Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan suatu negara umumnya sejalan dengan kemajuan industri. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas aktivitas penduduk dalam memenuhi
kebutuhan. Peningkatan aktivitas ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa
meningkatnya pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sebagai contoh meningkatnya pencemaran lingkungan adalah
turunnya kualitas tanah yang dapat diakibatkan dari pencemaran limbah yang dihasilkan oleh
manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun pertanian. Semakin banyak industri di
suatu negara dibangun, maka semakin beragam aktivitas penduduknya, makin banyak pula
limbah yang dihasilkan. Limbah industri merupakan sumber logam berat yang potensial
sebagai sumber bahan pencemar. Hal ini disebabkan karena ion-ion logam berat bersifat
toksik meskipun pada konsentrasi yang rendah dan umumnya sebagai polutan utama bagi
lingkungan.Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi dan merupakan
pencemaran lingkungan yang utama. Umumnya, logam berat yang menyebabkan pencemaran
adalah Cd, Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn. Ion-ion logam berat seperti Timbal sangat berbahaya bagi
manusia sebab Timbal cenderung untuk berakumulasi dalam tubuh khususnya pada jaringan
syaraf pusat.

Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan dampak


terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Salah
satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas lingkungan hidup.
Sebagai contoh turunnya kualitas tanah akibat pencemaran limbah yang dihasilkan oleh
manusia, baik limbah rumah tangga, industri, maupun pertanian. Salah satu faktor
pencemaran tanah yang paling penting adalah limbah logam berat. Logam berat merupakan
istilah yang digunakan untuk unsur-unsur transisi yang mempunyai massa jenis atom lebih
besar dari 6 g/cm3. Merkuri (Hg), timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd) dan stronsium
(Sr) adalah contoh logam berat yang berupa kontaminan yang berasal dari luar tanah dan
sangat diperhatikan karena berhubungan erat dengan kesehatan manusia, pertanian dan
ekotoksikologinya Pangan yang dikonsumsi sehari-hari merupakan hasil pertanian. Pangan
seharusnya memenuhi kriteria ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Salah satu parameter

1
tersebut, yaitu Aman, termasuk dalam masalah mutu. Mutu dan keamanan pangan
berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat dan perkembangan sosial. Makanan
yang bermutu baik dan aman diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan
individu dan kemakmuran masyarakat. Sayuran merupakan sumber pangan yang
mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan
kesehatan. Oleh karena itu, hygienitas dan keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi
sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banya jenis sayuran
yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga telah terkontaminasi
logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau merkuri (Hg).

a. Rumusan Masalah

Dari uraian singkat latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :

1. Pengertian timbal ?
2. Dari mana saja sumber pencemaran Pb ?
3. Penggolongan Sumber Timbal (Pb) ?
4. Apa saja ciri-cir timbal (pb) ?
5. Bagaimana efek terhadap kesehatan di akibatkan pemaparan timbal (pb ) dan cara
pencegahan nya ?

b. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah chemical hazard, dan memberikan pemahaman bagi penulis tentang
bahaya yang ditimbulkan timbal terhadap manusia dan lingkungan sekitar

2
BAB II

PEMBAHASAN 

A. Pengertian timbal (Pb)

Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat
yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil
melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan
logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada
327,5 ºC dan titik didih 1.740 ºC pada tekanan atmosfer.

B. Sumber dan kegunaan timbal (Pb )

Timbal secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan, penguapan
lava,  tanah dan tumbuhan.  Timbal komersial dihasilkan melalui penambangan, peleburan,
pengilangan dan pengolahan ulang sekunder (Joko S,1995).Sumber-sumber lain yang
menyebabkan timbal terdapat dalam udara ada bermacam-macam. Di antara  sumber
alternatif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang
mengolah senyawa timbal alkil, timbal oksida,  peleburan biji timbal dan transfer bahan bakar
kendaraan bermotor, karena senyawa timbal alkil yang terdapat dalam bahan bakar  tersebut
dengan sangat mudah menguap. Kadar timbal dari sumber alamiah sangat rendah
dibandingkan dengan timbal yang berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor.

Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk murninya, selalu bergabung dengan
logam lain.Timbal terdapat dalam 2 bentuk yaitu bentuk inorganik dan organik. Dalam
bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai (digunakan persenyawaan Pb-Bi)
untuk kabel telepon digunakan persenyawaan timbal yang mengandung 1% stibium (Sb)
untuk kabel listrik digunakan persenyawan timbal dengan As, Sn dan Bi:  percetakan, gelas,
polivinil, plastik dan mainan anak-anak.  Disamping itu bentuk-bentuk  lain dari
persenyawaan timbal juga banyak digunakan dalam konstruksi pabrik-pabrik
kimia,  kontainer dan alat-alat lainnya. Persenyawaan timbal  dengan atom N (nitrogen)
digunakan sebagai detonator (bahan peledak). Selain itu timbal juga digunakan
untuk   industri cat (PbCrO4), pengkilap keramik (Pb-Silikat), insektisida (Pb arsenat),

3
pembangkit tenaga listrik  ( Pb-telurium). Penggunaan persenya-waan timbal ini karena
kemampuannya yang sangat tinggi untuk tidak mengalami korosi.

Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal
(TEL/timbal tetraetil dan  TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar
bensin.  Fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran
juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi
hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika terjadi
pembakaran pada  mesin-mesin kendaraan bermotor.  Sumber inilah yang saat ini paling
banyak memberi kontribusi  kadar timbal dalam udara.Bahan aditif yang biasa dimasukkan
ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62% timbal tetra etil,
dan bahan  scavenger yaitu 18% etilendikhlorida (C2H4C12), 18% etilendibromida
(C2H4Br2)    dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain.  Senyawa
scavenger dapat mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di
dalam gas buangan terdapat senyawa timbal dengan halogen. Jumlah senyawa timbal yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya
timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah timbal yang dibuang ke
udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan pada analisis yang
pernah dilakukan dapat diketahui kandungan brmacam-macam senyawa timbal yang ada
dalam asap kendaraan bermotor

Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang
mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal digunakan untuk berbagai
kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan
amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.Manusia
menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran
timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan
bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang
merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar
berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.

4
C. Penggolongan Sumber Timbal (Pb)

1. Sumber dari alam

Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus
Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir (sand stone) kadarnya
lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 – 25 mg/kg dan di
air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 μg/liter.

Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai
adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut
bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter.
Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter. Secara alami
Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 – 0,001 μg/m3. Tumbuh-
tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang
dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering. Logam berat Pb yang
berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4
(anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal dari tambang.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan
kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran
seng dan tembaga.

2. Sumber dari Industri

Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang
memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya :

 Industri pengecoran maupun pemurnian.

Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang
berasal dari potongan logam (scrap).

 Industri batery.

Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides
sebagai bahan dasarnya.

5
 Industri bahan bakar.

Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada
bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber
pencemaran Pb.

 Industri kabel.

Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri
kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan
arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.

 Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.

Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya
dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.

3. Sumber dari Transportasi

Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat
aditif pada bahan bakar bensin untuk  meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan
merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil
berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karena daya
penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam
bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-
tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar
matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam atau oksidator.

Kandungan Senyawa Timbal dalam Gas Buangan Kendaraan Bermotor

Senyawa Pb (%) 0 jam 18 jam


PbBrCl 32,0 12,0

PbBrCl2PbO 31,4 1,6

6
PbCl2 10,7 8,3

Pb(OH)Cl 7,7 7,2

PbBr2 5,5 0,5

PbCL22PbO 5,2 5,6

Pb(OH)Br 2,2 0,1

PbOx 2,2 21,2

PbCO3 1,2 13,8

PbBr22PbO 1,1 0,1

PbCO32PbO 1,0 29,6

Kandungan PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan kandungan senyawa timbal yang


utama. Ke dua  senyawa tersebut telah dihasilkan pada saat pembakaran pada mesin
kendaraan dimulai, yaitu saat waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari ke dua  senyawa tersebut
akan berkurang  setelah waktu pembakaran berjalan  18 jam  dimana jumlah buangan atas ke
dua senyawa tersebut menjadi berkurang jauh (50% untuk PbBrCl) dan menjadi sangat
sedikit untuk PbBrCl2PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida timbal (PbOx  ) dan
PbCO32PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan posisi dua
kandungan pertama setelah masa pembakaran sampai  18 jam.

Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan
partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari
buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang
terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb
yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai
antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran
pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan
kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara ambien
berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena

7
tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi
kandungan Pb pada bensin.

Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan
bermotor menghasilkan emisi Pb organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan
bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam
berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.Timbal di udara
terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya
melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil
berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari
udara di negara berkembang.

4. Sumber dari Perairan

Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah
dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai
dampak aktivitas kehidupan manusia diantaranya adalah air buangan dari pertambangan bijih
timah hitam, buangan sisa industri baterai dan bahan bakar angkutan air. Secara alamiah, Pb
dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan.
Selain itu, proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin,
juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk dalam badan perairan. Pb yang
masuk ke badan perairan sebagai dampak dari aktiviatas kehidupan manusia. Senyawa Pb
yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion
tetravalen (Pb2+, Pb4+). Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb,
sehingga jumlah Pb yang ada dalam badan perairan melebihi kosentrasi yang semestinya,
dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan.

Kosentrasi logam toksik salah satunya Pb dalam lingkungan perairan secara alamiah
biasanya sangat kecil sekali. Kosentrasi logam Pb secara alamiah dalam air laut 0,03 µg/L
dan air sungai 3 µg/L. Standar kosentrasi logam Pb dalam air yang direkomendasikan yaitu
0,10 mg/L. Timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air. Kandungan
timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi.

8
5. Sumber dari Makanan

Dalam makanan, timbal berasal dari kontaminasi kaleng makanan dan minuman dan
solder yang bertimbal. Kandungan timbal yang tinggi ditemukan dalam sayuran terutama
sayuran hijau.

6. Sumber dari Kosmetik

Produk kosmetik yang mengandung Pb salah satunya yaitu terdapat pada lipstik. Hal
ini diperkuat dengan adanya penelitian Malkan bersama timnya yang menginginkan agar
FDA menetapkan batas kandungan timbal dalam lipstik dan mempelajari apakah ada
bahayanya jika produk yang mengandung timbal tersebut digunakan pada bibir manusia,
khususnya anak-anak dan wanita hamil. Malkan juga mengatakan bahwa lima dari
sembilan merek lipstik dengan kandungan timbal tertinggi diproduksi oleh produsen
kosmetik terbesar di dunia. Lipstik keluaran L’Oreal dengan tema ‘Color Sensational’
Pink Petal adalah paling tinggi kandungan timbalnya, yaitu sebanyak 7,19 ppm. Sebagai
perbandingan, produk anak-anak yang dijual di Amerika Serikat dilarang memiliki
kandungan timbal lebih dari 100 ppm.

D. Berikut merupakan ciri-ciri dari timbal ialah :

1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau
atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2. bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam anorganik yang umumnya
kurang larut dalam air
3. Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai
coating
4. Titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C
5. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
6. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa,
kecuali emas dan mercuri
7. tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan
8. tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel

9
E. Dampak timbal terhadap kesehatan

Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic (sistem


pembentukan darah), adalah menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel
darah merah sehingga akan menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan gangguan
metabolisme Fe dan sintesis globin dalam sel darah merah dan menghambat aktivitas
berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis heme.Anak yang terpapar Pb akan mengalami
degradasi kecerdasan alias idiot. Pada orang dewasa Pb mengurangi kesuburan, bahkan
menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil, kalaupun tidak keguguran, sel
otak tidak bisa berkembang. Dampak Pb pada ibu hamil selain berpengaruh pada ibu juga
pada embrio/ janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita ibu sangat menentukan
kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan kimia atau obat-obatan, misalnya
keracunan Pb organik dapat meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati atau kelahiran
premature.

Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam  maupun garamnya. Garamnya
yang beracun adalah : timbal karbonat ( timbal putih ); timbal tetraoksida ( timbal merah ); 
timbal  monoksida;  timbal  sulfida;   timbal  asetat ( merupakan penyebab keracunan yang
paling sering terjadi ). Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu  keracunan akut, subakut
dan kronis.  Nilai   ambang  toksisitas  timbal (  total limit values atau TLV ) adalah  0,2 
miligram/m3. Berikut tipe keracunan timbal yang terjadi ialah:

a. Keracunan akut

Keracunan timbal akut jarang terjadi.  Keracunan timbal akut secara tidak sengaja yang
pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit
setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya.
Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau
inhalasi uap timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut.  Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan muntahan
yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan rasa sakit perut yang hebat. Lidah
berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat.  Pada gusi terdapat garis biru yang
merupakan hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida.  Tinja
penderita berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi.  Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa

10
kebas dan vertigo.   Gejala  yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga
menyebabkan pergelangan  tangan  terkulai ( wrist drop ) dan  pergelangan kaki terkulai (foot
drop).

b. Keracunan  subakut

Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis kecil,
misalnya timbal asetat  yang menyebabkan  gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih
menonjol, seperti  rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan
ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma.  Gejala umum meliputi
penampilan yang gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan,  pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah.  Dosis fatal  :  20 – 30 gram. 
Periode fatal :  1-3 hari.

c. Keracunan kronis

Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan  keracunan akut.
Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk
garam pada berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. 
seperti  penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf
mesin cetak,  pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan
resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3, atau 0,007 mikrogram/m3 bila
sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada   orang yang minum air yang
dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee
(sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal.  Keracunan kronis dapat mempengaruhi
system syaraf dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas,
menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul
kemudian.

F. Masuknya Timbal (pb) dalam Tubuh Manusia

Dalam menentukan jenis zat toksik yang menyebabkan keracunan, seringkali menjadi
rumit karena adanya proses yang secara alamiah terjadi dalam tubuh manusia. Jarang sekali
suatu bahan kimia bertahan dalam bentuk asalnya didalam tubuh. Bahan kimia, ketika

11
memasuki tubuh akan mengalami proses ADME, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. Misalnya, setelah memasuki tubuh, heroin dengan segera termetabolisme menjadi
senyawa lain dan akhirnya menjadi morfin, menjadikan investigasi yang lebih detil perlu
dilakukan seperti jenis biomarker (petanda biologik) zat racun tersebut, jalur paparan zat,
letak jejak injeksi zat pada kulit dan kemurnian zat tersebut untuk mengkonfirmasi hasil
diagnosa. Zat toksik juga kemungkinan dapat mengalami pengenceran dengan adanya proses
penyebaran ke seluruh tubuh sehingga sulit untuk terdeteksi. Walaupun zat racun yang masuk
dalam ukuran gram atau miligram, sampel yang diinvestigasi dapat mengandung zat racun
atau biomarkernya dalam ukuran mikrogram atau nanogram, bahkan hingga pikogram. Pada
dasarnya disposisi senyawa toksik meliputi beberapa fase di antaranya absorbsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasi. Jalur masuknya timbal (Pb) ke tubuh manusia melalui saluran
pernapasan (respirasi), juga melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), kemudian di
distribusikan ke dalam darah, dan terikat pada sel darah. Sebagian Pb disimpan dalam
jaringan lunak dan tulang, sebagian diekskresikan lewat kulit, ginjal dan usus besar. Timbal
(Pb) bersirkulasi dalam darah setelah diabsorbsi dari usus, terutama berhubungan dengan sel
darah merah (eritrosit). Pertama didistribusikan kedalam jaringan lunak dan berinkorporasi
dalam tulang, gigi, rambut untuk dideposit (storage).17,20 Timbal (Pb) 90 % dideposit dalam
tulang dan sebagian kecil tersimpan dalam otak, pada tulang timbal (Pb) dalam bentuk Pb
fosfat / Pb3(PO4)2. Secara teori selama timbal (Pb) terikat dalam tulang tidak akan
menyebabkan gejala sakit pada penderita. Tetapi yang berbahaya ialah toksisitas Pb yang
diakibatkan gangguan absorbsi Ca karena terjadi desorpsi Ca dari tulang yang menyebabkan
penarikan deposit timbal (Pb) dari tulang tersebut.Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu
paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40
hari, sedangkan dalam tulang selama 30.

