BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perkembangan suatu negara umumnya sejalan dengan kemajuan
industri. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas
aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan. Peningkatan
aktivitas ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa
meningkatnya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebagai contoh
meningkatnya pencemaran lingkungan adalah turunnya kualitas
tanah yang dapat diakibatkan dari pencemaran limbah yang
dihasilkan oleh manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun
pertanian. Semakin banyak industri di suatu negara dibangun, maka
semakin beragam aktivitas penduduknya, makin banyak pula limbah
yang dihasilkan. Limbah industri merupakan sumber logam berat
yang potensial sebagai sumber bahan pencemar. Hal ini disebabkan
karena ion-ion logam berat bersifat toksik meskipun pada konsentrasi
yang rendah dan umumnya sebagai polutan utama
bagi lingkungan.Logam berat adalah unsur logam dengan berat
molekul tinggi dan merupakan pencemaran lingkungan yang utama.
Umumnya, logam berat yang menyebabkan pencemaran adalah Cd,
Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn. Ion-ion logam berat seperti Timbal sangat
berbahaya bagi manusia sebab Timbal cenderung untuk berakumulasi
dalam tubuh khususnya pada jaringan syaraf pusat.
Rumusan Masalah
2.
3.
1.
1.
1.
Industri batery.
Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony
alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
Industri kabel.
Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini
pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih
digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
1.
Senyawa Pb (%)
0 jam
18 jam
PbBrCl
32,0
12,0
31,4
1,6
10,7
8,3
PbBrCl2PbO
PbCl2
Pb(OH)Cl
7,7
7,2
PbBr2
5,5
0,5
PbCL22PbO
5,2
5,6
Pb(OH)Br
2,2
0,1
PbOx
2,2
21,2
PbCO3
1,2
13,8
PbBr22PbO
1,1
0,1
PbCO32PbO
1,0
29,6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara
tidak sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala
Keracunan subakut
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar
racun dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan
gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa
kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan
ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma. Gejala
umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan depresi.
Penderita sering mengalami gangguan sistem pencernaan,
pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20
30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.
1.
Keracunan kronis
1.
2.
3.
2.
Hal ini dapat dilihat melalui gejala seperti gangguan mental yang
parah, kebutaan dan epilepsi dengan atrofi kortikal, atau dapat secara
tidak langsung berkurangnya persepsi sensorik sehingga
menyebabkan kurangnya kemampuan belajar, penurunan intelegensia
(IQ), atau mengalami gangguan perilaku seperti sifat agresif,
destruktif, atau jahat. Kerusakan saraf motorik menyebabkan
kelumpuhan saraf lanjutan dikenal dengan lead palsy. Keracunan
kandungan timbal (Pb) dapat merusak saraf mata pada anak-anak dan
berakhir pada kebutaan. Centers for disease Control (CDC)
menyatakan bahwa kandungan timbal (Pb) dalam darah 70 g / 100
ml merupakan batas darurat medis akut pada pasien anak.
3.
4.
6.
7.
Risiko Karsinogenik.
2.
Faktor lingkungan
3.
1.
Kelangsungan pemaparan\
Berat ringan efek timbal tergantung pada proses pemaparan timbal
yaitu pemaparan secara terus menerus (kontinyu) atau terputus-putus
(intermitten). Pemaparan terus menerus akan memberikan efek yang
lebih berat dibandingkan pemaparan secara terputus-putus.
1.
Umur
Usia muda pada umumnya lebih peka terhadap aktivitas timbal, hal
ini berhubungan dengan perkembangan organ dan fungsinya yang
belum sempurna. Sedangkan pada usia tua kepekaannya lebih tinggi
dari rata-rata orang dewasa, biasanya karena aktivitas
enzim biotransformase berkurang dengan bertambahnya umur
dan daya tahan organ tertentu berkurang terhadap efek timbal.
Semakin tua umur seseorang, akan semakin tinggi pula konsentrasi
timbal yang terakumulasi pada jaringan tubuh.
1.
1.
Jaringan
Tulang
0,67 3,59
Hati
0,04 0,28
Paru paru
0,03 0,09
Ginjal
0,05 0,16
Limpa
0,01 0,07
Jantung
0,04
Otak
0,01 0,09
Gigi
0,28 3,14
Rambut
0,007 1,17
Jenis kelamin
Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang
berbeda. Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan faktor ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal
dan perbedaan metabolisme (Joko S, 1995).
1.
Jenis jaringan
Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal
dalam jaringan paru ataupun dalam jaringan lain.
Tabel 3.
Empat Kategori Timbal dalam Darah Orang Dewasa
g Pb/ 100 ml Darah
Deskripsi
< 40
B (dapat ditoleransi)
40 80
C (berlebih)
80 120
D (tingkat bahaya)
> 120
1.
1.
Pendekatan Teknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot dalam bentuk partikel yang
sangat halus, adanya polutan Pb karena pada bensin diberikan bahan
tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra Ethil Lead (TEL)
sebagai upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat
mencemari tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut
dikonsumsi manusia maka dapat menyebabkan keracunan.
Untuk menghilangkan polutan Pb maka dapat dilakukan secara teknis
yaitu dengan mengendal ikan bahan bakar yang akan digunakan oleh
kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan
TEL dengan anti knocing yang lain yang tidak mengandung Pb. Dr
Jurg grutter, peneliti pada Swisscontact, Swiss, menyatakan hal itu.
2.
1.
1.
3.
Pendekatan Edukatif
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah
saja, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu dapat
dilakukan dengan cara :
1.
1.
2.
3.
Kesimpulan
Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu
kebiruan dengan titik leleh 327 C dan titik didih 1.620 C. Bersifat
lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit
larut dalam air dingin, air panas dan air asam.
Senyawa-senyawa timbal organik relatif lebih mudah untuk diserap
tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit bila
dibandingkan dengan senyawa-senyawa timbal anorganik. Namun hal
itu bukan berarti semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh,
melainkan hanya sekitar 5 10% dari jumlah timbal yang masuk
melalui makanan dan atau sebesar 30% dari jumlah timbal yang
terhirup yang akan diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap
itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan
sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme
seperti urin dan fese.
Paparan timbal yang berlangsung lama dapat mengakibatkan
gangguan terhadap berbagai sistim organ. Efek pertama pada
keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah
adanya gangguan pada biosintesis hem, apabila hal ini tidak segera
diatasi akan terus berlanjut mengenai target organ lainnya.
Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 25 g/ pada orang
dewasa terdapat perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal
ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan geografis dimana orangorang itu berada.Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat
dilakukan melalui pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan
pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif.
Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan
pendekatan planatologi, administrasi dan hukum.
1.
Saran
2.
3.
4.
https://artikelkesker.wordpress.com/2014/12/07/makalah-timbal/