Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA LINGKUNGAN

“Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Biogas”

Pembimbing:

Riang Adeko,ST.M.Eng

Disusun oleh Kelompok 7:

1. Bella Yolanda
2. Habibulah Ramadhan Fitri
3. Meri Andriani
4. Nidia Kusuma Ning Tias
5. Sasqia Nur Fadillah
Tingkat : 1 A

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


D-III KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pengolahan Limbah Ternak
Menjadi Biogas”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kamu terhadap pengaruh
pengolahan limbah ternak. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bengkulu, Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I...................................................................................................................................1

PEDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................2

PEMBAHASAN....................................................................................................................2

1. Limbah Peternakan....................................................................................................2

2. Macam-macam Limbah Peternakan...........................................................................2

3. Dampak Limbah Peternakan......................................................................................3

4. Pengolahan Limbah Peternakan secara Biogas..........................................................4

BAB III.................................................................................................................................7

KESIMPULAN......................................................................................................................7

A. Kesimpulan................................................................................................................7

B. Saran..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
limbah yang tidak dikelola terlebih dahulu. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi tercemar
dan limbah menimbulkan bau yang tidak sedap yang akan menjadi bibit penyakit
di kemudian hari.

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti
usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan
sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses,
urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk,
isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha
peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Maka dari itu,
pengolahan limbah ternak harus ditangani secara serius. Dan pengolahan limbah
ternak tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.

B. Rumusan Masalah

1.Pengertian pencemaran limbah ternak ?

2. Apa contoh limbah peternakan ?

3. Apa dampak limbah peternakan terhadap lingkungan?

4. Bagaimana proses pengolahan limbah dijadikan bahan biogas ?

C. Tujuan

Memberikan informasi kepada pebaca dan dapat mengetahui contoh-contoh


limbah peternakan dan dampak limbah peternakan terhadap lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Limbah Peternakan

Limbah ternak yaitu sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, pengolahan produk ternak, rumah potong
hewan, dan lainnya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, maka limbah
peternakan yang dihasilkan semakin meningkat.

Sedangkan Pariera berpendapat, bahwa limbah peternakan adalah semua


buangan yang meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari usaha peternakan yang
bersifat padat, cair, gas dan sisa pakan. Limbah peternakan merupakan salah
faktor yang harus diperhatikan pada usaha peternakan, selain faktor bibit ternak,
pakan, kandang, penyakit ternak dan panen.

Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak,


besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces
dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar
manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan
domba.

2. Macam-macam Limbah Peternakan

Menurut Soehadji, macam-macam limbah peternakan meliputi semua


kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah
padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah
yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (ternak yang mati, kotoran ternak,
atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian
alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam
fase gas.
No Macam Limbah Senyawa Wujud Asal Toksisitas

1 Feses Organik Padat Peternakan Non B3

2 Urin Organik Padat Peternakan Non B3

3 Sisa makanan Organik Padat Peternakan Non B3

4 Lemak Organik Padat Peternakan Non B3

5 Darah Organik Padat Peternakan Non B3

6 Kuku Organik Padat Peternakan Non B3

7 Bulu Organik Padat Peternakan Non B3

8 Tanduk Organik Padat Peternakan Non B3

9 Tulang Organik Padat Peternakan Non B3

10 Isi Rumen Organik Padat Peternakan Non B3

11 Embrio Organik Padat Peternakan Non B3

12 Kulit telur Organik Padat Peternakan Non B3

3. Dampak Limbah Peternakan

a. Lingkungan juga dapat menderita akibat industri- peternakan besar. Kadang-


kadang kerusakan bersifat mendadak dan katastropik, misal lagoon jebol
mengakibatkan banyak ikan mati, atau bila manure terlalu banyak di aplikasikan
secara berulang-ulang menimbulkan run-off dan mencemari perairan

b. Manure juga mengandung garam dan logam berat, yang bisa mencemari air dan
terakumulasi dalam sedimen, yang kemudian masuk ke rantai makanan.
Penggunaan air yang berlebihan (mencuci, pendinginan, dan air minum) dapat
mengeksplotasi air tanah.

c. Bisa juga menimbulkan gangguan yang sangat merugikan. Misal air yang
tercemar P dan N (konsentrasi dibawah nilai ambang) yang mengakibatkan
eutrofikasi (penyuburan) yang selanjutnya mengakibatkan penurunan konsentrasi
oksigen dalam air, membunuh binatang air. Salah satu MO yang menghasilkan
racun adalah, Pfiesteria piscicida, mengakibatkan kematian satu milyar ikan dai
pantai North Carolina, USA an menyebabkan iritasi kulit, dan kehilangan ingatan
jangka pendek.

4. Pengolahan Limbah Peternakan secara Biogas

A. Pengertian Biogas

Biogas adalah gas yang terjadi dari proses mikro organisme dari bahan organik
seperti sampah, kotoran ternak, kotoran manusia, dan lainnya yang dicampur air
dalam perbandingan tertentu dalam ruang tertutup/ anaeroob. Menurut Buren
(1985) biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi bahan organik dengan suhu,
nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983)
mengatakan bahwa biogas adalah menghasilkan gasbio yang terdiri dari campuran
gas metan (CH4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO2, H2S dan lainnya. Gas
bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau-bau , nyala api yang
terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m3.
Nilai energi setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.

