Disusun oleh:
Kelas D
Kelompok 7
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
ramat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
II KAJIAN PUSTAKA
III PEMBAHASAN
LAMPIRAN ......................................................................... 18
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iv
1
PENDAHULUAN
industri pengolahan susu, daging dan kulit. Industri pengolahan hasil ternak (susu,
daging dankulit) tersebut akan menghasilkan limbah yang menjadi salah satu
perlu dilakukan dengan cara yang tepat dan mudah bahkan dapat dimanfaatkan.
Tidak hanya berdampak negatif, tetapi limbah juga apabila diolah dengan
menghasilkan limbah cair yang berasal dari produk susu yang terbuang selama
proses produksi yang dapat mencemari lingkungan udara dan darat. Industri
pengolahan limbah dari industri pengolahan hasil ternak (susu, daging dan kulit).
II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1994), limbah adalah sisa proses
produksi atau air buangan pabrik. Limbah ternak menurut Soehadji (1992), adalah
sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan
sebagainya.Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses,
urine, sisa pakan darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, ternak mati dan
spesies ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Limbah ternak dalam
jumlah yang besar akan menimbulkan polusi jika tidak di kelola dengan baik.
suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah padat dan cairan, gas,
padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari
pemotongan ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau
berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Sedangkan
limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas
(Soehadji, 1992).
berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, sumber
4
enegi dan media bagi tujuan lainnya. Pengolahan limbah ternak tergantung pada
jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia
dan target penggunaan limbah. Untuk penggunaan limbah padat dapat diolah
pengolahan limbah cair dapat diolah secara fisik, kimia dan biologi. Pengolahan
secara fisik disebut juga pengolahan primer (primer treatment). Proses ini
merupaka proses termurah dan termudah, karena tidak memerlukan biaya operasi
yang hanya mengandung bahan organik saja dan tidak mengandung bahan kimia
yang berbahaya, dapat langsung digunakan untuk mengairi areal pertanian atau
disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang mamalia betina, untuk
bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu yang dikonsumsi manusia
sebagian besar berasal dari sapi. Sumber utama limbah cair industry susu adalah
produk yang hilang selama operasi pencucian yang dilakukan secara intensif
selama proses produksi. Limbah cair yang berasal dari industry susu
limbah cair yang berasal dari industry susu mempunyai karakteristik khas yaitu
jaringan adipose tulang, tulang rawan, jaringan ikat dan tendon.Daging dapat
berasal dari daging sapi, domba, kambing, kelinci, kerbau dan daging
yaitu daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan, daging segar yang
didinginkan kemudian dibekukan (daging beku), daging masak, daging asap, dan
berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah tersebut ada yang dihasilkan dari
akibat selama tahapan proses penyamakan kulit, ada pula limbah yang dihasilkan
setelah selesai proses penyamakan kulit. Khusus untuk limbah yang ditimbulkan
dari akibat proses penyamakan kulit maka akan menghasilkan limbah yang
berbeda macam dan komposisinya. Limbah yang ditimbulkan akibat dari proses
penyamakan kulit bersumber dari kelebihan bahan kimia yang digunakan dalam
Limbah lain yang dihasilkan selama proses pengolahan kulit jadi atau
bahan mentah bisa berupa rambut dan wool, protein non kolagen dan kolagen,
kulit berasal dari perendaman, dan pengapuran, pembuangan bulu atau rambut,
Secara umum bahwa sifat-sifat limbah industri pengolahan kulit; total padatan
tinggi keras, penggaraman, sulfida, kromium, pH, endapan kapur, dan BOD
biologi.
cair terutama ketika proses pengolahan kulit di rumah basah (beam house) pada
pengasaman. Limbah cair dari rumah basah berupa limbah pada saat proses
pencucian dimana kadar garam yang digunakan pada proses ini biasanya sangat
tinggi, di samping itu limbah cair yang bersifat asam dan limbah cair yan bersifat
basa(Thorstensen,1993).
