Pembimbing:
Riang Adeko,ST.M.Eng
1. Bella Yolanda
2. Habibulah Ramadhan Fitri
3. Meri Andriani
4. Nidia Kusuma Ning Tias
5. Sasqia Nur Fadillah
Tingkat : 1 A
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PEDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
1. Limbah Peternakan....................................................................................................2
BAB III.................................................................................................................................7
KESIMPULAN......................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
limbah yang tidak dikelola terlebih dahulu. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi tercemar
dan limbah menimbulkan bau yang tidak sedap yang akan menjadi bibit penyakit
di kemudian hari.
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti
usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan
sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses,
urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk,
isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha
peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Maka dari itu,
pengolahan limbah ternak harus ditangani secara serius. Dan pengolahan limbah
ternak tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Limbah Peternakan
Limbah ternak yaitu sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, pengolahan produk ternak, rumah potong
hewan, dan lainnya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, maka limbah
peternakan yang dihasilkan semakin meningkat.
b. Manure juga mengandung garam dan logam berat, yang bisa mencemari air dan
terakumulasi dalam sedimen, yang kemudian masuk ke rantai makanan.
Penggunaan air yang berlebihan (mencuci, pendinginan, dan air minum) dapat
mengeksplotasi air tanah.
c. Bisa juga menimbulkan gangguan yang sangat merugikan. Misal air yang
tercemar P dan N (konsentrasi dibawah nilai ambang) yang mengakibatkan
eutrofikasi (penyuburan) yang selanjutnya mengakibatkan penurunan konsentrasi
oksigen dalam air, membunuh binatang air. Salah satu MO yang menghasilkan
racun adalah, Pfiesteria piscicida, mengakibatkan kematian satu milyar ikan dai
pantai North Carolina, USA an menyebabkan iritasi kulit, dan kehilangan ingatan
jangka pendek.
A. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang terjadi dari proses mikro organisme dari bahan organik
seperti sampah, kotoran ternak, kotoran manusia, dan lainnya yang dicampur air
dalam perbandingan tertentu dalam ruang tertutup/ anaeroob. Menurut Buren
(1985) biogas adalah gas yang dihasil dari fermentasi bahan organik dengan suhu,
nilai bahan baku, dan keasaman pada kondisi tertentu. Sedangkan Amien ( 1983)
mengatakan bahwa biogas adalah menghasilkan gasbio yang terdiri dari campuran
gas metan (CH4) sekitar 60-70%, sedangkan sisanya CO2, H2S dan lainnya. Gas
bio mudah terbakar dan hampir tidak meninggalkan bau-bau , nyala api yang
terbentuk berwarna biru dengan panas pembakaran sekitar 19,7-23 MJ per m3.
Nilai energi setara dengan 21,5 MJ atau 5,135 Kcal per m3.
Kotoran ternak merupakan bahan organik yang potensial untuk bahan baku biogas
dimana strukturnya yang halus dan perlu diecerkan dengan menambahkan air
sumur atau air sumber/ mata air. Kandunngan bahan kering untuk bahan baku
biogas sekitar 7-9 % , jika kandungan kotoran sapi perah mencapai 14 % maka
pengencerannya diberikan air dengan jumlah yang sama. Kadarwati ( 2003)
Bahan baku pembentukan gas bio dipengaruhi oleh unsur carbon dengan nitrogen
ratio yang optimal 25 –30, unsur karbon untuk pembentukan gas methan dan
nitrogen dibutuhkan bakteri untuk pembentukan sel. Seperti : Sampah C/N nilai
12, kotoran sapi 18. Proses pembentukan gas bio Gasbio dibentuk dalam tangki
pencerna biogas oleh bahan organik sekitar 60-90 hari dengan proses
pembentukan gas dilakukan dalam 3 tahap :
a. Tahap pelarutan/ penghancuran: dengan proses pelarutan bahan organik yang
sukar larut akan mengalami penghancuran menjadi bahan organik yang mudah
larut.
a. Suhu
Bakteri pembentuk gas bio akan tumbuh dan berkembang pada tangki pencerna
anaerobik antara suhu 10- 55 º C, Kijne (1982) suhu yang optimum untuk
produksi gas bio sekitar 30-35 ºC.
b. Derajat Keasaman ( pH )
e. Kebocoran instalasi
Kebocoran gas pada tangki pencerna dan instalasi gas juga merupakan faktor yang
mempengaruhi produksi gas, pemilihan bahan baku dan perawatan instalasi perlu
dilakukan secara rutin.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
https://www.muttaqin.id/2017/10/limbah-peternakan-contoh-macam-dampak-
lingkungan.html
http://bubunurulnovitasary.blogspot.co.id/
https://forumkitabbppbatu.wordpress.com/limbah/