G. Risiko Timbal Pada Organ (Pb) Tubuh

Timbal (Pb) adalah logam toksik yang bersifat komulatif sehingga mekanisme
toksisitasnya dibedakan menurut organ yang dipengaruhi yaitu :

12
Risiko timbal (Pb) pada sistem hemopoietik.Timbal (Pb) mempengaruhi sistem darah dengan
cara:

1. memperlambat pematangan normal sel darah merah (eritrosit) dalam sumsum tulang
yang menyebabkan terjadinya anemi.
2. mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Eritrosit yang diberi perlakuan
dengan timbal (Pb), memperlihatkan peningkatan tekanan osmosis dan kelemahan
pergerakan. Selain itu juga memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP ase yang
meningkatkan kehilangan kalium intraseluler. Hal ini membuktikan bahwa kejadian
anemi karena keracunan timbal (Pb) disertai dengan penyusutan waktu hidup eritrosit.
3. menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat aktivitas enzim delta-
ALAD dan enzim ferroketalase 15

1. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Saraf.

Sistem saraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun . Risiko dari
keracunan keracunan timbal (Pb) dapat menimbulkan keruskan pada otak. Penyakit-penyaakit
yang berhubungan dengan otak sebagai akibat dari keracunan timbal (Pb) adalah epilepsi,
halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula.

Sistem saraf yang kena pengaruh timbal (Pb) dengan konsentrasi timbal dalam darah
diatas 80 μg / 100 ml, dapat terjadi ensefalopati. Hal ini dapat dilihat melalui gejala seperti
gangguan mental yang parah, kebutaan dan epilepsi dengan atrofi kortikal, atau dapat secara
tidak langsung berkurangnya persepsi sensorik sehingga menyebabkan kurangnya
kemampuan belajar, penurunan intelegensia (IQ), atau mengalami gangguan perilaku seperti
sifat agresif, destruktif, atau jahat. Kerusakan saraf motorik menyebabkan kelumpuhan saraf
lanjutan dikenal dengan lead palsy. Keracunan kandungan timbal (Pb) dapat merusak saraf
mata pada anak-anak dan berakhir pada kebutaan. Centers for disease Control (CDC)
menyatakan bahwa kandungan timbal (Pb) dalam darah 70 μg / 100 ml merupakan batas
darurat medis akut pada pasien anak.

2. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem ginjal.

Senyawa timbal (Pb) yang terlarut dalam darah dibawa ke seluruh system tubuh . Sirkulasi
darah masuk ke glomerolus merupakan bagian dari ginjal. Glomerolus merupakan tempat

13
proses pemisahan akhir dari semua bahan yang dibawa darah. Timbal (Pb) yang terlarut
dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria (ginjal) sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada ginjal. Kerusakan terjadi karena terbentuknya intranuclear
inclusion bodies disertai dengan gejala aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan asam amino
dalam urine. Nefropatis (kerusakan nefron pada ginjal) dapat di deteksi dari ketidak
seimbangnya fungsi renal dan sering diikuti hipertensi.

3. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Gastrointestinal

Gejala awal muncul pada konsentrasi timbal (Pb) dalam darah sekitar 80 μg / 100 ml,
gejala-gejala tersebut meliputi kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaaan,
gangguan epigastrik setelah makan, sembelit dan diare. Jika kadar timbal (Pb) dalam darah
melebihi 100 μg / 100 ml, maka kecenderungan untuk munculnya gejala lebih parah lagi,
yaitu bagian perut kolik terus menerus dan sembelit yang lebih parah. Jika gejala ini tidak
segera ditangani, maka akan muncul kolik yang lebih spesifik. Konsentrasi timbal (Pb) dalam
darah diatas 150 μg / 100 ml penderita menderita nyeri dan melakukan reaksi kaki ditarik-
tarik kearah perut secara terus menerus dan menggeretakkan gigi, diikuti keluarnya keringat
pada kening. Jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut, maka kolik dapat terjadi selama
beberapa hari, bahkan hingga satu minggu.

4. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Kardiovaskuler.

Tahap akut keracuan timbal (Pb) khususnya pada pasien yang menderita kolik, tekanan
darah akan naik. Jika terjadi hal demikian, maka pasien tersebut akan mengalami hipotonia.
Kemungkinan kerusakan miokardial harus diperhatikan. Dalam penelitian ditemukan jenis
kelainan perubahan elektrokardiografis pada 70 % dari total pasien yang ditangani. Temuan
utama dari penelitian adalah takhikardia, atrial disritmia, gelombang T dan atau sudut QRS-T
yang melebar secara tidak normal.

5. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Reproduksi dan Endokrin.