7
III
PEMBAHASAN
yang beragam, seperti susu skim, keju, yoghurt, es krim, susu bubuk dan lain-lain.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009-2018 terjadi
diikuti peningkatan volume air limbah industri susu (ALIS) sebagai hasil samping
produksi. Sumber utama limbah cair industri susu adalah produk yang hilang
selama proses produksi, menurut Pambudi dkk.,(2012) ALIS berasal dari susu dan
produk jadi yang hilang karena kebocoran pipa, luberan (overflow) tangki
Limbah cair yang berasal dari industri susu mempunyai karakteristik tidak jauh
berbeda dari industri makanan lainnya, tetapi limbah cair yang berasal dari
pengurai sehingga limbah cair industri susu akan mudah mengalami pembusukan.
per liter susu cair olahan atau 2 liter per kg susu bubuk berdasarkan. Selama ini
8
air yang tercemar menurut Wagini dkk. (2002) terbagi menjadi tiga karakteristik
yaitu :
1) Karakteristik fisis
Perubahan yang ditimbulkan oleh parameter fisis limbah cair yaitu suhu,
zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, kekeruhan, daya hantar listrik, warna, rasa
dan bau.
2) Karakteristik kimia
Ditentukan oleh kandungan unsur yang membentuk sifat- sifat kimia dari
limbah cair, yang meliputi pH (tingkat keasaman), BOD, COD, alkalinitas, kadar
besi, mangan, clorida, phosphor, sulfur, logam berat dan beracun, fenol, lemak
dan minyak.
3) Karakteristik Biologi
di dalam air seperti bakteri coliform dan organisme mikro lainnya termasuk
berikut :
BOD sebesar 600-2000 mg/l, kadar COD sebesar 800-4500 mg/l, kadar total
nitrogen sebesar 20-230 mg/l, kadar total fosfor sebesar 20-100 mg/l, kadar
kalium sebesar 6,78 mg/l, susbtansi lemak 80-250 mg/l, kadar sedimen 1- 2 ml/l
dan pH bekisar 6-11. Jika dibandingkan dengan limbah industri pengolahan hasil
ternak lainnya, seperti pengolahan daging dan penyamakan kulit, kadar BOD dan
COD ALIS lebih besar. Hal ini dikarenakan kerentanan susu terhadap bakteri
pengurai sehingga limbah cair industri susu akan mudah mengalami pembusukan
pekerjaan pembersihan.
Darah sapi mempunyai BOD5 sebesar 156.500 mg/l, COD 218.300 mg/l,
kadar air 82% dan pH 7,3. Berat rata-rata dari darah basah yang dihasilkan untuk
setiap 1000 lb daging sapi adalah 32,5 lb. Pengambilan kembali darah merupakan
aspek penting dalam pengendalian polusi dan sebaiknya dilakukan oleh semua
tidak dapat dicerna. Cara-cara pemisahan dan pembuangan isi perut akan
mempengaruhi beban limbah. Bahan-bahan isi perut mempunyai kadar air kira-
kira 88%, dengan rata-rata COD 177.300 mg/l dan rata-rata BOD5 50.200 mg/l.
Bagian padatan isi perut mengandung beban polusi terbesar, kira-kira 73% COD
dan 40% BOD. Bagian isi perut ini menghasilkan kira-kira sebanyak 8,8 lb COD
dan 2,5 lb BOD untuk setiap 1000 lb berat hewan hidup yang disembelih.
dari berat asal unggas merupakan produk akhir. Sisa 30% meliputi bulu, usus,
kaki, kepala dan darah yang membutuhkan pembuangan cairan dan padatan pada
pabrik pengolahan. Sekitar 8% dari berat tubuh ayam adalah darah dan sekitar
70% dapat dikeluarkan. Darah yang dapat dikeluarkan mempunyai muatan polusi
limbah dari pembungkusan daging yaitu 1.400 mg/l BOD, 2.100 mg/l COD, 3.300
mg/l total solid, 1.000 mg/l bahan padat tersuspensi, 150 mg N/l Nitrogen, 16 mg
Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah pengolahan daging yaitu sebagai
berikut
Tabel 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Pengolahan Daging (Peraturan Menteri
menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang
penyamakan kulit di Indonesia pada tahun 1994 terdiri dari 586 jumlah
perusahaan yang terdiri dari industri kecil sebesar 489 unit dan industry menengah
sebesar 8 unit, dengan kapasitas produksi sebesar 70,994 ton ( Dirjen industry
aneka 1995).
shaving adalah limbah padat dari kulit tersamak yang berupa serutan kulit.
