Mencegah merkuri tidak masuk perairan. Pada
penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang
terekpos air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara
memperkecil partikel air raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di
tingkatkan.
melakukan
AMDAL
terhadap
suatu
perusahaan
yang
menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas
apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
(Darmoni,2009).
Pengendalian / penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah
diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini
meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu
3.
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
1. Merkuri merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum
(air/cairan perak) dengan nomor atom 80 serta mempunyai massa molekul
relatif 200,59 dan merupakan logam transisi yang paling beracun (toksik).
2. Merkuri dapat mencemari lingkungan dengan adanya limbah dari industri
yang mengandung merkuri dan dibuang ke lingkungan sekitar dmenga
benda cair sehingga merkuri dengan mudah meresap ke dalam tanah.
Kemudian berikatan dengan unsur-unsur yang ada didalam tanah serta
berikatan baik dengan air. Sumber merkuri dapat berasal dari alam,
industri maupun dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
3.
Merkuri dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara melalui kulit, setelah
diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg 2+)
yang dibantu oleh enzim katalase. Metil merkuri terakumulasi pada bahan
makanan yang dikonsumsi, misal ikan. Merkuri juga dapat dilepaskan ke
atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia terutama proses pembakaran,
bahan bakar fosil, maupun dari fenomena alam yang dapat masuk ke
dalam tubuh melalui inhalasi.
4.
Cara mendeteksi merkuri dengan kriteria yang dibuat Vroom dan Greer
(1972) untuk memudahkan diagnosa klinis dari keracunan merkuri:
a. Observasi kemunduran fungsi, yang berupa: kerusakan motorik,
abnormalitas sensorik, keminduran psikologi dan perilaku,
kemunduran nerologik dan kognitif, kelainan bicara, pendengaran,
kemunduran penglihatan, kelainan kulit serta gangguan reflek.
b. Waktu paparan oleh merkuri bersifat akut atau kronis.
5. Pencemaran oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan,
koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Cara terbaik
untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion.
melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan
13
merkuri, serta penggunaan Pestisida yang mengandung alkil merkuri
dilarang.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
Alfian, Z. 2006(a). Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi
Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online].
Alfian, Zul. 2006(b). Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi
Kesehatan Manusia dan Lingkungan. USU Repository.
Darmoni. 2009. Farmasi Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Fardiaz,
S.
1992.
Polusi
Air
dan
Udara.
Yogyakarta:
Konisius.
15