14
Efek reproduktif meliputi berkurangnya tingkat kesuburan bagi wanita maupun pria yang
terkontaminasi Timbal (Pb), logam tersebut juga dapat melewati placenta sehingga dapat
menyebabkan kelainan pada janin. Dapat menimbulkan berat badan lahir rendah dan
prematur. Timbal (Pb) juga dapat menyebabkan kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah
masuknya iodine.

6. Risiko Karsinogenik.

International Agency for Research on Center (IARC) menyatakan bahwa timbal (Pb)


inorganic dan senyawanya termasuk dalam grup 2B, kemungkinan menyebabkan kanker pada
manusia. Tahap awal proses terjadinya kanker adanya kerusakan DNA yang menyebabkan
peningkatan lesi genetik herediter yang menetap atau disebut mutasi. Timbal (Pb)
diperkirakan mempunyai sifat toksik pada gen sehingga dapat mempengaruhi terjadinya
kerusakan DNA / mutasi gen dalam kultur sel mamalia. Patogenesis kanker otak akibat
terpapar timbal (Pb) adalah sebagai berikut : timbal (Pb) masuk kedalam darah melalui
makanan dan akan tersimpan dalam organ tubuh yang mengakibatkan gangguan sintesis
DNA, proliferensi sel yang membentuk nodul selanjutnya berkembang menjadi tumor ganas.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas Timbal


2. Faktor lingkungan
3. Dosis dan lama pemaparan

Dosis (konsentrasi) yang besar dan pemaparan yang lama dapat menimbulkan efek yang berat
dan bisa berbahaya.

1. Kelangsungan pemaparan\

Berat ringan efek timbal tergantung pada proses  pemaparan timbal yaitu pemaparan secara
terus menerus (kontinyu) atau terputus-putus (intermitten). Pemaparan terus menerus akan
memberikan efek yang lebih berat dibandingkan pemaparan secara terputus-putus.

2. Jalur pemaparan (cara kontak)

15
Timbal akan memberikan efek yang berbahaya terhadap kesehatan bila masuk
melalui  jalur yang tepat. Orang-orang dengan sumbatan hidung mungkin juga berisiko lebih
tinggi, karena pernapasan lewat mulut mempermudah inhalasi partikel debu yang lebih besar
(Joko S, 1995).Faktor manusia, meliputi :

a. Umur

Usia muda pada umumnya lebih peka terhadap aktivitas timbal, hal ini
berhubungan dengan perkembangan organ dan fungsinya yang belum sempurna. Sedangkan
pada usia tua kepekaannya lebih tinggi dari rata-rata orang dewasa, biasanya karena aktivitas
enzim  biotransformase berkurang dengan bertambahnya umur dan  daya tahan organ tertentu
berkurang terhadap efek timbal. Semakin tua umur seseorang, akan semakin tinggi pula
konsentrasi timbal yang terakumulasi pada jaringan tubuh.

b. Status kesehatan, status gizi dan tingkat kekebalan (imunologi)  

Keadaan sakit atau disfungsi dapat mempertinggi tingkat toksisitas timbal atau dapat
mempermudah terjadinya kerusakan organ.Malnutrisi, hemoglobinopati dan  enzimopati
seperti anemia dan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase juga meningkatkan kerentanan
terhadap paparan timbal. Kurang gizi akan meningkatkan kadar timbal yang bebas dalam
darah. Diet rendah kalsium menyebabkan peningkatan kadar timbal dalam jaringan lunak dan
efek racun pada sistim  hematopoeitik. Diet rendah kalsium dan fosfor juga akan
meningkatkan absorpsi timbal di usus. Defisiensi besi, diet rendah protein dan diet
tinggi  lemak akan meningkatkan absorpsi timbal, sedangkan pemberian zinc dan vitamin C
secara terus menerus akan menurunkan kadar timbal dalam darah, walaupun pajanan timbal
terus berlangsung.

16
Tabel  2.

Kadar Timbal dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Terpapar oleh Timbal.

Jaringan Mg Pb/100 gr Jaringan Basah


Tulang 0,67  –  3,59

Hati 0,04  –  0,28

Paru – paru 0,03  –  0,09

Ginjal 0,05  –  0,16

Limpa 0,01  –  0,07

Jantung 0,04

Otak 0,01  –  0,09

Gigi 0,28  –  3,14

Rambut 0,007  –  1,17

a) Jenis kelamin

Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang berbeda. Wanita lebih
rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor ukuran tubuh  (fisiologi),
keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme (Joko S, 1995).

b). Jenis jaringan

Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal dalam jaringan paru
ataupun dalam jaringan lain.