B. Bahan baku biogas dari limbah ternak

Kotoran ternak merupakan bahan organik yang potensial untuk bahan baku biogas
dimana strukturnya yang halus dan perlu diecerkan dengan menambahkan air
sumur atau air sumber/ mata air. Kandunngan bahan kering untuk bahan baku
biogas sekitar 7-9 % , jika kandungan kotoran sapi perah mencapai 14 % maka
pengencerannya diberikan air dengan jumlah yang sama. Kadarwati ( 2003)
Bahan baku pembentukan gas bio dipengaruhi oleh unsur carbon dengan nitrogen
ratio yang optimal 25 –30, unsur karbon untuk pembentukan gas methan dan
nitrogen dibutuhkan bakteri untuk pembentukan sel. Seperti : Sampah C/N nilai
12, kotoran sapi 18. Proses pembentukan gas bio Gasbio dibentuk dalam tangki
pencerna biogas oleh bahan organik sekitar 60-90 hari dengan proses
pembentukan gas dilakukan dalam 3 tahap :
a. Tahap pelarutan/ penghancuran: dengan proses pelarutan bahan organik yang
sukar larut akan mengalami penghancuran menjadi bahan organik yang mudah
larut.

b. Tahap Pengasaman: proses selanjutnya akan terbentuk pengasaman, menjadi


asam-asam organik untuk pertumbuhan dan perkembangan sel bakteri.

c. Tahap pembentukan gas/ methanogenik: proses pembentukan gas kelanjutan


dari proses sebelumnya dari perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies
tertentu yang menghasilkan gas metan (CH4). Gas metan terbentuk setelah ada
situasi anaeroob, namun gas methan masih sedikit dan setelah 3 minggu produksi
gas metan 54-70 %, CO2 21-35%, N2 0,5-2 %, CO 0,1 %, O2 0,1 %, H2S kecil.
Jenis Bakteri , bakteri yang berpengaruh dalam pembentukan biogas yaitu bakteri
pembentuk asam (Pseudomonas, Escherichia, Flavobacterium dan Alcaligenes)
yang melarutkan bahan organik menjadi asam –asam lemak sedangkan bakteri
metana Pelatihan budidaya sapi potong bagi penyuluh pembentuk gas dari asam
lemak menjadi gas methan antara lain: Methanobacterium, Methanosar.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi biogas

a. Suhu

Bakteri pembentuk gas bio akan tumbuh dan berkembang pada tangki pencerna
anaerobik antara suhu 10- 55 º C, Kijne (1982) suhu yang optimum untuk
produksi gas bio sekitar 30-35 ºC.

b. Derajat Keasaman ( pH )

Dalam kondisi normal pH dalam tangki pencerna (Kijne, 1982) antara 7- 8, pH


bisa berubah jika dalam kondisi pengisian awal, fluktuasi suhu yang besar, dan
element yang mengandung racun.

c. Pengadukan campuran bahan baku pada tangki pencerna

Pengadukan perlu dilakukan karena adanya lapisan kerak yang mengandung


lignin supaya mudah dicerna pada permukaan cairan, sehingga perkembangan
proses produksi biogas dapat lebih aktif.
d. Bahan penghambat

Pertumbuhan biologis akan terhambat sering terjadi karena adanya pengaruh


konsentrasi yang lebih dari antibiotik, pestisida, desinfektan, logam berat: copper,
Zeng, Nikel.

e. Kebocoran instalasi

Kebocoran gas pada tangki pencerna dan instalasi gas juga merupakan faktor yang
mempengaruhi produksi gas, pemilihan bahan baku dan perawatan instalasi perlu
dilakukan secara rutin.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen


lain ke dalam air atau udara yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Pencemaran juga bisa dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara
oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Limbah
usaha peternakan berpeluang mencemari lingkungan jika tidak dimanfaatkan.
Namun memperhatikan komposisinya, kotoran ternak masih dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pakan, media pertumbuhan cacing, pupuk organik, gas bio, dan
briket energi. Pemanfaatan limbah ternak akan mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan baik pencemaran air, tanah, maupun udara. Pemanfaatan tersebut juga
menghasilkan nilai tambah yang bernilai ekonomis.

B. Saran

Di harapkan kepada pembaca makalah ini khususnya program studi Ilmu


Kesehatan Masyarakat untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya
pengelolaan sampah untuk kelestarian lingkungan hidup. Karena pencemaran
sampah sudah sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan yang kita huni ini
sudah tercemar oleh berbagai jenis limbah, baik yang berbahaya maupun tidak,
baik yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.muttaqin.id/2017/10/limbah-peternakan-contoh-macam-dampak-
lingkungan.html

http://bubunurulnovitasary.blogspot.co.id/

https://forumkitabbppbatu.wordpress.com/limbah/

Anda mungkin juga menyukai