Limbah tersebut memiliki volume yang cukup besar dalam proses penyamakan
kulit, limbah tersebut bersifat ringan, tidak mudah terdegradasi, tidak mudah
menghasilkan limbah cair dalam kuntitas yang besar. Pada penyamakan 1 ton
kulit basah diperlukan air ± 40m3 dan kemudian dibuang kebadan air sebagai
limbah cair yang tercampur dengan bahan kimia lainnya sisa proses (Paul et al,
2013). Penyamakan kulit juga merupakan salah satu sumber utama kromium
penyamakan kulit yang menghasilkan bahan pencemar berupa zat – zat yang dapat
12
berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah tersebut ada yang dihasilkan dari
akibat selama tahapan proses penyamakan kulit, ada pula limbah yang dihasilkan
setelah selesai proses penyamakan kulit. Khusus untuk limbah yang ditimbulkan
dari akibat proses penyamakan kulit maka akan menghasilkan limbah yang
penyamakan kulit bersumber dari kelebihan bahan kimia yang digunakan dalam
Demand (BOD) maupun Chemical Oxigen Demandnya (COD) yang amat tinggi.
Bila di konversi dalam hitungan pertahun tingkat BOD-nya mencapai 8.021 ton
bila di konversi mencapai 18.291 ton pertahun. Pada saat yang sama sungai yang
memiliki rata- rata kedalaman 29 meter tersebut dibebani oleh limbah lemak yang
mencapai 56 ton setiap tahunnya. Parameter COD adalah kebutuhan oksigen yang
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu
Air Limbah. Regulasi tersebut dibuat agar kualitas air limbah yang dibuang
kebadan air tidak mencemari lingkungan. Regulasi untuk kualitas limbah tersebut
juga mewajibkan pemilik usaha agar mematuhi standar kualitas air limbah
13
sebelum dibuang ke badang air. Berikut ini baku mutu air limbah khususnya
Tahun 2014)
Tabel 4. Baku Mutu Air Limbah Industri Penyamakan Kulit (Perda DIY No 7
Tahun 2016)
paling tinggi
15
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang apabila diolah akan
susu adalah produk yang hilang selama proses produksi. Limbah cair yang
800-4500 mg/l, kadar total nitrogen sebesar 20-230 mg/l, kadar total fosfor
sebesar 20-100 mg/l, kadar kalium sebesar 6,78 mg/l, susbtansi lemak 80-
menjadi daging segar, kaleng atau produk lainnya. Limbah utama dari
berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah tersebut ada yang dihasilkan
dari akibat selama tahapan proses penyamakan kulit, ada pula limbah yang
4.2 Saran
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karenanya, kami sangat menunggu kritik dan saran dari pembaca. Tentunya saran
yang membangun agar kami dapat menyusun makalah yang berikutnya dengan
lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S.B. 2000. Studi Fisis Pengolahan Limbah Cair Industri Susu PT. sari
Husada. Yogyakarta, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Jennie, Betty Sri Laksmi. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius,
Yogyakarta.
Tafal, Z. B. 1981. Ranci Sapi Usaha Peternakan yang Lebih Bermanfaat. Bharata
Karya Aksara. Jakarta.
Wagini, R., Karyono., Agus Setia Budi. 2002. Pengolahan Limbah Cair Industri
Susu. Manusia dan Lingkungan, Vol. IX No. 1
Winter, W.H., N.M. Tulloh and D.M. Murray. 1976. The Effect of Compensatory
Growth in Sheep on Empty Body Weight, Carcass Weigth and The Weight
of Some Offals, J. Anim, Sci.
LAMPIRAN