Tabel 3.

17
Empat Kategori Timbal dalam Darah Orang Dewasa

µg Pb/ 100 ml Darah Deskripsi


A  (normal) Tidak terkena paparan atau
<  40
B  (dapat Tingkat paparan normal.
ditoleransi) 40   –   80
Pertambahan penyerapan
C  (berlebih) 80   –  120
Dari keadaan terpapar tetapi
D  (tingkat >  120
bahaya) masih bisa ditoleransi.

b) Batas Paparan Kerja Timbal.

Konsentrasi normal timbal dalam darah  10 – 25 µg/dL   ( WHO, 1995). Menurut Palar
(2004) pada  orang dewasa terdapat perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal
ini  disebabkan oleh faktor lingkungan dan geografis dimana orang-orang itu berada. Kadar
timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik untuk menunjukkan  current
exposure (pemaparan sekarang). Hal ini hanya berlaku pada steady state conditions yaitu bila
seseorang terpapar timbal secara terus menerus. Untuk mencapai kondisi  steady state
tersebut diperlukan waktu pemaparan selama 2 bulan secara terus menerus. Setelah
pemaparan berhenti, kadar timbal akan turun secara perlahan-lahan.

c). Pengendalian Dan Pencegahan

Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang merupakan sebagian dari
gas buang kendaraan bermotor cukup sulit karena cukup banyak variabel yang
mempengaruhinya di antaranya cara mengemudi, ketaatan perawatan, kemacetan, banyaknya
kendaraan pribadi, kendaraan dapat berpindah-pindah, dan terkonsentrasi pada suatu wilayah.
Untuk itu perlu dilakukan beberapa pendekatan antara lain :

d). Pendekatan Teknis

18
Timah hitam yang keluar dari knalpot dalam bentuk partikel yang sangat halus, adanya
polutan Pb karena pada bensin diberikan bahan tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra Ethil
Lead (TEL) sebagai  upaya untuk meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat mencemari
tanaman pangan, dan bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka dapat
menyebabkan keracunan.

Untuk menghilangkan polutan Pb maka dapat dilakukan secara teknis yaitu dengan
mengendal ikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti knocing yang lain yang tidak mengandung
Pb. Dr Jurg grutter, peneliti pada Swisscontact, Swiss, menyatakan hal itu.

Menurut pengamatannya, Pemerintah Honduras telah berhasil menghilangkan partikulat


timah hitam dari kawasan udara hingga mendekati nol dalam waktu enam bulan. Itu terjadi
sejak bensin tak bertimah hitam (Pb) dipakai pada seluruh kendaraan bermotor di negara itu.
Dari situ Grutter mengambil kesimpulan bahwa pengalihan penggunaan bensin bertimah
hitam ke bensin tidak bertimah hitam perlu terus didorong. Hal itu perlu dikembangkan di
berbagai negara dengan suatu argumentasi, polusi udara oleh timah hitam jelas sangat
mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan.

Ditargetkan, tahun 1999 Indonesia terbebas dari bensin dengan timah hitam. Kerugian ini
didukung pula oleh kalangan produsen mobil, karena mobil-mobil generasi baru yang kini
dirancang tak terpengaruh oleh pemakaian bahan bakar tanpa ditif timbal. Bahkan, orang bisa
memasang alat katalik kon verter yang berguna mengurangi emisi gas lain.

Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan. Bahan bakar
tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG). Di jakarta maupun di Surabaya cukup banyak
kendaraan (taksi) yang menggunakan bahan bakar gas, karena selain polutannya yang rendah
juga lebih ekonomis.

Mobil  listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar  sebagi tenaga penggerak melainkan motor listrik sehingga
emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi
secara massal dan dijual pada pasar mobil.  Batterey yang digunakan sebagai sumber energi
listrik sesuai dengan standard EPA (Enviromental Protection Agency), kemampuan batterey
mobil General EVI akan turun 85 % setelah melaju.

19
e). Pendekatan Edukatif

Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tanggung
jawab seluruh masyarakat. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara :

1. Memberikan informasi secara intensif tentang dampak Pb pada kesehatan dan


lingkungan serta cara bagaimana mengatasinya. Dengan mengetahui dampak  tersebut
diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
2. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi penyebab
meningkatnya pencemaran Pb seperti pengemudi, pemilik kendaraan bermotor,
mekanik/teknisi yang melakukan perawatan kendaraan.

Cara mengemudi kendaraan mempengaruhi efisiensi kerja mesin dan pemakaian bahan bakar.
Cara mengemudi yang menyebabkan pemakaian bahan bakar menjadi boros sehingga polusi
tinggi antara lain : pengemudi memainkan pedal gas saat kendaraan berhenti di lampu
pengatur lalu lintas, kaki selalu menempel pada pedal kopling  sehingga kopling menjadi
sedikit slip, pemilihan tingkat transmisi yang tidak tepat.

Untuk megurangi penyebab pencemaran Pb dari cara mengemudi yang salah yaitu dengan
cara :

1. Produsen harus memberi petunjuk bagaimana cara mengemudi kendaraan dengan


baik dan benar pada setiap kendaraan yang diproduksinya, sehingga pengemudi dapat
mempelajarinya sebelum mengemudinya.
2. Melalui media secara intensif, pemerintah (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya)
memberi himbauan kepada pengemudi pentingnya cara mengemudi yang benar.
3. Menyelenggarakan pendidikan singkat tentang pengetahuan dan ketrampilan dasar
merawat dan mengemudikan kendaraan dengan baik dan benar pada pengemudi.

Kedisiplinan pemilik kendaraan merawat secara berkala masih rendah, terutama


pada  kendaraan umum. Untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan pemilik kendaraan
melakukan perawatan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat tentang
keuntungan bila pemilik melakukan perawatan kendaraan dengan benar, serta kerugian
bila  tidak melakukan perawatan dengan benar.

20
Kemampuan mekanik dalam melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan mempengaruhi
hasil kerjanya. Hasil penyetelan yang kurang baik menyebabkan kerja mesin kurang
sempurna sehingga bahan bakar boros dan polusi gas buangnya tinggi. Untuk meningkatkan
kemampuan mekanik dapat dilakukan melalui pendidikan lanjut, pelatihan, studi banding,
diskusi kasus yang muncul dalam kelompok kerja dan lain sebagainya.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu kebiruan  dengan
titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut
pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam.Senyawa-senyawa
timbal organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui
lapisan kulit bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa timbal anorganik. Namun hal itu
bukan berarti semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh, melainkan hanya sekitar 5 –
10% dari jumlah timbal yang masuk melalui makanan dan atau  sebesar 30% dari jumlah
timbal yang terhirup yang akan diserap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap itu  hanya 15%
yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan
turut  terbuang  bersama  bahan  sisa metabolisme seperti  urin dan fese.

Paparan timbal yang berlangsung lama dapat mengakibatkan gangguan terhadap


berbagai sistim organ. Efek pertama pada keracunan timbal kronis sebelum mencapai target
organ adalah adanya gangguan pada biosintesis hem, apabila hal ini tidak segera diatasi akan
terus berlanjut mengenai target organ lainnya.

Konsentrasi normal timbal dalam darah  10 – 25 µg/ pada  orang dewasa terdapat


perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal ini  disebabkan oleh faktor lingkungan dan
geografis dimana orang-orang itu berada.Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat
dilakukan melalui pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan
mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk
melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan hukum.

B. Saran

1. Sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalkan Timbal masuk kedalam tubuh


melalui pernapasan, serta meggunakan baju tertutup khusus bagi Polantas dan petugas
SPBU yang setiap hari kontak dengan gas-gas asap kendaraan bermotor serta aroma
bensin bagi petugas SPBU, karena timbal dapat pula diabsorpsi melalui kulit.

22
2. Menjaga kebersihan diri sebelum makan dan mengganti pakaian yang telah dipakai
bertugas. Serta memiliki makanan yang tidak pernah terkontaminasi oleh timbal.
3. Tidak menggunakan kosmetik, bensin yang mengandung timbal

23
DAFTAR PUSTAKA

https://artikelkesker.wordpress.com/2014/12/07/makalah-timbal/

24

Anda mungkin juga menyukai